Satuju tu mah Pak Epi.
Tak kenal maka tak sayang...
Ndak tau sagan manyapo...

Apo ado templateno nan disadiokan dek sanak Adm RN?
Bia kito isi molah...

wassalam,
dasriel, kini domisili di Balikpapan

--- Pada Kam, 3/6/10, bandarost <epybuch...@gmail.com> menulis:

> Dari: bandarost <epybuch...@gmail.com>
> Judul: [...@ntau-net] Re: Dinamika Petani Ranah Minang yang Mulai Tumbuh
> Kepada: "RantauNet" <rantaunet@googlegroups.com>
> Tanggal: Kamis, 3 Juni, 2010, 10:27 AM
> Assalamu’alaikumWrWb,
> 
> Sanak sapalanta yang ambo hormati,
> 
> Pertama-tama tarimokasih pada sanak Batuduang Ameh yang
> telah memberi
> informasi tentang  sanak Zalmahadi. Maaf atas
> keterbatasan  pengenalan
> saya pada warga RN yang memang data pribadinya hanya bisa
> ‘ditakok-
> takok’ liwat kilasan-kilasan  informasi pribadi pada
> postingan mereka.
> Kalau ada yang menyebut ‘mahasiswa saya’ bisa ditakok
> kalau ybs adalah
> seorang dosen, kalau banyak cerita seputar rumah sakit, ya
> barangkali
> ybs mungkin seorang dokter, dstnya.
> Sebetulnya milis RN sudah menyediakan data pribadi minimal
> ini pada
> ‘View profil’ yang diletakkan di dekat nama
> sipemosting. Tapi kalau
> tombol ini diklik, umumnya yang keluar adalah ‘This
> person has not
> created a profile’. Karena seringnya RN dikaitkan dengan
> silaturahim,
> saya sekadar usul bagaimana kalau ‘Profile’ kita
> masing-masing diisi
> dengan sedikit  data pribadi untuk kita bisa saling
> mengenal secara
> agak mendalam walau liwat dunia maya. Agak aneh, kalau di
> Facebook
> orang royal dengan data pribadinya, di ‘rumah sendiri’
> seperti RN kita
> menjadi  ceke memberikan sedikit data ini. Atau di
> ‘Profile’ RN
> disebutkan saja account FBnya bagi yang ikut FB.
> 
> Kepada pak Saaf, terima kasih  atas tanggapannya.
> Saya sangat sepakat bahwa permasalahan  kemiskinan
> petani  tergolong
> sangat berat. Karenanya 65 tahun sesudah proklamasi,
> kondisi ekonomi &
> sosial mereka semakin parah. Seperti pak Saaf
> sebutkan  petani Minang
> ternyata  termiskin di Sumatera. Jumlah mereka lebih
> dari 50% penduduk
> Sumbar (!). Dapatlah dibayangkan bahwa kalau di setiap
> ibukota
> Kabupaten/Kotamadya kelak (katakanlah) sudah ada waterboom,
> supermall,
> dan beragam sarana & prasarana perlambang
> ‘kemajuan’ lainnya, negeri
> kita tetap akan berada dalam kondisi terbelakang  jika
> nasib petaninya
> masih seperti sekarang ini.
> Jika para pemangku kepentingan faham dengan pokok
> permasalahan petani
> Sumbar ini, langkah   awal (dalam kaitannya
> dengan langkah  strategis
> mensejahterakan  masyarakat)  saya rasa adalah
> menjadikan ‘pemahaman’
> ini sebagai salah satu kriteria dalam menentukan balon
> pemimpin mulai
> dari level Nagari sampai Provinsi. Secara sederhananya
> salah satu
> kriteria sang balon adalah ybs harus punya pemahaman, visi
> dan missi
> menyangkut  program pembangunan pertanian
> ini.Bersamaan dengan itu
> anggota masyarakat sebagai pemegang kedaulatan  juga
> memahami arti
> penting kriteria yang satu ini yang akan mereka gunakan
> dalam
> menentukan pilihannya. Di sisi lain DPRD , Pers , dan LSM
> sebagai
> pilar demokrasi yang mempunyai fungsi kontrol juga
> menggunakan
> implementasi dari  penerapan kriteria ini oleh pihak
> eksekutif,
> termasuk kontrol atas praktek KKN yang pak Saaf sebutkan.
> Inilah yang
> membuat saya miris memikirkan bahwa pemilihan belasan
> pemimpin daerah
> di Sumbar sudah dimuka mata, dan fakta pahit menyangkut
> petani ini
> mungkin masih belum menjadi suatu kriteria bagi pihak
> manapiun. Kenapa
> harus miris ? Karena berarti 5 tahun kedepan ini tidak ada
> perubahan
> nasib petani yang akan berubah secara signifikan.
> Prestasi 1600 petani Sumbar dalam berkelompok ini memang
> amat sangat
> perlu untuk dikembangkan lebih lanjut  dengan bantuan
> penuh Pemda,
> Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian (setahu saya ada 2
> lembaga
> penelitian pertanian berskala Nasional di Sumbar),
> Petrbankan, dan
> pemangku kepentingan lainnya. Bentuk awal kelompok ini
> kemudian perlu
> dikembangkan lebih lanjut dalam format Koperasi sebagai
> Badan Usaha
> yang sangat sesuai dengan tuntutan kebutuhan (demand)
> petani.
> Dengan format koperasi, para anggota yang semula berstatus
> petani
> Budidaya (On Farm)  bisa melakukan terobosan dalam
> aktivitas
> agribisnis/agroindustri yang tergolong aktivitas Off
> Farm  seperti
> pengadaan  bibit, pupuk & obat-obatan, transport,
> pemasaran/ penjualan/
> perdagangan, pengolahan pasca panen (mengolah cabe
> umpamanya pada
> waktu harga jatuh menjadi cabe kering atau cabe giling,
> dll).
> Aktivitas Off Farm inilah yang sampai saat ini dipegang
> oleh para
> pemodal/kapitalis kecil, menengah, dan
> besar/Internasional.
> ‘Perlawanan’ inilah yang sudah dirintis oleh 1600
> pionir diatas.
> Inilah memang pak Saaf tujuan pelontaran wacana ini :
> akankah si
> ‘David’ (Daud) ini kita biarkan saja sebisanya sendiri
> berjuang
> melawan si ‘Goliath’ (Jalud) yang jauh lebih perkasa
> itu ? Mana
> Gubernur, mana Bupati/Walikota, mana Wali Nagari, mana
> DPRD, mana
> Pers, mana Bank Nagari, mana Perguruan Tinggi, mana
> [perusahaan swasta
> besar dengan CSRnya, mana partai politik, mana LSM, dll,
> dll ???
> Mereka seharusnya tanggap untuk berdiri di depan dan
> mengawal di
> belakang  proses panjang yang sudah dimulai oleh 1600
> pionir tersebut.
> 
> Bagaimana tanggapan sanak yang lain ?
> 
> Maaf dan wassalam,
> 
> Epy Buchari, L-67
> Ciputat Timur
> 
> -- 
> .
> Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika
> dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumbernya:
> ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
>   1. E-mail besar dari 200KB;
>   2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim
> melalui jalur pribadi; 
>   3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata!
> Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
> - Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam
> melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply
> e-mail lama dan mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah
> konfigurasi/setting-an keanggotaan di: 
> http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.
> 



-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke