Reni, Kerisauan nanda adalah kerisauan kita semua, khususnya kerisauan orang orang yang masih mengharapkan ketertiban, kesopanan, kesantunan, kepedulian pada sekitar, kerendahan hati, tidak sombong dan angkuh, tidak mau menang sendiri, tidak merasa hebat sendiri dan lain lain.
Apa yang Reni alami di KA sebenarnya adalah pencerminan sudah rusaknya negara kita, yang katanya negera Pancasila, yang berketuhanan maha Esa. Tak tahu Tuhan mana yang mengajarkan prilaku yang Reni lihat di KA itu. Lihat pada "Kereta Api" bangsa ini. Betapa muaknya kita mendengar, membaca berita setiap hari. Dari soal Mak Minah yang mencuri sebiji buah coklat sampai perampok Century kemudian "diselamatkan" negara. Dari soal pencari keadilan yang diperas di desa, sampai dengan koruptor/pencuri uang negara yang diperas koruptor pula. Om yang masih cinta indonesia, tiap hari terus mengikuti berita Indonesia, tak habisnya berfikir bagaimana bangsaku ini. Sementara anak anak om terus meyakinkan, kenapa aku terus pusing memikirkan Indonesia yang bukan bertambah baik itu. Sudahlah pindah saja jadi WN-AS. Malah mereka mengingatkan filosofi Minang "dimana bumi dipijak". Padahal om yang sudah puluhan tahun di AS, sudah sangat mudah kalau mau jadi WN-AS. tapi karena masih cinta pantai Piaman, masih cinta Indonesia, om masih pertahankan paspor hijau ketimbang nanti pakai paspor biru. Tapi masih bersukur kita, Indonesia masih punya Reni yang punya kepedulian diatas. Tentu banyak Reni Reni lain yang nanti mengajarkan anak keturunannya bahwa memilih Islam itu sudah sangat tepat. Karena agama ini mengajarkan semua kebaikan. Sayangnya agama yang dianut bagian terbesar bangsa ini, hanya sebatas memperindah KTP saja, hanya sebatas waktu kawin, cerai dan mati saja. Hanya sebatas penampilan saja dan hanya hanya yang lain. Qur'an hanya untuk dibaca baca saja, di MTQkan saja, dihafal hafal saja. Tanpa mau tahu apa maknanya. Tak tahu makna bagaimana mengamalkannya? Aneh memang Reni, om tinggal dinegara yang kebanyakan kita di Indonesia bilang negara kapir. Tapi tata kehidupannya sangat Islami. Hukum dan aturan tegak. Rumah rumah tak berpagar, kadang tak berkunci. Tak ada satpam dan hansip. Tak ada polisi ngatur ngatur jalan raya (kecuali ada kecelakaan). Om banyak anak perempuan. Tak ada kekuatiran kalau mereka pulang telat dimalam hari. Ah, sudahlah Ren, capek kalau mau ditulis semua. Hanya satu lagi yang tinggal sama kita: Berdoa! Semoga Reni sehat sehat dan baik baik saja mengalir menjalani kehidupan ini. Selamat tidur bermimpi indah ananda, besok naik kereta api tidak berjejal, tidak ada yang merokok dan ibu hamil duduk dengan tenang dikursi yang diberikan seorang bapak dan semua sibuk membaca buku atau koran atau tidur, seperti kalau naik KA di Jepang dan negara maju lain. Wassalam 2010/4/28 Reni Sisri Yanti <resy_2...@yahoo.com> > Hari Sabtu lalu aku merasa sebal sekali. Pertama sudah kesal karena jalanan > sangat macet sekalu sehingga aku ketinggalan kereta express menuju depok, > Terpaksa aku menunggu kereta yang lainnya Kereta yang tidak express alias > ekonomi tp berAC . Karna begitu ramainya penumpang sehingga kereta ini > ACnya tidak dingin, padahal siang itu panas luar biasa dan aku jadi > berkeringat. Terakhir, yang betul-betul membikin aku sangat kesal adalah > naiknya penumpang yang seenaknya merokok, aku ingin menegurnya tp karna > orang ini berasal dari Indonesia bagian timur agak ciut nyaliku, aku Cuma > tutup hidup dgn tissue, ternyata tingkah ku ini diperhatikan oleh pemuda di > seberangku, dan menegur si perokok tadi, seperti yang aku takutkan > sebelumnya terjadilah adu mulut antara mereka, dan semakin rame karna > penumpang lain pun ikut2an menegurnya. > > Sebetulnya ini sering sekali terjadi di Indonesia. Banyak orang senang > merokok, dan mereka tidak pernah peduli pada yang tidak merokok. Tidak > pernah sekalipun dalam hidupku ada perokok Indonesia yang bertanya apakah > aku keberatan bila mereka merokok. , eh ada deh, kalau temanku ingin merokok > waktu makan di restoran, dan aku slalu menjawab tidak boleh! > > Heran, apa bangsa kita tidak punya sopan santun, toleransi dan tenggang > rasa terhadap orang lain? Tapi kenapa orang-orang sebangsaku yang terkenal > sebagai bangsa yang punya sopan santun tinggi, penuh toleransi dan banyak > kesungkanan, ternyata tidak peka dan tidak punya tenggang rasa terhadap yang > bukan perokok, dan memaksa orang-orang yang bukan perokok menjadi passive > smoker? > > sembari kereta berjalan dan menghilangkan kantuk aku jadi makin banyak > berpikir soal keherananku mengapa bangsa kita yang katanya ramah, sopan, > punya kesungkanan dan punya toleransi tinggi ini bisa tidak peka terhadap > kepentingan orang lain seperti sesama penumpang? Lagi2 aku melihat > bagaimana orang-orang kita seringkali sibuk menyerobot masuk ke dalam > kereta begitu pintu terbuka, sehingga menghalangi orang yang akan keluar , > terjadilah sumpah serapah dan kata2 tak sopan sperti di kebun bintang saja > dan sebagainya, > > Akhirnya setela memejamkan mata beberapa saat, aku ingin melihat kereta > sudah melintas dimana? lumayan sebentar lagi sudah sampai pasar minggu, > tidak sadar mataku melihat sosok ibu hamil yang sedang berdiri , entah dr > kapan ibu itu berdiri, dan didepan dia ada seorang bapak yang sedang baca > koran.aku benar2 geleng2 kepala melihatnya, aku panggil si ibu hamil untuk > duduk ditempat aku, tp dia tak mau, sudah dekat mba' katanya, emang > mau turun dimana mba? kataku, depok baru, wah masih 4 stasiun lagi, aku > suruh geser orang2 disampingku biar bangku didepan ibu hamil tsb kosong dan > bisa diduduki olehnya, baru saja ibu itu duduk, si bapak yg depan nya > bilang, ngga apa2 lagi berdiri buk, olahraga....( oh tuhan bener2 nih > orang). > > Hal-hal kecil seperti ini banyak dijumpai di sekitar kita, dan harus > diakui terjadi.. Menurutku ini adalah mengakui kenyataan bahwa kita yang > sering membangga-banggakan diri sebagai bangsa yang sopan yang > peka terhadap orang lain ternyata sungguh berbeda, > > setelah melihat kejadian2 di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa yang > bisa membantu kita untuk punya etika yang baik adalah kepekaan terhadap > kebutuhan orang lain dan kesediaan untuk menunjukkan kesopanan, rasa hormat > dan kebaikan hati, dan untuk konteks ini memang rasanya adalah gabungan dari > ketiganya). Apabila kita punya dua ini niscaya kita akan mengerti dan punya > etiket ditempat umum. > > Masih banyak memang yang harus diperbaiki oleh kita dalam hal bersikap > sopan dan baik hati di tempat umum. Entah bagaimana memperbaikinya. Mungkin > dengan meningkatkan kedisiplinan, atau mungkin yang jelas, dengan pendidikan > di rumah dan di sekolah! Terutama kepada penerus kita,pemuda2 kita, anak2 > kita, yah keluarga kita, kita jelaskan bagaimana kita bersikap di depan > umum,dimulai dgn sopan dalam bertutur kata, sopan dalam bertindak, tapi > semua itu tak lepas dari diri kita sendiri,…apabila diri kita bisa berbuat > seperti itu , secara langsung anak2, keluarga, dan yang lain mungkin akan > mejalaninya….pengaruhnya sangat besar pada keharmonisan hubungan antar > sesama manusia. Jagalah perhatikan etika, semoga kita semua menjadi lebih > bijaksana karenanya > > Karakter, watak, atau pribadi seseorang menunjukkan cerminan pribadi > seseorang melalui Beretika dan bertutur kata sopan, santun,yang > sistematis, teratur, jelas, dan lugas mencerminkan pribadi berbudi. > > > renny,ancol > www.renisy.blogspot.com > > > > > -- > . > Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan > ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet > http://groups.google.com/group/RantauNet/~ > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: > - DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; > 3. One Liner. > - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet > - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting > - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply > - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan > keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe > -- Wassalaamu'alaikum Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta), gelar Bagindo, suku Mandahiliang, lahir 17 Agustus 1947. Nagari Gasan Gadang, Kab. Pariaman. rantau: Deli, Jakarta, sekarang Sterling, Virginia-USA ------------------------------------------------------------ "menjadi bagian dari sapu lidi, akan lebih bermanfaat dari pada menjadi sebatang lidi" -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe