Dan Jangan lupa Mamak Bot S Piliang, gempa Padang Panjang 1926 juga dipandang 
dengan cara begitu: banyak orang Minangkabau pada waktu itu menganggap bahwa 
gempa itu adalah 'hukuman' dari Allah SWT terhadap orang Minang yang waktu itu 
sedang 'gila modernisme' dan ideologi baru, termasuk ideologi Komunis yang pada 
tahun2 tersebut lagi 'ngetrend' di Sumatra Barat (yg berpunca pada 
Pemberontakan Silungkang 1927). Sebuah ilustrasi bagus mengenai padangan itu 
ditampilkan oleh Jeffrey Hadler dalam bukunya, Muslims and Matriachts 
(2008:140; terjemahan Indonesianya sudah terbit dg judul: Sengketa Tiada 
Putus...). Di halaman itu ada sebuah foto yang memperlihatkan sebuah surau 
(lambang tradisionalisme dan budaya sendiri) di Padang Panjang yang tetap tegak 
(utuh) sementara kubah moderen dari mesjid di dekatnya luluh lantak oleh gempa 
yang menghoyak Padang Panjang dan sekitarnya tgl 28 Juni 1926 itu. 
"Traditionalists saw the destruction in this town of
 communists, reformist Islamic schools, and colonial administrators [Padang 
Panjang] as a judgement against a corrupt and collapsing modernity"(Hadler 
2008:142). Mohammad Radjab dalam biografinya, MASA KETJIL DIKAMPOENG, 
melukiskan dg cukup baik persepsi publik mengenai peristiwa Gampo Padang 
Panjang 1926 itu.
 
Kesimpulan: percanggahan pandangan dan kepercayaan dalam memandang bencana alam 
di nagari awak nan selalu baroyak ko lah sajak zaman saisuak ado.
 
Wassalam,
Suryadi
 

Dari: Bot S Piliang <botsos...@yahoo.com>
Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" <rantaunet@googlegroups.com> 
Dikirim: Selasa, 27 Desember 2011 2:43
Judul: Re: [R@ntau-Net] Bencana Alam Bukan Adzab!


Assalamualaikum Wr Wb

Mamak2 ambo nan sangat ambo hormati....
Tak bisa dipungkiri sudut pandang kita sangat beragam di palanta ini. Sebagai 
pribadi, buat saya itulah nilai plus milist ini. Namun jujur saja, akhir2 ini 
seperti terjadi penyeragaman pola pikir disini.Begitu ada pandangan yang 
berbeda langsung berbondong2 di bungkam. Saya tidak tahu, apakah berpendanpat 
di milist ini harus ikut pada mainstream berpikir yang ada. 

Kalau boleh ambo nan mudo matah ko berpendapat, rasanya tidak ada yang salah 
dengan artikel Uda Andrinof, bahkan justru menelisik keIslaman kita yang 
cenderung terperangkap pada kealpaan untuk melakukan tugas kita sebagai manusia 
beriman, yaitu berpikir. Seringkali kita kemudian berpasrah dan langsung 
menyalahkan nasib atas apa yang kita alami, dan ketika bencana datang, baik itu 
karena alam atau bencana karena ulah manusia, serta merta kita mencap itu 
adalah azab Allah, seolah2 Allah adalah Tuhan yang gemar mengazab hambanya.
Jujur saja, pada saat G30S dulu, saya sampai bersitegang dengan kakak saya yang 
buru2 mencap bahwa gempa yang melanda adalah azab Allah. Seolah2 korban yang 
meninggal adalah mereka yang terazab sedangkan yang masih hidup adalah yang 
terselamtkan. Mendadak manusia merasa seperti Tuhan yang mengklaim orang itu 
kena bencana/dilaknat Allah, padahal hanya Allah yang tahu perkara tersebut.
Pesan yang saya tangkap dari tulisan Uda Andrinof adalah adanya kecendrungan 
Umaro (pemimpin kita) memanfaatkan sisi Holistik/keimanan ketimbang berusaha 
dan berbuat menggunakan akal dan pikiran untuk melakukan tindakan2 preventif 
dalam menghadapi bencana. 
Memang pada akhirnya, semua adalah hak Allah, Dia lah yang maha menentukan. 
Tapi faktanya, kita memang hidup diatas tanah yang rawan gempa dan bencana 
alam, dan khusus untuk Sumatera Barat, kita punya potensi gempa darat dan laut 
hampir sepanjang tahun. Apakah dengan begitu ketika kita terlahir kita sudah 
kena azab Allah, berarti jadi orang Minang dan lahir di Sumbar juga bagian dari 
azab Allah? Apakah kita hanya diam, tidak melakukan apa2 ketika bencana datang? 
Atau justru itulah nikmat yang diberikan Allah sehingga seharusnya kita bisa 
lebih berpikir untuk bertahan hidup diatas kondisi tersebut.

Maaf kalau cara berpikir saya agak diluar mainstream.

Walaikumsalam Wr Wb


Bot Sosani Piliang
Life is a never ending journey
www.botsosani.wordpress.com


From: Andrinof A Chaniago <andri...@gmail.com>
To: rantaunet@googlegroups.com 
Sent: Tuesday, December 27, 2011 8:21 AM
Subject: Re: [R@ntau-Net] Bencana Alam Bukan Adzab!


Tulisan ambo itu indak ado satu kalimatpun yang manyuruah supaya indak takuik 
ka Tuhan do Mak Sutan.
Silahkan dibaco elok-elok. Ambo ingin manganaan, mari maajak urang utk makin 
beriman jo akal sehat nan alah dianugerahkan Allah SWT. Baulang-ulang 
diingatkan Allah dalam Al-Qur'an, "Tidakkah kamu berakal?", "Tidakkah kamu 
berpikir?", "Tidakkah kamu merenung?", dst. Diingatkan juga dalam sebuah hadist 
(maaf, tapaso juo ambo kutip hadis walau Mak Sutan indak suko): "Tidak berguna 
iman tanpa ilmu, tidak berguna ilmu tanpa amal, dan tidak bergujna amal tanpa 
ikhlas".
Wass.,

Andrinof


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke