SAYA BERHENTI MEROKOK By : Jepe Ini Sekedar berbagi pengalaman buat saudara-saudaraku yang masih merokok (terbaca :ahli hisap) jika saudara-saudaraku punya resolusi di tahun 2011 untuk berhenti total menjadi ahli hisap, semoga apa yang saya ceritakan ini menjadi inspirasi buat saudara-saudaraku untuk memulai hidup baru lebih sehat tanpa asap rokok.
Paling tidak selepas SMA dan kuliah pada tahun 1983 saya sudah pecandu rokok atau boleh juga dikatakan sudah dalam taraf ketergantungan pada rokok, saat itu mengingat kondisi keuangan sebagai mahasiswa yang masih berharap kiriman uang dari orang tua setiap bulannya rokok masih saya masih beli perbatang (ketengan) biasanya hasrat merokok itu harus saya penuhi jjika sehabis sarapan, makan siang dan makan malam. Tapi bagaimanapun saya tidak bakalan putus rokok dalam sehari sudah bisa dipastikan karena pergaulan saya cukup luas dikalangan mahasiswa seangkatan saya dikampus selalu ada saja tempat bertenggang memenuhi hasrat untuk merokok yang tak tertahankan dengan jalan meminta kepada teman-teman yang biasanya pasti ada saja yang punya rokok setiap hari tanpa terputus (biasanya anak-anak orang kaya yang perokok berat dan kiriman uang orang tuanya perbulan diatas rata-rata kebanyakan mahasiswa lainnya). Mengasyikan sekali pergaulan dengan teman-teman sesama ahli hisap ini, hari-hari dikampus dimana nongkrong pasti merokok dengan bebas tanpa takut lagi dimarahin oleh Dosen, maklum kalau di SMA masih sembunyi-sebunyi diwarung “illegal” sekolah tempat kumpul para siswa merokok untuk menghindari tertangkap basah oleh guru-guru. Bertambah parah kecanduan saya merokok ketika tinggal diasrama, boleh dikatakan 80 % penghuninya adalah perokok kelas menengah sampai kelas berat dari berbagai suku bangsa di Nusantara ini. Apalagi rokok terlalu mudah kami dapatkan tanpa menganggu uang belanja bulanan dari orang tua, karena untuk membeli “dewa 9 cm” ini (istilah Taufik Ismail dalam puisinya) kami dapatkan uangnya dari proyek-proyek dosen yang dikerjakan oleh anak-anak asrama mulai dari pengolahan data inventarisasi hutan sampai pembuatan peta dan mewarnai peta pohon secara manual diatas kalkir yang jumlahnya ratusan lembar. Rasa-rasanya honor hasil keringat kami diasrama atas proyek dosen yang tidak pernah putus ini lebih dari cukup untuk membeli rokok setiap harinya. Berbagai merek rokok yang punya nama telah saya coba mulai rokok kretek kretek, kretek tanpa filter sampai rokok putih (istilah untuk rokok filter tembakau tanpa cengkeh/non kretek).Setamat kuliah dan bekerja sekitar tahun 1989 tentunya saya sudah punya penghasilan dari gaji setiap bulannya untuk seorang bujangan jumlahnya lebih dari cukup. Minimal dalam 1 hari saya menghabiskan 1 bungkus rokok. Pada tahun 1993 ketika saya bekerja di Pekanbaru begitu ketagihan dengan rokok putih asli buatan luar negeri dengan merek yang sangat terkenal diseluruh dunia (saya pikir tentu saudara-saudaraku kenal merek rokok ini). Harganya cukup mahal perbungkusnya dan itu saya pesan khusus disebuah toko sembako warga keturunan di kota Pekanbaru. Nikmat memang rokok putih ini dengan rasa yang lembut dan asap yang ringan dengan aroma yang khas, apalagi jika minum segelas air putih mengisap sebatang dua batang rokok putih dari luar negeri ini (kata orang Toko didatangkan dari Singapur), setiap habis gajian saya memesan ke Toko tersebut 2 slof atau 20 bungkus rokok putih buatan luar negeri ini, memang ada diproduksi di dalam negeri merek yang sama tapi rasanya agak berat dan sepet berbeda dengan dari luar negeri begitu lembut, nikmat dan asapnya manja membelai hidung. Pekerjaan saya yang mobile dan suka berkumpul dengan kawan-kawan di camp apalagi sesama ahli hisap rasa-rasanya betapa gagahnya kami ketika bercengkrama dan kongkow2 di camp dengan segelas kopi merokok ria, kelihatan “jelek” sekali kolega saya yang ikut berkumpul tapi tidak merokok.Akibat merokok ini memang rata-rata bagi seorang perokok berat batuk adalah sesuatu yang lazim saja dideritanya, sangat mudah dideteksi jika seseorang batuk akibat merokok, dari nada, gaya dan kekuatan vocal batuk seseorang sudah bisa dipastikan akibat merokok itu juga yang pernah saya alami. Batuk dengan kekuatan dahsyat itu saya alami ketika habis lebaran Iedul Fitri 1429 H (2009), setiap pagi dikamar mandi sudah bisa dipastikan saya batuk yang tak putus-putusnya sampai keluar air mata dengan kekuatan bisa membangunkan anak saya yang masih balita dan tidur sekamar dengan kami (suami-istri). Batuk yang menyiksa setiap pagi ini alih-alih istri saya merasa iba dan kasihan melihat kondisi saya, ehhh malah dia “negeledek dan menyindir” saya sambil berkata “hajarrr terusss merokoknya Bang..kalau bisa habisan 3 bungkus per hari..asyikkk” Atas sindirin istri saya tersebut saya tidak jengkel dan marah tapi saya diam dan sadar kalau saya telah meracuni diri ini dengan rokok, akhirnya saya mencoba pasang niat sangat kuat dan keras sambil berteriak sungguh-sungguh dalam hati “Mulai besok saya akan berhenti merokok..harus bisa..harus bisa dan bisa titik” Saya mencoba membuang semua rokok yang masih tersisa kedalam tong sampah didepan rumah, besoknya saya lalui hari-hari tanpa merokok, pelan tapi pasti di dua bulan pertama saya telah berhenti merokok, dimasa tersebut luar biasa godaan dan hasrat untuk merokok, inilah masa-masa krusial saya berhenti merokok dalam 2 bulan pertama, bahkan saking kuatnya ketergantungan ketika berhenti ada sesuatu yang hilang, ada sesuatu kebiasaan dan rutinitas yang hilang apalagi ketika selesai makan dan minum kopi. Sampai-sampai saya terkadang merasa bingung dan linglung karena menahan hasrat merokok ini, ibarat kata seperti kata orang betawi linglung dan bingung saya ini “kayak ayam jago ketelan karet gelang” Disamping niat saya yang kuat tapi saya cukup tertolong hasrat merokok ini bisa saya konversi dengan memakan buah-buahan lebih rakus lagi, boleh perjaya atau tidak saudara-saudaraku, ketika hasrat saya menggebu-gebu untuk merokok lagi maka timun local (minang :antimun kuriak) adalah senjata yang sangat mujarab untuk menggagalkan hasrat merokok. Setiap ada keinginan merokok saya memamah timun kuriak ini dengan kulit tanpa dikupas. Kalau ke kantor 2 dan 3 timun kuriak selalu ada didalam tas saya begitu juga kalau kelapangan selalu saya bawa atau jika saya ketemu di warung-warung kelontong di Desa atau pasar-pasar (pekan mingguan) tradisional saya sempatkan membeli timun kuriak ini. Setiap ada hasrat merokok maka timun kuriak selalu akan menggagalkan hasrat itu, saya pikir getah dibalik kulit timun kuriak yang rasa dan aromanya yang khas mungkin itu yang membuat hasrat saya ingin merokok menjadi turun drastis tentunya tetap dipasang niat yang kuat “saya harus bisa berhenti total merokok” Begitu juga kalau makan di RM Padang bergaya ampera, saya setelaa selesai makan mencuci mulut dengan sepiring kecil timun kuriak yang biasanya telah dipotong-potong oleh rumah makan sedemikian rupa tanpa dibuang kulit luarnya, terkadang tangan saya cukup gatal berdiri disamping etalase tempat aneka menu ditata, ketika ada potongan timun kuriak didalam baskom dengan lincahnya tangan saya menagmbil 3 atau 4 potong lalu memakannya sambil berjalan ke meja makan.Begitu juga jika nonton bola dirumah disamping camilan seperti kacang rebus tidak ketinggalan beberapa buah timun kuriak sebagai pendampingnya, terkadang istri saya sempat keki juga didalam kulkas besok pagi ditemuinya timun kuriak buat acar sudah kandas saya mamah, tapi istri saya cukup gembira melihat perkembangan saya berhenti merokok dan timun kuriak menjadi “dewa penolong” untuk melawan hasrat menghisap “dewa 9 cm” Setelah melalui masa-masa kritis 2 bulan penuh tanpa merokok bulan-bulan selanjutnya terasa begitu nyaman dan hidup terasa lebih sehat, tidak ada lagi batuk-batuk berkekuatan dahsyat dikamar mandi kala pagi hari selepas subuh. Saya lalui kehidupan yang normal dalam arti tidak ada lagi hasrat merokok, seperti orang yang baru lahir kembali dan tidak mengenal bagaimana rasa rokok yang pernah meracuni saya lebih 26 Tahun.Jika merokok itu “Nikmat” ternyata ada yang lebih nikmat yaitu hidup tanpa merokok dan asap rokok. Terakhir sebagai penutup cerita dan pengalaman saya berhenti merokok ini, saya sangat termotivasi juga dengan sebuah pantun yang cukup keren seperti di bawah ini Dulu Ayam berkokok dipinggir cawan Bagi rokok dong kawan Sekarang Ayam berkokok diatas genteng Yang nggak merokok ganteng Nah saudara-saudaraku, pilihan tinggal ditangan anda, Dulu atau Sekarang Pekanbaru, 1 Januari 2011 -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.