Pak MN nn dihormati n sanak palanta nn sadang poso. Hampia kl 20 thn pak MN berdinas dalam berbagai lembaga negara tinggi nn semuanya itu pak MN lakoni dengan 'baik',tamasuak ikut menghadiri upacara kenegaraan HUT Kemerdekaan RI bakali-kali.
Kini setelah pensiun pak MN. menyaksikan upacara kenegaraan di Istana,'so so n monoton,jika dibandingkan pada era BK di lapangan IKADA. Kalaulah pak MN ndak pernah aktif dalam kegiatan di lemba tinggi n tertinggi negara,keluhan itu bisa ditarimo. Tapi kenyataan,hampir kl 20 tahun apak MN sudah bagalimang hiduik dalam lembaga2 tinggi n tertinggi negara itu nn nota bene,ikut mengahadiri upacara peringatan detik2 Proklamasi. Nn manjadi tando tanyo komah Pak.sampai sejauh mana usaha2 Bapak salamo 20 tu,agar peringatan detik2 Proklamasi itu dilaksanakan co Zaman BK. Baa mangko lah pensiun je,peringatan tu apak kecekan: "so so,monoton". Manuruik JB,sangat disayangkn urang nn sakaliber Pak MN melontarkan pandangan nn dangkal itu di palanta RN. Banyak maaf pak,iko pandangan pribadi JB.Salamaik bapuaso! JB,DRJ,72thn,Piaman,kini di Betawi. Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone -----Original Message----- From: Mochtar Naim <mochtarn...@yahoo.com> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Thu, 18 Aug 2011 16:58:33 To: RantauNet@googlegroups.com<RantauNet@googlegroups.com> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Cc: Mochtar Naim<mochtarn...@yahoo.com> Subject: [R@ntau-Net] iseng tapi sungguhan KESAN SAYA DARI MENYAKSIKAN UPACARA DETIK-DETIK PROKLAMASI Mochtar Naim 18/08/11 S EJAK tidak jadi anggota DPD RI lagi, saya menyaksikan upacara “Detik-detik Proklamasi 17 Agustus” di istana negara dari televisi di rumah. Sempat 10 tahun lamanya setiap tahun menghadiri upacara tersebut di istana. Lima tahun sebelumnya (1998-2003) sebagai anggota MPR RI Utusan Daerah Sumbar, dan 5 tahun sesudah itu (2004-2009) sebagai anggota DPD-RI juga sebagai Utusan Sumbar. Apa kesan yang saya dapatkan dalam menghadiri upacara tsb di istana negara, baik hadir sendiri, maupun melalui televisi di rumah? Kesan saya adalah: So so, dan monotoon! Upacaranya dari awal sampai akhir adalah upacara militer. Pasukan dari semua angkatan dan kepolisian, termasuk paskibrakanya, berbaris rapi dan berpakaian seragam rapi. Untung ada musiknya dan lagu-lagu aubade anak-anak sekolah yang ditingkahi oleh nyanyian ciptaan komposer Dr H SBY yang Presiden kita itu. Lalu ada eskadron pesawat terbang yang lewat di atas gemuruh-menderu. Yang dari Presiden SBY selaku Komandan Upacara hanya keluar tiga kata. Satu-satu. Siapkan! Teruskan! Hentikan! Itu saja. Taufik Kemas selaku Ketua MPR RI membacakan teks Proklamasi. Suryadarma Ali selaku Menteri Agama membacakan Doa. Itu saja. Berbeda sekali rasanya dengan tahun-tahun ketika Sukarno masih hidup dan mengadakan upacara di lapangan Ikada dengan pidato hari kemerdekaan yang penuh retorika dan demagogi membahana. Rakyat semesta membludak di lapangan dan Sukarno berada di tengah-tengah rakyatnya. Yang kemarin itu di mana rakyat berada? Di luar pagar, dan dilarang mendekat. Melihat dari kejauhan dan dari televisi. Yang hadir adalah para pembesar. Para menteri. Para anggota-anggota parlemen. Para jenderal. Para undangan duta-duta besar.Para Dignitaries. Semua itu sekaligus menggambarkan betapa jauhnya jarak antara yang mengira pemimpin dengan rakyatnya. Semua macam upacara apapun juga sekarang telah diborong habis oleh para yang mengira diri pemimpin itu. Rakyatnya ditinggalkan. Atau dibiarkan hanya menonton dari kejauhan. Begitu juga kalau kita luaskan lagi dengan derap pembangunan sekarang, di bidang apapun. Rakyat hanya menonton dan melihat dari jauh saja. Begitu betulkah gambarannya sekarang ini? Setelah 66 tahun merdeka? *** -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/