Ado sisi lain nan ambo tangkok tentang isu gampo ko. (*Kalau sisi Prof nan dari Irlandia tu, tentang alamat dan bidang keahliannyo alah ambo agiah ka sanak Iqbal, silahkan di cek, bia ndak baulang-ulang awak membahas hal yang sama*)
Pertanyaan dari ambo adalah, bagaimana masyarakat kita bisa lebih percaya kepada ahli yang - menurut para ahli kita - itu tidak kapabel? Di padang tu ado Akdemisi, Pemda, ado Ulama. Kama urang2 tu? Mengapa mereka bisa kalah dengan pendapat yang katanya tidak berdasar (atau apalah). alatnya tidak akurat, tidak pernah mengadakan penelitian langsung. Kenapa masyarakat lebih percaya kepada "orang luar yang ga jelas"? Kalau ambo ambiak ka lingkup nan labiah ketek, kalau anak ambo labiah pacayo ka urang lain dibandiang ka awak nan ayahnyo ... yo bapikia kareh ambo. Jalan keluarnya bukan dengan: Jan pacayo jo urang lain tu ... Riri Bekasi, l, 47 -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe