Waalaikum salam wr wb :

Sutan Lembang , Judulnya mungkin ditambah ciek kato yakni "berang " , pamberang 
adalah  marupakan induak dari sagalo kemarahan ...!!


Salam : Zul Amry Piliang .



________________________________
Dari: Muhammad Dafiq Saib <stlembang_a...@yahoo.com>
Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" <rantaunet@googlegroups.com>
Dikirim: Sabtu, 23 April 2011 10:45
Judul: Bls: [R@ntau-Net] Marah - Mareh - Bangih


Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu

Tulisan di catatan harian, indak pakaro baminang-minang tapi rancak juo kito 
hinokkan

Marah..... 
 
Khatib
kemarin berkhutbah tentang 'marah'. Suatu ketika menurut riwayat, seseorang
bertanya kepada Nabi SAW tentang apa yang harus diperbuatnya agar dia
mendapatkan keridhaan Allah. Jawab Nabi, 'jangan marah'. Setelah itu apa, wahai
Rasulullah? tanya orang itu lagi. Jawab Nabi, jangan marah, begitu sampai tiga
kali. Sang khatib mengingatkan pula firman Allah dalan surat Ali Imran ayat 134 
sebagai ciri-ciri
orang yang bertaqwa .... 'orang-orang yang menafkahkan hartanya  waktu
dalam keadaan lapang (berada) atau dalam keadaan sempit (susah), menahan
amarahnya, dan suka memaafkan  kesalahan orang....' Di sini Allah
menjelaskan bahwa menahan marah adalah salah satu ciri dari orang
yang bertaqwa.
 
Lalu
timbul pertanyaan. Apakah marah itu terlarang atau nafsu  amarahnya yang
harus dikendalikan? Ternyata marah itu mempunyai rentang yang cukup lebar.
Seseorang itu ada kalanya perlu marah. Ketika kita melihat kemungkaran,
ketika kita melihat ketidak adilan, kesewenang-wenangan, ketidak jujuran, maka
kita perlu 'marah'. Kita perlu memperbaikinya entah dengan tangan, entah dengan
peringatan mulut, entah dengan sekedar doa. Ketika anak kita yang sudah berumur
sepuluh tahun belum juga menegakkan shalat, kita perlu memarahinya bahkan
dengan memukulnya. Ketika istri nusyuz, mendurhaka, berbuat kemungkaran, kita
perlu marah. Ada
beberapa tingkatan peringatan dalam memarahinya dan itu pun diajarkan Allah
dalam al Quran.
 
Kalau
begitu? Marah yang mana yang harus dikendalikan? Ternyata marah yang disertai
hawa nafsu. Marah yang didasari emosi. Entah karena kita tersinggung. Entah
karena kelompok kita diburuk-burukkan orang. Entah karena kekeliruan kita
diolok-olok orang. Lalu kita marah. Marah dengan cara melampiaskan kemarahan
itu dengan hawa nafsu. Entah secara fisik (memukul, menyakiti, menganiaya) atau
dengan kata-kata (menghina, memaki, merendahkan). Inilah yang dilarang. Yang
perlu dikendalikan. Tersebut pula dalam kisah yang lain. Dalam satu
pertempuran, dalam duel pedang satu lawan satu antara Ali bin Abi Thalib dengan
seorang kafir Quraisy. Pedang si kafir Quraish terlepas dan Ali bin Abi Thalib
tinggal menyelesaikan duel itu untuk kemenangan beliau. Tiba-tiba...... si
kafir Quraisy itu meludahi muka Ali. Apa yang terjadi? Ali menarik pedangnya
yang sudah terjulur untuk menetak leher musuh itu. Para
sahabat bertanya, kenapa Ali melakukan hal itu? Beliau menjawab, ketika orang
kafir itu meludahinya, timbul emosinya. Timbul marahnya. Tapi di sana 
keistimewaan sahabat
Rasulullah yang satu itu. Imannya tetap berfungsi utuh dalam kemarahannya.
Beliau berkata, tadi itu aku marah karena diludahinya, itulah sebabnya aku
tidak jadi membunuhnya. Karena kalau aku membunuh karena kemarahanku, niscaya
aku termasuk golongan orang-orang yang zhalim.
 
Jadi
begitulah perkara marah. Marah ketika sesuatu kemungkaran terjadi di hadapan
mata adalah merupakan keharusan. Tapi marah yang dilandasi iman kepada Allah
SWT. Bukan marah yang dilandasi nafsu dan ego. Karena marah yang terakhir ini
akan meninggalkan bekas. Kita sakiti orang lain dengan tangan atau dengan
kata-kata dalam kemarahan kita, dalam nafsu dan egoisme kita, pasti akan
meninggalkan goresan pada orang yang kita sakiti itu. Jadi mari kita kendalikan
marah........    
 
***** 
       
 

Wassalamu'alaikum
 
Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam
Suku : Koto, Nagari asal : Koto Tuo - Balai Gurah, Bukit Tinggi
Lahir : Zulqaidah 1370H, 
Jatibening - Bekasi

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke