Assalamualaikum. Wr.wb

Dusanak ambo kasadonyo...

Jika berbicara tokoh ambo teringat falsafah layang layang. Kalau lai angin 
berhembus lembut tentu lai rancak lenggok layangan itu. Jika alah panek tantu 
lai Meluncur turun dengan indahnya. Kecek layangan tatkala diateh " ondeh 
rancaknyo dunia ko lai., ada warna hijau, biru dan ado pulo awan bagai bak 
saroman salju. 
Alhamdulillah pak MN  lai turun dengan lembut. Bagaimana saroman Antasari atau 
M. Nazarudin turun dihantam badai. 
Jadi pak MN patut ber syukur atas semua. Dimana banyak orang minang yang tak 
jadi layang2 politik itu. 
Jujur ambo sudah berapa tahun  tidak mengikuti upacara bendera  17 agustus yang 
tv. Karena lebih asyik menikmati perayaan ala rakyat. Lagi pula semenjak gus 
dur, republik ini sudah seperti panggung sandiwara.

Yah mau bagaimana lagi.
 
Kalau saya sih enaknya membangun minangkabau aja lagi. Back to basic

Wassalam, 

"perempuan minang mendayung biduk ke hulu"
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-----Original Message-----
From: zubir.a...@gmail.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Thu, 18 Aug 2011 22:48:13 
To: <rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] iseng tapi sungguhan

  Pak MN nn dihormati n sanak palanta nn sadang poso.
   
   Hampia kl 20 thn pak MN berdinas dalam berbagai lembaga negara tinggi nn 
semuanya itu pak MN lakoni dengan 'baik',tamasuak ikut menghadiri upacara 
kenegaraan HUT Kemerdekaan RI bakali-kali.

  Kini setelah pensiun pak MN. menyaksikan upacara kenegaraan di Istana,'so so 
n monoton,jika dibandingkan pada era BK di lapangan IKADA.
   
   Kalaulah pak MN ndak pernah aktif dalam kegiatan di lemba tinggi n tertinggi 
negara,keluhan itu bisa ditarimo.
  Tapi kenyataan,hampir kl 20 tahun apak MN sudah bagalimang hiduik dalam 
lembaga2 tinggi n tertinggi negara itu nn nota bene,ikut mengahadiri upacara 
peringatan detik2 Proklamasi.

   Nn manjadi tando tanyo komah Pak.sampai sejauh mana usaha2 Bapak salamo 20 
tu,agar peringatan detik2 Proklamasi itu dilaksanakan co Zaman BK.
   Baa mangko lah pensiun je,peringatan tu apak kecekan: "so so,monoton".
Manuruik JB,sangat disayangkn urang nn sakaliber
Pak MN melontarkan pandangan nn dangkal itu di palanta RN.

   Banyak maaf pak,iko pandangan pribadi JB.Salamaik bapuaso!

  JB,DRJ,72thn,Piaman,kini di Betawi.
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-----Original Message-----
From: Mochtar Naim <mochtarn...@yahoo.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Thu, 18 Aug 2011 16:58:33 
To: RantauNet@googlegroups.com<RantauNet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Cc: Mochtar Naim<mochtarn...@yahoo.com>
Subject: [R@ntau-Net] iseng tapi sungguhan

KESAN SAYA DARI MENYAKSIKAN
UPACARA DETIK-DETIK PROKLAMASI
 
Mochtar Naim
18/08/11
 
S 
EJAK tidak jadi anggota DPD RI lagi, saya menyaksikan upacara “Detik-detik 
Proklamasi 17 Agustus” di istana negara dari televisi di rumah. Sempat 10 tahun 
lamanya setiap tahun menghadiri upacara tersebut di istana. Lima tahun 
sebelumnya (1998-2003) sebagai anggota MPR RI Utusan Daerah Sumbar, dan 5 tahun 
sesudah itu (2004-2009) sebagai anggota DPD-RI juga sebagai Utusan Sumbar.
            Apa kesan yang saya dapatkan dalam menghadiri upacara tsb di istana 
negara, baik  hadir sendiri, maupun melalui televisi di rumah?
Kesan saya adalah: So so, dan monotoon! Upacaranya dari awal   sampai akhir 
adalah upacara militer. Pasukan dari semua angkatan dan kepolisian, termasuk 
paskibrakanya, berbaris rapi dan berpakaian seragam rapi. Untung ada musiknya 
dan lagu-lagu aubade anak-anak sekolah yang ditingkahi oleh nyanyian ciptaan 
komposer Dr H SBY yang Presiden kita itu.  Lalu ada eskadron pesawat terbang 
yang lewat di atas gemuruh-menderu. Yang dari Presiden SBY selaku Komandan 
Upacara hanya keluar tiga kata. Satu-satu. Siapkan! Teruskan! Hentikan! Itu 
saja. Taufik Kemas selaku Ketua MPR RI membacakan teks Proklamasi. Suryadarma 
Ali selaku Menteri Agama membacakan Doa. Itu saja.
            Berbeda sekali rasanya dengan tahun-tahun ketika Sukarno masih 
hidup dan  mengadakan upacara di lapangan Ikada dengan pidato hari kemerdekaan 
yang penuh  retorika dan demagogi membahana. Rakyat semesta membludak di 
lapangan dan Sukarno berada di tengah-tengah rakyatnya.
            Yang kemarin itu di mana rakyat berada? Di luar pagar, dan dilarang 
mendekat. Melihat dari kejauhan dan dari televisi. Yang hadir adalah para 
pembesar. Para menteri. Para anggota-anggota parlemen. Para jenderal. Para 
undangan duta-duta besar.Para Dignitaries.
            Semua itu sekaligus menggambarkan betapa jauhnya jarak antara yang 
mengira pemimpin dengan rakyatnya. Semua macam upacara apapun juga sekarang 
telah diborong habis oleh para yang mengira diri pemimpin itu. Rakyatnya 
ditinggalkan. Atau dibiarkan hanya menonton dari kejauhan.
            Begitu juga kalau kita luaskan lagi dengan derap pembangunan 
sekarang, di bidang apapun. Rakyat hanya menonton dan melihat dari jauh saja.
            Begitu betulkah gambarannya sekarang ini? Setelah 66 tahun merdeka? 
***

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke