Sapadapek bana ambo Jo Mamak mah...untuk nan bak nan tu
(maaf, saya kembali ke bahasa Indonesia saja, takut salah omong kalo pake 
bahasa Minang)
Tapi kalau kita melihat lebih jauh lagi, hampir seluruh jenis rumah makan 
padang yang disajikan dimana-mana hampir sama. Hampir tidak ada kreasi baru 
disitu. Coba kita lihat makanan Sunda atau Jawa yang sudah dikreasikan 
sedemikian rupa, apakah itu pola hidangannya, desain restorannya, temanya, dl, 
sehingga makanan yang cuma di rebus dan digoreng itu bisa diual dengan harga 
yang jauh lebih mahal di banding makanan Padang. Akhirnya, ktia kalah branding, 
dan kembali restoran Padang kini hanya jadi alternatif terakhir orang untuk 
bersantap siang / malam (case ini saya amati di Jakarta, Bandung dan Denpasar).
Mohon maaf sebelumnya, karena saya bukan ahli ekonomi, tapi kondisi yang saya 
lihat di SUMBAR (bukan dirantau ya Mak), kita cendrung plagiat atas kesuksesan 
orang lain adlam berbisnis. Saya masih ingat ketika bisnis rumput laut 
menjamur, hampir disetip sudut kota kita bisa menemukan penjual es rumput laut 
di jual dengan bentuk dan ragam yang sama.
Dan yang paling menyedihkan, kenapa anak-anak muda di Padang dan SUMBAR seperti 
terpasung kreatifitasnya dalam berbisnis, tapi ketika keluar SUMBAR mereka bisa 
hidup dan mengembangkan kreatifitasnya. Berarti ada yang salah di SUMBAR, saya 
juga tidak tahu dimana letaknya. Semua seperti menemukan jalan buntu 
(kuldesak), sehingga akhirnya lagi-lagi kita bersitungkin menunggu pengumuman 
CPNS di depan kantor Pos.
Mohon maaf kalau lancang dan saya mengakui saya juga tidak bisa berbuat banyak 
ketika melihat fenomena ini, tapi itulah kenyataan yang terjadi sekarang.

Salam

Bot Sosani Piliang
Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream
www.botsosani.wordpress.com
Hp. 08123885300

--- On Wed, 2/10/10, Edi Has <edia...@yahoo.com> wrote:

From: Edi Has <edia...@yahoo.com>
Subject: Re: [...@ntau-net] Ayah, katanya orang Padang itu pintar berdagang
To: rantaunet@googlegroups.com
Date: Wednesday, February 10, 2010, 9:29 PM

Sanak Bot,
kalo di kecekan urang awak "bukan berdagang kreativitas" menuruik ambo ndak 
tapek pulo do. Manggaleh Nasi Padang dan manjaik (garmen) tu karajo kreatif 
loh... Ado value added-nyo disitu. Kalo kraetifitas urang Minang terpasung, 
manuruik ambo indak pulo doh. Banyak pulo pengusaho2 Minang nan berbisnis 
dengan kreativitas, yang ndak hanyo manggaleh mamindah-mindahan barang sajo, 
sarupo galeh kaki lima. Untuak kelas, harus wak akui yo kalah jauah wak dari 
urang Cino. Walaupun untuk ukuran pribumi awak masih diateh... Agak lumayan .. 

Untuak pantun nan di bisnis-kan ko, yo salut ambo jo Christine Hakim. Idenyo 
out of the box, walaupun pantun-pantun tu baserak di nagori awak, tapi ndak 
pernah tacaliak untuak ditulihan ka baju. Mungkin baju cici ko bisa lo jadi
 trademark-nyo Padang, sarupo Dagadu di Jogja, atau Joger Bali.
Mohon maaf lebih kurangnyo.

Wasalam

Edi Has Dt Basa   

From: Bot S Piliang <botsos...@yahoo.com>
To: rantaunet@googlegroups.com
Sent: Thu, February 11, 2010 8:22:42 AM
Subject: Re: [...@ntau-net] Ayah, katanya orang Padang itu pintar berdagang


Sekedar berceloteh (kalau diijinkan..)
Saya yakin, kalau bisnis Cici Christine Hakim ini sukses, barulah pengusaha 
urang awak akan "barudu" membuat hal yang serupa, copy paste tanpa tedeng 
aling-laing.
Semangat berdagang orang Minang memang tidak hilang, tapi (jujur saja) hanya 
berlaku untuk jualan kaki lima, nasi padang, jahit (garment), tapi bukan 
berdagang kreatifitas. Entah kreatifitas itu memang bukan bagian dari orang 
Minang atau memang kreatifitas itu sendiri "terpasung" oleh adat yang disalah 
artikan oleh sebagian pemegang "fatwa" adat. Entahlah...
Padahal, disaat Indonesia dilanda krisis, bisnis
 kreatif adalah salah satu bisnis yang masih tegak berdiri karena bertumpu pada 
kreatifitas dan potensi insani. Bandung, Joja dan Bali maju dalam bisnis 
kreatifitas karena berkreasi di kota-kota tersebut sangat kondusif dan 
kesempatan anak-anak muda
 untuk unjukkebolehan diberi ruang gerak yang lapang oleh pemerintah dan 
masyarakat. Bisnis pun tumbuh subur, bagaimana di Sumbar???
Perasaan sejak saya bisa membaca dan menulis, gambar kaos pariwisata / oleh 
SUMBAR selalu gambar jam gadang atau rumah gadang...
Salut buat Cici Cristhine Hakim, kalau bisa semakin banyak orang non Minang 
yang mengambil peluang bisnis di SUMBAR, biar orang Minang bisa lebih 
kompetitif dan kreatif...tidak cuma sibuk bicara masalah "intangible"...


Salam

Bot Sosani Piliang
Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream
www.botsosani.wordpress.com
Hp. 08123885300



 




      

-- 

.

Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~

===========================================================

UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:

- DILARANG:

  1. Email besar dari 200KB;

  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 

  3. One Liner.

- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet

- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting

- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply

- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 

===========================================================

Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe




      

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke