Sanak Masdar TGM, AssWrWB, Bp, Niniak mamak, Bundo dan sanak2, Yth.
Iyo lah rancak awak duduak basamo di balerong ko, duduak basamo dimano dapek ambo baraja, manukuak ilmu ambo, ide demi ide muncul satu persatu, saling berganti silih berganti, tarimo kasih sanak Masdar, rancak diskusi awak ko, dgn tema ; " Hukum Konsep Nasional yg Menghargai Kearifan Lokal". Tema nya sangat relevan saat ini utk dibahas. Kalau di katokan basainsuik demi RanahMinang, bgmn sebaiknya kito usul kan, menurut ambo "mampancapek, (accelerated, catch up, speed up),.pembangunan ranahMinang, dgn menggali kearifan lokal demi mengejar ketinggal2an kita, ,..Kita harus berpacu dengan waktu, .sumber daya kita yg makin terkuras/terabaikan, persaingan yg semakin ketat, para elite yg berpihak sektoral etc. Izinkan ambo berkomentar saketek, dan batanyo ciek jo duo : Ya memang begitu nature nya konsep suatu produk Hukum/Undang2 Nasional, yg merupakan /berasal dari sumber Kearifan Lokal, sana sini ,yg membaur dlm bentuk Bhineka Tunggal Ika, tp kita juga tak lupa bhw suatu produk Hukum/Undang2 kadang2 juga hasil desakan (baca tekanan) pihak luar atau ada kepentingan lain yg bermain. Dapat kita maklumidan tidak dapat kita hindari dmk ada nya saat ini. Dalam konsep "tungku tigo sajarangan, tali tigo sapilin" iyolah itu ideal nyo,.begitu ,tp bgmn bentuk real /konkrit nya, bentuk applikasi dan implikasi nya, dpl .utk mencapai harmonis, (Legis,Exec, Yudikatif), saling melihara dan keseimbangan, .termasuk implikasi nya terhadap rakyat badarai. Istilah manis : "seperti melalukan benang dari tepung", apakah tidak berbau utopia ?bisa tercapai ? Pertanyaan ambo : Bgmn mencapai harmonis nya tigo tunggu sajarangan itu? Bukankah masing2 entity punya kepentingan tersendiri, belum lagi kalau kita melihat kepentingan sektoral partai, kelompok2 lain nya yg sangat terasa akhir2 ini. dan ditambah lagi apakah harmonis/seimbang utk rakyat? Bgmn kita mendefinisikan nya? Apakah kita percaya saja, nrimo sajo apa2 yg katanya tlh di harmonis kan(dibicarakan/di sah) di tingkat tigo tunggu sajarangan tsb? Mbek cah,.. apa2 indikator/parameter nya dan bgmn mengukur nya? Siapa yg mengukur nya? Apa lagi tentu ada asumsi yg "nakal', antara tunggu tiga sajarangan itu tlh terjadi kompromi, "ALA SAPILIN NYO" saling berbagi, bukan kah kita pernah mendengar " korupsi berjamaah di perwakilan rakyat",.. bgmn ini meng siasati nya? Dalam acara TV, sebuah tunggu mengatakan : " Kami ini kan di pilih rakyat lebh dari 70 pct, dll nya..... implikasi nya adalah, akan terjadi nya "tyranny by majority" bgmn kita deal dgn ini? Disinilah perlu nya kita berinnovasi mencarikan "terobosan2" kearifasn lokal atau "system modern?" yg kita adopsi dari luar demi mempercepat pembangunan RanahMinang "yg lamak dek awak , katuju dek urang." "Hati gajah samo di kacah, hati nyamuk samo di cacah" . Setelah kita mencoba meng kristallisasi kan system nilai yg kita anggap baik saat ini (buhua sentak) dan bgmn selanjutnya system nilai tsb bisa di implementasikan /dipakai dlm kehidupan kita bernagari, ber kota ria/negara dll nya. Menurut saya ini lah tugas berat yg harus kita carikan jalan keluarnya, dpl diskusi kita jangan hanya menjadi arsip kenangan semata, sejogya nya sbg konsekwensi sebuah global lapau. Apakah Kongres Kebudayaan Minang akan juga mencoba mencarikan jalan keluar nya utk implementasi nilai2 tsb? Bukankah tlh berserak nya ide2 yg brilliant, cemerlang, so and so...???di RN.Pendekatan bhw hasil diskusi ini diserahkan/disumbangkan ke Pemda di ranah, rasanya kita kurang sependapat, harus nya bisa kita pikirkan dan lakukan lbh dari itu,..bukan kah kita dan sdh bbrp tahun rantau net ini exist ? Seberapa jauh Pemda telah ber komunikasi dgn warga rantau net ini? Pendekatan2 yg bersifat aggressive dan proaktif serta menekan (pressure ) perlu kita pikirkan dan applikasi kan. Utk mencoba menetrapkan system nilai yg kita anut bersama baik lokal/traditional (adat) dgn system luar yg di adopsi, saya mempunyai/pendekatan pandangan bgmn memobilsasi masyarakat/rakyat sebagai "stake holder (pihak2 terkait/berkepentingan) dgn berinnovasi nilai2 terbaru, atau yg telah tersedia dan digali kembali, serta memfaat kan system nilai yg telah ada berlaku sekarang. Pertanyaan saya: 1. Apa2 system nilai yg perlu kita terapkan saat ini, 2. Bgmn meng implementasi kan nya menjadi system nilai yg di anut/diterima Pemda. Terimakasih, teh talua ciek dih, hutang dulu , minta rokok lah ciek sanak,..mari kita perbaiki selo di palanta baleraong awak,..ko.ciek. Wass. Muzirman Tanjung. -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe