Pak Jacky, walau cerita ini fiktif, namun sukar kita bantah bahwa masalah kita yg paling dasar dewasa ini adalah kualitas pemerintahan. Penjelasan UUD 1945 dahulu menyebut hal ini sebagai 'semangat para penyelenggara negara, semangat para pemimpin pemerintahan'. Oleh krn kita menganut sistem pemerintahan presidensial, maka 'in concreto' semangat para penyelenggara negara yg terpenting adalah 'semangat presiden', atau lebih tepat disebut 'karakter presiden'. Sewaktu wacana sekarang sampai disini, maka semua diskusi akan berhenti, karena karakter seseorang sudah 'given', tak mungkin berubah lagi. Rakyat Indonesia secara menyeluruh harus memikul konsekuensi dari pilihannya pada tahun 2009 yang lalu. Apa boleh buat. Oleh karena itu lebih baik jika sejak saat ini kita mulai menimang-nimang capres baru tahun 2014, yg wataknya diperkirakan sesuai dgn jenis tantangan yg kita hadapi. Yang jelas, pesona saja jauh dari cukup. Kepemimpinan, atau lebih tepat kenegarawanan - termasuk di dalamnya kearifan, ketegasan, dan keberanian - itulah yg lebih kita butuhkan dari para capres. Kualitas ini bisa kita bahas bersama-sama. Mari kita mulai menginventarisasi para capres, dan secara tenang mengeritisi kekuatan dan kelemahan karakternya satu demi satu, serta perkiraan sesuai tidaknya karakter tsb dengan tantangan yg kita hadapi dalam dasawarsa 2014-2024, dalam dua kali masa jabatan. Untuk itu perlu dihimpun dan dikaji rekam jejak para calon tersebut satu demi satu. Syukurnya, dalam pilpres 2009 yang lalu harian Kompas sdh mulai melakukan kajian karakter capres ini dengan bantuan sebuah tim psikolog, dan menyiarkannya kepada publik. Yang masih menjadi soal adalah apakah para pemilih dapat memanfaatkan kajian itu dalam mengambil keputusan untuk memilih?. Kelihatannya koq tidak, atau belum. Dengan demikian kita harus siap-siap pula untuk berulangnya kembali sejarah. Wallahua'lam bissawab. Wassalam,
Saafroedin Bahar. Taqdir di tangan Allah swt, nasib di tangan kita. -----Original Message----- From: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackymard...@yahoo.com> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Thu, 7 Oct 2010 18:43:23 To: Polri<keluarga...@yahoogroups.com>; Polda Kaltim Milis<poldakal...@yahoogroups.com>; VCM<keluarga...@yahoogroups.com>; <debritto-...@yahoogroups.com>; Rantau<rantaunet@googlegroups.com> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: [...@ntau-net] Ketika Tuhan Menciptakan Indonesia. Ketika Tuhan Menciptakan Indonesia KapanLagi.com - Suatu hari Tuhan tersenyum puas melihat sebuah planet yang baru saja diciptakan- Nya. Malaikat pun bertanya, "Apa yang baru saja Engkau ciptakan, Tuhan?" "Lihatlah, Aku baru saja menciptakan sebuah planet baru yang bernama Bumi," kata Tuhan sambil menambahkan beberapa awan di atas daerah hutan hujan Amazon. Tuhan melanjutkan, "Ini akan menjadi planet yang luar biasa dari yang pernah Aku ciptakan. Di planet baru ini, segalanya akan terjadi secara seimbang". Lalu Tuhan menjelaskan kepada malaikat tentang Benua Eropa. Di Eropa sebelah utara, Tuhan menciptakan tanah yang penuh peluang dan menyenangkan seperti Inggris, Skotlandia dan Perancis. Tetapi di daerah itu, Tuhan juga menciptakan hawa dingin yang menusuk tulang. Di Eropa bagian selatan, Tuhan menciptakan masyarakat yang agak miskin, seperti Spanyol dan Portugal, tetapi banyak sinar matahari dan hangat serta pemandangan eksotis di Selat Gibraltar. Lalu malaikat menunjuk sebuah kepulauan sambil berseru, "Lalu daerah apakah itu Tuhan?" "O, itu," kata Tuhan, "itu Indonesia. Negara yang sangat kaya dan sangat cantik di planet bumi. Ada jutaan flora dan fauna yang telah Aku ciptakan di sana. Ada jutaan ikan segar di laut yang siap panen. Banyak sinar matahari dan hujan. Penduduknya Ku ciptakan ramah tamah, suka menolong dan berkebudayaan yang beraneka warna. Mereka pekerja keras, siap hidup sederhana dan bersahaja serta mencintai seni." Dengan terheran-heran, malaikat pun protes, "Lho, tadi Tuhan berkata setiap negara akan diciptakan dengan keseimbangan. Kok Indonesia baik-baik semua. Lalu dimana letak keseimbangannya? " Tuhan pun menjawab dalam bahasa Inggris, "Wait, until you see the idiots I put in the government." (kpl/wim) -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.