Assalamu'alaikum ww,

Ajo, Gebu Minang kan lai punyo Dana Abadi nan kalo ndak ka digunoan
untuak kamajuan Minang. Mungkin ancak ajo nan manolong batanyo ka
patinggi Gebu Minang apo dana iko lai bisa dipakai untuak iko yaitunyo
untuak parsiapan SDM Ranah Minang nan ampia putuih aso.

 

Tarimo kasi.

 

Wassalam

Batuduang Ameh (44) Pekanbaru

 

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] On
Behalf Of ajo duta
Sent: Wednesday, May 25, 2011 7:56 PM
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Empat Mahasiswa Undangan dari SMAN 1 Pariaman
Terancam Batal karena Miskin

 

 

  

Iko ciek lai soal nan samo. 

________________________________

 

  

Empat Mahasiswa Undangan dari SMAN 1 Pariaman 

Terancam Batal karena Miskin

Error! Filename not specified.Padang Ekspres * Rabu, 25/05/2011 10:10
WIB * zikriniati zn * 72 klik

Butuh Bantuan: Siswa SMA 1 Pariaman, lulus SNMPTN Jalur Undangan
terancam gagal Kemiskinan membelit kehidupan mereka berempat. Dalam
serba kekurangan, mereka berhasil membuktikan diri sebagai pelajar
berprestasi. Tertera sebagai mahasiswa undangan di perguruan tinggi
negeri papan atas, namun nasib memberi mereka liku yang pahit. Karena
tidak tak punya biaya, mereka terancam batal kuliah.


Empat siswa SMAN 1 Pariaman diterima sebagai mahasiswa undangan melalui
jalur "Bidik Misi" di tiga perguruan tinggi negeri terkemuka di
Indonesia. Mereka adalah Hendri, diterima di Fisika Universitas
Indonesia (UI), Adilla Sari di Psikologi UI, Amalia Roza pada Teknologi
Pangan Universitas Padjajaran dan Annisa Amelia, Pendidikan Akuntansi
Universitas Medan (Unimed).


Mestinya, keempat anak bangsa ini bersuka cita merayakan prestasi
belajar mereka. Namun, hingga hari ini, mata mereka masih lembab oleh
air mata. Pasalnya, tiga hari lagi, tepatnya Jumat (27/5), mereka harus
sudah ada di kampus yang "mengundang" mereka sebagai mahasiswa pilihan.
Artinya, untuk sampai ke perguruan tinggi sasaran mereka tersebut,
ternyata membutuhkan biaya. Sementara, orangtua mereka miskin, dengan
apa tiket pesawat atau ongkos ke sana didapat. Untuk makan sehari-hari
saja susahnya minta ampun.  


Dengan kesedihan dan gundah hati yang dalam, keempat "anak hebat" ini
menghadap Zalmiruddin, kepala sekolah mereka di SMAN 1 Pariaman. Di hati
dan pikiran mereka mulai tertanam ragu, apakah mungkin bisa mengubah
nasib dengan kuliah di negeri orang sementara badan diri dalam
kemiskinan yang tak terbantahkan. Bayangan kelam seakan menyungkup mata
mereka dalam melihat masa depan.


"Maaf Pak, saya mundur saja, tidak jadi kuliah, orangtua betul-betul
tidak punya biaya untuk keberangkatan saya. Sudah kami coba pinjam ke
tetangga, tetapi hingga hari ini belum dapat," ujar Hendri serak. Siswa
yang berhasil lulus di Fisika UI tersebut kemudian menunduk dan menyeka
air matanya, di ruangan kepala sekolah, kemarin. Sang kepala sekolah tak
bisa menyembunyikan kemurungan hatinya. Ia pun terlihat sedih, dan
berpikir (tapi lebih banyak berharap), semoga ada jalan keluar untuk
keempat anak-anaknya ini. Ia bisa merasakan kepedihan hati siswanya yang
bercita-cita tinggi.


Hendri dan tiga teman lainnya memang lulus sebagai mahasiswa undangan
lewat jalur Bidik Misi. Dengan jalur ini, nantinya ia tidak perlu
memikirkan uang kuliah dan pemondokan, karena ditanggung pemerintah.
Namun untuk biaya keberangkatan ke Jakarta, jelas ia harus mengusahakan
sendiri, karena itu di luar tanggungan pemerintah.


Hendri sendiri berasal dari keluarga sangat miskin, bertempat tinggal di
Marabau Pariaman. Hendri meraih nilai UN 47,50. Ayahnya, Ilyas, seorang
buruh tani yang harus menafkahi sembilan anaknya. Penghasilan sang ayah,
hanya bisa memenuhi sekadar kebutuhan hari-hari. Hingga saat ini, Hendri
dan delapan saudaranya harus bertahan hidup di gubuk reot, berlantai
tanah. Saat tidur, mereka pun hanya mengandalkan tikar lusuh yang biasa
digunakan orang untuk menaruh daging kurban pada saat Idul Adha.


Tidak jauh beda dengan Hendri, Adila Sari yang lulus di Psikologi UI
juga demikian. Anak bungsu dari delapan bersaudara yang juga anak yatim
tersebut, hingga saat ini belum menemui solusi masaah biaya
keberangkatannya. Betul, ia memiliki tujuh orang kakak, namun hidup
mereka tidak jauh lebih baik, sehingga ia pun tidak bisa berharap
banyak.


Langganan juara sejak sekolah dasar ini, selama ini hanya mengandalkan
beasiswa dan zakat dari Bazda Pariaman, untuk menyelesaikan
pendidikannya hingga sekolah menengah. Rumahnya pun tidak lebih baik
dari empat rekan-rekannya. Warga Sungai Sariak Padangpariaman ini,
tinggal di rumah semi permanen, tanpa fasilitas hiburan apa pun.


"Annisa Amelia yang lulus di Pendidikan Akuntansi Unimed juga menyatakan
mundur, karena orangtuanya tidak mampu. Namun kami bilang jangan patah
semangat, mudah-mudahan ada jalan. Sayang anak secerdas dia mengabaikan
kesempatan melanjutkan pendidikan," ujar Kepala SMAN 1 Pariaman
didampingi Wakasek Kesiswaan Azma, kemarin. Realita empat siswa ini,
membuat suasana memang menjadi terasa pilu.


Sementara, Amalia Roza yang lulus di Unpad sudah berangkat, karena
kemarin merupakan jadwal terakhir pendaftaran di Unpad. Ia berangkat
dengan biaya pinjaman dari tetangga dan dibantu sumbangan majelis guru
SMAN 1 Pariaman. Warga Pauh Timur Kota Pariaman tersebut, ayahnya,
Agusti Anwar, 47, buruh serabutan yang juga harus membiayai sekolah
empat orang adiknya. Ia berangkat dengan mengenakan pakaian sekolah yang
lusuh dan beberapa helai pakaiannya. Baginya yang penting berangkat dan
mendaftar dulu. Untuk urusan lainnya, ia yakin bakal ada "malaikat
penolong".


Sebenarnya, masih ada dua orang lagi peraih mahasiswa undangan jalur
Bidik Misi, Afriani Fitri yang lulus di Matematika Unand serta M Rizki
Dharmawan yang lulus di Fakultas Sistem Informatika Unand. Keduanya
sama-sama miskin. Namun karena lokasi kampusnya masih berada di Sumbar,
para guru berusaha menanggulangi biaya transportasi mereka.


Keempat siswa SMAN 1 Pariaman ini, ketika ditanya, hanya berharap uluran
tangan agar mereka bisa "terbang" ke kampus tujuan masing-masing. Tentu,
tangan-tangan mulia para dermawan, salah satu yang bisa memudahkan
mereka menapaki langkah awal meraih masa depan, sangat diharapkan. Hal
ini tentu agar kemiskinan bukan semacam kutukan turun temurun dalam
kehidupan keluarga mereka, karena mereka kelak mampu mengubah nasib
karena pendidikan yang baik.


Hendri, Adilla, Amalia dan Annisa sangat membutuhkan biaya
keberangkatan, paling lambat Jumat lusa. Jika tidak, impian mereka
tentang perguruan tinggi harapan, kerja keras dan prestasi belajar yang
sungguh-sungguh, sebuah dunia yang lebih baik di masa depan, akan pupus.
Mereka akan menyesal, bersedih tak berkesudahan, karena merasa negara
ini, bangsanya, tidak berpihak pada anak miskin yang pintar.


Nah, tegakah kita membiarkan mereka, sementara mereka mampu bersaing
untuk menjadi yang terbaik di negeri ini? Jangan biarkan mereka
bersedih, uluran tangan kita, bakal membuat air matanya terhapus
bahagia, karena mereka merasa tidak sendiri. (***)

[ Red/Redaksi_ILS ]

__._,_.___

Reply to sender
<mailto:ali_u...@yahoo.com?subject=Re%3A%20Fw%3A%20%5Bforahmi%5D%20Empat
%20Mahasiswa%20Undangan%20dari%20SMAN%201%20Pariaman%20%20Terancam%20Bat
al%20karena%20Miskin>  | Reply to group
<mailto:p...@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Fw%3A%20%5Bforahmi%5D%20Emp
at%20Mahasiswa%20Undangan%20dari%20SMAN%201%20Pariaman%20%20Terancam%20B
atal%20karena%20Miskin>  | Reply via web post
<http://groups.yahoo.com/group/pkdp/post;_ylc=X3oDMTJwN3AyMzFzBF9TAzk3Mz
U5NzE0BGdycElkAzczNjYxNTMxBGdycHNwSWQDMTcwNTAxNTU5NARtc2dJZAMyNjAEc2VjA2
Z0cgRzbGsDcnBseQRzdGltZQMxMzA2MzEzMTAy?act=reply&messageNum=260>  |
Start a New Topic
<http://groups.yahoo.com/group/pkdp/post;_ylc=X3oDMTJmYWllOGoyBF9TAzk3Mz
U5NzE0BGdycElkAzczNjYxNTMxBGdycHNwSWQDMTcwNTAxNTU5NARzZWMDZnRyBHNsawNudH
BjBHN0aW1lAzEzMDYzMTMxMDI->  

Messages in this topic
<http://groups.yahoo.com/group/pkdp/message/260;_ylc=X3oDMTMzOHMydThvBF9
TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzczNjYxNTMxBGdycHNwSWQDMTcwNTAxNTU5NARtc2dJZAMyNjA
Ec2VjA2Z0cgRzbGsDdnRwYwRzdGltZQMxMzA2MzEzMTAyBHRwY0lkAzI2MA-->  (1) 

Recent Activity: 

*         New Members
<http://groups.yahoo.com/group/pkdp/members;_ylc=X3oDMTJnZDRqOXY1BF9TAzk
3MzU5NzE0BGdycElkAzczNjYxNTMxBGdycHNwSWQDMTcwNTAxNTU5NARzZWMDdnRsBHNsawN
2bWJycwRzdGltZQMxMzA2MzEzMTAx?o=6>  3 

Visit Your Group
<http://groups.yahoo.com/group/pkdp;_ylc=X3oDMTJmZjE1aDEzBF9TAzk3MzU5NzE
0BGdycElkAzczNjYxNTMxBGdycHNwSWQDMTcwNTAxNTU5NARzZWMDdnRsBHNsawN2Z2hwBHN
0aW1lAzEzMDYzMTMxMDE->  

MARKETPLACE

Find useful articles and helpful tips on living with Fibromyalgia. Visit
the Fibromyalgia Zone today!
<http://global.ard.yahoo.com/SIG=15o11912p/M=493064.14543977.14365476.10
835568/D=groups/S=1705015594:MKP1/Y=YAHOO/EXP=1306320302/L=47a13938-86ab
-11e0-b691-73a74eb91ed8/B=TsI1A2KImhk-/J=1306313102082730/K=yZ1OS6Paqr66
2TDFGFJy6A/A=6260316/R=0/SIG=11bc8n8gt/*http:/custom.yahoo.com/fibromyal
giazone/> 

Error! Filename not specified.

________________________________

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on -
Get the Yahoo! Toolbar now.
<http://global.ard.yahoo.com/SIG=15oema9t3/M=493064.14543979.14365478.13
298430/D=groups/S=1705015594:MKP1/Y=YAHOO/EXP=1306320302/L=47a13938-86ab
-11e0-b691-73a74eb91ed8/B=TcI1A2KImhk-/J=1306313102082730/K=yZ1OS6Paqr66
2TDFGFJy6A/A=6060255/R=0/SIG=1194m4keh/*http:/us.toolbar.yahoo.com/?.cpd
l=grpj> 

Error! Filename not specified.

Error! Filename not specified.
<http://groups.yahoo.com/;_ylc=X3oDMTJlOWxwb2ZmBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkA
zczNjYxNTMxBGdycHNwSWQDMTcwNTAxNTU5NARzZWMDZnRyBHNsawNnZnAEc3RpbWUDMTMwN
jMxMzEwMg--> 

Switch to: Text-Only
<mailto:pkdp-traditio...@yahoogroups.com?subject=Change+Delivery+Format:
+Traditional> , Daily Digest
<mailto:pkdp-dig...@yahoogroups.com?subject=Email+Delivery:+Digest>  *
Unsubscribe
<mailto:pkdp-unsubscr...@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe>  * Terms
of Use <http://docs.yahoo.com/info/terms/> 

.

Error! Filename not specified.

__,_._,___




-- 

Wassalaamu'alaikum

Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),

gelar Bagindo, suku Mandahiliang,

lahir 17 Agustus 1947.

di Nagari Gasan Gadang, Kab. Pariaman.

rantau: Deli dan Jakarta, kini Sterling, Virginia-USA

------------------------------------------------------------

"Kepedulian sanak terhadap anak-anak nagari ditunggu. Mari sisihkan
rejeki kita Rp.250.000 untuk satu paket baju seragam bagi anak-anak yang
tak bersekolah, hanya karena tak sanggup beli baju seragam". Transfer
infaq sanak ke rek YPRN No. 0221919932 Bank BNI

 

 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke