Iko lanjutan seri 'Mamak dulu Mamak sekarang'
(Kemungkinan) Perubahan 'tradisi' Minang di masa depan 'jalan dialiah urang lalu mungkin tasuo di generasi mendatang' 'Mungkin beberapa generasi mendatang' Kalau dahulu bersifat komunal, maka sekarang mulai individual dan liberal. Kalau dulu bersifat kesukuan (primordial), maka sekarang hidup grobal dan seremonial (sekedar penarik para wisatawan) Kalau dulu matrilineal, sekarang bilateral ataupun patrilineal Kalau dulu adat bersendikan syara', sekarang tinggal syara', adat hilang (kl benar2 menjalankan syara' sih OK...) Kalau dulu syara' mangato, adat mamakai Sekarang adat hilang, syara' mulai dak dipakai (mulai banyak nan baraliah agamo dek urusan paruik) Kalau dulu syara' batilanjang, adat basisampiang Sekarang kedua-keduanya tanpa pakaian... (na'udzu billah) Kalau dulu orang selalu 'tahu' dengan suku dan ranjinya Sekarang banyak orang Minang tidak kenal dengan sukunya dan banyak yang kawin dengan kemenakan (kan kamanakan jauah...??!!) Kalau dulu tiap korong mempunyai ranji (menurut garis ibu) Sekarang tiap keluarga mempunyai silsilah menurut ayah Kalau dulu kemenakan 'merajakan' mamak, mamak 'merakyatkan' kemenakannya Sekarang kemenakan lebih menuruti ayahnya dan ibunya Kalau dulu mamak 'merajakan' penghulu Sekarang mamak 'merajakan' duit, siapapun bisa dinobatkan jadi penghulu Kalau dulu mamak banyak peduli terhadap kemenakannya Sekarang ayah lebih peduli pada anaknya (ini suatu yang positif) Kalau dulu rang sumando sebagai 'abu diatas tunggua' Sekarang 'abu diateh tunggua' diperankan oleh mertua dan mamak Kalau dulu harta pusako hanya boleh digadai lalu bisa ditebus kembali Sekarang harta pusako (tanah ulayat) sudah bisa diperjualbelikan Kalau dulu gelar datuk dihormati Sekarang gelar datuk banyak dipakai oleh preman jalanan Kalau dulu gelar datuk diwariskan menurut alur dan patut Sekarang dengan uang dan jabatan, gelar datuk bisa didapat asal ada tim sukses yang patut 'dialur' Kalau dulu gelar datuk sebuah prestise dan kebanggaan Sekarang yang tidak patut pun bergelar datuk, pelawak sekalipun... Kalau dulu orang awak lancar berbahasa Minang sekarang bahasa Minang hanya tertinggal didalam buku-buku kaba dan tambo Kalau dulu tambo menjadi rujukan Sekarang tambo dan kaba tak lebih sekadar bahan "opera van java" Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan Dialur = dialua (ditipu) Batam, 14 Maret 2010 -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe