Pak Emi yang sedang holiday

Memang begitulah traveling ke Cina Prof.
Sebelum kemana-mana biasanya kita dibawa ke rumah sakit atau ke pusat herbal.  
Ini kerjasama mereka dengan agent.  Saat duit masih utuh, kita terperangah 
dengan cara
persuasif yang mereka lakukan. 
Kita diperiksa ini itu.  Hebatnya lagi,
ini dilakukannya dengan bahasa Indonesia.  Ada di antara sinshe atau dokter itu 
yang mengaku profesor.
Mereka (atau asistennya) mengatakan "bapak, ibu bisa jalan-jalan, 
bersenang-senang dan membeli berbagai oleh-oleh yang sebagiannya buat orang 
lain, tapi abai dengan kesehatan sendiri.  Apakah bapak ibu yakin tahun depan 
masih sehat dan bisa melancong kembali? Apalagi bagi bapak, ibu yang sudah 
memliki gejala ...bla...bla...bla jangan diabaikan. Mencegah jauh lebih baik 
dan murah dibanding mengobati, mumpung ke sini ke pusat herbal dunia".  "Iyo 
pulo, balihlah, bali agak 2-3," kecek hati. Habislah 3-5 juta. "Tapi biayalah, 
kurangi se bali oleh2." 

Bagi yang sudah tahu lebih baik tidak masuk ruangan. Saya setuju dengan Pak 
Emi, "Jangan cumpurkan holiday dengan yang lain-lain." Tapi secara psikologis 
ada dorongan yang kuat untuk ikut, "bilo lo lai man cek kesehatan di Cino, ndak 
sado urang bisa kamari." Percaya atau tidak, tak seorangpun keluar dari sana 
tanpa berita sakit.  Setelah itu sensasi holiday akan terusik karena 
bayang-bayang penyakit.

Ado yang unik di negara komunis ko. Kalau di Beijing masuk masjid harus wudhu 
dulu walau hanya melihat-lihat saja.  Jadi masjid terjaga dari orang kafir dan 
wanita haid atau hal-hal yang tidak suci.  Perlu kita contoh.

Lain lagi di Sydney dan Perth dilarang masuk casino pakai jeans dan tshirt. 
Begitulah mereka me-"mulia"-kan rumah judinya.  Sejak itu hampir tidak pernah 
saya pakai jeans masuk ke masjid yang notabene rumah Allah.
Sangkek mudo pernah ambo samalam dua hari tanpa lalok maabihan pitih di siko 
surang diri pulo. Yo sabana abih sampai-sampai ambo manelpon Citibank Jakarta 
baa mangatasinyo. Ambo di surah mancari bank nan mangalukan visa sasuai jo 
kartu kredit ambo dan tunjuak an paspor minta sasuai limit nan ado. Satelah 
dapek dolar baliak ka casino dan pulang pokok ndak jadi kalah. Ambo baranti lai.

Pak Emi,
Apakah sudah masuk ke taman dunianya Shenzhen Windom of the World? Replika 
semua bangunan terkenal dunia termasuk Borobudur.  Malam hari lebih banyak 
pertunjukkan. Di pintu keluar dijual dvd dan foto-foto pertunjukkan tersebut 
untuk dipertontonkan ke sanak famili di tanah air.  Belum ke Shenzhen kalau 
belum ke sana.

Wassalam,
ZulTan,
L, 49+, Bogor




      Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke