Bakaruak Arang Oleh K Suheimi "Kenapa kamu bakaruak arang dan Apa gunanya bakaruak arang" kata ibu saya sewaktu saya bakaruak arang dengan adik saya.
Lalu ibu saya memberi nasehat bahwa " Pertanda orang besar itu dikaitkan dg kemampuanmu untuk lebih sabar dan mau mengalah" Ketika saya Bakaruak Arang dg adik. Ibu menyuruh saya sabar dan mengalah "Kamu sudah besar nak, sebagai kakak kamu harus lebih sabar dan mengalah pada adikmu. Mengalah bukan berarti kalah" Lalu, mengapa kita selalu dan sering Bakaruak Arang setiap kali ada masalah kecil atau besar. "Berhentilah bertengkar" kata beliau, "tentang yg kamu pertengkarkan itu tak berguna" ambruknya komunikasi karena Bakaruak Arang Memang sesama saudara kita harus saling mengingatkan, mengingatkan dengan rasa kasih sayang bukan dengan kekerasan. Jaga Silaturrahim Tak perlu bertengkar untuk memperebutkan sesuatu yang belum tentu ada nilainya. Jangan terlalu cepat menilai keimanan orang lain, karena penilaian itu Hak Allah. Sebelum menilai keimanan orang lain, tanya dulu ke diri sendiri, apa kita sudah termasuk orang yang beriman?. Saya teringat satu kisah yg dikirimkan oleh yanti yg penuh makna MAAFKAN DAN LUPAKAN…. Ini sebuah kisah tentang dua orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir// di tengah perjalanan mereka bertengkar / dan salah seorang menampar temannya// Sahabat yang kena tampar / merasa sakit hati / tapi dengan tanpa berkata-kata/ dia menulis di atas pasir “HARI INI / SAHABAT TERBAIK KU MENAMPAR PIPIKU// Mereka terus berjalan / sampai menemukan sebuah oasis dan merekapun memutuskan untuk mandi // Karena oasisnya dalam / sahabat yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya nyaris tenggelam / dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya // Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang / dia menulis di sebuah batu / HARI INI / SAHABAT TERBAIK KU MENYELAMATKAN NYAWAKU// Sahabat yang menolong dan menamparnya tadi pun heran dan bertanya "Kenapa setelah saya melukai hatimu / kau menulisnya di atas pasir / dan sekarang kamu menulis di batu ?" Temannya sambil tersenyum menjawab/ "Ketika seorang sahabat melukai kita / kita harus menulisnya diatas pasir … agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut// Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi / kita harus memahatnya diatas batu hati kita / agar tidak bisa hilang tertiup angin”// Classy people / dalam hidup ini …. Memang sering sekali timbul beda pendapat dan konflik / karena sudut pandang yang berbeda// Karena itu mengapa kita tidak coba untuk saling memaafkan dan lupakan masalah lalu// Belajarlah menulis diatas pasir /// Untuk itu ingin saya petikkan sebuah Firman Sucinya dalam Al_Qur'an (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta'at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur. (QS. 3:17) Pekanbaru 19 Mai 2010 Powered by Telkomsel BlackBerry® -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe