Alhamdulillah kok baitu, Dinda. Mudah-mudahan diikuti partai lain. Golkar mestinya juga bisa. Hanya PDI-P yg masih bisa dipertanyakan.
Wassalam, SB, Lk, 73 th, Jkt. Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: ajo duta <ajod...@gmail.com> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Wed, 26 May 2010 23:23:21 To: <rantaunet@googlegroups.com> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: Bls: [...@ntau-net] Koran Tempo: "Sampai Kapan Kami Bersabar?" Di Partai politik yang punya sistim jenjang yang pasti dan tterencana adalah PKS. Pemipin mereka rata rata masih 40-an dan ada juga 30-an. Pengkaderan meraka berjalan melalui halaqah halaqah. Krenanya dapat dikatakan tidak ada 'kutu loncat" di partai dakwah ini, Disclaimer: Saya hanya pengamat pinggiran. Bukan bagian dari paartai tertentu. 2010/5/26 Dr.Saafroedin BAHAR <saaf10...@yahoo.com> > Waalaikumsalam w.w. Sanak Bandarost dan para sanak sapalanta, > > > Rasanya memang benar bahwa militer mempunyai sistem pembinaan personil -- > termasuk pembinaan karir ('binkar') -- yang termasuk rapi. Namun perlu > diingat bahwa tak seluruh lulusan akademi militer menjadi jenderal, dan tak > seluruh jenderal menjadi panglima. Pada taraf terakhir, tongkat komando > hanya akan dipegang oleh 'the best among the best'. Yang lain harus puas > sebagai staf -- seperti saya -- atau sebagai pelaksana lapangan. > > > Saya melihat bahwa dalam dunia bisnis kelihatannya pembinaan personil ini > secara relatif juga sudah berjalan baik, tidak kalah dengan dunia militer. > > > Hanya dalam bidang politik, saya garis bawahi kritik bung IJP. Sistemnya > sangat personalistik sekali, belum melembaga. > > Wassalam, > Saafroedin Bahar > (Laki-laki, Tanjung, masuk 73 th, Jakarta) > > > > --- On *Thu, 5/27/10, bandarost <epybuch...@gmail.com>* wrote: > > > From: bandarost <epybuch...@gmail.com> > Subject: Re: Bls: [...@ntau-net] Koran Tempo: "Sampai Kapan Kami Bersabar?" > To: "RantauNet" <rantaunet@googlegroups.com> > Date: Thursday, May 27, 2010, 10:01 AM > > > Assalamu'alaikumWrWb, > > Sanak sapalanta yang ambo hormati, > > Ini topik menarik karena menyangkut kehidupan kita berbangsa dan > bernegara, dan berlaku pada semua tingkatan kehidupan di negeri ini. > > Menurut pendapat saya, secara umum ini adalah permasalahan proses dan > kriteria seleksi yang tidak jelas. Secara organisatoris ini adalah > permasalahan 'career planning' yang sering tidak jelas di sejumlah > organisasi di negara kita. Proses pemilihannya sendiri mungkin sudah > sangat jelas, tapi proses kaderisasinya yang tidak jelas, atau tidak > diikuti secara konsisten & konsekuen. > > Salah satu (atau mungkin satu-satunya) organisasi besar yang punya > 'career planning' yang jelas menurut saya adalah Tentara Nasional > Indonesia (TNI). Proses kaderisasi pemimpin di mereka jelas, mulai > dari pimpinan regu, pleton, batalion, kompi, resimen, dan seterusnya > secara bertahap. > Penilaian kualifikasi juga prosesnya jelas karena dilakukan oleh suatu > tim yang berwenang untuk itu. > Karier merekapun dimulai dari lapangan secara berjenjang, sehingga > secara bertahap mereka punya kemampuan pengenalan, pemahaman, dan > penguasaan wilayah yang memadai. > Peningkatan kulifikasi kemudian didasarkan pula pada pendidikan & > latihan yang juga berjenjang. > Di sini saya hanya melihat dari sisi 'career planning' semata, bukan > militerismenya.Saya kira pak Saaf lebih tepat untuk menjelaskan hal > ini. > > Sejak zaman ORBA ada suatu kebiasaan untuk menjadikan mantan TNI > memegang suatu posisi puncak sesuatu organisasi. Jika dilihat dari > pemahaman mereka mengenai prinsip 'career planning' tadi, mungkin > salah satu yang diharapkan secara ideal adalah pembinaan tentang hal > ini di organisasi yang bersangkutan. Tapi seperti biasa, hal yang baik > ini bisa menjadi tertutup oleh beragam praktik buruk pada aspek-aspek > lainnya. > > 'Career planning' yang terpola, terarah, dan terencana baik ini jarang > kelihatan di organisasi sipil di negeri kita. Mungkin ada di beberapa > organisasi yang sudah mulai bersentuhan dengan manajemen moderen > seperti perbankan umpamanya. > > Jadi menurut saya permasalahan ini tidak semata permasalahan bahwa > orang tua harus digantikan oleh kaum muda. Yang lebih penting adalah > adanya proses berjenjang untuk menyiapkan para calon pemimpin, serta > kriteria yang jelas untuk menentukan kualifikasi berdasarkan > pendidikan, pengalaman, sikap mental, dan lain sebagainya. > Disamping itu tentunya juga ada kriteria yang jelas menyangkut kapan > saatnya seorang pemimpin harus digantikan, atau minimal 'tau diri' > untuk siap digantikan. > Hal ini seyogianya dimiliki dan diterapkan oleh setiap organisasi pada > bidang apapun, atau minimal sekarang mulai dijadikan perhatian dan > pemikiran. > > Tentang sebagian besar pemimpin atau bapak bangsa yang sudah menjadi > pemimpin pada usia muda pada tahun 40an, saya kira ini disebabkan > politik etis dari kerajaan Belanda yang antara lain menyediakan > fasilitas pendidikan untuk negeri jajahannya baru dimulai efektif > pada awal abad ke 20. Pada saat kemerdekaan diproklamirkan, kaum > terdidik yang berjiwa patriot ini memang masih berusia muda. Situasi > dan kondisi sekarang tentunya sudah sangat berbeda. Yang sekadar > terdidik sudah sangat berjibun, tapi yang berjiwa patriot ? > > Secara pribadi, bertolak dari pengalaman menjalani berbagai perubahan > politik di negeri ini, saya masih sangat optimis melihat rahmat Allah > kepada bangsa ini. Kita tidak stagnant, proses perubahan sedang > berjalan secara relatif lebih cepat dan terarah dari masa-masa > sebelumnya. > Dalam waktu relatif dekat, insyaallah generasi bung IJP, Anas > Urbaningrum, Anis Baswedan, Budiman Sujatmoko, dll akan segera > menggantikan generasi yang lebih tua. > > Maaf dan wassalam, > > Epy Buchari > L-67, Ciputat Timur > > > > > -- > . > Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat > lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet > http://groups.google.com/group/RantauNet/~ > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: > - DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; > 3. One Liner. > - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet > - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting > - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply > - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan > keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe > > > -- > . > Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat > lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet > http://groups.google.com/group/RantauNet/~ > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: > - DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; > 3. One Liner. > - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet > - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting > - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply > - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan > keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe > -- Wassalaamu'alaikum Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta), gelar Bagindo, suku Mandahiliang, lahir 17 Agustus 1947. Nagari Gasan Gadang, Kab. Pariaman. rantau: Deli, Jakarta, sekarang Sterling, Virginia-USA ------------------------------------------------------------ "menjadi bagian dari sapu lidi, akan lebih bermanfaat dari pada menjadi sebatang lidi" -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe