Pak Mochtar, managia saya membaca mail bapak, sangat menarik awalnya karena dikesankan sptnya bapak baru pertama menghadiri dan baru pertama ke istana. Mungkin sensitifiti itu baru terasa ssudah spuluh tahun dalam pagar, dan itu dimuntahkn setelah di luar pagar Komentr ini bukan dari bapk saja, mayorits sy lihat kalau sudah d luar pagar pada teriak. However, sy cukup senang krn bapak mau mengeluarkn uneg2 bpk. Maaf bapak sy sedikit komentar. Sy selalu membaca tulisan bapak yg lainnya. Kembali ke upacara, sy rasa itu sudah protap, nikmati aja, toh sekarang rakyat udah muak mendengar pidato pemimpin yg normatif dan kadang secara kasat mata kita seperti dipaele-elean. Yg penting bayia utang ada upacara peringatan kemerdekaan RI ya sudah, Kenytaannya, jumlah bendera yg dinaikkn sangat sedikit, yg mengikuti upacara malah suka main2, ber hape, kodak2, cara berdiri siap dan istirahat nggak ada yg betul, krn upcr hanya setahun sekali, tidak tahu aturan baris berbaris, malah bisa aja pancasila, proklamasi dan pembukaan uud45 udah ngga hafal lg. D FB sy, saya tanyakan kenapa malas menaikkan bendera merah putih, apa jawabya " percuma menaikkan bendera selagi koruptor yg mkn banyak Mhn maaf pak, kl ini kurang tepat mudah2 negara kita bisa makmnur stllh 66 th merdeka, aamiin Salam Elthaf
Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -----Original Message----- From: Mochtar Naim <mochtarn...@yahoo.com> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Thu, 18 Aug 2011 16:58:33 To: RantauNet@googlegroups.com<RantauNet@googlegroups.com> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Cc: Mochtar Naim<mochtarn...@yahoo.com> Subject: [R@ntau-Net] iseng tapi sungguhan KESAN SAYA DARI MENYAKSIKAN UPACARA DETIK-DETIK PROKLAMASI Mochtar Naim 18/08/11 S EJAK tidak jadi anggota DPD RI lagi, saya menyaksikan upacara “Detik-detik Proklamasi 17 Agustus” di istana negara dari televisi di rumah. Sempat 10 tahun lamanya setiap tahun menghadiri upacara tersebut di istana. Lima tahun sebelumnya (1998-2003) sebagai anggota MPR RI Utusan Daerah Sumbar, dan 5 tahun sesudah itu (2004-2009) sebagai anggota DPD-RI juga sebagai Utusan Sumbar. Apa kesan yang saya dapatkan dalam menghadiri upacara tsb di istana negara, baik hadir sendiri, maupun melalui televisi di rumah? Kesan saya adalah: So so, dan monotoon! Upacaranya dari awal sampai akhir adalah upacara militer. Pasukan dari semua angkatan dan kepolisian, termasuk paskibrakanya, berbaris rapi dan berpakaian seragam rapi. Untung ada musiknya dan lagu-lagu aubade anak-anak sekolah yang ditingkahi oleh nyanyian ciptaan komposer Dr H SBY yang Presiden kita itu. Lalu ada eskadron pesawat terbang yang lewat di atas gemuruh-menderu. Yang dari Presiden SBY selaku Komandan Upacara hanya keluar tiga kata. Satu-satu. Siapkan! Teruskan! Hentikan! Itu saja. Taufik Kemas selaku Ketua MPR RI membacakan teks Proklamasi. Suryadarma Ali selaku Menteri Agama membacakan Doa. Itu saja. Berbeda sekali rasanya dengan tahun-tahun ketika Sukarno masih hidup dan mengadakan upacara di lapangan Ikada dengan pidato hari kemerdekaan yang penuh retorika dan demagogi membahana. Rakyat semesta membludak di lapangan dan Sukarno berada di tengah-tengah rakyatnya. Yang kemarin itu di mana rakyat berada? Di luar pagar, dan dilarang mendekat. Melihat dari kejauhan dan dari televisi. Yang hadir adalah para pembesar. Para menteri. Para anggota-anggota parlemen. Para jenderal. Para undangan duta-duta besar.Para Dignitaries. Semua itu sekaligus menggambarkan betapa jauhnya jarak antara yang mengira pemimpin dengan rakyatnya. Semua macam upacara apapun juga sekarang telah diborong habis oleh para yang mengira diri pemimpin itu. Rakyatnya ditinggalkan. Atau dibiarkan hanya menonton dari kejauhan. Begitu juga kalau kita luaskan lagi dengan derap pembangunan sekarang, di bidang apapun. Rakyat hanya menonton dan melihat dari jauh saja. Begitu betulkah gambarannya sekarang ini? Setelah 66 tahun merdeka? *** -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/