Peristiwa Cikini Membatalkan Rekonsiliasi
PADA tanggal 30 Nopember 1957 terjadilah suatu peristiwa di Jakarta
dengan apa yang dikenal kemudian sebagai “Peristiwa Cikini”. Malam
tanggal 30 Nopember itu, Presiden Sukarno menghadiri pesta ulang tahun
sebuah sekolah di Cikini dimana putra dan putrinya bersekolah. Waktu
akan pulang malam itu sekelompok anak-anak muda yang bertempat tinggal
di asrama dekat sekolah itu yang diketahui sebagai anggota Gerakan
Anti Komunis Jakarta (GAK) melemparkan granat kearah mobil Sukarno.
Sukarno dan putra-putrinya selamat, akan tetapi dipihak lain terdapat
korban jatuh meninggal dunia sekitar 9 orang dan sekitar 100 orang
lainnya luka-luka berat. Korban yang terbanyak adalah murid-murid
sekolah itu. Menanggapi peristiwa Cikini itu, Perdana Menteri Juanda
mengatakan kepada Duta Besar Amerika Serikat di Jakarta Allison, bahwa
usaha pembunuhan tersebut (t erhadap Sukarno) yang dikenal dengan
“Peristiwa Cikini” membatalkan pendekatan-pendekatan rekonsiliasi yang
direncanakan sebelumnya terhadap Dewan Banteng. Dengan pernyataan
Juanda itu, maka usul kompromi Ahmad Husein untuk menyelesaikan
konflik Dewan Banteng dan Pemerintah Pusat jadi sirna. Ahmad Husein
mengusulkan agar dibentuk suatu dalam suatu wadah Dewan Nasional dan
diisi oleh wakil dari daerah-daerah. Dewan Nasional itu kemudian
dibentuk oleh Sukarno, akan tetapi isinya orang- orang dekatnya saja.
Sesudah peristiwa Cikini itu, Sukarno meninggalkan Indonesia untuk
selama 6 minggu beristirahat ke luar negeri seperti ke Eropa dan Asia.
Peristiwa Cikini dibesar-besarkan oleh surat kabar surat kabar PKI
seperti Harian Rakyat, Warta Bhakti, Bintang Timur dan Harian Pemuda.
Sejumlah tokoh-tokoh politik dari partai Masyumi dikait-kaitkan dengan
Peristiwa Cikini itu. Mereka kemudian diteror dan diancam akan
ditangkap dan ditahan dengan tuduhan korupsi. Rumah Mohd. Roem sampai-
sampai dikepung, tetapi Mohd.Roem dan keluarganya selamat. Akibatnya,
para politisi dari partai Masyumi merasa tidak aman lagi tinggal di
Jakarta. Satu demi satu mereka berangsur-angsur hijrah ke Padang,
seperti Syafruddin Prawira Negara, Mohd.Natsir dan Burhanuddin
Harahap.  Syafruddin Prawira negara waktu itu menjadi Direktur Bank
Indonesia.  Prof. Sumitro Joyohadikusumo bukan politisi dari partai
Masyumi melainkan dari Partai Sosialis Indonesia (PSI), akan tetapi
Sumitro kemudian hijrah pula ke Padang, akan tetapi dia lebih banyak
bolak balik keluar negeri,  seperti ke Singapura, Amerika Serikat dan
negara-negara lain yang anti Komunis. Akhirnya semua politisi baik
dari tokoh militer, dari Masyumi dan PSI ( Sumitro) berkumpul di
Padang. Gagasan untuk melawan Sukarno yang dituduh condong kepada PKI
itu semakin kuat ketika para tokoh-tokoh militer dan politisi sipil
itu mengadakan rapat rahasia di Sungai Dareh pada tanggal 9 Januari
1958. Rapat rahasia di Sungai Dareh itu diadakan dalam dua putaran.
Pada putaran pertama rapat rahasia itu hanya dihadiri oleh tokoh-tokoh
militer saja, kecuali Prof. Sumitro, ikut dalam rapat itu.
Rapat putaran ke dua, baru diadakan rapat gabungan antara tokoh-tokoh
militer dengan politisi sipil. Tidak banyak yang diketahui orang dari
rapat Sungai Dareh itu, kecuali terbetik berita, bawha Simbolon akan
mendirikan negara Sumatera. Berkenaan dengan issu negara Sumatera itu,
Perdana Menteri Juanda memberi penjelasan dihadapan sidang DPR pada
tanggal 3 Pebruari 1958. Perdana Menteri Juanda mensinyalir, bahwa
dalam bulan Desember 1957 dan Januari 1958 terdengar lagi berita-
berita tentang adanya usaha-usaha untuk memproklamirkan berdirinya
Negara Sumatera. Ada pula berita-berita tentang pembentukan Pemerintah
Pusat baru Republik Indonesia. Sebuah issu yang runyam, yang kelak
menyebabkan gerakan ini disebut pemberontak. (*)


On Mar 8, 11:21 am, "rinapermadi" <rinaperm...@gmail.com> wrote:
> Melanjutkan postingan terdahulu ;
>
> 8. Pergolakan di daerah-daerah semakin meningkat. Tanggal 20 Desember 1956,
> Ahmad Husein selaku Ketua Dewan Banteng mengambil alih pemerintahan sipil di
> Sumteng dari Gubernur Ruslan Muljohardjo (Masyumi). Dua hari kemudian, Kol
> Maludin Simbolon selaku Panglima TT I yang berkedudukan di Medan mengambil
> alhi pemerintahan sipil di SUMUT, sekaligus menyatakan keadaan darurat
> perang diwilayahnya dan untuk sementara melepaskan hubungan dengan
> pemerintah pusat di Jakarta. Sebelumnya 3 des, 48 perwira di wilayah TT I
> membentuk Dewan Gajah yang diketuai oleh Kol Simbolon. Selanjutnya 24 Des,
> Letkol Barlian selaku Panglima TT I Sumatera bag Selatan yg berkedudukan di
> Palembang mulai melakuka control politis terhadap pemerintahan sipil Sumsel.
> Barulah pada 15 Januari 1957, dia membentuk Dewan Garuda dan benar2
> mengambil alih kekuasaan dari Gubernur Winarno Danuatmojo (PNI). Dengan
> demikian memasuki 1957 praktis hampir seluruh Sumatra telah melakukan
> pembangkangan terhadap pemerintahan pusat.
>
> 9. Pergolakan juga terjadi di Sulawesi dan Kalimantan. Pada 18 Februari
> 1957,  Letkol H.N.V. Sumual selaku Panglima TT VII Indonesia Timur
> menyatakan terbentuknya Dewan Manguni di Manado. Lalu pada 2 Maret 1957,
> Diumumkanlah Piagam Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) di Makasar.
> Bersamaan dengan itu Sumual menyatakan seluruh wilayah Indonesia Timur dalam
> keadaan bahaya perang (SOB). Oleh karena itu, semua pemerintahan diambil
> alih oleh Penguasa Militer utk menjaga ketentraman rakyat dan terlaksananya
> pembangunan di daerah-daerah. Permesta juga menuntut agar Kabinet dan Dewan
> Nasional dipimpin bersama oleh Soekarno dan Hatta, tetapi Permesta masih
> mengakui pemerintah pusat. Di Kalimantan Letkol Hasan Basri selaku Panglima
> TT VI mendirikan Dewan Lambung Mangkurat pada tanggal 13 Maret 1957. Seperti
> Dewan-dewan lain, dewan inipun menghendaki perlakuan yang lebih baik bagi
> daerah dari pemerintah pusat.
>
> 10. Di tengah kemelut poitik yang semakin panas dan pergolakan daerah yang
> makin berani pada akhir 1956 dan awal 1957, Presiden Soekarno menyampaikan
> pidato konsepsinya pada 21 Februari 1957, yang disiarkan langsung oleh RRI
> ke seluruh Indonesia. Inti pidatonya itu :
>
> 1.      Pelaksanaan Demokrasi Terimpin yang tidak membolehkan adanya
> oposisi, karena dinilai tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia
>
> 2.      Untuk melaksanakan Demokrasi Terpimpin haruslah dibentuk Kabinet
> Gotong Royong sebagai pengganti cabinet yang ada, karena dianggapnya rapuh
> dan tidak sesuai dengan jiwa kegotong royongan bangsa Indonesia. Dengan
> melaksanakan prinsip kegotongroyongan ini, oposisi akan hilang dalam
> parlemen dan masyarakat
>
> 3.      Pembentukan Dewan Revolusioner (yang kemudian diganti dengan Dewan
> Nasional) yang anggotanya terdiri dari wakil-wakil golongan fungsional dalam
> masyarakat. Dewan ini akan dipimpin langsung oleh presiden dan berfungsi
> sebagai pemberi nasihat kepada pemerintah.
>
> KOnsepsi Soekarno ini semakin menambah ketegangan politik Negara, karena
> menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat, terutama di kalangan
> politisi. Yang paling jelas menolak konsepsi itu adalah Masyumi dan Partai
> Katholik. NU, PSII, Parkindo, IPKI dan PSI menolaknya secara samar-samar.
> Adapun PNI dan beberapa partai nasionalis kecil lainnya mendukung konsepsi
> itu, dan yang paling gigih mendukungnya adalah PKI.
>
> To be continued
>
> Tujuan penulisan latar belakang ini hanya ingin menjelaskan kenapa DR. M
> Natsir yang begitu santun juga ikut ke kancah PRRI.
>
> Wassalam
>
> Rina

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke