Bencana alam yang telah terjadi di Sumbar sebelumnya itu sebaiknya memjadi renungan saja, karena tidak ada bedanya dengan wiluah sumatera bagian barat dan jawa selatan. Begitu juga dengan Indonesia Timur, YANG SUATU KETIKA AKAN DIGUNCANG GEMPA. JADI SAMA SAJALAH, YANG TERPENTING BUAT KITA MULAI SAAT INI ADALAH: BAGAIMANA MEMBUDAYAKAN BAHWA KITA TINGGAL DI RANAH RAWAN BENCANA.
Kemudian, janganlah terlalu dipengaruhi oleh diskusi dan penjelasan berbagai pakar, karena semuanya itu melulu teori tanpa menterjemhakan peristiwa itu secara baik. Perlu diketahui, umumnya ahli geologi termasuk kebumian di luar Indonesia mereka tidak akan muncul membahas kejadiaan bencana tersebut secara umum untuk konsumsi masyarakat, dan tapi mereka bekerja dan mendiskusikan hingga lebih memahami kejadian tersebut dan menemukan berbagai model baru. Sebaliknya di Indonesia berbeda, apabila timbul bencana gempabumi dan lain sebagainya, berbagai pakar laris layak selebriti diwawancarai tanpa henti-hentinya. Semua itu bersifat teoritis dan perulangan masalah, dan mereka sendiri tidak memahaminya secara baik. Mulai saat ini, mari kita bersiaga dan memelihata kampung halaman kita dengan baik, berbagai kegiatan dalam kehidupan lakukan di wilayah yang jauh dari pusat bencana. MUlai dari Lubuksikaping hingga ngarai Sianok menuju danau atas dan bawah adalah ZONA Patahan Semangko. Bayangkan Danau Singkarak termasuk Danau Atas dan Bawah adalah produk aktifitas patahan Semangko itu. Termasuk danau-danau kecil yang sering kita jumpai di sekitar Bukittinggi. Puncuran Gadang di Matur tempat kami mandi semasa kecil, itu juga zona lemah anaknya patahan Semangko. Wassalam, HM/60 th/BDG ________________________________ From: Nofend St. Mudo <nof...@gmail.com> To: "rantaunet@googlegroups.com" <rantaunet@googlegroups.com> Sent: Tue, March 22, 2011 5:55:00 AM Subject: [R@ntau-Net] Gubernur Sumbar: Bencana Alam Masih Mengancam REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dalam rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2011-2015 yang dikutip di Padang, Selasa, menyebutkan bencana alam masih mengancam selain konflik sosial, endemi wabah penyakit dan kegagalan teknologi. Ancaman bencana itu antara lain disebabkan posisi Sumbar terletak dekat dengan pertemuan lempeng Indo-Australia dan Euro Asia di samudera Hindia sebelah Barat Mentawai serta dilalui patahan semangka dari Solok Selatan sampai Pasaman. Selain itu, Peraturan Gempa Indonesia (SNI-1726 2002) menempatkan Sumbar sebagai salah satu wilayah yang memiliki percepatan gempa maksimum (PGA) tertinggi di Indonesia. Potensi bencana itu juga diperkuat kajian dilakukan sejumlah ahli geologi dan didukung dokumen Pemerintah Belanda menunjukkan di Padang pernah terjadi gempa besar diikuti gelombang tsunami pada 10 Februari 1797 dan 24 November 1833. Tsunami itu memiliki ketinggian mencapai sekitar empat meter dan landaannya menjangkau wilayah sejauh satu kilometer dari pantai. Dalam catatan sejarah juga mengungkapkan pada 28 Juni 1926 terjadi gempa 7,0 Skala Richter mengguncang Sumbar menyebabkan 354 orang tewas dan sekitar 3.000 unit rumah rusak. Gempa tersebut sangat populer di Sumbar saat itu dan menjadikan bencana itu sebagai referensi penunjuk waktu untuk mencatat sesuatu yang terjadi terkait dengan bencana alam yang melanda daerah ini. Bencana gempa dengan kekuatan besar kembali melanda Sumbar pada 6 Maret 2007 dengan kekuatan 6,3 skala richter menewaskan 66 orang dan merusak sekitar 35 ribu rumah warga di 10 kabupeten dan kota. Pada 30 September 2009 gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter kembali menguncang Sumbar menyebabkan 1.195 orang tewas dan sekitar 249 ribu rumah warga rusak di 10 kabupaten dan kota termasuk merusak parah infrastruktur ekonomi dan sosial provinsi ini. Pascagempa besar diikuti tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam pada 2004, gempa diikuti tsunami menambah momok bagi masyarakat Sumbar akan kerawanan daerah ini terhadap dua bencana tersebut. Di samping rawan gempa dan tsunami, Sumbar juga memiliki gunung api, seperti Gunung Merapi, Gunung Tandikek, Gunung Talang dan Gunung Kerinci yang berpotensi menimbulkan bencana terhadap wilayah sekitarnya. Tahun 2006, Gunung Talang sempat menyembulkan lahar meski tidak menimbulkan bencana besar dan telah menarik ahli nasional dan internasional untuk mengkaji lebih lanjut karakteristik gunung tersebut untuk memprediksi aktifitas di masa datang. Begitu pula Gunung Merapi masih terus mengeluarkan asap pada beberapa tahun belakangan, sehingga potensi bencana yang ditimbulkannya terhadap penduduk sekitarnya cukup besar. Sumbar juga memiliki sungai-sungai besar yang mengalir dari wilayah pengunungan wilayah Timur menuju arah pantai Barat Sumatera, dimana daerah aliran sungai (DAS) berpotensi banjir terutama pada musim hujan dan telah banyak konrban dan infrastruktur rusak akibat banjir. Selain banjir, Sumbar juga rawan longsor dan pernah terjadi 4 Mei 1987 di Bukit Tui Padang Panjang menyebabkan 143 orang tewas, 49 rumah dan satu sekolah rusak berat serta tertimbun tanah. Sumbar juga berpotensi terhadap abrasi pantai, khususnya di wilayah yang berbatasan dengan laut terbuka dan dilaporkan telah terjadi perubahan garis pantai akibat abrasi yang menyebabkan rumah dan bangunan di atasnya runtuh. Red: Krisman Purwoko Sumber: antara http://m.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/11/03/22/171570-gubernur-sumbar-bencana-alam-masih-mengancam Wassalam Nofend/34+ CKRS Sent from Bus AKAPĀ® -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/