Maaf ambo masuak baliak ka galanggang. Baa kok Sanak Epy Buchari kontak 
langsuang jo Dr Mochtar Naim, bp Asmun, bp Baridjamber marumuskan Draft 
Kesepakatan Bersama Kongres Kebudayaan Minangkabau ttg Pembangunan Ekonomi 
Nagari dan Kesejahteraan Petani ?
Buek sajo dulu samampunyo, lewakan di Rantau Net ko mamintak masukan, lalu kito 
usuang di Kongres utk disepakati. Kalau alah disepakati, kito jadikan syarat 
untuak dipiliah ka sagalo caleg. Lambek laun iko akan jadi kebijakan pamarentah.

Wassalam,
SB, Lk, 73 th, Jkt. Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: bandarost <epybuch...@gmail.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Thu, 3 Jun 2010 07:27:02 
To: RantauNet<rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [...@ntau-net] Re: Dinamika Petani Ranah Minang yang Mulai Tumbuh

Assalamu’alaikumWrWb,

Sanak sapalanta yang ambo hormati,

Pertama-tama tarimokasih pada sanak Batuduang Ameh yang telah memberi
informasi tentang  sanak Zalmahadi. Maaf atas keterbatasan  pengenalan
saya pada warga RN yang memang data pribadinya hanya bisa ‘ditakok-
takok’ liwat kilasan-kilasan  informasi pribadi pada postingan mereka.
Kalau ada yang menyebut ‘mahasiswa saya’ bisa ditakok kalau ybs adalah
seorang dosen, kalau banyak cerita seputar rumah sakit, ya barangkali
ybs mungkin seorang dokter, dstnya.
Sebetulnya milis RN sudah menyediakan data pribadi minimal ini pada
‘View profil’ yang diletakkan di dekat nama sipemosting. Tapi kalau
tombol ini diklik, umumnya yang keluar adalah ‘This person has not
created a profile’. Karena seringnya RN dikaitkan dengan silaturahim,
saya sekadar usul bagaimana kalau ‘Profile’ kita masing-masing diisi
dengan sedikit  data pribadi untuk kita bisa saling mengenal secara
agak mendalam walau liwat dunia maya. Agak aneh, kalau di Facebook
orang royal dengan data pribadinya, di ‘rumah sendiri’ seperti RN kita
menjadi  ceke memberikan sedikit data ini. Atau di ‘Profile’ RN
disebutkan saja account FBnya bagi yang ikut FB.

Kepada pak Saaf, terima kasih  atas tanggapannya.
Saya sangat sepakat bahwa permasalahan  kemiskinan petani  tergolong
sangat berat. Karenanya 65 tahun sesudah proklamasi, kondisi ekonomi &
sosial mereka semakin parah. Seperti pak Saaf sebutkan  petani Minang
ternyata  termiskin di Sumatera. Jumlah mereka lebih dari 50% penduduk
Sumbar (!). Dapatlah dibayangkan bahwa kalau di setiap ibukota
Kabupaten/Kotamadya kelak (katakanlah) sudah ada waterboom, supermall,
dan beragam sarana & prasarana perlambang ‘kemajuan’ lainnya, negeri
kita tetap akan berada dalam kondisi terbelakang  jika nasib petaninya
masih seperti sekarang ini.
Jika para pemangku kepentingan faham dengan pokok permasalahan petani
Sumbar ini, langkah   awal (dalam kaitannya dengan langkah  strategis
mensejahterakan  masyarakat)  saya rasa adalah menjadikan ‘pemahaman’
ini sebagai salah satu kriteria dalam menentukan balon pemimpin mulai
dari level Nagari sampai Provinsi. Secara sederhananya salah satu
kriteria sang balon adalah ybs harus punya pemahaman, visi dan missi
menyangkut  program pembangunan pertanian ini.Bersamaan dengan itu
anggota masyarakat sebagai pemegang kedaulatan  juga memahami arti
penting kriteria yang satu ini yang akan mereka gunakan dalam
menentukan pilihannya. Di sisi lain DPRD , Pers , dan LSM sebagai
pilar demokrasi yang mempunyai fungsi kontrol juga menggunakan
implementasi dari  penerapan kriteria ini oleh pihak eksekutif,
termasuk kontrol atas praktek KKN yang pak Saaf sebutkan. Inilah yang
membuat saya miris memikirkan bahwa pemilihan belasan pemimpin daerah
di Sumbar sudah dimuka mata, dan fakta pahit menyangkut petani ini
mungkin masih belum menjadi suatu kriteria bagi pihak manapiun. Kenapa
harus miris ? Karena berarti 5 tahun kedepan ini tidak ada perubahan
nasib petani yang akan berubah secara signifikan.
Prestasi 1600 petani Sumbar dalam berkelompok ini memang amat sangat
perlu untuk dikembangkan lebih lanjut  dengan bantuan penuh Pemda,
Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian (setahu saya ada 2 lembaga
penelitian pertanian berskala Nasional di Sumbar), Petrbankan, dan
pemangku kepentingan lainnya. Bentuk awal kelompok ini kemudian perlu
dikembangkan lebih lanjut dalam format Koperasi sebagai Badan Usaha
yang sangat sesuai dengan tuntutan kebutuhan (demand) petani.
Dengan format koperasi, para anggota yang semula berstatus petani
Budidaya (On Farm)  bisa melakukan terobosan dalam aktivitas
agribisnis/agroindustri yang tergolong aktivitas Off Farm  seperti
pengadaan  bibit, pupuk & obat-obatan, transport, pemasaran/ penjualan/
perdagangan, pengolahan pasca panen (mengolah cabe umpamanya pada
waktu harga jatuh menjadi cabe kering atau cabe giling, dll).
Aktivitas Off Farm inilah yang sampai saat ini dipegang oleh para
pemodal/kapitalis kecil, menengah, dan besar/Internasional.
‘Perlawanan’ inilah yang sudah dirintis oleh 1600 pionir diatas.
Inilah memang pak Saaf tujuan pelontaran wacana ini : akankah si
‘David’ (Daud) ini kita biarkan saja sebisanya sendiri berjuang
melawan si ‘Goliath’ (Jalud) yang jauh lebih perkasa itu ? Mana
Gubernur, mana Bupati/Walikota, mana Wali Nagari, mana DPRD, mana
Pers, mana Bank Nagari, mana Perguruan Tinggi, mana [perusahaan swasta
besar dengan CSRnya, mana partai politik, mana LSM, dll, dll ???
Mereka seharusnya tanggap untuk berdiri di depan dan mengawal di
belakang  proses panjang yang sudah dimulai oleh 1600 pionir tersebut.

Bagaimana tanggapan sanak yang lain ?

Maaf dan wassalam,

Epy Buchari, L-67
Ciputat Timur

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke