Sanak Palanta
Minangkabau ternyata melahirkan lelaki-lelaki romantis yang kemudian menjadi penyai'r besar seperti Chairil Anwar. Kiro-kiro kenapa mereka begitu nyeni dan romantis ya ? Charil Anwar dilahirkan di Medan <http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan>, Chairil Anwar merupakan anak tunggal. Ayahnya bernama Toeloes, mantan bupati<http://id.wikipedia.org/wiki/Bupati> Kabupaten Indragiri<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kabupaten_Indragiri&action=edit&redlink=1> Riau <http://id.wikipedia.org/wiki/Riau>, berasal dari Taeh Baruah<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Taeh_Baruah&action=edit&redlink=1>, Limapuluh Kota <http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Lima_Puluh_Kota>, Sumatra Barat <http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Barat>. Sedangkan ibunya Saleha, berasal dari Situjuh <http://id.wikipedia.org/wiki/Nagari_Situjuh>, Limapuluh Kota. [1] <http://id.wikipedia.org/wiki/Chairil_Anwar#cite_note-0>Dia masih punya pertalian keluarga dengan Sutan Sjahrir <http://id.wikipedia.org/wiki/Sutan_Sjahrir>, Perdana Menteri<http://id.wikipedia.org/wiki/Perdana_Menteri>pertama Indonesia. [2] <http://id.wikipedia.org/wiki/Chairil_Anwar#cite_note-1> Chairil masuk sekolah *Hollandsch-Inlandsche School<http://id.wikipedia.org/wiki/Hollandsch-Inlandsche_School> * (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi waktu masa penjajahan Belanda <http://id.wikipedia.org/wiki/Masa_penjajahan_Belanda>. Dia kemudian meneruskan pendidikannya di *Meer Uitgebreid Lager Onderwijs<http://id.wikipedia.org/wiki/Meer_Uitgebreid_Lager_Onderwijs> * (MULO), sekolah menengah pertama Hindia Belanda, tetapi dia keluar sebelum lulus. Dia mulai untuk menulis sebagai seorang remaja tetapi tak satupun puisi awalnya yang ditemukan. Pada usia sembilan belas tahun, setelah perceraian orang-tuanya, Chairil pindah dengan ibunya ke Jakarta di mana dia berkenalan dengan dunia sastra<http://id.wikipedia.org/wiki/Sastra>. Meskipun pendidikannya tak selesai, Chairil menguasai bahasa Inggris<http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris>, bahasa Belanda <http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Belanda> dan bahasa Jerman <http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jerman>, dan dia mengisi jam-jamnya dengan membaca karya-karya pengarang internasional ternama, seperti: Rainer M. Rilke<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rainer_M._Rilke&action=edit&redlink=1>, W.H. Auden<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=W.H._Auden&action=edit&redlink=1>, Archibald MacLeish<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Archibald_MacLeish&action=edit&redlink=1>, H. Marsman<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=H._Marsman&action=edit&redlink=1>, J. Slaurhoff<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=J._Slaurhoff&action=edit&redlink=1>dan Edgar du Perron <http://id.wikipedia.org/wiki/Edgar_du_Perron>. Penulis-penulis ini sangat memengaruhi tulisannya dan secara tidak langsung memengaruhi puisi tatanan kesusasteraan Indonesia. Iko beberapa puisi Chairil Anwar nan ambo suko *SENJA DI PELABUHAN KECIL buat: Sri Ajati Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut* *Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.* *Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap* *1946* *DERAI DERAI CEMARA * *cemara menderai sampai jauh terasa hari akan jadi malam ada beberapa dahan di tingkap merapuh dipukul angin yang terpendam* *aku sekarang orangnya bisa tahan sudah berapa waktu bukan kanak lagi tapi dulu memang ada suatu bahan yang bukan dasar perhitungan kini* *hidup hanya menunda kekalahan tambah terasing dari cinta sekolah rendah dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan sebelum pada akhirnya kita menyerah* *1949* *—————————————————————————————————————————————- NISAN* *Bukan kematian benar menusuk kalbu Keridhaanmu menerima segala tiba Tak kutahu setinggi itu di atas debu Dan duka maha tuan tak bertahta* ** * * -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/