PAK TUO

Dari ranji kekerabatan
Pak Tuo memang hanya sepupu jauh bapakku
Tapi bapak sebagai anak bungsu
Dan semua kakak laki-lakinya sudah meninggal puluhan tahun yang lalu
Membuat bapak dan Pak Tuo lah yang selalu menyingsingkan baju
Terjun langsung mengawasi semua anak-anak yang ditinggalkan para ayah
terdahulu
Pak Tuo cara mereka memanggil Pak Tuo ku
Dan memanggil bapakku dengan sebutan Pak Bungsu

Bapak dulu selalu bilang kepadaku
 Walaupun usia Pak Tuo lebih tua dari Bapakku
Pak Tuo dan Bapak sudah seperti kakak beradik seayah dan seibu

Dalam payung suku Piliang dikampungku
Keduanya juga hampir selalu bertemu
Hampir tiap minggu Pak Tuo ke rumah menemui bapakku
Mengurus  dan mendiskusikan masalah anak kemenakan sesuku
Karena Pak Tuo mamak gadang di pasukuan, sedangkan Bapak adalah datuk
penghulu
Orang suku Piliang juga memanggil Mamak Gadang ke Pak Tuo ku
Dan memanggil Angku Datuak ke bapakku

Bapak dan Pak Tuo juga punya sifat yang sama
Jarang bicara kalau tak ada manfaatnya
Tapi suka menghibur orang-orang yang sedang berduka
Tak heran dalam diam, kadang-kadang mereka berkomentar tak terduga
Membuat semua orang tertawa dan kembali ceria

Ketika bapakku pergi menemui Ilahi
Pak Tuo juga sangat berduka dan sedikit menyepi
Waktu itu beliau menghibur kami
Janganlah kalian bersedih hati
Satu bapak kalian memang sudah pergi
Tapi bapak yang satu lagi masih ada di sini
Yang akan tetap mendampingi dan melindungi
Dan itu benar-benar dilaksanakannya sepenuh hati
Dari hari ke hari ...............

Istri Pak Tuo juga menganggap ibu sebagai adik kandungnya sendiri
Merekapun rutin berkomunikasi

Pak Tuo suka bersepeda
Kemana-mana dia sering mendayung sepedanya
Apalagi kalau mau berbelanja
Kedai langganannya ada di dekat perbatasan Sungai Batang sana
Pak Tuo bilang sepedanya menganggur hanya ketika ia ke sawah atau ke ladang
saja

Karena rumahnya di jorong Bancah arah pantai ke utara
Yang berjarak dari rumah kami hanya satu kilometer saja
Setiap belanja ke kedai arah ke Sungai Batang pasti melewati rumah saya
Dan setiap lewat, kalimat pertanyaannya selalu sama
"Wazni, pulangkah si Rita?"
Kalau ibu menjawab "Ya", beliau akan langsung memarkirkan sepeda
Dan mampir sebentar walau sekedar bercerita

Begitulah yang sering saya dan Pak Tuo lakukan
Dari hari demi hari, pekan demi pekan
Rasa kehilangan Bapak benar-benar dia gantikan
Sesuai janjinya ketika dulu berdiri di depan batu nisan

Sepanjang tahun 2009 kemaren saya ke India merantau
Tapi Pak Tuo tetap memantau
Perhatiannya benar-benar memukau
Membuat saya banyak berhutang budi kepada beliau

Dua minggu yang lalu di Kukuban kami masih bertemu
Saya sedang bersiap akan kembali ke Padang hari itu
Seperti biasa yang saya lakukan dari waktu ke waktu
Ketika minggu lama sudah berganti dengan minggu yang baru

Minggu kemaren kami memang tak sempat berjumpa
Karena saya harus kembali ke Padang lebih cepat dari biasanya
Saya tidak merasa ada yang salah atau janggalnya
Toh minggu berikutnya saya bisa kembali menyapa
Bercerita dan mengadu kepada Pak Tuo saya
Kalau lewat dia pasti akan memarkirkan sepeda dan kami bisa bercerita

Tapi itu hanyalah rencana manusia
Di tangan Tuhanlah segala keputusan yang ada
Sehingga saya terdiam dan menangis yang bisa
Ketika semalam ibu menelpon ke Padang bahwa Pak Tuo  telah tiada

Padahal siang harinya Pak Tuo masih beraktivitas seperti biasa
Bahkan masih mengantarkan Mak Tuo, istrinya
Check kesehatan ke Rumah Sakit Akhmad Mukhtar di Bukittinggi kota
Dan baru kembali ke Maninjau ketika sore tiba

Menjelang malam menyapa
Tiba-tiba Pak Tuo ingin ke rumah anak perempuannya
Yang berjarak hanya beberapa meter saja
Dan beliau berpulang ketika sedang bercerita-cerita di rumah Uni, anak
kesayangannya
Wajar jika Mak Tuo terguncang hampir tak percaya
Lain yang sakit, lain pula yang meninggal dunia

Tapi itulah rahasia nyawa manusia
Dia datang tanpa bisa di duga-duga
Semua tergantung Allah Subhanahu wa Ta'ala

Pak Tuo sayang....
Sekarang istirahatlah dengan tenang
Insya Allah kami dengan rela melepaskan
Agar Pak Tuo bisa pergi tanpa beban

Pesanmu yang dulu-dulu pernah terlontarkan
Agar Pak Tuo nanti dikuburkan di Kukuban
Tidak di jorong Bancah tempat Pak Tuo menjalani kehidupan
Juga sudah kami jalankan

Pak Tuo kami kuburkan di tanah peninggalan orang tuanya
Tak jauh dari ladang yang dibeli Bapak sebelum meninggal dunia
Ladang tempat Bapak berpesan agar kami sekeluarga dimakamkan di sana
Dan ternyata jasad bapaklah yang mendiami pertama

Kini Bapak dan Pak Tuo sudah tiada
Kuburan keduanya juga tidak begitu jauh jaraknya
Semoga keduanya bertemu kembali di alam sana
Alam yang jauh lebih damai dari dunia fana....

Biarkan malam ini saya tafakur dan berdoa
Memanjatkan ampun dan doa untuk keduanya
Semoga mereka berdua sudah menunggu kami di pintu sorga...
Amien Ya Rabbal 'Alamin...

Wassalam,

4 Mei 2010,


Rita Desfitri Lukman

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke