Ida Arimurti Menu Sarapan di Bandung
Menu Sarapan di Bandung Kupat tahu barangkali adalah salah satu sajian rakyat yang tampil dengan versi terbanyak di Indonesia. Di berbagai daerah, sajian dengan bahan dasar ketupat (atau lontong) dengan tahu, tampil dalam berbagai cara menghidangkan. Di Bandung saja dikenal setidaknya dua versi kupat tahu, yaitu gagrak Padalarang dan Singaparna. Model Padalarang terdiri atas lontong, tahu padat yang digoreng sebentar, lalu disiram dengan kuah santan berwarna kuning berisi sohun. Sedangkan versi Singaparna adalah lontong, tahu, tauge, kemudian disiram sambal kacang. Versi ini agak mirip dengan yang bisa didapati di Solo, Surabaya, dan tempat-tempat lain. Di Jakarta, sajian seperti ini - dengan tambahan mihun atau sohun - disebut ketoprak. Di Bandung, sekalipun memakai nama kupat tahu, tetapi karbohidratnya bukanlah ketupat, melainkan lontong. Lontongnya besar sekali. Panjangnya setengah meter, dengan diameter sekitar 15 sentimeter. Lontong dibungkus dengan daun pisang kepok batu. Daun pisang kepok batu ini membuat bagian lontong yang bersentuhan dengan daun berwarna hijau cantik. Orang yang tidak memahami spesifikasi daun pisang ini pastilah menduga bahwa lontongnya diberi zat pewarna buatan. Acid test-nya mudah. Bila memakai bahan pewarna buatan, warna hijaunya akan meresap hingga ke dalam. Sedangkan bila memakai daun pisang kepok batu, warna hijaunya hanya berada di permukaan. Aroma dan warna daun pisang ini membuat lontongnya semakin menggiurkan. Di GOR Pajajaran ini ada beberapa penjual kupat tahu. Seorang ibu yang menjual kupat tahu ini mungkin tidak sadar bahwa cara dia menyajikan sangat mirip dengan model nouvelle cuisine. Lontongnya tidak disebar di seluas piring, melainkan "ditumpuk" di bagian tengah. Lalu, tahunya diiris-iris rapi dan ditumpuk lagi di atas lontong. Di atasnya ditebar tauge, baru kemudian disiram sambal kacang secara artistik. Hebat, euy! "Pelajaran" tentang kupat tahu gagrak Padalarang dan Singaparna itu saya dapati di GOR (Gelanggang Olah Raga) Pajajaran, Bandung - yang kemudian saya akui sebagai the ultimate breakfast place di Bandung. Istilah itu sendiri ditawarkan oleh JS-er Irvan Kartawiria dan didukung para JS-er Bandung lainnya, seperti Cindih Ceret, Sofia Mansoor, dan Harry Nazarudin. Pada pagi hari, orang-orang berolahraga di GOR dan sekitarnya. Di sekeliling GOR banyak penjual makanan - mentah maupun matang. Jadi, setelah berolah raga orang dapat belanja bahan makanan untuk dibawa pulang. Tetapi, hei, tentu juga bisa sarapan dulu dengan pilihan yang sangat beragam. Mungkin karena kebanyakan yang berolahraga pagi di GOR Pajajaran adalah kaum keturunan Tionghoa, maka jenis makanan yang tersedia di sana juga sesuai dengan selera mereka. Dari segi pilihan, GOR Pajajaran jelas mengalahkan lapangan Gasibu (Gabungan Sepak Bola Bandung Utara) di depan Gedung Sate. Di Gasibu, kebanyakan menu sarapannya adalah lontong kari, bubur ayam, mi bakso, mi kocok, dan semacamnya. Di GOR Pajajaran, saya menemukan nasi tim gerobakan dengan versi yang mengejutkan. Saya beruntung ketika sampai di tempat itu masih tersisa satu porsi. He he, padahal sebetulnya saya ingin gegares dua porsi, tuh. Pelanggannya kebanyakan adalah para "olahragawan" keturunan Tionghoa berusia 60 tahun ke atas. Mereka sedang ramai-ramai makan pagi bersama. Gerobaknya memakai merek "Gizi". Nasi tim ayam-nya wangi banget. Kentara sekali memakai bumbu ngohiong (five spices = lima bumbu). Ayamnya tidak berupa potongan utuh, melainkan disuwir-suwir. Kalau biasanya nasi tim ayam diisi setengah telur ayam atau dua-tiga butir telur burung puyuh, nasi tim ayam "Gizi" memakai setengah potong telur asin. Sungguh, versi nasi tim ayam yang sangat unik dan istimewa. Cobain, deh! Nasi tim ayam "Gizi" bahkan mengalahkan nasi tim ayam "Raos" (d/h "Bakmi Kejaksaan", di Jalan Kejaksaan, dekat Braga), atau "Sudi Mampir" di Cipanas, yang selama ini menjadi favorit saya. Artinya, pagi-pagi saya akan sarapan nasi tim ayam "Gizi", lalu siangnya makan nasi tim ayam "Raos". Kalau perlu malamnya, dalam perjalanan pulang ke Bogor, makan nasi tim ayam "Sudi Mampir". Saya memang agak gila nasi tim ayam! Di GOR Pajajaran juga dapat ditemui bubur kacang a la Hokkian. Ini adalah kacang tanah kupas yang direbus lama sekali, sehingga kacangnya menjadi sangat empuk, tetapi belum hancur. Biasanya saya makan bubur kacang serupa ini di Pasar Semawis, Semarang. Di Bandung ini saya baru tahu bahwa bubur kacang ini cocoknya dimakan dengan cakwe. Biar lebih filling, barangkali. Atau, seperti tulisan di baju kaus keluaran Dagadu Yogya: Vokoke Whareg! Ceunah mah, cakwe dari "Lie Tjay Tat" yang semula mangkal di Pasar Baru Bandung ini, sudah terkenal sejak tahun 1934. Belum lama ini mereka membuat heboh Bandung dengan memecahkan rekor dunia membuat cakwe terbesar sepanjang 13 meter. Teuteup saja saya lebih suka cakwe yang panjangnya cuma 20 sentimeter. Di luar GOR Pajajaran, pilihan menu sarapan tersebar di seluas Bandung. Menu sarapan khas Bandung l
Ida Arimurti AYAM BETUTU - BONDAN WINARNO
AYAM BETUTU - BONDAN WINARNO Belum lama ini saya dapat kiriman dari William Wongso. Ayam betutu khas Bali yang dibungkus dalam pelepah pinang. Menurut William, ayam betutu itu adalah masakan Lambon, orang Ubud yang sekarang bekerja di usaha jasaboga miliknya. Tidak heran bila penampilannya persis sama dengan ayam betutu kiriman JS-er Grace Khoesuma beberapa bulan yang lalu. Grace melakukan trafficking ayam betutu langsung dari Ubud, karena terpesona melihat cara tradisional pengolahan ayam betutu. Ayam betutu adalah hidangan khas Gianyar yang menjadi kebanggaan orang Bali. Kedua ayam betutu yang sata sebut tadi sama empuknya. Dari segi aroma, ayam betutu bawaan Grace lebih harum. Bau bara dari sekam padi masih dapat terlacak dengan jelas, memberi nuansa tradisional yang lekat. Tetapi, dari segi citarasa, ayam betutu karya Lambon sederajat lebih unggul. Bumbu-bumbunya lebih balanced dan menyatu lembut dengan ayam. Menurut William, itu adalah hasil dari cara masak tradisional yang diterapkan di dapur modern (baca: memakai oven!) yang lebih higienis. Betutu adalah cara masak untuk ayam dan bebek yang sangat khas Bali. Dari penampakannya, ayam betutu sangat mirip dengan ingkung ayam yang dipakai dalam upacara tradisi Jawa. Sama-sama utuh dan tersalut bumbunya yang tebal. Bedanya, ingkung ayam memakai santan yang membuatnya terasa gurih, sedangkan ayam betutu tanpa santan dan mencuatkan rasa pedas. Ayam betutu juga dipakai dalam upacara-upacara adat Bali. Seperti juga garang asem khas Bali yang berbumbu komplet, ayam betutu Bali juga sangat kaya bumbu. Bawang merah, bawang putih, cabe merah, cabe rawit, kemiri, lengkuas, jahe, kunyit, kencur, daun jeruk purut, ketumbar, pala, merica, terasi ditumis dan dihaluskan. Bumbu halus ini kemudian dicampur dengan daun singkong rebus yang dihaluskan, dan dimasukkan ke dalam rongga perut ayam. Sisa bumbu dibalurkan ke seluruh permukaan tubuh ayam. Kemudian dibungkus dengan daun pisang, dan dibungkus lagi dengan upih atau pelepah pinang. "Paket" ini kemudian ditimbung atau ditambus, yaitu dibungkus dengan bara api dari sekam dan batang padi selama 6-8 jam. Ada juga yang dibakar di dalam galian tanah yang kemudian ditimbun dengan bara sekam padi yang terus-menerus diganti agar tetap membara. Cara yang terakhir ini mirip dengan cara membuat babi kombi di Manado, atau cara membakar babi di Papua maupun di Hawaii. Gara-gara cerita Grace, saya juga sempat dua kali berkunjung ke tempat Mangku Gunung Lebah di Penestanan, Ubud, tidak jauh dari museum Antonio Blanco, untuk melihat cara membuat ayam betutu secara tradisional. Pak Mangku hanya membuat ayam betutu atau bebek betutu berdasarkan pesanan. Bila tidak ada pesanan, rumahnya yang luas tampak lengang belaka. Ada bisik-bisik yang mengatakan bahwa Pak Mangku adalah pemasok ayam/bebek betutu ke beberapa restoran terkemuka di Ubud dan sekitarnya. (Sekarang Anda tahu, mengapa di beberapa restoran langganan Anda selalu tercatat bahwa ayam/bebek betutu harus dipesan sehari sebelumnya. Kebanyakan mereka memang tidak membuat ayam/bebek betutu sendiri). Pak Mangku masih membuat ayam/bebek betutu dengan cara yang tradisional. Ayam yang sudah dibumbui dibungkus dengan pelepah pinang, kemudian dipanggang dalam bara sekam dan batang padi sepanjang malam. Cara masak slow cooking inilah yang membuat dagingnya sangat lembut dan langsung copot dari tulangnya bila dimakan. Pak Mangku menjual ayam betutu dengan harga Rp 50.000 per ekor. Kalau Anda pernah singgah ke Pasar Ubud, di tepi Barat pasar itu, di lantai dua, Anda mungkin pernah melihat sebuah warung sederhana yang selalu ramai diantre pelanggannya. Orang-orang di pasar itu menyebutnya Ayam Betutu Ibu Sanur. Padahal, perempuan yang berasal dari Sanur itu nama sebenarnya adalah Ibu Candra. Dagangannya sangat laris. Menurut pengakuannya, ia membuat sekitar 70 ekor ayam betutu setiap hari. Ia mengaku tidak lagi memakai daun pisang maupun pelepah pinang untuk membungkus ayam betutunya, melainkan memakai aluminum foil. "Supaya lebih cepat panas dan lebih bersih," katanya. Tetapi, tetap dipanggang dalam bara sekam padi. Selain konsumen yang makan di tempat, banyak juga yang membeli ayam betutu utuh untuk dibawa pulang. Seekor ayam betutu harganya Rp 45.000. Ssst, itu harga untuk "tamu", lho. Untuk orang lokal - setidaknya untuk orang seperti saya yang suka bergaya lokal - harganya cukup Rp 35.000 seekor. He he he, 'mayan! Dalam upacara-upacara adat Bali, ayam betutu memang sering dimasak dalam jumlah besar, untuk disantap bersama-sama. Saya sengaja menambahkan keterangan ini karena belum lama ini ada pertanyaan di milis Jalansutra: kenapa sulit sekali mencari catering service khas Bali di Bali? Soalnya, setiap banjar (desa) mempunyai lembaga adat sendiri untuk menangani kebutuhan makan-makan pada saat perhelatan atau upacara. Akibatnya: tidak perlu ada catering service. Setiap desa di Bali mempunyai belawa (jurumasak) andalan yang dikerahkan untuk memasak pada setiap kegiatan desa.
Ida Arimurti KUDETA
KUDETA Oleh: Samuel Mulia Penulis mode dan gaya hidup Judul itu bukan nama sebuah bar kondang di Bali, tempat saya biasanya leyeh-leyeh kalau sedang berakhir pekan di Pulau Dewata, seperti kebanyakan manusia Jakarta yang senantiasa membuat pulau eksotis itu menjadi rumah kedua mereka. Di tempat ini saya menikmati birunya langit Pulau Dewata yang nyaris tak pernah saya lihat di Jakarta. Kemudian mendengar debur air laut yang juga tak bisa didengar di Jakarta, kecuali "debur" busway dan teman-temannya bernama Kopaja, dan saudara lainnya bernama bajaj. Tentu puncak dari semuanya itu adalah mengobrol ke sana kemari sambil membicarakan kehidupan orang lain, atau gejolak industri media yang semakin menarik. Siapa yang ditendang dan siapa yang menendang, siapa yang mengakuisisi dan siapa yang siap dan rela-atau harus rela-diakuisisi. Suatu sore beberapa bulan lalu saya sedang duduk-duduk sendiri di sebuah warung kopi. Kemudian telepon genggam saya yang sudah cukup lama menemani saya, cukup tahan banting dan nyaris hilang berkali-kali, bergetar di kantong celana. Getarannya cukup menggelitik. Saya sampai berpikir, dengan fasilitas getarnya telepon genggam juga tak hanya bisa digunakan untuk ini dan itu, tetapi juga untuk "hal-hal" yang kita inginkan. Belum lagi dengan fasilitas 3G-nya. Selain Anda bisa tergetar sendiri, orang lain juga dapat melihat Anda menggelinjang digetarkan. Apakah Anda tergelinjang karena kesetrum atau hal lain, itu urusan Anda sendiri. Kudeta satu Melalui telepon genggam itu teman saya mengajak untuk bertemu, katanya ada yang ingin diceritakan. "Gue sudah enggak tahan nih," katanya. Saya lalu mengajaknya bertemu di mal. "Enggak ah, enggak mau di mal lagi. Lo tuh Miss Mall ya?" katanya lagi. Padahal saya bukan miss. Saya mengalah, kemudian kami bertemu dan memutuskan untuk makan malam di daerah Gondangdia, di sebuah kedai yang sudah berdiri sejak zaman ibu saya masih muda. Melihat suasana dan pramusajinya saja saya bisa mengerti bila ada yang mengatakan kedai ini sudah waktunya masuk museum, termasuk pramusajinya. Eh. salah, seragam pramusajinya, maksud saya. Harus saya akui, malam beberapa bulan lalu itu saya cukup menikmati kedai tua tersebut. Saya membayangkan ibu saya waktu muda dahulu, mungkin ia menghabiskan waktu ngerumpi-nya di tempat seperti ini. Sementara sekarang, saya senantiasa berada di mal-mal yang berserakan di Jakarta. Mungkin karena itu saya mendapat predikat Miss Mall. Entah, ibu saya mendapat predikat apa. Teman saya mulai bercerita. Menurutnya ia baru saja dikudeta bawahan dan atasannya sekaligus. Wah, saya langsung memberi komentar ia menghadapi kejadian yang tak berbeda dengan Tuan Thaksin beberapa waktu lalu. "Waktunya bersamaan lagi bo. Bedanya, gue lagi di Jakarta, doi lagi di New York," katanya. "Gue sakit hati banget," lanjutnya lagi. Ia bercerita, bawahannya itu melaporkan ke atasannya teman saya itu menyebarkan gosip mengenai atasannya yang melakukan hal yang tidak benar. "Padahal gosip itu sudah lama beredar. Semua orang di kantor gue dan tembok saja tahu doi itu enggak bener," kata teman saya kesal. Gara-gara itu, maka pecahlah perang dunia ketiga di kantornya yang menyebabkan ia kehilangan pekerjaannya secara tidak langsung. "Gila aja gue mau ditransfer ke bagian yang enggak punya masa depan," katanya lagi. Ia masih meneruskan ceritanya bahwa ia sebetulnya sedang memperjuangkan pada atasannya untuk menaikkan bawahannya itu menjadi manajer. "Sekarang bisa-bisanya bawahan gue itu menusuk gue dari belakang," katanya lagi. Saya jadi ingat seorang bernama Brutus. "Itu bagian bawahnya ayam," katanya. "Itu brutu Neng, bukan Brutus," jawab saya. Kudeta dua Dua hari setelah cerita itu saya diantar seorang teman lama pulang ke apartemen setelah makan malam di sebuah mal (lagi). Setelah saya pikir-pikir, memang sepantasnya saya menyandang predikat Miss Mall. "Mungkin setelah Miss Universe, setelah Miss World, lo bisa menjadi pencetus pemilihan Miss Mall," kata teman saya yang memberi predikat itu kepada saya. Buat saya, idenya itu sangat menarik. Semoga pemilik salah satu mal di Jakarta membaca Parodi ini dan mau membeli ide teman saya itu, lalu menghubungi saya untuk mewujudkan ide menarik itu. Jadi, yang mendapat keuntungan saya, dan bukan teman saya. Di dalam mobil teman saya bercerita. Ia bekerja di sebuah sekolah musik sebagai pengajar. Ia belajar sekolah musik di Eropa selama beberapa tahun. Atasannya terbiasa menanyakan seluk-beluk mengenai dunia musik, khususnya musik untuk sebuah paduan suara, kepada teman saya itu. Kebiasaan atasannya itu melahirkan perasaan iri pada teman sekerjanya. Kemudian si teman sejawat itu mulai menyebarkan gosip bahwa banyak murid-murid yang mengeluh saat teman saya memberi pelajaran musik di kelasnya. Si penyebar gosip tak sedap itu menambahkan, yang pandai soal musik untuk paduan suara bukan hanya teman saya saja. Karena kehebatan cerita miring yang tak benar itu, ia nyaris kehilang
Ida Arimurti Ada Lomie, Ada Lotek
Ada Lomie, Ada Lotek Satu hari, di Bandung, saya tertegun melihat beberapa perempuan berjilbab sedang makan di kedai lomie. Dengan sangat berhati-hati dan berbisik-bisik, tanpa sepengetahuan mereka, saya bertanya kepada penjualnya. "Ini lomie halal, ya?" Si penjual langsung mengangguk. Dan saya pun lega. Lomie, pada umumnya, adalah mi rebus yang disiram dengan kuah kental dari tulang dan tetelan babi. Di Sukabumi, Pontianak, Semarang, Medan, hampir semua lomie yang dijajakan adalah versi tidak halal. Di Jakarta ada Lomie Karet (di bilangan Karet) yang terkenal. Mi kangkung yang kita kenal di Jakarta pun sebetulnya termasuk kategori lomie - khususnya versi yang berkuah kental. Di Singapura pun lomie merupakan hidangan populer. Tetapi, di Bandung ternyata ada cara kreatif untuk menyajikan lomie secara halal. Tidak heran bila pelanggannya pun ramai. Kuah kentalnya dibuat dari cumi-cumi dan ebi, sehingga menghasilkan citarasa dan aroma yang sungguh khas. Lomie ayam yang kondang di Bandung ini berlokasi di Jalan Imam Bonjol, kurang-lebih di belakang RS Borromeus. Cabangnya ada di Jalan Sulanjana. Mi-nya berpenampang persegi gepeng dan berwarna kuning, disajikan dengan kangkung, tauge, cacahan daging ayam goreng, pangsit, bakso, rajangan daun bawang, dan bawang goreng. Diguyur dengan kuah kental dengan rasa manis yang dominan. Rasa seafood membuntuti di belakang. Mmmm, sedap, euy! Dulu saya berpikir lomie adalah sejenis masakan peranakan. Tetapi, setelah melihat bahwa di Singapura dan Hong Kong pun ada lomie, maka saya menjadi yakin bahwa lomie adalah masakan Tionghoa asli. Ternyata, lo dalam bahasa Hokkien mengacu pada masakan yang berkuah kental karena perebusan yang lama. Terlalu maksain, apa nggak, ya? Di Bandung juga ada makanan populer bernama lotek yang tak ada hubungannya dengan lomie. Lotek juga pasti tak ada hubungannya dengan teknik merebus lama, karena sayur-mayur yang disajikan dalam lotek justru hanya direbus sebentar agar tidak merusak teksturnya. Apa sih lotek itu? Apa bedanya lotek dengan gado-gado? Begitulah pertanyaan yang sering diajukan oleh para pendatang di kota Bandung. Lotek memang bukan pecel atau gado-gado-nya orang Bandung. Lotek adalah khas Bandung, sekalipun mempunyai kemiripan dengan pecel maupun gado-gado. Salah satu lotek Bandung yang terkenal dapat dijumpai di Jalan Kalipah Apo (sudah punya cabang di Jakarta). Sayurnya hanya kangkung, tauge, dan kol yang direbus. Disiram dengan saus kacang pedas. Perbedaannya dengan pecel dan gado-gado adalah bahwa saus kacangnya memakai bumbu kencur (cikur), air asam, dan kentang yang diulek halus. Imbuhan kentang rebus dalam saus kacang itu membuat rasanya lebih legit dan mlekoh. Bumbu-bumbu lainnya mirip sambel pecel, yaitu cabe, cabe rawit, gula merah, bawang merah dan putih. Bila lotek ditambah berbagai "aksesoris" - misalnya kentang, tahu/tempe goreng, telur rebus, dan berbagai sayur lain - maka hidangan itu disebut gado-gado.Artinya, kunci kelezatan lotek Bandung dengan sayuran yang sederhana itu justru terletak pada kelezatan bumbu kacangnya yang mlekoh dengan rasa kencur dan asam yang dominan. Di Jawa, khususnya di sekitar Yogya-Solo, lotek juga populer. Tetapi, lotek di Jawa sangat berbeda dengan lotek Bandung, yaitu karena bumbu kacangnya ditumbuk kasar dan tidak dicampur kentang rebus. Rasanya juga lebih manis karena memakai gula merah lebih banyak. Kalau mau tetap membuat perbandingan, lotek Bandung lebih mirip dengan pecel di Jawa. Apalagi karena pecel Madiun juga bumbu kacangnya memakai kencur. Maklum, pecel dan gado-gado adalah hidangan populer yang punya sangat banyak siblings alias saudara. Selain lotek, ada karedok (Sunda), ketoprak (Betawi), rujak cingur (Surabaya), rujak juhi (Peranakan), rujak Shanghai (Tionghoa), dan lain-lain. Semuanya mempunyai kesamaan, yaitu sayur-mayur yang diberi kuah (kebanyakan kuah kacang). Jenis sayur dan cara memasak sayur - di samping perbedaan saus atau kuahnya - membuat yang satu berbeda dari yang lain. Karedok, misalnya, memakai sayuran yang tidak direbus. Persamaan yang lain adalah berbagai jenis kerupuk yang menyertai semua hidangan yang disebut di atas. Gado-gado cocoknya dengan emping mlinjo atau kerupuk udang. Lotek juga dihidangkan dengan kerupuk udang. Pecel Madiun cocoknya dengan kerupuk gendar atau karak asin yang di sana disebut lempeng. Pecel juga cocok dimakan dengan rempeyek - baik itu rempeyek kacang, rempeyek kedelai, maupun rempeyek teri. Sedangkan ketoprak dimakan dengan kerupuk tapioka. Selain masing-masing jenis makanan yang disebut di atas mempunyai kekhasannya sendiri-sendiri, tiap-tiap jenis pun punya varian. Gado-gado, misalnya, ada yang berbumbu kacang mede, bukan kacang tanah. Ada pula yang selain memakai air asam juga dibubuhi jeruk limau, sehingga menimbulkan aroma yang khas. Almarhum Ibu saya, seperti orang Jawa Timur pada umumnya, merebus saus kacang untuk bumbu gado-gado dengan sedikit santan. Wah, tentu saja rasanya jadi lebih mlekoh. Kalau
Ida Arimurti PASAR MALAM NATAL - BONDAN WINARNO
PASAR MALAM NATAL - BONDAN WINARNO Di Semarang ada dugder, pasar malam yang buka beberapa hari menjelang Ramadhan. Di sana juga ada Pasar Malam Cap Kao King yang buka menjelang Imlek. Di kota-kota Indonesia yang lain pun kita mengenal tradisi pasar malam menjelang hari raya. Di Jerman ada weihnachtsmarkt, yaitu pasar malam menjelang Natal. Konsepnya sama dengan pesta rakyat serupa di mana pun, yaitu berjualan makanan, minuman, serta berbagai kebutuhan khas untuk merayakan hari besar yang akan datang. Tradisi serupa juga ada di Austria, tetapi lebih populer dengan nama setempat, yaitu christkindlmarkt atau pasar kanak-kanak Kristus. Di pusat kota berbagai kota kecil di Jerman, bermunculan tenda-tenda penjual makanan dan minuman, serta pakaian dan hiasan Natal. Mereka yang belum menemukan kado Natal untuk diberikan kepada kerabat, datang ke pasar malam untuk mencarinya. Sejak beberapa tahun terakhir ini, weihnachtsmarkt juga diramaikan para pedagang dari Asia dan Afrika, bahkan Amerika Latin, berjualan hasil kerajinan tangan yang memang cocok untuk hadiah Natal. Salah satu yang selalu saya rindukan dari weihnachtsmarkt adalah gluhwein, yaitu anggur merah yang direbus dengan berbagai bumbu - antara lain: kayu manis, cengkeh, kulit jeruk - dan disajikan hangat. Dari jauh sudah tercium baunya yang mengundang. Kehangatan gluhwein pada malam musim dingin yang menggigit - apalagi bila disanding kacang kastanye panggang yang gurih - membuat malam-malam menjelang Natal terasa sangat khas. Natal ini, sayangnya, kami tidak sempat berkunjung ke Jerman. Di Belanda, adik angkat saya, Carol-Ann dan John Malaihollo mengantar kami ke Gouda untuk melihat winter festival. Di Belanda memang tidak ada tradisi kerstmarkt, karena itu mereka memakai "alasan" berawalnya musim dingin untuk melakukan hal yang kurang-lebih sama. Mungkin juga penamaan itu untuk membuatnya lebih sekular. Tradisi Desember yang lebih populer di Belanda adalah Sinterklaasdag pada tanggal 5 Desember yang merupakan salah satu perayaan yang paling ditunggu anak-anak. Pada hari itu anak-anak mengharap akan mendapat hadiah dari orang tua mereka lewat Sinter Klaas. Di bagian dunia yang mengalami empat musim - khususnya di Eropa - tanggal 21 Desember dirayakan sebagai awal resmi bermulanya musim dingin. Secara astronomi (sungguh, bukan gastronomi!), ini adalah malam yang terpanjang dan siang yang terpendek sepanjang tahun. Lawannya adalah tanggal 21 Juni - siang terpanjang dan malam terpendek - sebagai awal resmi musim panas. Gouda adalah sebuah kota kecil antara Rotterdam dan Utrecht yang merupakan salah satu pusat produksi keju. Di centrum (pusat kota), sebuah gelanggang ice skating dibangun di belakang gedung balaikota yang bangunannya sangat mirip gereja tua. Toko-toko di centrum ramai dengan para pembeli, begitu juga kafe-kafe yang digelar hingga ke teras dengan alat pemanas. Beberapa kafe juga menawarkan gluhwein seperti di Jerman. Sekalipun dingin makin menggigit, kami juga sempat berjalan-jalan mengelilingi katedral Santo Yohanes yang dikelilingi danau buatan. Katedral ini tampak sangat romantis di malam hari. Ketika kami baru saja mendarat di Verona, Italia, keponakan kami yang menjemput - Serafina dan Gianluca Oliveiro - langsung kami ajak untuk melihat pasar Natal di dekat Arena - bangunan tua dari batu berbentuk gelanggang yang hingga kini masih dipakai untuk mementaskan opera pada musim panas. Selain tenda-tenda penjual barang-barang hadiah, di Arena juga ditampilkan gelaran tahunan yang sudah berlangsung selama 62 tahun. Gelaran ini disebut Presepio. Presepe berarti palungan, tempat rumput pakan ternak yang dipakai sebagai tempat tidur bayi Yesus ketika baru lahir. Pameran ini merupakan gelar karya seni yang berthema nativitas atau kelahiran Yesus. Artis dari seluruh dunia ikut menggelar karya mereka. Ada juga satu patung Maria dan Yusuf menggendong Yesus karya pematung Indonesia yang tidak disebut namanya. Banyak sekali tampilan berbentuk diorama yang sangat indah dan artistik. Di luar Arena, di bawah tenda yang dibangun khusus, juga ada pameran dengan thema serupa, tetapi karya anak-anak sekolah dan harus dibuat dari bahan bekas yang didaur ulang. Pameran ini juga mendapat perhatian ramai. Sayangnya, kami tidak menemukan gluhwein di pasar malam Verona. Makanan khas yang tampil pada pasar malam Natal adalah frittelle. Ini beda dari fritole alias mela fritti atau apel goreng yang pernah saya ceritakan di rubrik ini dulu. Frittelle sangat mirip dengan oliebollen yang menjadi tradisi Tahun Baru di Belanda. Bedanya, oliebollen berbentuk bulat dan lebih berminyak karena kandungan mentega, sedangkan frittelle bentuknya bulat rata, ditaburi bubuk gula dan vanili. Bisa juga dioles dengan Nutella, selai kacang campur amandel. Kami juga sempat melihat pasar Natal di Bolzano, sebuah kota kecil di Italia
Ida Arimurti Rumah, Bukan Ruang Transit
Rumah, Bukan Ruang Transit Oleh: Nusya Kuswantin, Pemerhati Rumah Dewasa ini, terutama di kota-kota besar, ada kecenderungan orang memperlakukan rumahnya tak lebih dari sekadar sebagai tempat untuk mandi, tidur, atau sebagai ruang transit. Bangun pagi bergegas ke kantor, dua jam terjebak kemacetan lalu lintas. Lantas, 8 bahkan 10 jam di tempat kerja. Seusai jam kerja, mampir dulu ke kafe untuk 1-2 jam meneguk kopi espresso bersama teman-teman. Bukan untuk sesuatu yang penting, melainkan semata-mata menghindari kemacetan jalanan. Dan, ketika tiba di rumah, badan sudah terlalu lelah. Bila ada keperluan seusai jam kantor, misalnya berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar swalayan, memangkas rambut di salon, atau berolahraga di gym, akan makin larutlah saat tiba di rumah. Karena, setelah itu, makan malam tentu akan lebih praktis dilakukan di restoran daripada di rumah. Kali ini fungsi rumah benar-benar tak lebih dari sekadar ruang transit. Kata pulang kemudian mengandung makna mengantuk atau penat ketika badan perlu istirahat. Komunikasi dengan keluarga toh bisa dilakukan dengan telepon seluler. Magnet Apakah magnet yang menarik seseorang untuk bergegas pulang ke rumah? Tak bisa lain, anak adalah jawaban yang sudah barang tentu menempati urutan nomor satu karena memang merekalah yang selayaknya menjadi pusat kehidupan para pasangan suami-istri atau orangtua. Sayangnya, pembagian peran-yang pada umumnya menuntut ibu dan bukan ayah untuk lebih dekat kepada anak-seolah bisa memberikan dalih kepada para lelaki untuk pulang ke rumah pada waktu sesukanya. Urutan berikutnya adalah pasangan hidup, binatang piaraan seperti hamster, anjing, burung, ikan, kucing, ular, iguana, harimau, yang memang membutuhkan perhatian. Lantas, tanaman manja seperti suplir, anggrek, dan jenis-jenis tanamanhias lainnya yang juga perlu dirawat. Akan tetapi, sesungguhnya, rumah adalah magnet juga, yaitu ketika teman datang berkunjung untuk sekadar mengobrol dan minum teh di akhir hari kerja. Atau ketika salah satu ruangan perlu ditata ulang agar memberikan suasana yang berbeda dan lebih efisien dengan memindahkan posisi perabot, mengganti motif dan warna gorden atau cat tembok, mengurangi pernak-pernik yang sudah out-of-fashion, menambah pernak-pernik lainnya yang lebih fungsional seperti bantalan untuk sofa atau ambin atau lampit. Atau menyulap kamar mandi menjadi tempat yang nyaman, dan toilet diubah berfungsi rangkap sekaligus sebagai ruang baca. Kali lain menata dapur sedemikian rupa sehingga rak-raknya terjangkau oleh anak-anak untuk belajar menyiapkan makanan mereka sendiri. Dan, semuanya adalah kegiatan yang selayaknya dilakukan dengan memberikan peran yang besar kepada anak-anak, terutama yang sedang tumbuh, demi menanamkan rasa kebersamaan, tanggung jawab, serta inisiatif. Alih-alih sambil mengajari anak tentang kegiatan praktis sederhana sehari-hari, yang dalam ilmu manajemen disebut dengan PME (planning, monitoring, dan evaluasi). Misalnya, bersama anak merancang perubahan posisi perabot dengan cara menggambarnya dalam kertas gambar berskala sehingga penempatan perabot sesuai dengan luas ruang yang tersedia. Ada keluarga yang memiliki jadwal tiga bulanan untuk mengubah posisi perabot rumahnya, tetapi ada juga yang karena alasan pragmatis tak bisa mengubahnya-namun senantiasa mengubah pernak-pernik di sekitarnya. Namun, yang paling hangat, terutama bagi para bujangan, mungkin adalah mengundang sahabat untuk datang berkunjung dan kemudian menantangnya bermain kartu! [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti Sutiyoso: Jangan Golput
Sutiyoso: Jangan Golput JAKARTA, SENIN - Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dalam sambutan pergantian tahun 2006 ke 2007 di Pantai Karnaval Ancol meminta warga Ibukota Jakarta untuk tidak menjadi golongan putih (golput) dalam pemilihan gubernur tahun 2007. "Warga Jakarta jangan ada yang Golput," kata Sutiyoso, Minggu (31/12) malam. Sutiyoso yang telah menjabat sejak tahun 1997 meminta warganya yang memiliki hak pilih agar menggunakan hak pilihnya. "Jadilah warga yang baik," kata Sutiyoso mengingatkan warganya. Sementara itu dalam malam pergantian tahun tersebut, Bang Yos -- demikian Sutiyoso disapa -- menyatakan bahwa segala kebijakan yang telah dilakukan baik berakibat positif maupun negatif berada di tangannya. "Sekali lagi tanggung jawab ada di tangan saya," ujar Sutiyoso. Selain itu dalam acara tutup tahun 2006 tersebut Sutiyoso juga berpamitan akan undur diri. "Pada pergantian tahun 2008 nanti sudah gubernur baru yang akan berdiri di sini. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada masyarakat atas dukungan dan bantuannya selama ini," tambah Sutiyoso. Sumber: Antara [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti Jawaban langsung
Ass Wr Wb. Fyi, Mohon maaf bila tidak berkenan, ini forward email dari milis tetangga agar berhati2 bersikap. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of rosihan han Sent: Wednesday, December 20, 20063:01 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [THEPERPIKA] Penjelasan AA Gym Tentang Pernikahan Kedua Penjelasan AA Gym Tentang Pernikahan Kedua Assalamu'alaikum Wr.Wb. Alhamdulillah, rekan-rekan sekalian. Inilah saat yang ditunggu-tunggu oleh kita semua. Saya akan menyampaikan, sesuatu yang sangat sangat penting, dan...hal yang dianggap akan menjadi hal yang strategis untuk siapapun yang menginginkan perubahan. Saya mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh civitas santri daarut tauhiid, andaikata keputusan yang aa ambil ini membuat banyak ketidaknyamanan. Pertama, ketidaknyamanan perasaan karena informasi yang kurang jelas. Yang kedua, ketidaknyamanan...karena mungkin bertentangan dengan sebagian keyakinan. Yang ketiga, karena akan ada dampak bagi Daarut Tauhiid, MQ maupun Kopontren. Keputusan berpoligami ini bukan hal yang ringan, saya sadar sepenuhnya akan dampak (baik dan buruknya). 5 tahun dibahas, prolognya sudah sering dibacakan, apa gerangan alasannya, mengapa mengambil resiko yang sangat besar seperti ini? Pertama, kita lihat bahwa...kata poligami bagi sebagian masyarakat indonesia masih dianggap sesuatu perilaku yang buruk. Tidak heran bila ibu-ibu memberi nasihat..."Jangan berpoligami...!" Apalagi dengan adanya kejadian ini, sms yang... -sebagian sms yang saya lihat-...ibu-ibu yang begitu marahnya, sampai mau meludahi, memukul kalau bertemu AA, buku-buku disobek, potret tidak mau dilihat. Ini adalah bukan hal yang membuat kita emosi, tapi ini peta(?tidak terdengar jelas), betapa belum semua orang bisa siap mendengar kata poligami. Ini menjadi pikiran...shalat jalan, shaum jalan, haji, umrah...tapi ketika mendengar kata poligami...tersengat. Menjadi marah, menjadi...ghibah, seakan ada hukum Allah yang salah. Saya mengerti...bahwa wanita begitu berat mendengar kata ini, dan ini manusiawi. Tetapi...manjadi tidak yakin kepada kebenaran, khususnya yang satu ini, menjadi memaki, memusuhi...ini yang harus kita bantu perbaiki. Kita lihat juga, pada saat yang sama, pergaulan bebas, perzinahan, ttm...menjadi...sepertinya bukan sebuah perilaku buruk, masyarakat makin permissive terhadap hal ini. Saya sebetulnya menunggu akan ada tokoh yang berani mengubah paradigma ini, seperti zaman jilbab dulu. Saudaraku sekalian, sesudah istikharah hampir satu tahun, maka...walaupun mungkin ada banyak kekurangan dan kesalahan di dalam pengambilan keputusan ini, saya memilih untuk melakukannya. Mengapa baru diumumkan sekarang? seperti halnya sepak bola, karena ini membutuhkan tim yang tangguh, saya harus menanti saat tim saya kuat...Teh Ninih, Anak-anak, Orang Tua. Besar harapan, Allah membuka waktunya, dan Alhamdulillah, pertolongan Allah...kemarin diberi kesempatan dibuka waktunya. Satu...hikmahnya, bagi saya pribadi, ini saat yang paling tepat untuk menguji apakah selama ini saya menikmati pujian, penghargaan, popularitas, penghormatan, atau saya berjuang karena ingin sesuatu yang saya yakini benar. Alhamdulillah, dengan adanya situasi ini, betapa banyak perhatian dalam aneka bentuk, caci maki, kutukan, ancaman...dan saya sependapat seperti yang dikatakan pak Miftah Faridl, kita harus ikhlas menerima caci maki ini, andai kata kita benar-benar mau komit. Alhamdulillah... Hikmah yang kedua, inilah kesempatan bagi masyarakat. Saya ingin tahu, dakwah saya selama ini mengajak orang komit kepada hukum Allah, aturan Allah, atau baru komit kepada suka Abdullah Gymnastiar. Kalau dia komit kepada hukum, berarti tidak ada masalah. Ini hal yang halal, ini hal yang dibolehkan, bukan dianjurkan...ini hal yang, juga Rasulullah tidak melarang, sahabat juga melakukan. Ini hal yang, aturan negara juga memberikan peluang. Ini bukan kejahatan, ini bukan zina, ini bukan selingkuh...INI HALAL!! Sesuatu yang halal, sesuatu yang boleh, tetapi mengapa sebagian orang sampai seperti itu kata-katanya? Berarti...saya dakwah belum berhasil membuat orang lebih yakin kepada kebenaran dari Allah, baru sampai kepada figur AA Gym. Ini baik hadirin, untuk menguji sampai sejauh mana efek dakwah. Bagi saya pribadi, ini cobaan yang luar biasa mantapnya. Ternyata, poligami tidak semudah diucap. Setiap hari teruji sekali, bagaimana 2 istri ini dari sudut yang berbeda? belum lagi anak-anak, belum lagi masyarakat...menguras...AA pemula belum pernah berpoligami sebelumnya. Guru-guru saya juga jarang yang berpoligami terbuka. Adayang nasihat diam-diam, ada yang memberi nasehat bagus...belum juga. Jadi, untuk terbuka secara nasional, belum ada gurunya. Dan ini tidak mudah, hadirin. Kalau ada gurunya mungkin lebih mudah. Tetapi, saya yakin, saya bukan melakukan kejahatan. Saya tidak melakukan kemaksiatan, ini legal, ini halal...Bismillah. H
Ida Arimurti Saddam Dimakamkan di Awja Hari ini
Saddam Dimakamkan di Awja Hari ini BAGHDAD, MINGGU- Jenazah mantan Presiden Irak Saddam Hussein yang meninggal di tiang gantungan kemarin (Sabtu 30/12), akan dimakamkan segera pada hari ini (Minggu, 31/12) di kampung halamannya, Awja- sebuah tempat di pinggiran kota Tikrit, Irak. Saat ini pun, jenazah tokoh yang didakwa telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan tersebut telah berada di sana. Yahya al-Atawai, seorang ulama senior Sunni di Tikrit, mengatakan melalui telpon bahwa kepala suku Saddam Albu Nasir, Ali al-Nida, telah menerima jenazahnya. "Jenazah itu sekarang di Awja dan mereka mungkin akan menguburkannya malam ini," kata Atawi. Sementara itu, pengacara Bushra al-Khalil mengatakan jasad Saddam telah diterbangkan dalam sebuah pesawat militer Amerika Serikat ke Tikrit. Satu sumber senior pemerintah mengatakan pengangkutan dilakukan melalui jalan raya. Namun, seorang jurubicara militer AS menolak mengomentari hal tersebut. Khalil pun mengatakan puteri Saddam, Raghd, yang berada di pengasingan di Jordania, telah berhubungan dengan para pemimpin suku keluarganya mengenai tempat pemakaman yang aman. Menurut rencana keluarga di Awja, tepatnya sebuah tempat di pinggiran kota Tikrit, atau di markas besar gerilyawan Sunni Ramadi, 110 Km di barat Baghdad. "Pemakaman itu akan berlangsung secepatnya Minggu," kata Khalil. Raghd sebelumnya sempat meminta jenazah ayahnya diterbangkan ke Yaman untuk pemakaman sementara, hingga dapat dipindahkan kembali ke Irak untuk upacara keluarga yang lebih baik. Sumber: reuters [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti Hujan Badai Buyarkan Pesta Tahun Baru di Pantai Anyer
Hujan Badai Buyarkan Pesta Tahun Baru di Pantai Anyer SERANG, SENIN- Hujan lebat disertai angin badai yang terjadi Minggu malam sekitar Pukul 23.00 WIB membuyarkan acara pesta pergantian tahun dari 2006 ke 2007 di Pantai Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Sekitar 100 tamu Hotel Marbella yang sedang asyik menikmati udara pantai di halaman depan hotel tersebut, terpaksa lari tunggang langgang menuju kamar hotelnya setelah diterpa angin yang cukup kencang dari arah pantai disertai air hujan, Minggu malam. Angin yang datang secara tiba-tiba itu telah membuat panik tamu hotel serta pengunjung yang tidak hanya datang dari Serang, Cilegon dan Tangerang, tapi lebih banyak datang dari Jakarta yang bermaksud ingin menikmati pergantian tahun di daerah pantai. Belum ada laporan korban dalam peristiwa tersebut, namun suasana di pantai menjadi kacau balau, bahkan penyanyi trio AB Three yang manggung bersama Java Jive di Hotel Marbella terpaksa bubar gara-gara angin kencang tersebut. Peristiwa yang tidak diduga oleh para pengunjung yang telah memadati lapangan dimana AB Three manggung tersebut terpaksa bubar, bahkan ada beberapa tamu hotel berencana untuk kembali ke rumahnya karena takut angin semakin kencang. "Kami kemungkinan balik lagi malam ini alias tidak jadi nginap, karena kami takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Ludianto, tamu di Hotel Marbella yang datang dari Jakarta dan mengaku tidak memperkirakan terjadi angin semacam itu. Sementara itu, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kabupaten Serang mengatakan, pihaknya telah menyampaikan kepada masyarakat di sekitar pantai termasuk pihak pengelola hotel bahwa badai tropis yang sudah berlangsung sejak hari Jumat (29/12) masih berlangsung hari ini. "Memang kami tidak memberikan warning kepada warga di sekitar pantai, tetapi berdasarkan perkiraan kami sudah memberitahukan bahwa hujan disertai angin kencang di Kabupaten Serang akan berlangsung, yang didasarkan dari angin kencang dua hari sebelumnya," kata Petugas BMG Kabupaten Serang Eko Widianto. Eko tidak menjelaskan asal angin tersebut, namun ia mengatakan bahwa itu adalah badai tropis di bagian Selatan Pulau Jawa, yang berasal dari angin yang menerpa Negara Filipina beberapa hari yang lalu. "Nampaknya angin itu kini sedang tinggi, mudah-mudahan melemah dan kemudian mati sendiri, namun warga yang sedang asyik menunggu pergantian tahun tetap terus waspada," kata Eko. Sumber: Antara [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti Wajah Baru Hidangan Tradisional
Wajah Baru Hidangan Tradisional Belum lama ini saya terkejut melihat tampilan sebuah rumah makan yang menyajikan masakan Padang di Senayan City. Namanya "Panice". Ternyata, singkatan dari Padang Nice. He he he! Kreatif! Straightforward! Penampilannya sungguh-sungguh out of the way. Para tamu duduk di kursi-kursi individual seperti layaknya duduk di bar, menghadapi meja panjang yang lebarnya kurang dari setengah meter. Ada juga meja-meja untuk duduk berempat. Minuman dan nasi putih diantar pelayan ke meja. Lauk-pauk meluncur satu per satu di atas ban jalan (conveyor) yang terus memutar. Persis seperti yang biasa kita lihat di berbagai sushi-ya atau sushi bar. Para tamu cukup menunggu sampai lauk favoritnya lewat, lalu mengambilnya. Setiap warna pinggiran piring melambangkan harga lauk yang dimuatnya. Ayam pop, cumi, sambal udang pete di piring kuning berharga Rp 12.000. Rendang, gulai ikan mas, ikan balado di piring biru berharga Rp 10.000. Telur dadar, telur ceplok, sayur nangka, perkedel kentang di piring oranye, berharga Rp 6.500. Soto padang, soto iga, dan daging cincang dapat dipesan tersendiri. Memang lebih mahal dari harga-harga di warung padang langganan Anda. Tetapi, ehm, ehm, di sini 'kan berkemungkinan ketemu Nadya Hutagalung yang jadi ikon Senayan City? He he he! Sekalipun disajikan secara modern, citarasa hidangannya masih autentik dan Padang banget. Tidak disediakan mangkuk berisi air untuk cuci tangan, tetapi Anda tetap dapat pergi ke wastafel untuk mencuci tangan dan makan dengan cara Padang yang khas, yaitu tanpa sendok garpu. Memang, cara penyajian dengan conveyor seperti itu membuat kita tidak lagi dapat menikmati pemandangan para pelayan yang dengan tangkasnya membawa susunan piring-piring lauk di sekujur tangannya - bagaikan akrobat Beijing yang sedang beraksi. Tetapi, apa boleh buat. Sementara pemandangan tradisional seperti itu perlu terus dilestarikan, penampilan baru yang modern juga harus diberi tempat. Bukan hanya masakan Padang yang ditampilkan secara modern, masakan Jawa pun mulai dikemas penyajiannya dengan gaya mutakhir. Tahun lalu, Amna Sardono memerkenalkan saya pada "Warung Tempo Dulu" di Pasar Beling Solo. Warung ini terkenal dengan sajian pecel ndeso-nya. Sayuran pecelnya komplet, disajikan dengan tiga macam dressing alias sambal, yaitu: sambal kacang yang umum, sambal tumpang yang khas, atau sambal wijen yang istimewa. Nasinya pun bisa pilih: nasi putih atau nasi dari beras merah. Lauk-pauk tambahan untuk nasi pecel "ditebar" di atas meja lebar. Tempe dan tahu bacem, tempe kemul (tempe yang digoreng dengan salut tepung), wader goreng, empal dan jeroan goreng, dan banyak lagi lainnya. Sulit untuk menolak "lambaian" lauk-pauk yang tampak menggairahkan itu. Selain pecel dan aksesorisnya, "Warung Tempo Dulu" juga menyajikan berbagai hidangan seperti cabuk rambak, mangut lele, dan lain-lain. Warungnya sendiri ditata apik dengan berbagai perabotan antik. Sebuah warung dengan suasana dan sajian masakan yang Jawa banget. Semua teman yang saya ajak ke sana dijamin senang dengan makanan maupun ambience warung itu. Bulan Ramadhan ini "Warung Tempo Dulu" tutup karena menjalani renovasi. Mudah-mudahan renovasi itu akan membuatnya semakin bagus, dengan sentuhan artistik seperti sebelumnya. Karena itu, pastilah saya akan singgah lagi setelah Idulfitri ini. Di Semarang juga ada sebuah warung modern yang dinamai "Mbah Jingkrak" dengan logo bergambar seorang nenek funky yang sedang berjingkrak-jingkrak. Bukan jingkrak-jingkrak gembira, melainkan jingkrak-jingkrak kepedasan. Maklum, hidangan di "Mbah Jingkrak" memang penuh "ranjau" atau "petasan" alias hidangan yang puedes-nya pol! "Mbah Jingkrak" menyajikan berbagai hidangan bergaya home cooking yang sudah mulai jarang ditemukan di rumah maupun di restoran. Favorit saya di sana adalah mangut iwak pe, alias gulai pedas ikan pari. Wuiiihh, puedes dan semego atau nglawuhi - bikin nasi harus ditambah terus. Seperti "Warung Tempo Dulu" di Solo, warung "Mbah Jingkrak" juga menampilkan suasana hangat dan bersahabat dalam balutan dekor yang nyeni. Cara menata dan menyajikan makanannya juga artistik dan etnik serta menimbulkan gairah makan. Di Semarang sebetulnya juga ada warung "Koh Lim" di seberang Kolese Loyola yang menyajikan berbagai masakan rumahan khas Jawa seperti di "Mbah Jingkrak". Yang paling terkenal di situ adalah asem-asemnya yang sueger dan mak nyus. Sekalipun mutu masakannya sanget bole dipoedjiken, tetapi suasana dan pengalaman makan di "Koh Lim" tentu beda dengan di "Mbah Jingkrak". Di "Koh Lim" suasananya masih sangat raw. Tampilan "Mbah Jingkrak" dan "Koh Lim" juga mirip warung "Ma' Uneh" di Bandung, yaitu menyajikan makanan siap saji seperti layaknya di rumah makan Padang. Pada prinsipnya, memang banyak makanan Jawa yang justru meningkat citarasanya setelah menginap atau selesai dimasak beberapa jam sebelumnya. Di Jakarta sudah agak lama pula kita mengenal "Warung Pojok" yang hadir di beberapa mal. "Warung P
Ida Arimurti Pemakaman Saddam Tak Dihadiri Masyarakat Umum
Pemakaman Saddam Tak Dihadiri Masyarakat Umum TIKRIT, MINGGU- Pemakaman mantan Presiden Irak Saddam Hussein di desa kelahirannya, Awja, pinggiran kota Tikrit, Irak utara, Minggu (31/12) berlangsung tanpa dihadiri masyarakat umum. Saddam tewas di tiang gantungan setelah dieksekusi untuk tuduhan atas kejahatan kemanusiaan, Sabtu, pukul 03.00 GMT (10.00 WIB). Gubernur provinsi kampung halaman mantan diktator itu dan seorang pemimpin suku menjemput jenazahnya dari Baghdad di mana ia dieksekusi, Sabtu pagi. "Saddam Hussein telah dikebumikan hari ini pukul 04:00 waktu setempat (08:00 WIB) di Awja," kata Musa Faraj, seorang anggota keluarga Saddam dari daerah itu. Faraj mengatakan gedung di mana Saddam dikebumikan adalah satu ruangan yang biasanya digunakan untuk pertemuan-pertemuan menyampaikan belasungkawawa di Awja, 180km utara Baghdad. Gubernur provinsi Salaheddin, Hamed a Shakri, dan Ali al Nida, ketua suku Saddam Albu Nasir bersama dengan banyak anggota suku lainnya menghadiri pemakaman itu sebelum matahari terbit sehari menjelang Tahun Baru, kata Faraj. Shakri dan Nida pergi ke Irak Sabtu untuk memeriksa mayat Saddam setelah ia digantung dan jenazahnya dibawa dengan diselimuti kain kafan putih. Seorang pejabat yang dekat PM Irak Nuri al Maliki mengemukakan bahwa jenazah Saddam diterbangkan Minggu ke Tikrit oleh sebuah helikopter militer AS. "Pada pukul 01:30 Minggu, sebuah helikopter AS membawa mayat Saddam ke Tikrit," katanya menegaskan bahwa mantan pemimpin Irak itu dikebumikan di Awja. Faraj mengatakan pasukan keamanan menutup kota itu, satu pangkalan para pendukung Saddam, sejak Sabtu sehingga "tidak seorangpun diizinkan ikutserta dalam pemakaman di Awja. Almarhum yang berusia 69 tahun itu lahir di Awja, satu pangkalan suku Albu Nasir dan bagian dari provinsi itu, tahun 1937. Putra-putranya Uday dan Qusay dibunuh pasukan AS di Mosul Juli 2003, juga dimakamkan di desa itu. Tiga tahun setelah para komando AS menangkapnya di bawah satu terowongan, Saddam dihukum mati oleh satu pengadilan Irak 5 Nopember karena membunuh 146 orang dewasa dan anak-anak di desa Syiah, Dujail tahun 1982. Hukuman mati itu dikuatkan oleh satu tim hakim 26 Desember dan pelaksanaan hukuman Sabtu subuh itu dilakukan di dalam bekas pusat penyiksaan yang digunakan oleh dinas intelijen Saddam di distrik Syiah, Kadhimiyah Baghdad utara. Sumber: AFP/Antara [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti Moments in life
MOMENTS IN LIFE There are moments in life when you miss someone so much that you just want to pick them from your dreams and hug them for real! When the door of happiness closes, another opens; but often times we look so long at the closed door that we don't see the one, which has been opened for us. Don't go for looks; they can deceive. Don't go for wealth; even that fades away. Go for someone who makes you smile, because it takes only a smile to make a dark day seem bright. Find the one that makes your heart smile. Dream what you want to dream; go where you want to go; be what you want to be, because you have only one life and one chance to do all the things you want to do. May you have enough happiness to make you sweet, enough trials to make you strong, enough sorrow to keep you human and enough hope to make you happy. The happiest of people don't necessarily have the best of everything; they just make the most of everything that comes along their way. The brightest future will always be based on a forgotten past; you can't go forward in life until you let go of your past failures and heartaches. When you were born, you were crying and everyone around you was smiling. Live your life so at the end, you're the one who is smiling and everyone around you is crying. Please send this message to those people who mean something to you I JUST DID Don't count the years-count the memories...for they are close to your health ___ Galih Permata PT. Dextam Contractors Telp + 62 21 5706164, Fax. + 62 21 5703208 & mobile : + 62 815 86482826. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti Sebelum Eksekusi, Saddam dan Sang Algojo Saling Ejek
Sebelum Eksekusi, Saddam dan Sang Algojo Saling Ejek BAGHDAD, MINGGU - Sebuah kabar mencengangkan dilansir sejumlah media, bahwa mantan Presiden Irak Saddam Hussein menjelang akhir hidupnya di tiang gantungan, Sabtu (30/12) sempat saling ejek dengan sang algojo yang akan mengeksekusinya. Potongan gambar yang kemungkinan diambil dari kamera telefon seluler atau kamera berkualitas rendah oleh saksi yang berada lebih rendah dari tiang gantungan, beredar di internet pada Minggu (31/12), atau satu hari setelah Saddam digantung. Harian The New York Times mengutip saksi-saksi yang mengatakan salah seorang algojo berpenutup muka, berteriak dengan marah beberapa saat sebelum penggantungan, "Kamu telah menghancurkan kami. Kamu telah membunuh kami. Kamu membuat kami hidup dalam kemelaratan." Saddam menjawab, "Aku telah menyelamatkan kamu dari kemelaratan dan kesengsaraan serta menghancurkan musuh-musuh kalian, orang Persia dan Amerika." Lalu, algojo itu seperti dilansir Reuters mengutuknya dengan berkata "Terkutuklah kamu." Tulis The New York Times, dan Saddam membalas "terkutuklah kamu.". Dalam tayangan di internet yang berdurasi sekitar 2,5 menit, pijakan kaki Saddam jatuh ketika dia sedang mengucapkan syahadat. Kata-katanya terhenti seketika pada kalimat kedua, "Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad...". Dia juga terlihat tergantung dengan mata terbuka, diiringi beberapa kali kilatan lampu, yang kelihatannya berasal dari kamera para saksi. Ada bagian di mana terdengar suara yang meneriakkan "Moqtada, Moqtada, Moqtada", yang dimaksud adalah ulama Moqtada al-Sadr, yang ayahnya, Ayatollah Mohammed Sadeq al-Sadr dibunuh pada 1999, kemungkinan oleh anak buah Saddam. The New York Times menyebut teriakan itu dari salah seorang algojo. Sadr muda kini menjadi pemimpin gerakan politik dan milisi Syiah, "Tentara Mehdi" yang oleh pemerintah Amerika Serikat dan kaum Sunni, dituduh menjalankan pasukan maut yang sasarannya komunitas Sunni Saddam. Sumber: Antara/reuters [Non-text portions of this message have been removed]
Ida Arimurti To Mba' Ida and My Friends...
WISHING YOU THE LIGHT OF FAITH, PROSPERITY IN BUSINESS, PEACE IN LIFE, THE WARMTH OF HOME, LOVE OF FAMILY, ALL THE DEEPEST JOYS OF LIFE... HAPPY NEW YEAR 2007 -indra- __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Ida Arimurti Bantuan ACT Telah Menyebar
JumÂ’at (29/12/2006) pagi ini, TIM RESCUE ACT yang dipimpin Anwar, resquer, menuju titik pengungsi di Kec. Tenggulun, kab. Aceh Tamiang, NAD salah satu wilayah terparah yang sulit dijangkau untuk mendistribusikan bantuan bahan pangan dan nasi instan. Medan berlumpur hingga selutut orang dewasa. Tim bergerak setelah mendapat laporan dari warga Tenggulun bahwa pengungsi di beberapa desa sama sekali belum mendapat bantuan. Bahkan ubi pun sudah tidak ada. ACT bersama tim medis yang digerakkan dr. Eddy Tarigan dari PAPDI Medical Relief, bergerak ke Desa Sukamulia Upah, Desa Sukajadi, di Kecamatan Banda Mulia, juga ke Desa Bendahara Hilir di Kecamatan Bendahara dan Desa Matang Cincin di Kecamatan Manyak Payed. Beberapa penyakit yang muncul antara lain, gatal-gatal, batuk-deman juga penyakit pernafasan, sehingga diperlukan bantuan medis segera. TIM 3 EMERGENCY yang dibantu para relawan, menyiapkan 150 paket alat kebersihan untuk warga Kecamatan Banda Mulia. Paket ini terdiri dari sapu lidi, ember; alat pembersih lumpur, tawas dan kaporit untuk membersihkan air sumur, buka bubuk abate. Kondisi lingkungan yang telah terkena banjir dan terendam lumpur membuat kebutuhan alat kebersihan menjadi sangat penting. Sampai release ini diturunkan, kolaborasi dari beberapa lembaga semakin bertambah, diantaranya BAZNAS Dompet Dhuafa, Dompet Dhuafa Aceh, Peduli Umat Waspada, BIS Peduli, Al-Azhar Peduli Ummat, Baitul Maal Hidayatullah, FPI (Front Pembela Islam), MMI (Majelis Mujahidin Indonesia), Dompet Dhuafa Bandung, PAPDI Medical Relief, dan LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma). Sementara itu, Insya Allah, DPU DT dan Portal Infaq juga akan ikut bergabung. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]