Kamis, 29 April 2010

Bule Bersepeda Lintasi Benua

A.R. Rizal 

PADANG - "I am from France, but Europe not good.."

Banyak cerita bagus tentang Eropa, namun bagi sepasang suami-istri ini ada
sisi lainnya tersuruk. Ketika ditanya pengalaman buruknya mengunjungi
sejumlah negara, Richard mengambil satu penggalan yang dilewatinya di sebuah
negara Eropa. Ia sempat tidak bisa menggunakan toilet karena tidak
diperuntukkan bagi dirinya yang seorang petualang. Dengan ringan, Richard
pun menyebut orang-orang di kampung halamannya itu lebih menyukai uang,
namun kurang rasa sosialnya.
Amerika menjadi catatan buruk lainnya yang dimiliki Richard. Bersama sang
istri, Stani, ia pernah mengalami perlakukan buruk. Ia ditodong dengan
senjata api hanya karena bertamu untuk sekadar bertanya. "Itu benar-benar
membuat saya shock. Very-very bad country," ujar Richard.

Richard Ferge dan Stani Martinkova yang orang Prancis ini, Rabu (28/4)  pagi
mampir ke kantor Harian Singgalang. Mereka ingin berbagi tentang
pengalamannya mengunjungi berbagai negara dengan menggunakan sepeda. Sudah
49 negara di dunia dikunjunginya. Sudah 87.000 km ditempuh dengan bersepeda.
Richard tak ingin sekadar berbagi cerita petualangannya. Ia membawa misi
menyuarakan pemanasan global.

Richard dan Stani memulai pertualangan bersepedanya dari Prancis pada 28
Desember 2005. Selama lima tahun ini, ia sudah berkunjung ke berbagai
negara, mulai dari Alaska, Amerika Utara, China, Korea, Jepang, lebih dari
49 negara. Di negara-negara yang dikunjungi, mereka menyuarakan pemenasan
global, mengkampanyekan perlindungan hewan dan hutan. Richard menyebutkan,
di setiap negara yang dilewati, ia mengunjungi berbagai tempat, terutama
sekolah. 
"Di sekolah-sekolah kami menyampaikan bahaya sampah plastik. Sangat
berbahaya," ujar Richard.

Empat hari berkeliling di sejumlah tempat di Padang, Richard mengaku miris
dengan sampah plastik yang terbuang di mana-mana. Ketika pertama kali
memasuki Indonesia dengan menyeberang dari Singapura, lelaki 38 tahun yang
memutuskan hidup sebagai vegetarian ini begitu memuji alam Sumatra Barat. Ia
menyukai gunung, bukit dan hutan yang masih utuh. 

Dalam perjalanannya di sejumlah negara, Richard mengaku menyaksikan sendiri
ancaman pemanasan global. Ia mencontohkan ketika berada di Rusia. Di sana,
ia merasakan musim dingin yang panas. Demikian pun ketika berada di China,
ia malah menyaksikan sejumlah kawasan yang mengalami kekeringan parah. "
Kami bukan siapa-siapa. Kami hanya suka berpetualang. Kami ingin mengunjungi
banyak tempat, banyak negara. Kami ingin mengunjungi seluruh tempat di
dunia, karena bumi ini tanah air kami," ujar Richard mengurai falsafah
hidupnya.

Jiwa petualang membuat Richard dan Stani hendak memenuhi hasratnya
mengunjugi berbagai negara di dunia. Richard sendiri adalah pemilik sebuah
restoran di Kota Chatellerault Francis. Sementara, Stani adalah pekerja
kemanusian di sebuah sosial yang banyak fokus mengatasi persoalan
kemanusiaan dan konservasi lingkungan di Afrika. 

Memilih berpergian dengan sepeda adalah wujud kepedulian keduanya terhadap
pelestarian lingkungan. Richard dan Stani juga memilih menjadi vegetarian.
Tak heran, ketika berada di Kota Padang, keduanya mengaku menyenangi makanan
khas lokal yang tak mengandung daging. 
"Saya suka lontong, pecel, kopi," ujar Stani dengan bahasa Indonesia ala
kadarnya. 

Richard dan Stani hanya berhenti sebentar di Kota Padang. Keduanya segera
menyisir pesisir barat pulau Sumatra. Tujuan kali ini Bengkulu. Perjalanan
selanjutnya ke pulau Jawa. Namun, Richard berwanti-wanti dalam hati, kalau
mereka tidak akan singgah ke ibukota Jakarta. Alasannya sederhana, Jakarta
menurutnya tidak bersahabat dengan pengendara sepeda. Richard mengaku masih
trauma dengan pengendara mobil di Kamboja yang sempat menyerempet mereka.

Usai menyisir pulau Jawa, Richard dan Stain akan singgah di Nusa Tenggara.
Keduanya berencana berlayar ke Australia, seterusnya ke New Zeland. Sudah
empat pekan menginjakan kaki di Indonesia, Richard mengaku mendapat
perlakuan yang menyenangkan. Ia merasa tak kesulitan mengurus visa dan
paspornya, sehingga ia bisa kembali melanjutkan perjalannya. " I don't know,
where going now..." Richard kembali mengayuh sepedanya yang kelihatan mulai
lusuh. (*)

 http://www.hariansinggalang.co.id/index.php?mod=detail_berita.php
<http://www.hariansinggalang.co.id/index.php?mod=detail_berita.php&id=6481>
&id=6481

 

Salam

 

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke