Kanda Suryadi, Tentu tidak ada salahnya meniru bangsa maju, asal tidak kulitnya. Yang dilihat IJP di Borneo adalah peniruan kulit, seperti banyak dilakukan daerah di Indonesia.
Tapi yang merisaukan dewasa ini adalah seakan tidak ada yang memikirkan bagaimana daerah kita (dan daerah lain) 100 atau 200 tahun mendatang. Eforia 'kemerdekaan' masih terlihat. Kemarin merdeka dari penjajah, lalu merdeka di bawah ketiak Soeharto, kemudian merdeka dari Orde Baru. Sekarang merdeka karena otonomi daerah. Yang paling mencolok adalah, kita belum menyadari bahwa negara dan daerah kita ini miskin. Sangat miskin alias 'bansaik'. Pengangguran baserak, pitih payah. Pengelola negara/ daerah masih juga sibuk dengan urusan tetek bengek yang hanya menghamburkan uang tanpa dukungan untuk memajukan perekonomian. Siapa yang akan mencari jalan keluar? Saya punya teman Ketua DPRD Mentawai (sekarang mantan), Kortanius. Berdiri di Tuapejat melihat jalan raya kecil yang baru diaspal tapi sudah berlubang dan tumbuh rumput, saya beri masukan: "Kenapa jalan ini nggak langsung dibuat besar dua jalur dengan tiang listrik di tengahnya? Lihat dengan membuat jalan satu jalur yang kecil dengan cepat rumah dan warung berdiri di pinggirnya, kalau nanti Tuapejat maju lalu Pemkab butuh jalan lebar (layaknya jalan utama) maka akan butuh biaya besar menggusur rumah, padahal sekarang areal jalan itu sedang sepi tanpa bangunan." Berdiskusi, saya minta ia membayangkan Tuapejat 100 atau mungkin 200 tahun. Kalau sudah dibayangkan, lalu kita membangun sesuai untuk itu. Dibangun kantor untuk tahan ratusan tahun, jalan, pasar, taman kota yang lengkap untuk taman bermain anak-anak, perpustakaan, museum, dst. Mestinya sangat mudah membuat sebuah kota baru seperti Tuapejat. Tapi sayang, waktu itu Kortanius sibuk membereskan manajemen DPRD yang amburadul, dan ia tak kembali terpilih karena kesalahan administrasi partai. Itu hanya sepenggal kisah yang perlu kita dorong di kota dan kabupaten manapun agar pembangunan tidak tambal sulam sehingga yang banyak tambalannya dibanding kain aslinya. Jadinya kita punya pakaian yang compang-camping meski penambalnya baru. Kita menjadi pengemis atau orang miskin. Kalau masih bangga dengan pakaian seperti itu, pasti kita anak punk: trend dan posmo! Wassalam, Syofiardi (39+/Padang) --- On Tue, 18/5/10, Lies Suryadi <niadil...@yahoo.co.id> wrote: From: Lies Suryadi <niadil...@yahoo.co.id> Subject: Re: Bls: [...@ntau-net] Borneo To: rantaunet@googlegroups.com Date: Tuesday, 18 May, 2010, 7:43 PM Da Zul, Berkelok2 alur sungai dan laut kita... Di dalamnya hidup beribu jenis ikan.....mulai dari udang saiah sampai kepada ikan paus...mulai dari saridiang sampai kepad audang galah. Berundak2 tanah negeri tercinta ini, dimana sawah, ladang, dan hutan terhampar. Air tak kurang panas lebih dari cukup. Jika para pemimpin bangsa ini punya konsep sendiri tentang KESEJAHTERAAN untuk rakyatnya, yang tidak meniru bangsa lain, saya kira negeri ini akan terasa sebagai sorga di dunia. Wassalam, Suryadi --- Pada Sel, 18/5/10, Zulkarnain Kahar <kahar_zulkarn...@yahoo.com> menulis: Dari: Zulkarnain Kahar <kahar_zulkarn...@yahoo.com> Judul: Re: Bls: [...@ntau-net] Borneo Kepada: rantaunet@googlegroups.com Tanggal: Selasa, 18 Mei, 2010, 7:35 PM Sanak Suryadi,Indra dan sadonyo dunsanak RN Kadang terfikir dek awak bagaimana para penjajah membiarkan anak jajagahan terus bodoh...agar leluasa menjarah ratusan tahun. ....kini sipenjarah adalah bangsa sendri Membiarkan sekolah yang rubuh tidak cepat cepat dibangun Membiarkan pendidikan ber-simahal .. Membiarkan orang miskin terus miskin... Membiarkan para investor asing tanpa kontrol agar si rupiah terus mengalir ke tabungan di luar negeri.. Membiarkan orang orang pintar duduk dibangku panjang agar mereka kabur ke luar negeri Membiarkan orang orang berobat keluar negeri agar rumah sakit lokal tak pernah mampu bersaing .. .. dan beratus-ratus pembiaran lagi yang disengaja agar mereka (bangsa kita sendiri itu) bisa duduk manis dengan hasil jarahan dan tak lupa sambil mentertawakan korban (bangsa kita juga)... Wassalam ZK From: Lies Suryadi <niadil...@yahoo.co.id> To: rantaunet@googlegroups.com Sent: Tue, May 18, 2010 12:56:31 PM Subject: Bls: [...@ntau-net] Borneo Indra, Trenyuh membacanya. Tak ada cara lain selain mencerdaskan bangsa kita ini sehingga lebih banyak lapangan pekerjaan di sektor jasa dapat diciptakan. Selain itu bidang pertanian harus dimodernisasikan. Jika tidak, negeri ini akan tergerus terus oleh orang2 yang suka memakan kulit bumi. Sedih hati melihat kehancuran alam kita yang luar biasa kaya ini. Salam, Suryadi --- Pada Sel, 18/5/10, Indra Jaya Piliang <pi_li...@yahoo.com> menulis: Dari: Indra Jaya Piliang <pi_li...@yahoo.com> Judul: [...@ntau-net] Borneo Kepada: RantauNet@googlegroups.com Tanggal: Selasa, 18 Mei, 2010, 5:50 PM http://www.indrapiliang.com/2010/05/18/borneo/ Borneo (Catatan Perjalanan IJP) Dari ketinggian 30.000 kaki. Hutan seperti lumut. Hijau. Menggurat seperti tulang-tulang kerangka. Pada tiap lekukan tanah. Batas hijau, agak hijau, tapi tetap hijau. Kadang seperti cakar rajawali. Atau tampak bergerak ke aras horison. Awan-awan putih di atasnya. Seakan memagut dari jauh. Dekat, tapi berjarak. Koloni awan dan hutan, tanpa hujan. Sungai-sungai melingkar ular-ular kecil dan besar. Bergelung, berkelok, tanpa kedinginan. Dari entah menuju laut. Dulu, Borneo adalah kabut. Adalah Barbar berisi manusia-manusia kanibal. Kata antropolog yang bermonolog. Kini, Borneo adalah benteng bagi setiap manusia-manusia kanibal yang memakan planet ini. Kuridukan Avatar, di sini, dengan seekor Rajawali. Kurindukan cinta yang mengalir dari pohon kehidupan. Suara-suara ratiban. Gerak-gerik ayunan berlanggam. Tuhan, Kau tahu isi hatiku. Borneo, pada kisah pertama bagiku adalah pesawat kecil yang mengempeskan perut. Takut pada awan. Seperti naik naik halilintar di Ancol sana yang tak pernah kunaiki. Borneo menjadi cerita rapat-rapat penting di Bukit Soeharto. Kini bukit itu tandus, mengejar gurun di Timur Tengah. Borneo adalah malam-malam gelisah dikejar bayangan, pengungsian dari satu tempat pertemuan ke tempat pertemuan berikut, pada 1997. Borneo jadi legenda pelarian sejumlah aktivis mahasiswa. Pada kisah-kisah berikutnya, Borneo sedang menata daerah. Menjiplak Syney, Melbourne, dari sisi bangunan. Kaya menjangkau langit. Miskin menghalau suku-suku Dayak di hutan-hutan. Lalu Borneo menjadi lautan darah. Panglima Burung, puasa, hening, manusia-manusia yang melompat dari pohon ke pohon, menebas leher siapapun yang berbau lain. Borneo menjadi medan tugas tentara-tentara muda tanpa pengalaman. Dan di kisah berikutnya, Borneo adalah gelombang para raja. Gelombang orang-orang yang ingin memberi nama. Kisah-kisah pemekaran. Kisah-kisah perbatasan. Penyeludupan. Pengungsi ratusan ribu orang. Kisah-kisah pengusiran. Dan tambang yang luka. Dan illegal logging. Dan wartawan yang kena culik dan patah-patah tulang kena hantam. Dan bangunan rumah mirip istana bernuansa emas. Borneo juga kisah kekasihku. Kisah anakku. Kisah energi langit yang turun bagai angin limbubu. Pada batas peradaban kini, dimana tempatmu? Kemana kamu? Apa yang kau cari? Borneo, hanya pada tiap patahan siang dengan malam, ceruk malam dengan pagi, terdapat keajaiban. Di Atas Langit Palangkaraya dan Di Tanah Palangkaraya, 17-18 Mei 2010 -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe