----- Forwarded Message ----
From: Shinta Ayu 
To: ytism...@yahoogroups.com
Sent: Thu, April 22, 2010 5:09:57 PM
Subject: [gejolak_muda] PERILAKU ANAK,CERMINAN ORANG TUA  
 
Perilaku Anak, Cerminan OrangTua 
Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, 
tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini 
begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara 
berjalannya pun ringkih.

Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua yang 
pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang 
rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh 
ke bawah.

Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak. Anak 
dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. 
"Kita harus lakukan sesuatu," ujar sang suami. "Aku sudah bosan membereskan 
semuanya untuk pak tua ini."

Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. 
Di sana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap 
makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk kayu 
untuk si kakek.

Sering saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih 
dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput si 
kakek. Meski tak ada gugatan darinya. Tiap kali nasi yang dia suap, selalu 
ditetesi air mata yang jatuh dari sisi pipinya. Namun, kata yang keluar dari 
suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi.

Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam. Suatu malam, 
sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan 
kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. "Kamu sedang membuat apa?".

Anaknya menjawab, "Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu, untuk makan 
saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek 
biasa makan." Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.

Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak 
mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmatapun mulai bergulir dari kedua pipi 
mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada 
sesuatu yang harus diperbaiki.

Mereka makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada 
piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka 
bisa makan bersama lagi di meja utama. Dan anak itu, tak lagi meraut untuk 
membuat meja kayu.

Sahabat, anak-anak adalah persepsi dari kita. Mata mereka akan selalu 
mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka akan selalu 
mencerna setiap hal yang kita lakukan.

Mereka adalah peniru. Jika mereka melihat kita memperlakukan orang lain dengan 
sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat dewasa kelak. Orangtua 
yang bijak, akan selalu menyadari, setiap "bangunan jiwa" yang disusun, adalah 
pondasi yang kekal buat masa depan anak-anak.

Mari, susunlah bangunan itu dengan bijak. Untuk anak-anak kita, untuk masa 
depan kita, untuk semuanya. Sebab, untuk merekalah kita akan selalu belajar, 
bahwa berbuat baik pada orang lain, adalah sama halnya dengan tabungan masa 
depan.

Jika anak hidup dalam kritik, ia belajar mengutuk.
Jika anak hidup dalam kekerasan, ia belajar berkelahi.
Jika anak hidup dalam pembodohan, ia belajar jadi pemalu.
Jika anak hidup dalam rasa dipermalukan, ia belajar terus merasa bersalah.
Jika anak hidup dalam toleransi, ia belajar menjadi sabar.
Jika anak hidup dalam dorongan, ia belajar menjadi percaya diri.
Jika anak hidup dalam penghargaan, ia belajar mengapresiasi.
Jika anak hidup dalam rasa adil, ia belajar keadilan.
Jika anak hidup dalam rasa aman, ia belajar yakin.
Jika anak hidup dalam persetujuan, ia belajar menghargai diri sendiri.
Jika anak hidup dalam rasa diterima dan persahabatan, ia belajar mencari cinta 
di seluruh dunia.
 
Betapa terlihat di sini peran orang tua sangat penting karena mereka 
diistilahkan oleh Khalil Gibran sebagai busur kokoh yang dapat melesatkan 
anak-anak dalam menapaki jalan masa depannya. Tentu hari ini harus lebih baik 
dari hari kemarin, dan esok harus lebih baik dari hari ini dan tentu kita 
selalu berharap generasi yang akan datang harus lebih baik dari kita....  
 

 

__._,_.___
Reply to sender | Reply to group | Reply via web post | Start a New Topic 
Messages in this topic (1) 
Recent Activity: 
Visit Your Group 
Gejolak Muda Mailing List. It's all about woman's world. 
MARKETPLACE
Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the 
Yahoo! Toolbar now.

________________________________

Welcome to Mom Connection! Share stories, news and more with moms like you.

________________________________

Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new 
interests.
 
Switch to: Text-Only, Daily Digest • Unsubscribe • Terms of Use
. 

__,_._,___



      

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke