Inna lillahi wainna ilaihi raajiuun,

Tapurangah MakNgah,
mandanga Pak Tuo Ita berangkat sudah,
Dari berita kenangan indah,
tak terasa kalimat agak ke bawah,
melukiskan hati nan tergugah,
dengan Pak Tuo, tiba-tiba Ita terpisah,
MakNgah rasakan hati nan gundah.

Walaupun tak pernah batamu jo PakTuo,
tapi dengan Bapak dan Ibu lai basuo,
walaupun sabanta sakutiko,
baru bakatuan pulo batamu muko,
kami sabana sanang saling barito
sato jo Ita jo Ayah Bundo.

Sajak Bapak pai, lah sakutiko,
ka ganti Bapak iyo Pak Tuo.
Kini Baliau lah pai pulo,
MakNgah rasokan hati nan ibo.

Dari Jauah MakNgah harokkan,
hati Ita dapek sabakan,.
Salam ka MakTuo jo Ibu tolong sampaikan,
Do'a MakNgah dari kajauahan.

Doakan nan pai balaiya aman,
dengan damai menghadap Tuhan.

Bagi kito nan tingga indak tantuan,
antah bilo pulo datang panggilan,
namun saling memaafkan jadi pilihan
antaro kito nan tingga jo nan bajalan ...

Salam,
--MakNgah
Sjamsir Sjarif
Di Rantau Jauah 
Di Subarang Lautan Taduah
Di Tapi Riak nan Badabua
Di Santa Cruz, California
4 Mei 2010

--- In rantau...@yahoogroups.com, Rita Desfitri Lukman <rita.desfi...@...> 
wrote:
>
> PAK TUO
> 
> Dari ranji kekerabatan
> Pak Tuo memang hanya sepupu jauh bapakku
> Tapi bapak sebagai anak bungsu
> Dan semua kakak laki-lakinya sudah meninggal puluhan tahun yang lalu
> Membuat bapak dan Pak Tuo lah yang selalu menyingsingkan baju
> Terjun langsung mengawasi semua anak-anak yang ditinggalkan para ayah
> terdahulu
> Pak Tuo cara mereka memanggil Pak Tuo ku
> Dan memanggil bapakku dengan sebutan Pak Bungsu
> 
> Bapak dulu selalu bilang kepadaku
>  Walaupun usia Pak Tuo lebih tua dari Bapakku
> Pak Tuo dan Bapak sudah seperti kakak beradik seayah dan seibu
> 
> Dalam payung suku Piliang dikampungku
> Keduanya juga hampir selalu bertemu
> Hampir tiap minggu Pak Tuo ke rumah menemui bapakku
> Mengurus  dan mendiskusikan masalah anak kemenakan sesuku
> Karena Pak Tuo mamak gadang di pasukuan, sedangkan Bapak adalah datuk
> penghulu
> Orang suku Piliang juga memanggil Mamak Gadang ke Pak Tuo ku
> Dan memanggil Angku Datuak ke bapakku
> 
> Bapak dan Pak Tuo juga punya sifat yang sama
> Jarang bicara kalau tak ada manfaatnya
> Tapi suka menghibur orang-orang yang sedang berduka
> Tak heran dalam diam, kadang-kadang mereka berkomentar tak terduga
> Membuat semua orang tertawa dan kembali ceria
> 
> Ketika bapakku pergi menemui Ilahi
> Pak Tuo juga sangat berduka dan sedikit menyepi
> Waktu itu beliau menghibur kami
> Janganlah kalian bersedih hati
> Satu bapak kalian memang sudah pergi
> Tapi bapak yang satu lagi masih ada di sini
> Yang akan tetap mendampingi dan melindungi
> Dan itu benar-benar dilaksanakannya sepenuh hati
> Dari hari ke hari ...............
> 
> Istri Pak Tuo juga menganggap ibu sebagai adik kandungnya sendiri
> Merekapun rutin berkomunikasi
> 
> Pak Tuo suka bersepeda
> Kemana-mana dia sering mendayung sepedanya
> Apalagi kalau mau berbelanja
> Kedai langganannya ada di dekat perbatasan Sungai Batang sana
> Pak Tuo bilang sepedanya menganggur hanya ketika ia ke sawah atau ke ladang
> saja
> 
> Karena rumahnya di jorong Bancah arah pantai ke utara
> Yang berjarak dari rumah kami hanya satu kilometer saja
> Setiap belanja ke kedai arah ke Sungai Batang pasti melewati rumah saya
> Dan setiap lewat, kalimat pertanyaannya selalu sama
> "Wazni, pulangkah si Rita?"
> Kalau ibu menjawab "Ya", beliau akan langsung memarkirkan sepeda
> Dan mampir sebentar walau sekedar bercerita
> 
> Begitulah yang sering saya dan Pak Tuo lakukan
> Dari hari demi hari, pekan demi pekan
> Rasa kehilangan Bapak benar-benar dia gantikan
> Sesuai janjinya ketika dulu berdiri di depan batu nisan
> 
> Sepanjang tahun 2009 kemaren saya ke India merantau
> Tapi Pak Tuo tetap memantau
> Perhatiannya benar-benar memukau
> Membuat saya banyak berhutang budi kepada beliau
> 
> Dua minggu yang lalu di Kukuban kami masih bertemu
> Saya sedang bersiap akan kembali ke Padang hari itu
> Seperti biasa yang saya lakukan dari waktu ke waktu
> Ketika minggu lama sudah berganti dengan minggu yang baru
> 
> Minggu kemaren kami memang tak sempat berjumpa
> Karena saya harus kembali ke Padang lebih cepat dari biasanya
> Saya tidak merasa ada yang salah atau janggalnya
> Toh minggu berikutnya saya bisa kembali menyapa
> Bercerita dan mengadu kepada Pak Tuo saya
> Kalau lewat dia pasti akan memarkirkan sepeda dan kami bisa bercerita
> 
> Tapi itu hanyalah rencana manusia
> Di tangan Tuhanlah segala keputusan yang ada
> Sehingga saya terdiam dan menangis yang bisa
> Ketika semalam ibu menelpon ke Padang bahwa Pak Tuo  telah tiada
> 
> Padahal siang harinya Pak Tuo masih beraktivitas seperti biasa
> Bahkan masih mengantarkan Mak Tuo, istrinya
> Check kesehatan ke Rumah Sakit Akhmad Mukhtar di Bukittinggi kota
> Dan baru kembali ke Maninjau ketika sore tiba
> 
> Menjelang malam menyapa
> Tiba-tiba Pak Tuo ingin ke rumah anak perempuannya
> Yang berjarak hanya beberapa meter saja
> Dan beliau berpulang ketika sedang bercerita-cerita di rumah Uni, anak
> kesayangannya
> Wajar jika Mak Tuo terguncang hampir tak percaya
> Lain yang sakit, lain pula yang meninggal dunia
> 
> Tapi itulah rahasia nyawa manusia
> Dia datang tanpa bisa di duga-duga
> Semua tergantung Allah Subhanahu wa Ta'ala
> 
> Pak Tuo sayang....
> Sekarang istirahatlah dengan tenang
> Insya Allah kami dengan rela melepaskan
> Agar Pak Tuo bisa pergi tanpa beban
> 
> Pesanmu yang dulu-dulu pernah terlontarkan
> Agar Pak Tuo nanti dikuburkan di Kukuban
> Tidak di jorong Bancah tempat Pak Tuo menjalani kehidupan
> Juga sudah kami jalankan
> 
> Pak Tuo kami kuburkan di tanah peninggalan orang tuanya
> Tak jauh dari ladang yang dibeli Bapak sebelum meninggal dunia
> Ladang tempat Bapak berpesan agar kami sekeluarga dimakamkan di sana
> Dan ternyata jasad bapaklah yang mendiami pertama
> 
> Kini Bapak dan Pak Tuo sudah tiada
> Kuburan keduanya juga tidak begitu jauh jaraknya
> Semoga keduanya bertemu kembali di alam sana
> Alam yang jauh lebih damai dari dunia fana....
> 
> Biarkan malam ini saya tafakur dan berdoa
> Memanjatkan ampun dan doa untuk keduanya
> Semoga mereka berdua sudah menunggu kami di pintu sorga...
> Amien Ya Rabbal 'Alamin...
> 
> Wassalam,
> 4 Mei 2010,
> Rita Desfitri Lukman


-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke