Yudi Latif 

Setelah sebulan ketelanjangan iman dimandikan, penahanan diri dan ketulusan
memberi pakaian takwa, pertobatan dan silaturahim menggosok perhiasan rasa
malu, buah apakah gerangan yang akan kita petik? 

Rasulullah bersabda, "Iman itu telanjang, pakaiannya adalah takwa,
perhiasannya adalah rasa malu, dan buahnya adalah ilmu." Alhasil, iman tanpa
ilmu laksana pohon tiada berbuah. 

"Karena ilmu," kata Mu'adz bin Jabal, "menghidupkan hati dari kebutaan,
cahaya mata dari kezaliman, dan kekuatan tubuh dari kelemahan." 

Ditambahkan oleh Fath al Maushuli, "Barangsiapa kehilangan ilmu, hatinya
sakit dan biasanya mati. Ia tidak menyadarinya karena kesibukan dunia
mematikan perasaannya. Jika kesibukan itu menampakkan kematian, ia merasakan
sakit yang pedih dan penyesalan yang tiada tara." 

Orang berilmu, kata Imam Ali, lebih utama daripada orang berpuasa,
mengerjakan shalat malam, dan yang berjihad di jalan Allah. Jika seorang
alim meninggal, terjadilah lubang dalam Islam yang tidak tertutupi hingga
datang orang alim lain yang menggantikannya. 

Ilmu menyangkut fakultas batin. Barangsiapa hendak menuntutnya, hendaklah ia
membersihkan hati. Hati tak bersih mustahil disinari cahaya ilmu dan meraih
ilmu bermanfaat. 

Ibnu Mas'ud berkata, "Bukanlah ilmu itu dengan banyaknya periwayatan,
melainkan cahaya yang terpancar dalam hati." Untuk mengasah kepekaan hati,
Imam Syafi'i menganjurkan untuk "memanjangkan" puasa. Karena kekenyangan
dapat mengeraskan hati, memperbanyak tidur, dan mengurangi kecerdasan. 

Ilmu akan tumbuh subur jika diamalkan. Ilmu adalah pemimpin dan pengamalan
adalah pengikutnya. Sufyan berkata, "Ilmu memanggil amal. Jika dijawab, ilmu
akan mengikutinya. Jika tak dijawab, ilmu akan meninggalkannya." Orang
berilmu tanpa amal laksana pemanah tanpa tali busur. 

Puncak pencarian dan kemuliaan ilmu adalah pengenalan Tuhan semesta alam.
Hal ini dialami ketika orang mampu ber-mi'raj dari kesadaran diri
(self-consciousness) menuju kesadaran kosmis (cosmic-consciousness). Dalam
proses ini, orang berusaha menerobos everyday mind (semacam otak) menuju
deeper mind yang bersifat non-material, melalui pelatihan mental semacam
zikir atau meditasi.

Dalam kesadaran kosmis, orang bisa mentransendensikan diri dari hal-hal
personal menuju transpersonal. Di level kesadaran transpersonal, kehidupan
dialami sebagai pola interkoneksi yang tak terputus dari segala kehidupan.
Kesadaran seseorang dan keterlibatannya langsung dengan kehidupan berkembang
dari pernik-pernik eksistensi sehari-hari menuju eksistensi kosmis yang
lebih luas. Dalam keluasan kesadaran kosmis, manusia bisa melihat betapa
kesalingbergantungan tidak bisa dipisahkan dari kesatuan. Satu dalam semua,
semua dalam satu. Kesatuan tidak dapat eksis tanpa perbedaan. 

Timbullah kesadaran untuk membuka diri penuh cinta untuk yang lain, serta
ketabahan untuk menghadapi ketidakpastian di tingkat permukaan hidup
sehari-hari. Tak heran, riset baru yang dilakukan ahli-ahli ilmu saraf dan
psikologi menemukan bahwa orang-orang yang melakukan zikir/meditasi secara
teratur pada saatnya akan lebih sadar, kurang stres, lebih positif, dan
lebih sehat dalam hidupnya. 

Orang-orang dalam kesadaran transpersonal (makrifat) pada gilirannya akan
memiliki kesadaran hakikat. Sebentuk kesadaran Rabaniyah yang menenggelamkan
egosentrisme demi mencintai dan bersatu dengan alam semesta. Di sini, ilmu
dan amal menyatu dalam mewujudkan kesejahteraan dan kedamaian warga Bumi. 

Maka, marilah kita buahi hari kemenangan Idul Fitri ini dengan semangat
mencari ilmu! Mencari sesuatu yang bermakna dan berarti untuk hidup kita,
keluarga, dan bangsa serta agama yang kita yakini! 

Yudi Latif Kepala Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Jakarta 

Kompas, Selasa, 16 Oktober 2007

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke