Ida Arimurti Sulawesi Humanitarian Journey; Bukan Cuma Morowali, Tapi Seluruh Sulawesi!

2007-08-01 Terurut Topik Bayu Gautama
Bencana banjir bandang, banjir dan longsor bukan hanya di Morowali (23/7), 
melainkan melanda hampir seluruh Pulau Sulawesi. Di Luwu, Sulawesi Selatan pun 
banjir melanda sejak Rabu (25/7), padahal puluhan korban longsor di Morowali 
pun belum bisa dievakuasi. Banjir dan longsor yang terjadi di Luwu diakibatkan 
oleh hujan deras yang terjadi selama empat hari. Salah satu titik longsor 
terparah yakni Desa Komba. Tak hanya rumah warga, longsor juga menimbun area 
persawahan dan kebun Kakao serta tambak siap panen milik warga. Sementara itu, 
ribuan rumah di sembilan kecamatan masih terus terendam banjir. Kecamatan Sulih 
Barat merupakan wilayah terparah yang terendam banjir  

Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara pun diterjang banjir yang tak kalah 
dahsyatnya. Selain karena hujan dalam sepekan turun sangat deras, kerusakan 
hutan di wilayah ini menjadi penyebabnya. Bencana ini menyebabkan tak kurang 
dari seribu rumah terendam air setinggi 1-2 meter, ratusan rumah hanyut, 
infrastruktur umum rusak, kegiatan ekonomi dan pendidikan lumpuh. Sekitar 7 
ribu warga menjadi pengungsi.  
 Yayat Supriyatna, ACT Rescue Leader, yang kini masih berada di Morowali terus 
memberikan informasi seputar kondisi Morowali dan sekitarnya, juga terkait para 
pengungsi. “Hari ini masih hujan di beberapa daerah bencana. Kami kini berada 
di Desa Uewaju dan terus ke Tolaka Bawah. Pengungsi di SD Baturube 2 dan 
Puskesmas berjumlah 191 kk atau sekitar 786 jiwa. Bantuan yang sudah disalurkan 
untuk para pengungsi itu antara lain beras, sarden, telor, mie instan, juga 
kompor dan pakaian layak pakai,” ujar Yayat, Senin (30/7). 
 
Sehari sebelumnya, Yayat pun mengirimkan kabar tentang sulit dan beratnya medan 
bencana di Morowali. “Areanya luas dan memanjang, mulai dari Soyo Jaya, Takala 
Bawah, Baturube, Siliti, Uereru, Boba, Kolo Atas, Kolo Bawah dan Mamosalato,” 
terangnya. Karenanya, tim ACT ‘terpaksa’ membeli sebuah perahu untuk 
mendistribusikan bantuan ke berbagai titik tersebut. Pembelian perahu tersebut 
bekerjasama dengan lembaga PKPU. 
 Sementar itu dari Minahasa Tenggara, Ahyuddin, Direktur Eksekutif ACT 
mengungkapkan, banjir menyebabkan tak kurang dari seribu rumah terendam air 
setinggi 1-2 meter, ratusan rumah hanyut, infrastruktur umum rusak, kegiatan 
ekonomi dan pendidikan lumpuh. Sekitar 7 ribu warga menjadi pengungsi. 
 
Ditambahkan Ahyuddin, diantara 3 kecamatan yang paling parah, kecamatan Belang 
menjadi pilihan induk Posko. MRI (Masyarakat Relawan Indonesia) Sulawesi Utara 
yang menjadi operator ACT bergerak lincah menyambangi titik pengungsian. Peran 
yang diambil MRI, selain secara langsung memberikan bantuan pangan, medis, 
sandang dan perlengkapan dapur, yang terpenting mengkoordinir para relawan 
lokal termasuk para pengungsi untuk aktif berpartisipasi mendistribusikan 
bantuan secara cepat dan tepat. “Aktivitas ini merupakan hal terpenting dalam 
manajemen posko emergency. Melalui kesiapan relawan dan manajemen posko yang 
baik, penanganan fase emergency diharapkan menjadi jaminan sukses penanganan 
bencana di Minahasa Tenggara. 

Beragam bantuan logistik yang datang mengalir dari berbagai pihak dengan 
kesiapan relawan dan posko yang terorganisir ini, semua pihak merasa puas. Dan 
yang terpenting, pengungsi pun terlayani dengan baik,” jelas Ahyuddin lagi. 
 
Peran ACT di Sulawesi Utara, selain mengasisteni MRI Sulut dalam penanganan 
bencana secara profesional, membantu mendistribusikan bantuan dari berbagi 
pihak secara langsung ACT menjawab dua kebutuhan fundamental pengungsi, yaitu 
menyediakan minyak tanah dan air bersih. “Minyak tanah menjadi kebutuhan 
penting karena tidak ada bahan bakar lain, listrik pun mati. Selain langka, 
harganya pun mahal, mencapai 7 ribu per liter. Demikian juga dengan air bersih, 
baik untuk minum maupun untuk mandi sulit,” tambahnya. 
 
Menurut Ahyuddin, persoalan jangka pendek fase emergency akan mudah diatasi. 
Tetapi yang paling penting adalah bagaimana agar semua pihak memikirkan dan 
mengambil peran pada fase berikutnya, yaitu fase recovery (rehabilitasi dan 
rekonstruksi). Peran inilah yang saat ini sedang dalam tahap persiapan untuk 
kita tangani. Dalam waktu cepat, segera ACT akan menyajikan sejumlah strategi 
recovery yang bisa dirujuk semua pihak yang berkepentingan. “Inilah 
sesungguhnya peran yang sangat dinantikan oleh ribuan pengungsi,” tutup 
Ahyuddin. 
 
Untuk penanganan bencana di seluruh Sulawesi ini, atau kami menyebutnya 
Sulawesi Humanitarian Journey (SHJ), ACT langsung mendapat sokongan dari 
Baznas-Dompet Dhuafa. Bagi ACT, sinergi kemanusiaan seperti yang dilakukan di 
Sulawesi ini bukan kali pertama. Di berbagai bencana sebelumnya pun, ACT selalu 
bersinergi dengan banyak lembaga, korporat peduli maupun instansi pemerintah. 
Sebab, semua pun tahu bahwa urusan bencana adalah urusan semua orang, tidak 
terkecuali. (gaw)

Salurkan Bantuan Anda Melalui ACT di :

Bank Central Asia 
Acc. No. 676 030 3133 
(Swift Code: Cenaidja) 

Bank Syariah

Ida Arimurti Kabar dari Morowali, Sulteng: Korban Banjir Krisis Pangan!

2007-07-27 Terurut Topik Bayu Gautama
 
  Yayat Supriyatna, Rescue Commander ACT, dari lokasi banjir dan longsor di 
Morowali, Kamis (26/7) memberi kabar terbaru, bahwa korban banjir dan para 
pengungsi saat ini mengalami krisis pangan. Kondisi itu diperparah dengan 
dinginnya cuaca akibat hujan yang terus mengguyur kawasan tersebut. 

Yayat dan tim mengatakan, para pengungsi di Desa Ueruru dan Desa Boba, 
Kecamatan Bungku Utara, mengalami kriris pangan karena jalur utama terputus. 
Bantuan yang masuk baru sedikit dan sangat tidak memadai. Menurutnya, jumlah 
pengungsi di Morowali terus bertambah meski pun banjir sudah surut. Hal itu 
dikarenakan hujan masih terus mengguyur dan warga khawatir terjadi banjir 
susulan. 

Tim ACT masih di Kolonadale, ibukota Morowali, Sulawesi Tengah sekitar 12 jam 
dari Palu.  Bantuan-bantuan masih banyak tertahan di Kolonadale. Pusat bencana 
terparah berada di Baturube, Kecamatan Bungku Utara. (gaw)
   
   
  Salurkan bantuan anda melalui ACT di :
   
  Bank Central Asia 
Acc. No. 676 030 3133 
(Swift Code: Cenaidja) 
  
Bank Syariah Mandiri 
Acc. No. 004 011  

Bank Mandiri 
Acc. No. 128 000 4555 808 

Bank Muamalat Indonesia 
Acc. No. 304 0022 915 

Bank Negara Indonesia Syariah 
Acc. No. 009 611 0239 
  
 
  ACT Hotline : 021 - 741 4482


   
-
Choose the right car based on your needs.  Check out Yahoo! Autos new Car 
Finder tool.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Sulawesi Dihempas Banjir dan Longsor, ACT Full Team ke Sulawesi

2007-07-26 Terurut Topik Bayu Gautama
Sedikitnya sebelas orang dinyatakan meninggal dunia akibat banjir 
dan longsor yang melanda Luwu, Sulawesi Selatan, sejak Rabu (25/7). Jumlah 
korban meninggal dunia dimungkinkan akan bertambah, sebab sedikitnya empat 
warga dilaporkan masih hilang akibat terseret banjir dan tertimbun longsor. 

 
Banjir dan longsor yang terjadi di Luwu diakibatkan oleh hujan deras yang 
terjadi selama empat hari. Salah satu titik longsor terparah yakni Desa Komba. 
Tak hanya rumah warga, longsor juga menimbun area persawahan dan kebun Kakao 
serta tambak siap panen milik warga. Sementara itu, ribuan rumah di sembilan 
kecamatan masih terus terendam banjir. Kecamatan Sulih Barat merupakan wilayah 
terparah yang terendam banjir. 

 
 Para warga yang rumahnya terendam banjir memilih untuk bertahan di rumah 
masing-masing lantaran khawatir harta benda mereka akan dijarah orang. 
Karenanya, mereka berharap bantuan segera datang ke rumah-rumah. Bantuan yang 
diharapkan terutama berupa makanan, selimut dan juga obat-obatan.  

 Satu Kabupaten lainnya di Sulawesi Selatan yang dilanda banjir adalah Sidrap. 
Tiga kecamatan terendam banjir, yaitu Dua Pitue, Pituriase, dan Pituriawa. 
Seperti halnya di Luwu, para pengungsi berharap bantuan segera datang. Mereka 
mengharapkan sembako, obat-obatan, air bersih dan selimut. 

 
 Sebelumnya, satu tim rescue ACT dikirim ke Morowali, Sulawesi Tengah. Kini 
diberangkatkan lagi dua tim, masing-masing ke Luwu, Sulawesi Selatan dan 
Minahasa, Sulawesi Utara. Mari, bersama ACT bantu Sulawesi. Tim pertama yang 
berangkat ke Morowali dipimpin Yayat Supriyatna, komandan tim rescue ACT. Tim 
ke Luwu dipimpin Anwar, rescue specialist ACT, sedangkan tim ke Minahasa 
langsung dipimpin Ahyudin, Direktur Eksekutif ACT. (gaw)



Salurkan Bantuan Anda Melalui ACT di :   

 Permata Syariah # 0971 001 224 
BCA # 676 030 3133
BSM # 004 011  
Mandiri # 128 000 4555 808 
Muamalat #  304 0022 915
Bank Negara Indonesia Syariah #   009 611 0239


ACT HOTLINE : 021- 741 4482
   
   
   
  

   
-
Get the free Yahoo! toolbar and rest assured with the added security of spyware 
protection. 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Banjir dan Longsor Landa Morowali, ACT Terjunkan Tim

2007-07-24 Terurut Topik Bayu Gautama
 
  Di saat wilayah propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur mulai kesulitan air 
karena musim kemarau berkepanjangan, justru di tempat lain terjadi hujan lebat 
yang menyebabkan banjir dan longsor. 
   
  Cakupan banjir meliputi Kabupaten Singkil, Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya, 
barat Nanggroe Aceh Darussalam, tiga kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan, 
Sumatera Utara dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat.  
   
  Daerah yang paling parah mengalami dampak banjir dan longsor adalah Kabupaten 
Morowali Sulawesi Tenggara, banjir menggenangi 24 desa di empat kecamatan yakni 
Soyo Jaya, Bungku Utara, Petasia, dan Mamosaloto. Lebih dari 100 rumah hancur 
dan 3 jembatan putus serta  dilaporkan 23 warga meninggal dunia dan 57 warga 
dinyatakan hilang. 
  Informasi yang diperoleh dari relawan ACT di lokasi kejadian, kebutuhan 
mendesak yang diperlukan berupa perahu karet, tenda, genset, selimut dan 
obat-obatan. Sedangkan jumlah pengungsi mencapai 8.000 warga. Dari empat 
kecamatan, baru kecamatan Mamosaloto yang bisa ditembus sedangkan tiga 
kecamatan lainnya masih terisolir.
   
  ACT-Aksi Cepat Tanggap sebagai lembaga yang konsen dalam penanganan bencana, 
hari ini (24/7) memberangkatkan tim rescue yang dikomandani Yayat Supriatna, 
Leader Disaster Emergency Program ACT dari Jakarta dibekali peralatan lengkap 
menuju Morowali untuk melakukan serangkaian aksi emergensi dan mengkoordinir 
aksi di lapangan. 
   
   
  Salurkan Bantuan Anda Melalui ACT di :
  BCA # 676 030 2021
  BSM # 101 000 1114
  Mandiri # 128 000 4593 338
  Muamalat # 304 0023 015
  BII Syariah # 270 2000 256
  Permata Syariah # 0971 001 224
   
  ACT HOTLINE : 021- 741 4482
   
   
   
   
   
   

   
-
Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting  gifts for grads at Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Soft Launch Program Pendidikan �INDONESIA SEKOLAH

2007-06-26 Terurut Topik Bayu Gautama
Binar mata Asiah memancarkan sebuah harapan yang tak mampu 
terlukiskan secara jelas. Namun siapa pun yang melihatnya akan mampu mengambil 
kesimpulan secara cepat, bahwa gadis kecil itu sangat ingin bersekolah. Setiap 
hari, Asiah selalu menyempatkan diri memandangi gedung Sekolah Dasar Negeri 
(SDN) 01 Perumnas Tangerang yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Dan nyatanya, 
memang hanya sebatas pagar sekolah yang mampu disinggahinya, padahal anak-anak 
lain seusianya sudah duduk di bangku kelas  4 sekolah dasar. 
 Ketika usianya baru empat tahun, Ayahnya meninggal dunia setelah mengalami 
kecelakaan. Sementara ibunya sudah terlebih dulu dipanggil Allah SWT saat 
melahirkan si kecil Asiah. Kini Asiah hanya tinggal bersama kakak dan pamannya 
yang belum sanggup memasukkan Asiah ke sekolah. “bukan cuma biaya masuk 
sekolah, untuk buku dan peralatan sekolah pun kami belum sanggup. Semoga Asiah 
bisa mengerti…,” terang Sardi, paman Asiah yang bekerja serabutan. 
 Lain Asiah lain pula Abdurrahman di Purwakarta. Maman, panggilan bocah berusia 
sebelas tahun ini sebelumnya pernah sekolah. Bencana longsor yang pernah 
melanda tempat tinggalnya di bulan Februari 2006, memaksanya tidak lagi bisa 
bersekolah. Rumahnya hancur tertimpa longsor, sekaligus menimbun seluruh isi 
rumah tersebut. Beruntung memang Maman dan orang tuanya tidak menjadi korban. 
Hanya saja semenjak itu Keluarga Maman dan puluhan keluarga lainnya yang 
rumahnya tertimbun mendadak menjadi “orang tak punya”. 
 Maman tidak lagi memiliki baju sekolah, tas, sepatu dan buku-buku pelajaran 
yang pernah dimilikiknya. Semuanya ludes tertimbun tanah longsor bersama rumah 
kecil yang selama ini menjadi tempatnya berteduh. Dan nyatanya, hingga hari ini 
Maman belum kembali ke sekolah lagi. 
 Ada lagi Gunawan di Bantul, Jogjakarta. Semestinya di tahun ajaran baru ini 
Gunawan masuk kelas 1 SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun Gunawan belum lagi 
bersekolah sejak satu tahun lalu. Rumah Gunawan di Dusun Gunungan, Plered, 
Bantul, luluh lantak saat gempa bumi mengguncang Jogjakarta dan Jawa Tengah, 
Mei 2006 silam. Sejak saat itu, orangtua Gunawan kehilangan segalanya. Butuh 
waktu cukup lama bagi keluarga itu untuk pulih dan bangkit dari keterpurukan. 
Dan salah satu yang harus dikorbankan adalah sekolah Gunawan. Kenyataannya, 
hingga satu tahun lebih pasca gempa bocah itu belum juga bisa bersekolah. 
Mahalnya biaya sekolah dan peralatan serta buku-buku menjadi alasan orang 
tuanya yang belum mampu menyekolahkan kembali anak-anaknya. 
 Sebuah berita di salah satu harian ibu kota menuliskan, para buruh tani di 
Rancabolang, Kota Bandung, serta buruh di kota-kota lain di Jawa Barat, 
mengalami kesulitan menyekolahkan anak-anaknya. Pendapatan yang mereka peroleh 
tak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka.
  
 Para buruh tani berpenghasilan rata-rata Rp 1 juta per empat bulan. Dengan 
pendapatan sekecil ini sejumlah buruh tani di Rancabolang mengaku sulit 
menyekolahkan anak-anak mereka. Bahkan, buruh-buruh tani itu mengaku memiliki 
anak yang putus sekolah.
  
 "Dua tahun lalu, anak saya terpaksa keluar dari sekolah menjelang Ebtanas," 
kata Eem (41) tentang nasib anaknya Eep Saiful Anwar (13). 
  
 Eep keluar karena tidak bisa membayar tunggakan sekolah menjelang 
diselenggarakannya Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas) untuk 
Sekolah Dasar. Kini Eep hanya tinggal di rumah. 
 "Saya sakit hati waktu dia terpaksa keluar. Saya sudah bolak-balik datang ke 
sekolahnya untuk meminta keringanan biaya. Tapi, guru dan kepala sekolahnya 
bilang kalau tidak punya uang berhenti saja," ujar Eem tentang ketidakpedulian 
pendidik di sebuah SD di daerah Rancabolang. 
 Padahal, kata Eem, anaknya masih ingin melanjutkan sekolah. Sekarang jika 
melihat temannya sekolah, Eep suka berkata pada Eem, "Emak, lihat tuh, temen 
Eep mah pada sekolah," tiru Eem. 
 Kini setelah anaknya putus sekolah, harapan Eem tentang masa depan anaknya 
yang 
 lebih baik semakin tipis. "Saya tidak mau anak saya menderita seperti saya. 
Nyari duit susah, karena cuma jadi buruh tani. Tapi, kalau tidak sekolah, mau 
jadi apa lagi kalau bukan jadi kuli," ujar Eem yang kini tengah berpikir untuk 
memberhentikan lagi pendidikan adik Eep yang duduk di kelas dua SD. 
 "Sudah tiga bulan saya tidak bayar utang ke rentenir. Hutang saya dikenai 
bunga 20 persen," ujar Eem yang memiliki hutang Rp 200.000. Kemungkinan 
utangnya kini sudah menjadi Rp 370.000. 
  
 *** 
  
 Jika mau disebut satu persatu, baik daftar nama anak-anak yang putus sekolah 
lantaran ketidakmampuan ekonomi maupun kesulitan yang ditimbulkan akibat 
bencana alam. Jutaan nama Asiah, Abdurrahman, Gunawan dan Eep lainnya akan 
terus menghiasi lembar hitam daftar anak-anak tidak sekolah dan putus sekolah. 
Jika dalam kondisi normal saja, semakin sulit bagi orangtua menyekolahkan 
anak-anak mereka, bagaimana lagi para orangtua di berbagai lokasi bencana yang 
telah banyak kehilangan harta benda mereka. 
  
 Seba

Ida Arimurti Fwd: klarifikasi blog palsu (tolong sebarkan)

2007-06-25 Terurut Topik Bayu Gautama
saya membantu sahabat saya, Ustadz Ahmad Sarwat, yang mendapat fitnah dengan 
adanya blog palsu mengatasnamakan dirinya. 

Terima kasih untuk memforwardkannya ke milist lain
Wa'alaikum salam
Bayu Gawtama

** 

Assalamu alaikum wr, wb.
 Saya termasuk sering membuka situs ini dan banyak mengambil manfaat terutama 
rubrik ustadz menjawab.
 Namun ada yang mengganjal di hati beberapa hari ini. Karena beredar di milis 
kabar adanya sebuah blog fitnah. Setelah saya periksa ternyata benar. Blog 
gratisan itu mengatasnamakan ustadz lengkap dengan foto seperti di situs ini. 
Tetapi isinya bertentangan dengan tanya jawab di eramuslim.
 Dan sebagai pembaca setia, saya tahu betul jalan pikiran serta fikrah yang 
ustadz sampaikan selama ini.
 Maka apa yang ditulis di blog itu kentara sekali kepalsuannya. Isinya ke 
balikan dari apa yang selama ini saya kenal dari pelajaran ustadz.
 Saya yakin 100 persen blog itu tipuan dan bohong belaka. Pembuatnya jelas 
orang yang secara sengaja ingin menyesatkan orang, juga bisa saja bertujuan 
membunuh karakter ustad.
 Bahkan teman saya mengatakan bahwa tindakan seperti ini termasuk salah satu 
bentuk cyber crime. Pelakunya bisa dituntut dan blog itu bisa ditutup.
 Untuk itu saya berharap ustadz membuat pernyataan resmi untuk menolak 
keberadaan blog yang merugikan.
 Semoga Allah meneguhkan perjuangan ustadz dan eramuslim, amin.
 Wassalamu'alaikum wr. Wb.
Adit
  Jawaban Assalamu alaikum warahmatullahi wabarkatuh
 Sebelumnya kami ucapkan terima kasih atas keprihatinan dan perhatian anda 
tentang masalah blog itu. Awalnya kami tidak merasa harus membuat klarifikasi, 
namun mengingat adanya resiko ada orang yang akan menjadi korban dan salah 
paham, maka akhirnya kami rasa perlu untuk membuat tanggapan atas kasus ini.
 1. Blog yang mengatasnamakan kami memang bukan buatan kami. Tentunya kami 
nyatakan bahwa segala isinya di luar tanggung jawab kami.
 2. Kepada para pembaca setia eramuslim, kami sarankan untuk tidak membaca, 
mengutip atau merujukkan sumber yang terdapat pada blog tersebut. 
 Silahkan buka eramuslim untuk mendapatkan rujukan masalah syariah yang 
original dan dapat dipertanggungjawabkan.
 3. Pernyaan kami ini silahkan dikutip dan diumumkan lewat milis dengan 
mencantumkan url di eramuslim.
 4. Kepada yang membuat blog palsu, semoga Allah SWT memberi hidayah dan 
kesadaran serta kelapangan hati untuk bertaubat, bukan dengan diturunkannya 
bala' dan azab. Karena taubatnya seorang yang membuat kesalahan lebih baik dari 
pada balasan atas dosa.
 5. Semoga Allah meningkatkan keikhlasan kita untuk tetap istiqamah di atas 
agamaNya, serta tegar menjalani fitnah dan aral melintang, amin
 Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
 Ahmad Sarwat, Lc
klik URL di bawah ini sebagai link jawaban langsung dari eramuslim: 

http://eramuslim.com/ustadz/dll/7624203719-blog-fitnah-dan-provokasi.htm

   
-
Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Masyarakat Relawan Indonesia (MRI), Sebuah Solusi Negeri

2007-06-19 Terurut Topik Bayu Gautama
Kurang lebih satu tahun lalu ketika gempa tektonik mengguncang Jogjakarta dan 
Jawa Tengah, ada tulisan menarik di pinggir jalan, “kami butuh relawan”. 
Padahal di berbagai tempat lainnya, tulisan-tulisan yang ‘biasa’ terpampang 
seperti, “kami butuh bantuan”, “butuh sembako”, “butuh tenda” dan lain-lain.  
Ada yang baru yang muncul di saat gempa jogjakarta, yakni sebuah kebutuhan akan 
hadirnya relawan. Padahal di berbagai bencana sebelumnya, masyarakat korban 
bencana hanya berteriak minta bantuan berupa sembako, tenda, medis dan bahkan 
uang. Tetapi justru menjadi sangat unik sekaligus mengharukan, bahwa kebutuhan 
akan ‘kerelawanan’ menjadi kebutuhan yang juga penting dan mendasar. 
 Secara realistis, negeri ini memang akan sangat membutuhkan relawan. Segala 
bentuk kerelawanan akan menjadi penting bagi negeri yang tak henti dilanda 
bencana. Bahkan ke depan, Indonesia yang memang merupakan negeri rawan bencana 
ini mau tak mau harus mengakui, bahwa negeri ini memang sangat butuh relawan. 
 Karenanya, Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) didirikan pada 22 Mei 2005 di 
Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Aroma kerelawanan pasca tsunami Aceh akhir 
Desember 2004 sangat menyemangati terbentuknya MRI, karena relawan-relawan yang 
berkumpul di Banjarmasin pada saat itu juga tak lain adalah para ‘veteran’ 
tsunami Aceh. Selain itu, harus diakui pula bentuk aktivitas kerelawan 
terdahsyat yang pernah terjadi di negeri ini pun tertampilkan pada saat tsunami 
Aceh itu. Bisa dibayangkan, relawan dari berbagai pelosok negeri ini –bahkan 
dari luar negeri- berdatangan ke wilayah paling barat Indonesia tanpa 
diperintah, tanpa diminta, tanpa berharap imbalan, bahkan tanpa tahu kapan 
kerja-kerja kemanusiaan akan berakhir. 
 Pasca tsunami Aceh, beruntun negeri ini dilanda bencana. Banjir bandang bulan 
Januari 2006 di Jember, Jawa Timur yang berselang satu hari dengan longsor yang 
melanda Banjarnegara, Jawa Tengah, menyedot banyak relawan beraksi di dua 
daerah bencana tersebut. Kemudian para relawan ini seperti tenaga yang 
senantiasa berpindah dari satu bencana ke bencana lainnya sepanjang tahun 2006. 
Banjir bandang di Manado, letusan Gunung Merapi Jogjakarta, gempa Jogjakarta 
dan Jawa Tengah, Banjir bandang Sangihe, banjir besar Jakarta hingga gempa 
Sumatara Barat, adalah tempat-tempat para relawan mengukir tapak sejarah aksi 
kemanusiaan mereka. 
 Tidak hanya donatur dan para dermawan, baik perseorangan maupun dari berbagai 
korporasi dan institusi yang menyalurkan kepeduliannya. Bentuk kepedulian yang 
tak kalah pentingnya dan sangat berdampak luar biasa dalam setiap moment 
bencana adalah peran serta relawan. Dari relawan emergency mencakup rescue, 
relief dan medis, hingga relawan pendamping pasca bencana untuk penanganan 
trauma. Bahkan di fase recovery pun peran dan fungsi relawan tetap bermain. 
Boleh dikatakan, tidak satu pun bencana yang terjadi tanpa peran serta relawan. 
Dan bahkan, peran yang dimainkan sangatlah signifikan, dari hulu hingga ke 
hilir. Mereka yang memulai kerja kemanusiaan di fase emergency, dan masih terus 
berlangsung di fase pemulihan (recovery). 
 Pendirian MRI, tentu saja dimaksudkan untuk mewadahi beragam bentuk kepedulian 
yang ditampilkan oleh para relawan dengan berbagai latar belakang dan bermacam 
keahlian serta konsentrasi mereka. Apa pun keahlian, skills dan konsentrasi 
mereka, selama dalam bingkai kemanusiaan bisa terwadahi dalam satu komunitas 
kerelawanan. Sehingga potensi-potensi relawan yang berserakan dapat terhimpun 
menjadi satu sinergi kemanusiaan yang tak ternilai. “Jika dulu negeri ini butuh 
pahlawan untuk mengusir penjajah, kini negeri ini membutuhkan para relawan,” 
ujar Ahyudin, Direktur Eksekutif ACT, salah satu pendiri MRI di Banjarmasin. 
 Pola keanggotaan berjenjang MRI berdasarkan pada potensi dan keahlian relawan. 
Diharapkan MRI mampu menjadi wadah untuk mendorong kesiapan segenap warga 
masyarakat, mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, pekerja/buruh, profesional, 
nelayan, tani, militer, dan profesi lainnya. 
 Hari Relawan Indonesia
 Ada satu lagi PR –pekerjaan rumah- yang mesti digulirkan oleh segenap relawan 
di negeri ini, yakni menentukan tanggal hari relawan Indonesia. Jika setiap 
tanggal 5 Desember para relawan negeri ini turut serta memperingati hari 
relawan sedunia, kenapa tidak ada yang mencoba merumuskan dan segera 
mengusulkan kepada pimpinan negara tentang hari relawan Indonesia? 
 Ingat, relawan adalah kebutuhan penting dan mendasar negeri ini sampai kapan 
pun. Tentu ironis jika tidak ada hari relawan Indonesia. Dan sekadar usul, 26 
Desember –tanggal terjadinya tsunami Aceh- bisa diusulkan sebagai hari relawan 
Indonesia. Mengingat pada tanggal itulah aksi terdahsyat kerelawanan yang 
pernah terjadi, sekaligus menjadi pemicu munculnya bentuk-bentuk kerelawanan di 
berbagai bencana sesudahnya. Semoga.

  Salurkan Bantuan Anda Melalui ACT di :
  
BCA # 676 030 2021
BSM # 101 000 1114
Mandi

Ida Arimurti Dari JGC Menuju IGC (Indonesia Green and Clean)

2007-06-16 Terurut Topik Bayu Gautama
Minggu (3/6) lalu, tidak kurang 100 kader lingkungan se Jakarta berkumpul di 
Hall B Jakarta Convention Center (JCC) mengunjungi pameran Pekan Lingkungan 
Indonesia 2007. Mereka adalah kader lingkungan dan para peserta 50 besar 
program Jakarta Green and Clean (JGC), sebuah program kepedulian lingkungan 
yang digelar PT. Unilever Indonesia melalui Unilever Peduli Foundation bekerja 
sama dengan ACT – Aksi Cepat Tanggap, Harian Umum Republika, Radio Delta FM dan 
BPLHD Jakarta. 
 Para kader lingkungan itu menyanyikan sebuah lagu yang mereka ciptakan 
sendiri, kurang lebih berikut liriknya; 
 Aku bisa, aku bisa, aku bisa
 Aku bisa mengolah sampah
 Sampah kering olah di sini
 Sampah basah olah di sana 
 Rumah bersih kita yang punya
 Kampung hijau kita yang punya 
 Lagu pun di akhirnya dengan yel-yel berbunyi;
 Jakarta kotor, No!
 Jakarta malas, No!
 Jakarta Green and Clean, Oke deh, Yes! Yes! Yes!
 JGC, bukan sekadar lomba kebersihan tingkat rukun tetangga (RT). Penilaiannya 
memang dikategorikan pada aspek kehijauan lingkungan, program pengolahan 
sampah, dan peran serta dan keterlibatan aktif seluruh warga dalam menciptakan 
lingkungan yang hijau dan bersih. Lebih dari sekadar lomba itu, JGC merupakan 
cita-cita besar segenap warga Jakarta yang memimpikan lingkungan yang hijau dan 
bersih. 
 Dan seperti yang senantiasa diteriakkan para kader lingkungan itu, “Jakarta 
hijau dan bersih, bukan mimpi!” 
 Ya, semangat seperti itu sudah tertanam di hati para kader lingkungan Jakarta. 
Mereka mengikuti program JGC bukan semata ingin mendapatkan hadiah sebagai 
pemenang. Bagi mereka, masuk 50 besar dari 623 peserta yang ambil bagian adalah 
sebuah prestasi. Namun lebih jauh dari itu, keinginan menciptakan lingkungan 
yang hijau dan bersih dan memberikan lingkungan yang lebih baik bagi generasi 
mendatang. 
 “Kami ingin memberikan lingkungan yang lebih baik untuk anak-anak kami, agar 
mereka menjadi generasi yang kuat, sehat dan cerdas,” ujar salah seorang kader 
dari Warakas, Jakarta Utara. 
 Sepanjang penyelenggarakan JGC yang sudah memasuki tahap 50 besar. Banyak 
permintaan dari berbagai wilayah lain untuk menggelar program sejenis. 
Misalnya, Bogor Green and Clean, Cirebon Green and Clean, Depok Green and 
Clean, dan lain sebagainya. Bahkan sampai ada permintaan dari luar pulau jawa 
seperti Padang, dan Medan. 
 Sungguh, ada semangat yang semoga suatu saat bisa kita gerakkan bersama, yakni 
Indonesia Green and Clean (IGC), sebuah cita-cita menciptakan negeri tercinta 
yang hijau dan bersih. Insya Allah, jika keinginan untuk memberikan lingkungan 
yang lebih baik bagi generasi mendatang telah tertanam dalam benak seluruh 
elemen masyarakat negeri ini, bukan tidak mungkin program IGC bisa terlaksana. 
Semoga.


  Salurkan Bantuan Anda Melalui ACT di :
  
BCA # 676 030 2021
BSM # 101 000 1114
Mandiri # 128 000 4593 338
Muamalat # 304 0023 015
BII Syariah # 270 2000 256
Permata Syariah # 0971 001 224
 SMS FOR HUMANITY :
 ketik : ACT DONASI kirim ke 7505
Rp. 5000/SMS (semua operator)
Ketik : ACT DONASI kirim ke 7475
Rp. 2000/SMS (semua operator)
ketik : Reg ACT kirim ke 7475
Untuk informasi terkini dan inspirasi kemanusiaan 
Rp. 1000/SMS (semua operator)
 ACT HOTLINE : 021- 741 4482







   
   
   
  
   
-
Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, 
when. 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Mau Teduh? Tanam Pohon Yuk�

2007-06-16 Terurut Topik Bayu Gautama
Sekitar tiga tahun lalu, di sebuah wilayah di Bogor, Jawa Barat, ada sekelompok 
anak muda yang mengenakan kaos bertuliskan, “Hayang iuh?, Melak tatangkalan…” 
artinya kurang lebih, ‘mau teduh (adem)? Tanam pohon…” sebuah kalimat sederhana 
berupa ajakan untuk menanam pohon agar udara lebih teduh dan sejuk.  
Sepintas, kalimat tersebut memang sederhana. Namun jika dibahas lebih jauh 
tentu saja akan menjadi tema yang takkan habis dibicarakan meski digelar 
ratusan kali seminar pun. Ya, kalimat sederhana itu memang bukan untuk 
diseminarkan, melainkan sebuah ajakan partisipatif yang praktis untuk menanam 
pohon. Praktis memang, namun hasil yang dirasakan dari kerja praktis dan 
terkesan sepele itu akan berdampak luar biasa.  
 Ada yang sempat merasa aneh dengan fenomena gelombang pasang beberapa waktu 
lalu yang terjadi di hampir seluruh perairan Indonesia. Gelombang pasang yang 
sempat menghancurkan ratusan rumah di tepi pantai, juga ladang usaha miliki 
para nelayan. Tak hanya itu, jika sempat ada yang bertanya, kenapa di negeri 
subur ini bisa terjadi kekeringan? Atau kenapa ada bencana kelaparan yang 
melanda sebagian wilayah negeri ini sehingga menyebabkan mewabahnya gizi buruk, 
busung lapar dan penyebaran berbagai penyakit menular? Gizi buruk tak semata 
disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat, melainkan juga ada dampak tak 
langsung dari pemanasan global. 
 Jika saat ini kita merasakan suhu udara yang lebih panas dari biasanya, baik 
di siang hari maupun malam, jangan heran. Jika kita terpaksa memasang mesin 
pengatur suhu udara (air conditioner) atau kipas angin di semua ruang dalam 
rumah kita, padahal sebelumnya kita tak memerlukannya, pun jangan bingung. Atau 
diantara kita masih ada yang bertanya-tanya, “inikan musim panas, kok hujan 
sih?” dan pada saat seharusnya musim hujan, justru panasnya tidak henti-henti. 
Perubahan iklim yang tak menentu dan peningkatan suhu udara yang terjadi saat 
ini boleh jadi akibat tidak pedulinya kita pada ajakan-ajakan sederhana macam 
tulisan di kaos itu. Kita tak aktif turut serta menanam pohon di pekarangan 
rumah, sehingga lingkungan tidak hijau. 
 Begitu pun tempat kita bekerja. Kantor-kantor tak memperhatikan aspek 
kehijauan lingkungan usaha. Tidak ada pohon-pohon di area perusahaan. Begitu 
pun tata letak kota dan jalan raya di kota-kota besar yang kadang mengorbankan 
pohon-pohon besar di tengah kota untuk menjadi lahan bisnis. Padahal, minimnya 
pepohonan di lingkungan kitalah yang turut berperan serta menimbulkan gejala 
pemanasan global (global warming). 
 Global warming menjadi tema yang tengah panas-panasnya dibicarakan beragam 
media dan di berbagai kesempatan. Beberapa seminar pun hangat mengambil tema 
soal peningkatan suhu panas bumi ini. Padahal berbagai kelompok pecinta 
lingkungan telah jauh-jauh hari mengingatkan pentingnya menjaga lingkungan demi 
terhindarnya kita dari bencana lingkungan. 
 Karbondioksida –juga karbonmonoksida- yang dihasilkan oleh 
kendaraan-kendaraan, cerobong asap pabrik, pengatur suhu udara (ac), dan lain 
sebagainya yang menimbulkan efek rumah kaca. Jenis gas lainnya seperti CFC yang 
biasa terdapat di freon AC, kulkas, dan spray (hairspray, dll) bisa 
mengakibatkan menipisnya lapisan ozon yang melindungi bumi. Seandainya banyak 
pepohonan di bumi (baca; negeri) ini, tentu saja kita takkan mengalami kejadian 
seperti global warming ini. Segala bentuk gas seperti karbondioksida dan 
lain-lainnya itu mampu diserap oleh pepohonan. 
 Panas bumi yang diberikan matahari tidak bisa dikembalikan bumi lantaran 
terhalang oleh lapisan karbondioksida. Inilah yang disebut efek rumah kaca, 
manusia dan makhluk hidup lainnya saat ini seperti hidup di dalam rumah kaca 
yang tak bisa mengeluarkan hawa panas. Fenomena ini, salah satunya disebabkan 
kurangnya pepohonan, sehingga tidak ada lagi yang bertugas menyerap 
karbondioksida. 
 Cukup menarik apa yang dilakukan oleh komunitas bike to work misalnya. Bukan 
saja soal kesehatan yang menjadi perhatian mereka, melainkan persoalan yang 
jauh lebih penting, yakni masa depan lingkungan dan alam ini. Semakin sedikit 
orang yang menggunakan kendaraan, tentu saja sedikit pula karbondioksida yang 
dihasilkan. Tentu saja ini tak berarti tidak dibolehkannya orang berkendaraan 
untuk segala aktivitas mereka, tetapi mungkin volume penggunaannya yang bisa 
diminimalisir. Misalnya, jika satu mobil bisa dipakai oleh beberapa orang 
dengan tujuan yang sama, kenapa harus menggunakan banyak mobil? Ini bukan 
bicara soal penghematan, lebih dari itu! Ini soal masa depan lingkungan kita 
yang semakin membahayakan. Kita, terancam pada bencana lingkungan yang sudah di 
depan mata. 
 Contoh di komunitas di atas hanyalah satu bentuk kepedulian terhadap 
lingkungan. Bagaimana dengan kita? Tentu saja kita bisa mengambil peran dalam 
menjaga alam dan lingkungan ini, yakni dengan cara yang lebih praktis dan 
sederhana, seperti ajakan sekelompok anak muda di Bogor itu, tanam pohon. 
 Bayangkan j

Ida Arimurti Undangan Terbuka

2007-05-31 Terurut Topik Bayu Gautama

ACT - AKSI CEPAT TANGGAP
Mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Sdr pada :

PEKAN LINGKUNGAN INDONESIA (Indonesia Environment Week)
# 31 Mei - 1 Juni 2007, pukul 09.30 - 18.00 WIB
Stand ACT # 28 C
Hall B, Jakarta Convention Center

# 1 Juni 2007, pukul 10.00 - 11.30 WIB
Junior Volunteer Workshop : 
"SAVE OUR EARTH - BE FAMILIAR WITH DISASTER"
Fasilitator: Syuhelmaidi Syukur (Dir. Operasional ACT), Hanny H. Soemarno 
(Chairperson Disaster Management Institute of Indonesia)
Ruang Nuri, JCC

# 3 Juni 2007, pukul 10.00 - 11.30 WIB
Talkshow Jakarta Green & Clean
Pembicara: Hanna Indra Kelana (Praktisi Lingkungan Hijau), Roesdan Sjah 
Alam (JDFI)
Parade 50 Nominator Juara JGC
Ruang Nuri, JCC

Kehadiran Bapak/Ibu/Sdr, merupakan suatu kehormatan bagi kami. 
Terimakasih

 








 
-
 Get your own web address.
 Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Fwd: Liburan ke PARIS Jumat, 27 April 2007 (SOL by RISKA)

2007-04-25 Terurut Topik Bayu Gautama


ASsalamu'alaikum 

 Liburan ke PARIS terbuka bagi teman-teman yang mengalami kelelahan, keletihan, 
dan kekosongan jiwa serta kehilangan makna hidup akibat aktifitas yang rutin 
dan padat setiap hari. 
 Kali ini PARIS mengajak rekan-rekan untuk mengikuti Kupas Buku "School of 
Life" (Menggali Kebijaksanaan dari Perjalanan Kehidupan). 
 Liburan kali ini langsung dipandu oleh penulis, Bayu Gawtama (Profil & Resensi 
Buku Terlampir). 
 Seperti biasa, kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat, tgl 27 April 2007 mulai 
pkl 18:00 WIB di Masjid Agung Sunda Kelapa – Menteng  
 "Kehidupan mengajarkan kita banyak hal. Namun seringkali kita tidak 
mempedulikannya. Dengan gaya tutur yang khas Bayu Gawtama melalui buku ini 
kembali mengajak kita untuk memikirkan segala hal yang telah kita lakukan. Bayu 
memberi kita contoh bagaimana kita mengevaluasi diri. Boleh jadi apa yang 
dikisahkan Bayu, pernah kita rasakan. Atau kita memiliki kisah yang lain. Tapi 
satu yang pasti, dari kisah-kisah itu kita bisa mengambil pelajaran. Kita tidak 
akan pernah berhenti belajar." 
 
Mau sharing mengenai perjalanan kehidupan….
Kami tunggu kehadiran rekan-rekan sekalian di  Pengajian Akhir Pekan RISKA ( 
PARIS).  
  Acara terbuka untuk umum,  mohon diinformasikan ke saudara/i kita.

  "Jika setiap tempat adalah sekolah, maka setiap orang adalah guru" (Kutipan 
dari buku School of Life )
 
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
 Humas Departemen Kajian Riska
 Info Selengkapnya :
- Sekretariat RISKA (021) 319-05-839
- Eko Cahyadi (021) 711-57-396 
- Muni (021) 6888-6012 

   
-
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Selalu Ada Harapan Pasca Bencana

2007-04-11 Terurut Topik Bayu Gautama
 
  Apa kabar Aceh? Tsunami sudah berlalu lebih dari dua tahun. Tetapi masih 
banyak pengungsi di tenda-tenda darurat. Semoga kesabaran dan ketabahan 
senantiasa menjadi milik para korban tsunami Aceh untuk bisa bertahan dalam 
segala keterbatasan. Desember 2004 menjadi hari yang paling kelam dalam sejarah 
kemanusiaan bangsa ini. Ratusan ribu nyawa hilang digulung ombak tsunami yang 
menerjang sebagian besar tanah rencong. 
   
  Badai belum berlalu, meski tak semua pengungsi masih meratapi kesedihan akhir 
tahun 2004 itu. Ada sebagian masyarakat Aceh korban tsunami yang kini bisa 
hidup seperti sedia kala. Benar, suami-suami mereka sudah lama hilang dan 
meninggal saat tsunami, atau isteri-isterinya entah dimana kini berada. 
Anak-anak mereka yang hilang tersapu ombak pun, sudah mulai bisa dilupakan. 
Sebab mereka memang harus sesegera mungkin memulai kembali kehidupan baru 
mereka secara normal. 
   
  Desa Reudeup, Kecamatan Panteraja, Kabupaten Pidie. Hanya beberapa hari pasca 
tsunami, para nelayan langsung kembali melaut untuk mencari ikan. Para relawan 
ACT berhasil meyakinkan para nelayan untuk memulai kembali kegiatan 
perekonomian mereka. Bahkan untuk menambah keyakinan para nelayan itu, ACT 
membuat program Marine Support Program (MSP). Salah satu program MSP adalah 
dengan membuat Balai Nelayan, sebagai wahana berkumpul para nelayan untuk 
saling bertukar informasi dan merekatkan hubungan antara sesama nelayan. 
   
  Salah satu bentuk nyata program MSP, yakni dengan membuat perahu-perahu 
nelayan atau memperbaiki perahu yang rusak akibat diterjang tsunami. Biaya 
pembuatan perahu itu didanai sepenuhnya oleh para donatur ACT. Yang unik dari 
setiap program ACT di lokasi bencana, resource untuk pembuatan perahu itu 
adalah para korban tsunami sendiri. “Mereka yang lebih tahu bagaimana perahu 
nelayan dibuat, bentuknya pun harus disesuaikan dengan ciri khas perahu Aceh. 
Terlebih, mereka sendiri yang akan menggunakan perahu tersebut. Jadi biarkan 
mereka merasa memiliki dengan membuat sendiri perahu itu. Kami hanya 
memfasilitasi saja,” ujar Ahyudin, Direktur Eksekutif ACT. 
   
  Hingga hari ini, setelah lebih dua tahun pasca tsunami, perahu-perahu itu 
masih terus mengarungi lautan Aceh, menjadi penopang perekonomian para penduduk 
yang berprofesi sebagai nelayan. Kehidupan para nelayan pun berjalan normal 
kembali. 
  Tak hanya para lelaki, ACT pun memfasilitasi para perempuan Aceh korban 
tsunami dengan program WAKALA (Wanita Kepala Keluarga). Sebuah program 
pembimbingan untuk para wanita yang suami-suami mereka menjadi korban tsunami 
atau bahkan korban DOM (Daerah Operasi Militer) jauh sebelum tsunami. 
   
  Para janda itu, ACT menyebutnya, Wanita Kepala Keluarga yang disingkat 
WAKALA, tetap harus melanjutkan kehidupannya pasca tsunami. Untuk bisa bertahan 
menghidupi diri dan keluarganya, maka ACT melakukan pendampingan dengan 
mendirikan Balai WAKALA. Di Desa Reudeup ini, wanita-wanita kepala keluarga ini 
dibimbing dan diberikan pelatihan konveksi. Target dari program ini agar 
wanita-wanita tersebut memiliki pekerjaan tetap dan penghasilan dari 
keterampilan yang diberikan relawan ACT. 
   
  Alhamdulillah, program berjalan lancar. Kebutuhan sandang masyarakat Desa 
Reudeup dan desa-desa sekitarnya bisa dipesan dari Balai WAKALA itu. Bahkan 
kebutuhan seragam sekolah anak-anak korban bencana, melalui program Children 
Care Program (CCP), bisa dipenuhi oleh Balai WAKALA. Jika berkesempatan 
mengunjungi Aceh, mampirlah ke desa ini untuk melihat-lihat kegiatan mereka. 
Suatu kondisi yang sudah jauh berbeda, seolah tidak pernah ada tsunami di desa 
tersebut. 
   
  Balai WAKALA tidak hanya didirikan di Desa Reudeup. Di Desa Pasirawa, 
Kecamatan Kota Sigli, Kabupaten Pidie, juga terdapat balai ini. Hanya saja, 
programnya disesuaikan dengan source yang ada di desa tersebut. Ternyata, desa 
ini memiliki kebun sikeh (pandan) dalam jumlah besar. Dan karenanya, ACT 
mendatangkan relawan untuk membimbing para wanita kepala keluarga agar memiliki 
keterampilan menganyam. Senangnya para wanita itu, ketika hasil anyaman mereka 
seperti tikar, tas, sandal, tatakan piring dan gelas, aneka souvenir dan 
beragam bentuk lainnya diminati sampai ke luar negeri. Sama dengan Balai WAKALA 
di Reudeup, hingga detik ini, kegiatan tersebut masih berjalan dan menjadi 
pegangan hidup para wanita kepala keluarga itu. 
   
  Jogjakarta
  27 Mei 2006, hampir satu tahun yang lalu, gempa mengguncang Jogjakarta dan 
Klaten (Jawa Tengah). Serentak seluruh aktivitas masyarakat Jogja dan Klaten 
lumpuh pasca gempa. Sekitar 6.300 meninggal dunia, dan tak kurang 150.000 rumah 
dan bangunan hancur rata dengan tanah. 
  “Sampai kapan kami harus tinggal di tenda?” Tentu saja pertanyaan ini yang 
langsung menguap dari masyarakat Jogja korban gempa. Mereka tahu persis, pada 
saat kejadian, korban tsunami di Aceh sudah lebih satu tahun masih tinggal di 
tenda pengungsi. ACT pun persis menangkap ‘pertanyaan’ besar korban gempa 

Ida Arimurti Jakarta Green and Clean Kembali Mencari Pahlawan Lingkungan Jakarta

2007-04-11 Terurut Topik Bayu Gautama
Sukses membina dan menumbuhkan kesadaran atas lingkungan bersih di Surabaya, 
PT. Unilever Indonesia melalui Unilever Peduli Foundation, mengimpikan sukses 
serupa di Jakarta. Dan lahirlah Jakarta Green and Clean (JGC) pada tahun silam. 
Menjadi gerakan rutin, JGC pun akan kembali dilaksanakan pada 2007 ini setelah 
menuai sukses tahun lalu. Namun kali ini, PT. Unilever selaku penyelenggara 
menggandeng lebih banyak pihak untuk terlibat. Mereka yang antusias mendukung 
gerakan Corporate Social Responsibility (CSR) itu adalah Harian Republika, Aksi 
Cepat Tanggap (ACT), dan Radio Delta. 

Tahun ini, JGC akan dilaksanakan pada April hingga Juli. Pada akhir program, 
akan dipilih lima Rukun Tetangga (RT) terbaik dalam hal pengelolaan sampah dan 
penghijauan di DKI Jakarta. 

Environment Project Officer PT. Unilever, Dina P Simatupang, mengungkapkan, JGC 
akan diselenggarakan untuk tiap RT. Karenanya tiap RT di wilayah DKI Jakarta 
dipersilakan mendaftar diri untuk mengikuti kegiatan ini. 

Dari jumlah yang mendaftar, akan dipilih 150 RT yang terbaik berdasarkan 
proposal yang mereka ajukan. Dari jumlah itu, tim penilai dari Unilever, 
Republika, ACT dan Radio Delta akan memilih 50 RT terbaik. Mereka kemudian akan 
diberikan dana stimulan untuk melakukan program pengelolaan sampah dan 
penghijauan. Tim penilai akan terus memantau. Kemudian tim memilih 20 RT 
terbaik yang akan diberikan dana stimulan tahap kedua. "Keduapuluh RT ini akan 
dinilai lagi oleh tim. Dan pada akhir periode akan dipilih lima RT terbaik. 
Merekalah yang akan menjadi juara JGC tahun ini," jelasnya. 

Menandai kembali dimulainya JGC 2007, Selasa, (10/4) PT. Unilever Indonesia, 
Republika, Radio Delta dan ACT melakukan penandatanganan kerjasama (MOU) demi 
kian suksesnya JGC tersebut. MOU dilakukan di Graha Unilever Jakarta. 

Direktur Marketing PT. Republika Media Mandiri, Nuky Surachmad mengatakan, 
Harian Republika ingin terus mempertahankan sebagai satu-satunya koran nasional 
yang amat peduli dengan gerakan CSR. "Karena itu Republika sangat mendukung dan 
bahkan terlibat langsung dalam gerakan mencari pahlawan-pahlawan lingkungan di 
Jakarta ini," bilangnya menyambut MOU tersebut. 

Selama ini, kata dia, Republika dikenal sukses menjalankan CSR bersama dengan 
PT. Telkom Indonesia di bidang pendidikan. Kegiatan tersebut telah berjalan 
sejak 2006 hingga kini masih terus terlaksana dengan baik. "Selain mendidik 
para guru dengan Telkom, kami pun ingin turut mendidik warga Jakarta untuk 
mampu mengelola sampah dengan baik. Tujuan akhirnya, jelas supaya warga Jakarta 
tidak terlalu tergantung dengan TPA," ujar Nuky.
   
  Salurkan Bantuan Anda Melalui ACT di :  
  BCA # 676 030 2021
  BSM # 101 000 1114
  Mandiri # 128 000 4593 338
  Muamalat # 304 0023 015
  BII Syariah # 270 2000 256
  Permata Syariah # 0971 001 224
   
  SMS FOR HUMANITY :
ketik : ACT DONASI kirim ke 7505
  Rp. 5000/SMS (semua operator)
  ketik : ACT DONASI kirim ke 7475
  Rp. 2000/SMS (semua operator)
  ketik : Reg ACT kirim ke 7475
  Untuk informasi terkini dan inspirasi kemanusiaan 
  Rp. 1000/SMS (semua operator)
   
  ACT HOTLINE : 021- 741 4482
   
   
   

   
-
Never miss an email again!
Yahoo! Toolbar alerts you the instant new Mail arrives. Check it out.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti [SOL is Back] SOL IV: Pengantin Baru vs Pengantin Lama

2007-04-03 Terurut Topik Bayu Gautama

Assalaamu'alaikum warrahmatullahi wabarokaatuhu,

Apa kabar para pembelajar sejati dari kehidupan? Kami kembali 
mengajukan permohonan maaf ketika harus melewatkan pertemuan di bulan Februari 
dan 
Maret. Namun, kami akan kembali menyelenggarakan SOL Chapter IV dengan 
tema yang sama dari rencana SOL yang sedianya akan dilaksanakan Maret silam.

Pengantin baru, sudah pasti tidak ada yang tak menarik berbicara 
tentang hal tersebut. Soal indahnya hari-hari setelah akad nikah, hebohnya 
malam 
pertama, riuh rendahnya perasaan dua sejoli, sampai soal penemuan 
hal-hal baru pada diri pasangan yang semasa sebelum nikah tidak terungkap.

Bagaimana dengan pengantin lama? alias pasangan yang sudah bertahun-tahun, 
belasan dan bahkan puluhan tahun menikah. 
Masih adakah kemesraan diantara pengantin lama ini? 
bagaimana tetap menjaga ritme kasih sayang dengan disibukkan urusan dapur, 
urusan anak-anak
 dan lainnya? 
Atau jangan-jangan... 
sudah tidak ada lagi kehangatan seperti dulu saat mereka menjadi pengantin baru.

Pastikan Anda menjadi bagian dari peserta School of life Chapter 4; 
Pengantin baru Vs Pengantin lama. Anda yang belum menikah pun, layak 
untuk menyimak dan terlibat dalam serunya sekolah kehidupan ini. Be there...

School of Life, Chapter 4: Pengantin Baru Vs Pengantin Lama
MP Book Point, Jl. Puri Mutiara Raya No. 72, Jakarta Selatan
Ahad, 15 April 2007, Pukul 09.00 s/d 13.00 WIB
Bersama: Bayu Gawtama dan Bobby Herwibowo

Informasi dan reservasi:
Andhika Purbo Swasono
08561115545
[EMAIL PROTECTED]

keterangan:
infak sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah), transfer ke rekening 
126 000 4272786 (confirm infak ke Andhika by SMS atau email; 
[EMAIL PROTECTED]).
Bagi rekan-rekan yang sudah transfer untuk pertemuan Februari dan 
Maret silam, diharapkan untuk mengkonfirmasikan kembali kepada kami.

Ida Arimurti Sinergi Kepedulian di Ladang Bencana

2007-03-14 Terurut Topik Bayu Gautama
Sudah menjadi kelaziman jika kini kepedulian tak lagi milik perorangan. Bahkan 
berbagai corporate pun berlomba menunjukkan bentuk kepedulian terhadap 
saudara-saudara kita yang tengah dilanda musibah bencana dalam bingkai 
Corporate Social Responsibility (CSR).
  CSR merupakan strategi simbiosis antara perusahaan dengan masyarakat dalam 
mengupayakan kesejahteraan bersama melalui dedikasi dan peran social perusahaan 
sehingga tercipta harmonisasi yang saling menguntungkan. Secara umum tujuan CSR 
adalah membangun simbiosis antara perusahaan dengan masyarakat. 
   
  Pertamina Peduli, merupakan wadah khusus yang dibentuk PT. Pertamina untuk 
menjalankan program-program CSR perusahaan tersebut. Bersama ACT, Pertamina 
membantu korban gempa di Sumatera Barat yang terjadi Selasa (6/3) lalu. Bagi 
ACT, sinergi di lokasi bencana bersama Pertamina bukan hanya kali ini. Belum 
lama, ketika banjir besar melanda Jakarta dan sekitarnya, ACT dan Pertamina 
bahu membahu memberikan bantuan untuk korban banjir. 
   
  Selain Pertamina, Bamuis BNI, sebuah lembaga amil zakat bentukan BNI 46, pun 
tak ketinggalan membantu korban bencana Sumatera Barat. Begitu gempa terjadi 
Selasa lalu, pihak Bamuis langsung menghubungi kantor ACT untuk ikut turun 
bersama membantu korban gempa. Sama halnya dengan Pertamina, kerja sama di 
lokasi bencana bersama ACT juga bukan kali pertama bagi Bamuis BNI. 
   
  17 Februari 2007 lalu, Direktur Utama BNI 46, Sigit Pramono, meresmikan 46 
rumah tahan gempa untuk korban gempa Jogjaktar di Dusun Kedaton Kidul, 
Kabupaten Bantul. “Semoga bantuan kecil yang kami persembahkan bermanfaat bagi 
masyarakat Kedaton Kidul,” ujar Sigit Pramono dalam sambutannya kala itu.
   
  Tidak hanya di Sumatera Barat, sepekan sebelumnya pun bendera Pertamina dan 
Bamuis BNI berkibar di Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Tim Rescue dan relawan 
ACT terjun langsung ke lokasi bencana sambil membawa sejumlah bantuan. 
   
  Seperti halnya di berbagai lokasi bencana sebelumnya, seperti tsunami Aceh 
atau gempa Jogjakarta, akan segera bermunculan beragam kepedulian dari berbagai 
pihak. Tentu saja, gempa Sumatera Barat dan bencana di Manggarai, Nusa Tenggara 
Timur pun tengah mengharapkan ragam kepedulian tersebut. 
   
  Bentuk sinergi lainnya ditunjukkan oleh pihak media. Baik media cetak seperti 
Republika, maupun media elektronik. Sebutlah Radio Delta FM dan JDFI-nya, Radio 
SK, portal berita eramuslim dan lain-lain. Peran mereka sangat signifikan 
sehingga menstimulan kepedulian masyarakat luas. Khusus untuk JDFI, bahkan 
mereka kerap menggalang dana langsung dari para pendengarnya, kemudian 
disalurkan bersama ACT. 
   
  Yang tidak boleh terlupakan, sumbangsih dari masyarakat umum secara pribadi 
maupun komunitas pun tidak kalah penting. ACT adalah lembaga kemanusiaan yang 
memposisikan diri sebagai lembaga milik publik, berada di tengah-tengah publik. 
Sangat penting untuk tetap menjadikan publik sebagai pemilik utama lembaga ini, 
sehingga akan semakin terasa kebersamaan yang diusung guna membantu meringankan 
beban para korban bencana. (gaw) 
   
  Salurkan Bantuan Anda Melalui ACT di :
  BCA # 676 030 2021
  BSM # 101 000 1114
  Mandiri # 128 000 4593 338
  Muamalat # 304 0023 015
  BII Syariah # 270 2000 256
  Permata Syariah # 0971 001 224
   
  CONTACT LINE DI LAPANGAN : 
  Bayu Gawtama : 0815 105 35 424 / 0852 1906 8581
   
  ACT HOTLINE : 021- 741 4482
   
   
   

 
-
 Get your own web address.
 Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Susu, Kacang Hijau dan Telur untuk Anak-Anak di Sekolah Darurat ACT

2007-03-14 Terurut Topik Bayu Gautama
Bahagia, ceria dan sejenak bisa melupakan kesedihan pasca gempa yang 
meluluhlantakkan rumah mereka, ketika anak-anak di sekolah darurat yang 
didirikan ACT di Nagari Aie Angek mendapatkan makanan tambahan untuk menjaga 
stabilitas gizi mereka di tenda pengungsian. Setiap hari mereka mendapat 
makanan bergizi berupa susu, kacang hijau, dan telur yang dimasak langsung oleh 
guru-guru sekolah tersebut. Dengan demikian, setiap kembali ke tenda pengungsi 
dari sekolah, anak-anak sudah dalam kondisi perut terisi. 

Tidak hanya para siswa, guru-guru pun ikut menikmati makanan bergizi sehingga 
mereka tetap sehat bugar dan semangat mendidik anak-anak. "Pada umumnya, para 
guru juga korban bencana. Kami siapkan paket bantuan hidup untuk mereka. 
Subhnallah, hubungan sosial warga sekolah sangat mereka nikmati, mereka sangat 
bahagia. Alhamdulillah," terang Ahyudin, Direktur Eksekutif ACT. 

Makanan bergizi untuk anak-anak dan guru juga diberikan di sekolah darurat 
lainnya di Nagari Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Yang patut diacungi jempol adalah partisipasi wali murid. Mereka bergotong 
royong membuat bangunan sekolah darurat. Inilah makna menjadikan masyarakat 
sebagai subjek, bukan objek. Dengan semua kesibukan ini, masyarakat menjadi 
terhibur, hilang rasa jemu dan stress. 

ACT berharap, semoga rumah-rumah mereka segera bisa dibangun kembali agar 
anak-anak tak lagi harus pulang ke tenda-tenda sempit yang setiap hari diguyur 
hujan. "Kepedulian dari khalayak ramai dan donatur dari berbagai pihak akan 
sangat membantu segera terwujudnya bangunan rumah pasca gempa," tutup Ahyudin. 
(ahy)
   
  Salurkan Bantuan Anda Melalui ACT di :
  BCA # 676 030 2021
  BSM # 101 000 1114
  Mandiri # 128 000 4593 338
  Muamalat # 304 0023 015
  BII Syariah # 270 2000 256
  Permata Syariah # 0971 001 224
   
  CONTACT LINE DI LAPANGAN : 
  Bayu Gawtama : 0815 105 35 424 / 0852 1906 8581
   
  ACT HOTLINE : 021- 741 4482
   
   

 
-
Don't pick lemons.
See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti ACT Siapkan Recovery Sumbar

2007-03-13 Terurut Topik Bayu Gautama
Gempa tektonik yang melanda Sumatera Barat, Selasa (6/3) lalu, tidak hanya 
menelan korban jiwa. Kini puluhan ribu jiwa menjadi pengungsi di hampir seluruh 
 wilayah Sumatera Barat seperti Kabupaten Tanah Datar, Agam, Bukittinggi, Batu 
Sangkar, Padang Panjang, Kota Padang, dan lain-lain. 

Sejak hari pertama gempa, ACT sudah bergerak melakukan aksi rescue dan relief 
sekaligus pemetaan lokasi bencana untuk menentukan titik program recovery pasca 
bencana. Seperti lazim diketahui, bahwa kepedulian dari berbagai pihak 
seringkali hanya berujung di fase emergency saja. Padahal, korban bencana terus 
bertahan berbulan-bulan bahkan berbilang tahun pasca bencana. Karenanya, 
program recovery menjadi mutlak dilakukan sebagai bagian integral dari Total 
Disaster Management (TDM) yang kerap dilakukan ACT di setiap lokasi bencana. 

Tim II ACT, yang dipimpin langsung oleh Ahyudin, Direktur Eksekutif ACT, 
didampingi Efri Syamsul Bahri, Direktur Program ACT, langsung melakukan analisa 
dan pemetaan guna menentukan program recovery yang tepat di salah satu lokasi 
yang akan ditentukan kemudian. Menurut Ahyudin, bentuk kepedulian tidak melulu 
harus berwujud sembako di fase emergency. Sebab di pekan kedua pasca bencana, 
kebutuhan masyarakat pengungsi sudah berubah dari kebutuhan sembako kepada 
kebutuhan yang bersifat lebih permanen. 

"Sembako biasanya akan berlimpah di pekan pertama. Memasuki pekan kedua, 
pengungsi mulai membutuhkan bantuan yang bersifat permanen, bagus jika kita 
bisa memperhatikan hal tersebut," ujar Efri Syamsul Bahri. 

Kebutuhan permanen pasca bencana dimaksud seperti rumah, sekolah, pasar sebagai 
pusat kegiatan perekonomian masyarakat, pusat kesehatan dan tempat ibadah. Di 
Sumatera Barat misalnya, masyarakat sangat membutuhkan bantuan infrastruktur 
seperti disebut diatas. "Jangan biarkan warga terlalu lama tinggal di tenda 
darurat. Ini hanya akan menimbulkan masalah baru, salah satunya masalah 
kesehatan," tambah Efri. 

Sepekan pasca gempa Sumbar, Selasa (13/3), sebuah sekolah darurat enam kelas 
telah dibangun ACT untuk anak-anak di Nagari Aie Angek, Kabupaten Tanah Datar. 
"Sekolah-sekolah tidak lagi bisa dipakai. Anak-anak senang bisa sekolah lagi, 
walau hanya merupakan sekolah darurat," terang Ahyudin di lokasi sekolah 
darurat. (Gaw)
   
  Salurkan Bantuan Anda Melalui ACT di :
  BCA # 676 030 2021
  BSM # 101 000 1114
  Mandiri # 128 000 4593 338
  Muamalat # 304 0023 015
  BII Syariah # 270 2000 256
  Permata Syariah # 0971 001 224
   
  CONTACT LINE DI LAPANGAN : 
  Bayu Gawtama : 0815 105 35 424 / 0852 1906 8581
  Gandi Purnama : 0813 210 88 441 / 0888 2195 777
   
  ACT HOTLINE : 021- 741 4482
   
   
   

 
-
 Get your own web address.
 Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Gempa Sumbar; Jangan Lihat Jumlah Korbannnya

2007-03-12 Terurut Topik Bayu Gautama
Aneh rasanya ketika ada yang berkomentar, "Cuma 73 yang meninggal?", tentang 
gempa berkekuatan 5,8 SR di Sumbar, Selasa (6/3) lalu. Terlebih ada 
kalimat-kalimat tambahan seperti, "Nggak sebanyak Jogja ya" atau "Nggak ada 
apa-apanya dibanding tsunami Aceh" dan lain sebagainya. 

Kata "cuma" seolah menganggap musibah gempa di Sumatera Barat hanyalah musibah 
kecil dan biasa-biasa saja. Jumlah 73 itu memang hanya sebuah angka kecil jika 
dibanding 6300 di Jogja atau lebih dari 200.000 di Aceh. Tetapi dibalik angka 
tersebut juga terekam tangis dan duka yang teramat mendalam. Tidak hanya itu, 
angka 73 atau 67 (versi Kompas, 12/3) juga tidak lantas mencerminkan bahwa 
bencana di Sumbar hanyalah bencana berskala lokal. Sekali lagi bukan. 

Diukur dari skala kekuatan gempanya, yakni 5,8 SR atau versi lainnya menyebut 
6,2 SR, jelas merupakan bencana yang besar. Sebanding dengan gempa di 
Jogjakarta dan Jawa Tengah Mei 2006 silam. Dilihat dari luasnya area gempa, 
mencakup hampir seluruh Sumatera Barat, antara lain; Kota dan Kabupaten Solok, 
Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, Kota/Kabupaten Bukittinggi, Kota Padang, 
Kota Batu Sangkar, Padang Panjang dan lain-lain. Sedangkan dilihat dari dampak 
kerusakan yang ditimbulkan, luar biasa. Sebagai contoh, Nagari Pariangan di 
Tanah Datar saja, 85% rumah rusak berat dan tidak lagi bisa ditinggali. Begitu 
juga dengan di Nagari Aie Angek, Tanah Datar, 80% bangunan (rumah, sekolah dan 
fasilitas umum lainnya) hancur dan rusak. 

Belum lagi jika kita menghitung jumlah pengungsi akibat gempa tersebut, di satu 
Nagari (Desa) saja, tercatata sekitar 2000 hingga 3000 jiwa. Berapa jumlah 
Nagari di seluruh Sumbar? berapa pula jumlah pengungsi secara keseluruhan? 

Jika demikian, adakah alasan kita untuk memandang bahwa gempa Sumbar ini 
bukanlah bencana nasional? tentu saja tidak tepat jika ada yang berpendapat 
demikian. Terlebih ada yang menyebut-nyebut, bencana dan pengungsi di Sumbar, 
cukup akan terselesaikan oleh orang-orang Minang di rantau saja. 

Sekali lagi, ini bencana nasional. Tangis di ranah minang, adalah duka 
nusantara. Tidak satu pun yang boleh menganggap sepele bencana ini, begitu juga 
bencana-bencana lainnya. Para korban bencana dan pengungsi di lokasi bencana, 
akan sangat terbantu dengan beragam kepedulian kiita, tidak terkecuali. (Gaw)
   
  Salurkan Bantuan Anda Melalui ACT di :
  BCA # 676 030 2021
  BSM # 101 000 1114
  Mandiri # 128 000 4593 338
  Muamalat # 304 0023 015
  BII Syariah # 270 2000 256
  Permata Syariah # 0971 001 224
   
  CONTACT LINE DI LAPANGAN : 
  Bayu Gawtama : 0815 105 35 424 / 0852 1906 8581
  Gandi Purnama : 0813 210 88 441 / 0888 2195 777
   
  ACT HOTLINE : 021- 741 4482
   
   

 
-
Finding fabulous fares is fun.
Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and hotel 
bargains.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Gempa Susulan Hingga 14 Hari

2007-03-09 Terurut Topik Bayu Gautama
Para pengungsi korban gempa bumi Sumbar, tetap bertahan di tenda-tenda darurat 
di berbagai lokasi pengungsian/halaman rumah/lapangan, menyusul pengumuman dari 
BMG, bahwa hingga 14 hari ke depan masih akan terjadi gempa susulan berkekuatan 
sedang dan ringan. Warga berjaga-jaga pasca guncangan 6,2 SR pada Selasa (6/3) 
lalu yang menimbulkan trauma. 
   
  Mayoritas rumah tidak bisa ditinggali, 80 persen rumah hancur dan rusak 
berat, lainnya rusak sedang dan ringan. Akibat beberapa kali guncangan, retak 
ringan menjadi lebih menganga. 
   
  Kemandirian masyarakat pengungsi dalam menghadapi bencana dalam segala 
keterbatasan, sangat patut diapresiasi. Kekurangan tenda, alat penerangan, 
selimut, layanan kesehatan dan bahan pangan, menjadi keprihatinan yang mau tak 
mau harus dihadapi. Lokasi Aie Angek, Kab. Tanah Datar, merupakan salah satu 
lokasi terparah yang sangat layak mendapat bantuan. Pengungsi juga kesulitan 
air bersih karena perangkat sistem air bersih pecah/rusak parah. 20 SD Negeri 
hancur, surau-surau roboh. Bantuan rekonstruksi bangunan sangat diharapkan. 
(GAW, Zf, HS)
   
  Salurkan Bantuan Anda Melalui ACT di :
  BCA # 676 030 2021
  BSM # 101 000 1114
  Mandiri # 128 000 4593 338
  Muamalat # 304 0023 015
  BII Syariah # 270 2000 256
  Permata Syariah # 0971 001 224
   
  CONTACT LINE DI LAPANGAN : 
  Bayu Gawtama : 0815 105 35 424 / 0852 1906 8581
  Gandi Purnama : 0813 210 88 441 / 0888 2195 777
   
  ACT HOTLINE : 021- 741 4482
   
   

 
-
It's here! Your new message!
Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Korban Gempa : "Alhamdulillah Doa Kami Terkabul"

2007-03-08 Terurut Topik Bayu Gautama
Ribuan pengungsi korban gempa di Sumbar menyebar di banyak titik di beberapa 
kecamatan dan kabupaten. Bahkan banyak titik pengungsi yang berada di 
pedalaman, bukit-bukit dan di kaki gunung.
   
  512 KK di Jorong Padangpanjang, Nagari Pariangan, Kec. Pariangan, Kab. Tanah 
Datar, sejak hari pertama gempa, Selasa (6/3), belum mendapat bantuan. 90% 
rumah di wilayah tersebut rusak berat dan hancur akibat gempa.
   
  “Tidak ada lagi yang bisa ditinggali. Warga kami juga masih trauma karena 
gempa masih sering terjadi. Sayangnya, belum ada bantuan dari pemerintah,” 
terang Datuk Andomo, Wali Jorong Padang Panjang, Nagari Pariangan.  Sebuah 
lapangan di Pariangan dijadikan lokasi pengungsian. Mereka mengungsi dengan 
tenda darurat dan alas seadanya. Di lokasi inilah posko kemanusiaan ACT 
didirikan.
   
  “Alhamdulillah doa kami terkabul. Subuh tadi kami berdoa bersama agar ada 
bantuan yang datang. Rupanya Allah mengirim bapak-bapak kesini. Terima kasih, 
sampaikan salam kami kepada para dermawan,” ujar para pengungsi ketika tim ACT 
membawa sejumlah bantuan. 
  Para pengungsi di berbagai titik masih sangat membutuhkan bantuan. Selain 
sembako dan makanan balita, pengungsi membutuhkan tenda, selimut, alas tikar, 
dan layanan kesehatan. (Gaw)
   
  Salurkan Bantuan Anda Melalui ACT di :
  BCA # 676 030 2021
  BSM # 101 000 1114
  Mandiri # 128 000 4593 338
  Muamalat # 304 0023 015
  BII Syariah # 270 2000 256
  Permata Syariah # 0971 001 224
   
  CONTACT LINE DI LAPANGAN : 
  Bayu Gawtama : 0815 105 35 424 / 0852 1906 8581
  Gandi Purnama : 0813 210 88 441 / 0888 2195 777
   
  ACT HOTLINE : 021- 741 4482
   
 
   
   


 
-
It's here! Your new message!
Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Bantuan Belum Merata, ACT Buka Posko

2007-03-08 Terurut Topik Bayu Gautama
ACT membuka 2 posko di Sumbar, Posko pertama di Jorong Kapuh, Kecamatan  
Sumanih, Kab. Solok. Posko Kedua di Kecamatan Periangan, Kab. Tanah Datar, di 
Jorong Kampuh, Sumanih, ratusan rumah rusak berat dan sebagian besar rata 
dengan tanah. Tidak kurang 600 jiwa mengungsi karena tidak lagi memiliki tempat 
tinggal. 
   
  Sementara itu di Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, lebih dari 200 
rumah hancur. Sedangkan sekitar 215 KK belum mendapat bantuan lantaran 
lokasinya di kaki gunung merapi. Ironisnya, data korban di Pariangan ini tidak 
tercantum di data satkorlak pemda Kab. Tanah Datar. 
   
  Asrul Nurhasan, Ketua DPRD Tanah Datar, membenarkan bahwa para korban di 
Pariangan belum mendapat perhatian dan bantuan. 
   
  Menurut pantauan Tim ACT di lapangan, sangat disayangkan jika perhatian 
pemerintah, donatur dan media lebih banyak di Kota Solok saja. Padahal korban 
gempa menyebar di bebarapa wilayah. (Gaw)
   
  Salurkan Bantuan Anda Melalui ACT di :
  BCA # 676 030 2021
  BSM # 101 000 1114
  Mandiri # 128 000 4593 338
  Muamalat # 304 0023 015
  BII Syariah # 270 2000 256
  Permata Syariah # 0971 001 224
  Atas Nama : Aksi Cepat Tanggap
   
  CONTACT LINE DI LAPANGAN :
  Bayu Gawtama : 0815 105 35 424 / 0852 1906 8581
  Gandi Purnama : 0813 210 88 441 / 0888 2195 777
   
  ACT HOTLINE : 021-7414482

 
-
8:00? 8:25? 8:40?  Find a flick in no time
 with theYahoo! Search movie showtime shortcut.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti [ACT] Pesan Singkat dari Manggarai: "30 Meninggal, Puluhan Hilang, 11 Ribu Mengungsi"

2007-03-05 Terurut Topik Bayu Gautama
Sabtu, 3 Maret 2007, sekitar pukul 11.05 WIT, sebuah pesan singkat (SMS) masuk, 
"Manggarai banjir bandang, 30 orang meninggal, puluhan masih hilang," from: 
Yoto, Kupang. 
 
 Tidak lama berselang, giliran Mawe, relawan ACT di Kupang yang kirim pesan 
singkat, menjelaskan nama-nama daerah yang terkena longsor dan banjir bandang. 
Diakhir pesan tertulis; "Pengungsi sementara 2000 orang" 
 
 Tim ACT segera bertindak mencari informasi, baik informasi langsung dari 
relawan-relawan di Kupang, Nusa Tenggara Timur, maupun melalui media. Ternyata 
belum satu pun media yang memberitakan bencana tersebut. Dan ternyata, bencana 
memang baru saja terjadi Sabtu dini hari (3/3) itu. Jelas saja belum ada 
beritanya di beberapa media. 
 
 Sabtu siang itu juga, tim ACT disiapkan untuk berangkat ke lokasi bencana di 
Kabupaten Manggarai. Sebelumnya, relawan di lokasi sudah diterjunkan langsung, 
dan tidak perlu menunggu tim dari Jakarta tiba. Sedangkan pesan-pesan singkat 
dari Manggarai tidak henti memberikan informasi. Sabtu, pukul 11.52 WIT, satu 
pesan lagi terkirim: "30 orang meninggal, puluhan belum ditemukan. Jumlah 
pengungsi sudah mencapai 11 ribu". 
 
 Relawan-relawan ACT di Kupang, Nusa Tenggara Timur, memang termasuk relawan 
yang proaktif. Sejak tanggal 1 Maret 2007, mereka sudah rajin mengirim 
informasi, data serta peta bencana rawan pangan di NTT. Dari pesan singkat yang 
dikirim Mawe tertanggal 1 Maret 2007, tercatat sekitar 13 daerah rawan pangan 
di NTT. "itu pun belum semua, kami masih mencari data lebih lengkap". 
 
 Direncanakan Sabtu (3/3) tim ACT meluncur ke NTT dalam program penanganan 
rawan pangan. Namun ternyata, terjadi bencana di Sabtu dini hari tersebut. 
Langsung saja, program ke NTT menyertai tim rescue untuk membantu pencarian 
korban banjir bandang dan longsor. 
 
 Rescue ACT dari Jakarta pun sudah tiba di NTT, Minggu (4/3) dipimpin oleh 
Yayat Supriyatna. Informasi langsung dari Yayat di lokasi bencana, "Cuaca 
sekitar lokasi bencana mendung, jalur menuju titik bencana sangat sulit untuk 
dilalui. Mohon do`a," ujar Yayat. 
 
 Data terakhir yang diterima ACT dari lokasi: Kecamatan Cibal 32 meninggal, 6 
luka berat, Kecamatan Reok 1 meninggal, 8 hilang. Kecamatan Lambaleda, 22 orang 
hilang, 55 rumah hancur. 56 Km jalur Reok putus total, lebih 500 rumah 
tertimbun, jumlah pengungsi hingga saat ini 11 ribu orang. (Gaw)


***

Bantuan Kemanusiaan bisa disalurkan melalui:
Rekening Kemanusiaan ACT - Aksi Cepat Tanggap: 
BCA 676 030 2021
Syariah Mandiri 101 000 1114
Mandiri 128 000 4593 338
Muamalat 304 0023 015
BII Syariah 270 2000 256

Informasi: Bayu Gawtama, 0815 105 35 424, 0852 190 68581
ACT : 021 - 741 4482 ext. 121
[EMAIL PROTECTED]
www.aksicepattanggap.com
 
 
  

 
-
Have a burning question? Go to Yahoo! Answers and get answers from real people 
who know.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti [ACT] 136 KK, 700 Jiwa di Desa Cikidang, Sukabumi, Kelaparan!

2007-02-28 Terurut Topik Bayu Gautama
136 KK, 700 Jiwa di Desa Cikidang, Sukabumi, Kelaparan!
2007-02-28 10:13:00
Sebanyak 136 kepala keluarga, atau sekitar 700 jiwa di empat 
kampung di Desa Cikidang, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi menderita 
kelaparan sejak Januari 2007. Kondisi ini juga sudah dilaporkan oleh Pjs. 
Kepala Desa Cikidang, Sarnadi, kepada pihak Muspika setempat dan perlu mendapat 
perhatian serius dari pihak terkait. Bahkan, beberapa balita di desa tersebut 
diduga menderita kurang gizi dan gizi buruk.  
“Benar sekali pak, mulanya hanya 27 KK saja, tetapi sekarang meningkat menjadi 
136 KK. Kondisi seperti ini diawali dengan lemahnya daya beli masyarakat akibat 
musim kering selama delapan bulan lalu, sehingga mereka yang kebanyakan buruh 
tani tidak lagi bertani dan sudah pasti tidak mendapatkan uang,” ungkap 
Sarnadi, Pjs. Kepala Desa Cikidang. 
 Menurut Sarnadi, dari 9923 warga desa Cikidang, terdapat tidak kurang 700 
warga yang menderita kelaparan. Mereka tersebar di empat kampung, yakni Kampung 
Neglasari, Kampung Parabon Cijambrong, Kampung Galumpit dan Kampung Cikidang. 
“Kampung Neglasari yang terparah, ada sekitar 66 KK dan hampir seratus persen 
warga kampung tersebut sudah kehabisan bahan makanan,” tambah Sarnadi. 
 Akibat kekeringan selama hampir tiga musim di tahun 2006 lalu, sawah dan 
ladang tempat warga bekerja tidak mendapatkan air. Sehingga sawah dan ladang 
mereka menjadi lahan mati. Dan sepanjang musim kering tersebut, warga tidak 
punya pilihan pekerjaan dan hanya memanfaatkan sisa hasil ladang untuk makan 
sehari-hari. “Sejak Januari 2007 lalu, persediaan bahan makanan mereka sudah 
habis hingga saat ini. Jangankan beras, nasi aking dan singkong pun mereka 
sudah tidak punya,” jelas Kepala Desa Cikidang. 
 Selain itu, menurut Sarnadi, lokasi empat kampung tersebut berada jauh dibalik 
bukit dan sulitnya transportasi untuk bisa masuk ke kampung. Tim ACT yang 
mendapat laporan tersebut langsung mendatangi Desa Cikidang, Selasa (27/2) dan 
langsung membawa bantuan secukupnya. Benar saja, sekitar 25 kilometer dari 
jalan raya Sukabumi harus ditempuh menggunakan mobil. Selebihnya harus berjalan 
kaki naik turun bukit sejauh hampir tiga kilometer. 
 Di Kampung Neglasari misalnya, tim banyak menemukan warga yang dalam kondisi 
memprihatinkan. “Yaah, makan apa saja yang bisa dimakan pak. Malah kadang tidak 
ada apa-apa untuk dimakan,” terang Abdul Rohman (43 tahun), bapak tujuh orang 
anak. Bahkan anak bungsu Abdul Rohman bernama Agus Supiyatman (15 bulan) 
didiagnosa menderita gizi buruk. Selain Agus, terdapat dua anak lain yang 
menderita gizi buruk di Kampung Neglasari. Itu pun belum termasuk puluhan anak 
yang teridentifikasi kurang gizi. 
 Lain lagi dengan Sudarno (23 tahun), Ayah dua anak. Sehari-hari pekerjaannya 
sebagai buruh tani. Namun sudah sejak musim kering lalu ia tidak lagi bekerja. 
“Kami tidak punya apa-apa lagi. Kalau kami masih bisa tahan lapar, tapi 
anak-anak nangis terus. Mereka kan tidak tahan lapar,” tuturnya. 
 Pada kesempatan itu, ACT membawa sejumlah bantuan seperti beras, sardines, 
ikan asin, biskuit dan sejumlah bantuan untuk balita gizi buruk untuk selama 
dua pekan. “Terima kasih atas bantuannya pak, sampaikan salam kami kepada para 
donatur. Beginilah keadaan warga kami saat ini. Sekali lagi, terima kasih,” 
tutup Sarnadi. (Gaw)

Info:
Bayu Gawtama
Communication Senior Manager ACT
0852 190 68581, 0815 105 35424
Komplek Perkantoran Ciputat Indah Permai
Blok B-8 No.
Jl. Ir. H. Juanda No. 50, Ciputat 15419
[EMAIL PROTECTED]
www.aksicepattanggap.com

 
-
 Get your own web address.
 Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Anak Lebak Wangi Mimpi Ke Monas

2007-02-15 Terurut Topik Bayu Gautama
Anak Lebak Wangi Mimpi Ke Monas
http://gawtama.multiply.com

Ada yang pernah mendengar Kampung Lebak Wangi? Wajar jika Anda belum pernah 
mendengarnya. Mungkin nama tersebut tidak tertulis di peta Jawa Barat, dan ini 
bukan daerah bernama Lebak di Banten yang sudah kadung kesohor lantaran satu 
wilayah dengan kawasan baduy. Bukan, sekali lagi bukan. Sebab daerah kecil ini 
hanya berjarak tempuh kurang lebih setengah jam dari Jakarta Selatan, atau 
setengah jam dari Kota Bogor. 

Kampung Lebak Wangi, sebuah kampung di wilayah Parung, Bogor, Jawa Barat. Jika 
berkesempatan melintasi daerah tersebut, singgahlah di Jl. Kamboja, RT. 001 RW. 
01 Kampung Lebak Wangi, Desa Pemagarsari, Kecamatan Parung. Ada sebuah rumah 
yang dijadikan Taman Baca, bernama WARABAL (Warung Baca Lebak Wangi). Kiswanti, 
seorang ibu rumah tangga yang gundah melihat anak-anak kampung yang lebih gemar 
bermain playstation atau menonton tayangan-tayangan televisi dan film yang 
tidak mendidik, tergerak untuk merogoh kocek pribadinya untuk membeli buku. 
Tentu saja, cita-citanya hanya satu, agar anak-anak kampung Lebak Wangi gemar 
membaca. "Bagaimana kampung ini bisa maju, jika anak-anak kami tidak cerdas?" 
resah Kiswanti. 

Kiswanti bukanlah orang berada, ia bukan sosok yang memiliki banyak harta 
sehingga berani mengeluarkan sejumlah uang untuk membuat taman bacaan di 
rumahnya. Sosok Kiswanti di lingkungannya dikenal sebagai ibu rumah tangga, 
namun yang membedakan ia dengan ibu rumah tangga lainnya, adalah kegundahannya 
akan masa depan anak-anak dan kampung tercintanya. Karena itu, 4 Desember 2003, 
berdirilah Taman Baca WARABAL, sebuah nama yang sangat sederhana, dirangkai 
oleh seorang ibu yang juga sederhana. Koleksi bukunya pun tidak banyak, hanya 
sekitar 180 buku, sebagian merupakan koleksi pribadinya, sebagian lainnya 
dibeli dari uangnya sendiri. 

Bukan hal mudah bagi seorang Kiswanti merintis usaha mulianya mencerdaskan 
anak-anak kampung Lebak Wangi. Mulanya, Taman Baca-nya tak dilirik sama sekali 
oleh anak-anak. Namun Kiswanti pantang menyerah, jika di kampungnya tidak 
banyak anak-anak yang mau membaca, maka ia bersepeda belasan kilometer setiap 
hari untuk bertandang ke kampung lainnya. Setiap hari, di sore hari Kiswanti 
mengayuh sepeda dan singgah di berbagai kampung. Yang ditawarkan hanya satu, 
buku-buku yang disusun di rak sepedanya. 

Sebagai seorang manusia, tentu saja ia punya rasa lelah. Terlebih bila tidak 
banyak anak-anak yang mau membaca buku-buku yang dibawanya. Padahal, ia harus 
menggadaikan banyak hal untuk melakukan perjuangan mulia tersebut. Namun, 
senyum Kiswanti langsung mengembang tatkala ada satu-dua anak yang menghampiri 
sepedanya untuk membaca-baca. Ya, mulanya hanya satu-dua anak saja di setiap 
kampung yang dikunjunginya, itulah yang senantiasa menjadi energi tambahan 
perempuan sederhana ini untuk terus mengayuh hingga puluhan kilometer setiap 
hari. 

Kerja kerasnya berbuah hasil. Dari 180 koleksi bukunya, kini Taman Baca WARABAL 
sudah mengoleksi 1714 buku yang terdiri dari buku bacaan anak, komik, majalah 
dan beberapa bentuk mainan anak-anak. Semuanya ia usahakan sendiri, bekerja 
sama dengan Komunitas 1001buku dan berbagai pihak donatur yang terkesan dengan 
perjuangannya. Memang, Kiswanti tidak pernah berhenti meminta bantuan siapa pun 
yang tergerak untuk menyumbangkan buku untuk taman bacanya. "Anak-anak yang 
baca, tidak satu pun yang dimintai bayaran. Semuanya gratis," tegas Kiswanti

Hingga hari ini, Kiswanti masih terus mengayuh sepeda belasan kilometer setiap 
hari untuk singgah di kampung-kampung lain yang jauh dari taman bacanya. Meski 
jumlah anak-anak yang sering singgah ke taman bacanya saat ini pun sudah 
semakin banyak. "Ada sekitar 60-an anak, tapi saya kasihan sama anak-anak 
kampung lain yang tidak bisa datang ke sini. Makanya saya masih harus terus 
membawakan buku ke kampung mereka," tambahnya. 

Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan bertemu lagi dengan Kiswanti di sebuah 
forum para pecinta buku di Pertamina. Masih seperti dulu, Kiswanti tidak pernah 
bosan membawa serta flyer, foto-foto, dan berbagai liputan berita mengenai 
taman baca dan profil dirinya. Bukan bermaksud menyombongkan diri, Kiswanti 
hanya ingin lebih banyak orang tahu tentang Taman Bacanya, tentang Kampung 
Lebak Wangi, dan yang pasti tentang kebutuhannya akan buku yang lebih banyak 
untuk anak-anak. "Buku-bukunya cuma segitu, anak-anak sudah mulai bosan, setiap 
kali datang tidak ada buku yang baru. Bisa bantu ya mas..." harapnya. 

Sesaat sebelum berpisah dengan Kiswanti, ia berpesan, "Mas, kalau ada 
teman-temannya yang kelebihan uang. Anak-anak kampung saya sesekali diajak ke 
Monas ya, mereka kepengen tahu Monas. Selama ini cuma lihat di televisi saja" 

Duh, anak Lebak. Monas sebenarnya tidak lah jauh dari kampung mereka. Namun 
mereka hanya bisa menikmati gambarnya di buku dan di televisi. Di saat 
anak-anak di kota tak lagi melirik tugu kebanggaan Jakarta itu, justru 
anak-anak di Le

Ida Arimurti Banjir Surut, Kepedulian Tak Ikut Surut

2007-02-12 Terurut Topik Bayu Gautama
Banjir Surut, Kepedulian Tak Ikut Surut

Luar biasa! Satu kata yang patut dialamatkan kepada dua pihak, donatur dan 
relawan. Bagaimana tidak? banjir di Jakarta dan sekitarnya memang sudah surut, 
bahkan sudah kering dan hanya menyisakan di beberapa daerah saja seperti di 
Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bekasi dan Karawang. Namun ternyata surutnya 
banjir tidak diikuti oleh surutnya aktivitas kerelawanan dan sumbangsih dari 
donatur. 
 
 Hingga Senin sore (12/2), dering telepon tidak berhenti di kantor ACT yang 
berfungsi sebagai Induk Posko Nasional (IPN) untuk penanganan banjir di seluruh 
Indonesia, termasuk banjir besar di Jakarta dan sekitarnya. Tidak sedikit yang 
menanyakan, "Apakah ACT masih membutuhkan relawan? saya siap jadi relawan". 
Bahkan ada yang tidak menelepon, mereka langsung datang ke Ciputat dan langsung 
menggabungkan diri sebagai relawan. 
 
 Tidak kalah luar biasanya, bantuan dan sumbangan dari donatur pun terus 
menerus mengalir. Kantor ACT tidak ubahnya sebuah gudang sembako, donatur 
datang silih berganti baik perorangan maupun komunitas. Yang datang pun 
beragam, juga dengan bentuk barang bantuan yang beragam sesuai kebutuhan 
pengungsi. Mulai dari beras dan delapan kebutuhan pokok lainnya, pakaian layak 
pakai, biskuit, susu balita, pembalut wanita, dan lain sebagainya. 
 
 Apakah ACT menumpuk bantuan? tentu saja tidak. Bantuan yang menumpuk di Senin 
pagi (12/2) adalah bantuan yang datang di sepanjang hari Minggu (11/2) sejak 
pagi hingga malam hari. Dan dipastikan bantuan-bantuan tersebut segera 
didistribusikan ke seluruh Induk Posko Daerah (IPD) se Jabodetabek yang 
berjumlah sekitar 37 posko utama. Dari 37 posko utama itu, bantuan juga 
didistribusikan kembali ke sub-sub posko sekitar posko utama. 
 
 "Tidak boleh ada bantuan menumpuk di Induk Posko, harus segera 
didistribusikan. Sebab pengungsi sangat mengharapkan bantuan tersebut," tegas 
Ahyudin, Direktur Eksektutif ACT. 
 
 Adalah Cecep Surya (34 tahun), seorang relawan yang dipercaya mengelola 
distribusi bantuan. Cecep adalah seorang relawan yang langsung bergabung di 
hari pertama banjir, Kamis (1/2). Dan Cecep langsung mendapat tugas untuk 
mengorganisir barang bantuan. Sehari-harinya, Cecep bekerja sebagai ahli bekam, 
pengobatan alternatif ala Rasulullah. 
 
 Banjir boleh saja surut, namun ternyata kepedulian tidak harus ikut surut. Dan 
terbukti, kerelawan dan bantuan masih terus berlanjut hingga hari ini, esok dan 
insya Allah hari-hari berikutnya. Negeri ini, memang selalu membutuhkan relawan 
dan dermawan. Tidak perlu dipanggil, mereka akan senantiasa datang dengan 
sendirinya. (gaw). 

Pesan dan informasi ini disebarkan oleh ACT – Aksi Cepat Tanggap
 www.aksicepattanggap.com
 email: [EMAIL PROTECTED] 
 Komplek Perkantoran Ciputat Indah Permai
 Jl. Ir. H. Juanda No. 50 Blok B-8
 Ciputat 15419
 Telp. 021-7414482, fax. 021-742 0664
 Rekening Tanggap Bencana: 
 
 Atas nama: Yayasan Aksi Cepat Tanggap
 
   
   1. 
  BCA   Acc. No. 676 030 2021   
  2. 
  BSM Acc. No. 101 000 1114 
3. 
  Mandiri Acc. No. 128 000   4593 338   
4. 
  Muamalat Acc. No. 304   0023 015  
 5. 
  BII Syariah Acc. No. 270   2000 256
 

 
-
Have a burning question? Go to Yahoo! Answers and get answers from real people 
who know.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Banjir Surut Bukan Berarti Masalah Selesai

2007-02-09 Terurut Topik Bayu Gautama
Banjir Surut Bukan Berarti Masalah Selesai

Sebagian wilayah Jakarta yang sejak Kamis (1/2) lalu tergenang banjir, sudah 
mulai surut. Jalan-jalan yang terputus akibat tingginya air sehingga tidak bisa 
dilalui kendaraan pun mulai bisa dilewati. Begitu pun di beberapa perumahan 
yang tadinya terendam hingga 6 meter, kini sudah kering dan menyisakan lumpur. 
Namun surutnya banjir bukan berarti masalah selesai, sebab justru masalah  baru 
 bermunculan. 
 
 Sekadar mengingatkan, bahwa masalah yang terjadi di Ibukota negeri ini masih 
sangatlah panjang meski banjir sudah surut. Memang betul, sebagian masyarakat 
sudah bisa kembali ke rumah-rumah mereka dan mulai membersikan rumah serta 
perabot yang masih bisa diselamatkan. Hal ini saja sudah merupakan masalah baru 
bagi masyarakat, belum lagi masalah-masalah lain yang bermunculan paska banjir 
seperti penyakit. 
 
 Ada dua jenis penyakit yang dipastikan muncul paska banjir besar di Jakarta 
dan sekitarnya, yakni penyakit medis dan penyakit sosial. Jangan dianggap 
enteng, penyakit paska banjir bukan cuma seputar gatal-gatal, diare dan demam. 
Yang lebih parah dari itu, bisa diprediksi demam berdarah akan semakin 
menjangkit paska banjir ini. Padahal DBD sudah menjadi momok bagi masyarakat 
Jakarta dan sekitarnya, dan kini diprediksi penyakit mematikan itu akan semakin 
mewabah dengan menggunungnya tumpukan sampah serta banyaknya genangan air 
sisa-sisa banjir. Ini harus segera diantisipasi, jika tidak akan menjadi 
masalah yang sangat serius bagi kebanyakan warga Jakarta, terutama mereka yang 
tinggal di daerah-daerah kumuh dan daerah rawan banjir. Sebab bisa dipastikan, 
rumah-rumah mereka yang lebab dan berlumpur serta dipenuhi sampah akan secara 
cepat menjadi sarang bertelurnya nyamuk penyebab DBD. 
 
 Itu baru penyakit yang berhubungan dengan urusan medis. Masalah yang tidak 
kalah besarnya adalah gejolak sosial paska banjir. Rumah-rumah yang hancur 
akibat diterjang banjir tentu saja menambah daftar panjang keluarga-keluarga 
yang tidak memiliki rumah. Beruntung bagi mereka yang punya cukup uang untuk 
memperbaiki rumah, bagaimana dengan kalangan menengah ke bawah? butuh waktu 
berapa lama bagi mereka untuk kembali memiliki rumah? tidakkah ini akan 
menimbulkan gejolak sosial? 
 
 Belum lagi soal usaha-usaha kecil. Tidak terhitung berapa jumlah pengusaha 
kecil seperti pedagang dan lain-lain yang harus gulung tikar lantaran toko, 
barang dagangan, dan aset-aset usaha mereka hilang dan rusak akibat banjir. 
Berapa banyak jumlah pengangguran akan bertambah di Ibukota? berapa banyak 
keluarga-keluarga miskin baru bermunculan? berapa banyak anggota keluarga yang 
akan kelaparan akibat perekonomian keluarga yang carut marut? dan pada ujungnya 
gelombang kemiskinan akan mewarnai kota Metropolitan ini. 
 
 Kuncinya adalah tanggung jawab serta tingginya kepedulian berbagai pihak 
negeri ini. Siapa pun, pejabat atau bukan, perorangan atau kelompok masyarakat, 
perusahaan kecil maupun besar, punya tanggungjawab yang sama menyelesaikan 
masalah paska banjir ini. Sebab, jika terjadi gejolak sosial di masyarakat 
akibat lambatnya kita merespon permasalahan ini, boleh jadi kita jugalah yang 
akan menuai akibatnya. 
 
 Sesungguhnya, masalah banjir di Ibukota negeri ini bukan hanya milik mereka 
yang rumah-rumahnya terendam, bukan pula milik mereka yang usahanya gulung 
tikar akibat banjir. Ini adalah masalah kita bersama, dan jika kita bersama 
pula mengulurkan tangan, tentu akan ringan terasa semua beban. Tidak adalah 
masalah yang tidak bisa diselesaikan, pasti!. (Gaw)

***

Pesan ini disampaikan oleh:

ACT - Aksi Cepat Tanggap
Komplek Perkantoran Ciputat Indah Permai
Jl. Ir.H. Juanda No. 50 Blok B-8
Ciputat 15419
www.aksicepattanggap.com
[EMAIL PROTECTED]

 
-
Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Banjir Jakarta, Bagai Memutar Ulang Sejarah Kerelawan dan Kepedulian

2007-02-07 Terurut Topik Bayu Gautama
Banjir Jakarta, Bagai Memutar Ulang Sejarah Kerelawan dan Kepedulian

www.aksicepattanggap.com

Sejak banjir melanda Jakarta dan sekitarnya, Kamis (1/2) lalu, kantor ACT yang 
berfungsi sebagai Induk Posko Nasional (IPN) di Komplek Perkantoran Ciputat 
Indah Permai Blok B-8, tidak pernah sepi sepanjang 24 jam. Setiap hari selalu 
ada yang datang ke posko, mulai dari relawan, donatur, hingga para korban 
banjir untuk meminta bantuan. 
 
 Dari jumlah relawan misalnya, data terakhir hari Selasa (6/2) pukul 20.00 WIB, 
sudah tercatat 456 relawan sudah bergabung bersama ACT. Sebagian relawan 
merupakan relawan-relawan yang sudah terbiasa terjun ke lokasi bencana bersama 
ACT seperti pada saat tsunami Aceh dan gempa Jogjakarta. Namun jauh lebih 
banyak mereka yang terpanggil untuk bergabung untuk membantu korban banjir 
Jakarta dan sekitarnya tahun ini. Sungguh, ini sebuah bentuk kepedulian yang 
mengagumkan. 
 
 Tak hanya relawan, donatur pun datang silih berganti. Ada yang datang langsung 
ke posko, baik ke Induk Posko di Ciputat, maupun ke berbagai posko ACT di lebih 
28 titik. Tidak terlupakan pula para donatur yang langsung memberikan 
bantuannya dengan cara mentransfer ke rekening posko bencana. Mereka yang 
datang membawa bantuan ke posko pun beragam, dari perorangan, majelis taklim 
hingga corporate. Misalnya ibu Yoyoh dan rombongan majelis taklim warga 
Perumahan Taman Kedaung, Ciputat. Mereka membawa bantuan berupa makanan siap 
saji, air mineral, obat-obatan, susu balita, bubur bayi, susu cair/instan, 
biskuit dan makanan kering serta pakaian layak pakai. 
 
Sejak banjir melanda Jakarta dan sekitarnya, Kamis (1/2) lalu, kantor ACT yang 
berfungsi sebagai Induk Posko Nasional (IPN) di Komplek Perkantoran Ciputat 
Indah Permai Blok B-8, tidak pernah sepi sepanjang 24 jam. Setiap hari selalu 
ada yang datang ke posko, mulai dari relawan, donatur, hingga para korban 
banjir untuk meminta bantuan. 
 
 Dari jumlah relawan misalnya, data terakhir hari Selasa (6/2) pukul 20.00 WIB, 
sudah tercatat 456 relawan sudah bergabung bersama ACT. Sebagian relawan 
merupakan relawan-relawan yang sudah terbiasa terjun ke lokasi bencana bersama 
ACT seperti pada saat tsunami Aceh dan gempa Jogjakarta. Namun jauh lebih 
banyak mereka yang terpanggil untuk bergabung untuk membantu korban banjir 
Jakarta dan sekitarnya tahun ini. Sungguh, ini sebuah bentuk kepedulian yang 
mengagumkan. 
 
 Tak hanya relawan, donatur pun datang silih berganti. Ada yang datang langsung 
ke posko, baik ke Induk Posko di Ciputat, maupun ke berbagai posko ACT di lebih 
28 titik. Tidak terlupakan pula para donatur yang langsung memberikan 
bantuannya dengan cara mentransfer ke rekening posko bencana. Mereka yang 
datang membawa bantuan ke posko pun beragam, dari perorangan, majelis taklim 
hingga corporate. Misalnya ibu Yoyoh dan rombongan majelis taklim warga 
Perumahan Taman Kedaung, Ciputat. Mereka membawa bantuan berupa makanan siap 
saji, air mineral, obat-obatan, susu balita, bubur bayi, susu cair/instan, 
biskuit dan makanan kering serta pakaian layak pakai. 
 
 Contoh lain dari PT. Simpatindo Multimedia, yang memberikan bantuan berupa 
biskuit, susu cair/instan, pembalut wanita dan obat-obatan senilai Rp. 
5.250.000,- dan dari PT. Sianyu Perkasa yang membawa bantuan biskuit, mie 
instan dan susu cair senilai Rp. 7.500.000,-. Hilyatuz Zahroh, seorang donatur 
dari Depok datang membawa bantuan pakaian baru dan langsung mendaftarkan diri 
sebagai relawan, Selasa (6/2). "Mulai kapan saya bisa bergabung sebagai 
relawan?" tanya Zahroh. Dan tentu saja dijawab dengan "mulai detik ini". 
 
 Bencana memang memprihatinkan. Namun dibalik itu tentu banyak hikmah yang bisa 
dipetik. Salah satunya tentang tingginya kepedulian masyarakat kita terhadap 
saudara-saudara mereka yang tertimpa musibah. Kali ini, kita seperti memutar 
kembali sejarah kerelawanan dan kepedulian yang pernah terjadi saat 
bencana-bencana sebelumnya. Tidak hanya perusahaan-perusahaan besar seperti 
Pertamina, Elnusa, Telkomsel, kepedulian pun datang dari perorangan, 
komunitas-komunitas dan bahkan dari kalangan tertentu. 
 
 Namun perjalanan masih panjang, aksi kemanusiaan dan kerelawanan akan 
senantiasa ditunggu di setiap masa. Semoga kita masih menjadi bagian dari 
sejarah kerelawanan dan kepedulian negeri ini. (gaw)

Informasi nomor baru Bayu Gawtama: 0815 105 35424 (nomor lama hilang saat 
evakuasi korban banjir)

 
-
Don't be flakey. Get Yahoo! Mail for Mobile and 
always stay connected to friends.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Seutas Tali Selamatkan Tim ACT dari Arus Deras

2007-02-03 Terurut Topik Bayu Gautama
Seutas Tali Selamatkan Tim ACT dari Arus Deras
2007-02-03 15:26:45
www.aksicepattanggap.com

Pagi itu, Jum`at (2/2) pukul 01.50 WIB, empat rescue ACT, Gandi 
Purnama, Bayu Gawtama, Andika Swasono dan Ading memasuki kawasan banjir di 
Pondok Jaya, Pela Mampang, Jakarta Selatan. Dengan diantar Pak Dayat, keamanan 
perumahan tersebut, tim menyusuri banjir setinggi hampir dua meter untuk 
menunjukkan arah rumah yang penghuninya harus dievakuasi. Sementara dua rescuer 
lainnya, Zulkifli dan Hadi menunggu di mobil di ujung jalan Pondok Jaya 6. 
 
 Rumah yang dituju berada di Pondok Jaya 3, seorang balita, Ayah dan ibunya 
beserta seorang pria lanjut usia, menunggu dievakuasi. Ketika sampai di 
rumahnya, sekitar pukul 02.05 WIB, tim sempat bertanya-tanya, "Apakah masih ada 
orang di dalam?". Lalu tim pun berteriak memanggil-manggil penghuni rumah 
tersebut. Lima menit kemudian ada jawaban dari dalam, dan ternyata sejak Kamis 
(1/2) pukul 23.00 WIB mereka bertahan di salah satu ruang atas yang belum 
terendam banjir. Padahal, ketinggian banjir sudah mencapai atap rumah. 
 
 Ading dan Gaw pun terjun ke dalam air untuk mengevakuasi penghuni rumah dari 
dalam. Pertama, seorang bayi berusia sekitar dua tahun. Kemudian berturut-turut 
pria lansia, ibu balita tersebut dan Ayahnya. Ading memutuskan untuk tidak naik 
perahu karet agar laju tidak terlalu berat, ia berenang di belakang perahu 
karet. Lelaki kecil namun pemberani itu sempat menunjukkan berapa dalam banjir 
di komplek perumahan tersebut dengan mencoba menjejakkan kakinya ke dasar, 
ternyata memang cukup dalam, kepala Ading tidak terlihat. 
 
 Perahu pun melaju, Pak Dayat memberi arah jalan ke kanan, bukan ke kiri 
seperti jalur yang pertama ditempuh. "Lebih singkat pak," tim pun menuruti 
anjurannya. Sekitar 200 meter kemudian, Pak Dayat meminta tim ke berbelok ke 
arah kiri, namun ternyata pertiagaan tersebut terdapat putaran air dan arus 
yang sangat kuat. Rescuer ACT tidak kuasa menahan derasnya air, dayung pun 
tidak berfungsi. "Kami hanya fungsikan dayung sebagai penahan, namun tetap 
tidak sanggup" ujar Gandi dan Andika. 
 
 Keadaan menjadi panik. Saat itu, sekitar pukul 02. 40 WIB, keadaan sangat 
gelap tanpa cahaya sedikit pun, kecepatan air sekitar 40 km/jam. Ading yang di 
belakang perahu sempat terlepas dan terseret arus, namun tangannya masih bisa 
menangkap tali perahu. Pria lansia, balita dan ibunya menjerit ketakutan. Yang 
lain boleh panik, sebagai rescuer, tentu saja tidak boleh ikut panik dan harus 
tenang. Padahal perahu sudah terseret sekitar seratus meter tanpa kendali. 
Selain terus berupaya mengendalikan perahu, tim pun tidak lupa berteriak 
menyebut nama Allah, "Allaahu Akbar". 
 
 Subhanallah, Maha Suci Allah, Maha Besar Allah. Dalam hitungan detik, seutas 
tali mengenai kepala Gandi, Andika dan Gaw, secepat kilat tangan ketiganya 
menangkap tali tersebut dan menahan laju perahu. Saat itulah, dayung yang 
dipegang Gandi terlepas dan hanyut. Gaw sempat menengok ke belakang melihat 
kondisi Ading, rupanya ia sudah sangat kelelahan menahan arus air. Sekuat 
tenaga rescuer menarik perahu ke tepi dan masuk ke halaman rumah seorang warga. 
Alhamdulillah tim dan para korban pun terselamatkan oleh Allah melalui seutas 
tali itu. Padahal, 100 meter lagi adalah sungai/kali Mampang yang tentu saja 
arusnya jauh lebih deras dan belum tentu tim bisa selamat. 
 
 Sejenak beristirahat, usai sholat Subuh tim pun berdoa agar Allah memberikan 
kekuatan. Beruntung ada satu handphone yang dibawa Gaw, sehingga pagi itu bisa 
berkomunikasi dengan Zulkifli dan Hadi yang menunggu di Pondok Jaya 6. Gaw pun 
sempat memberi kabar ke Posko Induk di Ciputat, bahwa tim terjebak di arus 
deras dan sangat sulit untuk keluar, mengingat hanya punya satu dayung. 
 
 Perjuangan belum usai, tim harus keluar dari arus tersebut karena banyak warga 
yang harus dievakuasi segera. Andika memberanikan diri menyusuri tepi arus 
dengan berpegangan pagar-pagar rumah warga. Selang lima menit kemudian, giliran 
Gaw dan Ading menyusul menyusuri arus sepanjang 200 meter, sementara Gandi 
menunggu di perahu. 
 
 Dari ujung jalan Pondok Jaya 3, Andika, Gaw dan Ading melihat beberapa orang 
mengenakan pelampung yang berenang sambil membawa tali tambang. Rupanya 
Zulkifli dan Hadi, dua rescuer ACT lainnya dan beberapa pemuda setempat. Luar 
biasa, sejauh hampir setengah kilo mereka berenang menuju lokasi terjebaknya 
rescuer dan perahu karet ACT. Akhirnya, berkat tambang sekitar dua ratus meter 
itu, perahu karet bisa keluar. Selanjutnya, dengan perahu karet dan bantuan 
tambang itu, ratusan jiwa di Pondok Jaya, Pela Mampang, bisa dievakuasi. Puji 
syukur kepada Allah. (Gaw)
***
informasi ini disebarkan oleh ACT – Aksi Cepat Tanggap 
www.aksicepattanggap.com
 email: [EMAIL PROTECTED] 
 Komplek Perkantoran Ciputat Indah Permai
 Jl. Ir. H. Juanda No. 50 Blok B-8
 Ciputat 15419
 Telp. 021-7414482, fax. 021-742 0664 


 Rekening Tanggap Bencana: 
 
1. 
  B

Ida Arimurti Ratusan Jiwa di Pondok Jaya, Mampang Berhasil Dievakuasi Tim Rescue ACT

2007-02-03 Terurut Topik Bayu Gautama
Ratusan Jiwa di Pondok Jaya, Mampang Berhasil Dievakuasi Tim Rescue ACT
2007-02-03 13:53:28

Kamis (1/2), pukul 22.15, setelah kembali dari wilayah banjir Tambun, Bekasi 
dan Gunung Putri, Bogor, Posko Induk ACT kembali mendapat panggilan untuk 
mengevakuasi warga di Kemang Timur 5, Jakarta Selatan. Segera tim memacu 
kendaraan membawa peralatan lengkap seperti perahu karet dan pelampung menuju 
lokasi. 
 
 Belum sampai Kemang Timur 5, tim dicegat beberapa warga Kemang Utara yang 
minta bantuan untuk mengevakuasi seorang ibu yang nekat hendak menceburkan diri 
ke sungai arus deras. Menurut warga, ibu dan satu keluarga di rumah tersebut 
cemas dan sedikit putus asa karena sudah hampir 3 jam tidak ada yang 
menolongnya. Akhirnya, tim memutuskan untuk menolong ibu dan keluarga tersebut. 
Setelah ibu dan keluarga tersebut terselamatkan, ternyata di Kemang Utara tidak 
hanya satu keluarga, masih ada lima keluarga lagi yang harus dievakuasi. 
Sementara dalam proses evakuasi di Kemang Utara, warga di Kemang Timur terus 
menerus menelepon tim ACT agar secepat mungkin mengevakuasi mereka karena 
banjir semakin meninggi. 
 
 Selesai mengevakuasi 6 KK di Kemang Utara, tim langsung bergerak ke Kemang 
Timur. Ternyata tim berbarengan dengan tim SAR Marinir. Akhirnya tim ACT pun 
berencana menuju Ciledug, Tangerang, Banten. Belum sempat mobil melaju, tim 
dicegat lagi oleh warga Pondok Jaya, Pela Mampang, "Kami sudah satu jam 
berputar mencari-cari tim SAR, tolong pak, ada bayi dan ibunya yang harus 
diselamatkan segera" ujar warga tersebut. Tidak berpikir panjang, tim langsung 
mengikuti jalan yang ditunjukkan warga menuju kawasan Pondok Jaya, Pela 
Mampang, Jakarta Selatan. 
 
 Saat itu, waktu sudah menunjukkan pukul 01.45 WIB, berarti sudah masuk hari 
Jum`at (2/2). Petugas keamanan komplek perumahan Pondok Jaya mengantar tim 
rescue ACT memasuki kawasan banjir dari Pondok Jaya 6. Yang dituju adalah 
sebuah rumah di Pondok Jaya 3, seorang bayi beserta Ibu dan Ayahnya, dan 
seorang pria berusia lanjut harus dievakuasi. Ketinggian air sudah mencapai 
atap rumah, padahal banjir terus meninggi. 
 
 Setelah mengevakuasi bayi dan keluarga tersebut, usai sholat Subuh, tim rescue 
kembali bergerak untuk mengevakuasi warga di kawasan Pondok Jaya. Pondok Jaya 4 
dan Pondok Jaya 10 merupakan kawasan yang paling parah, arus derasnya sangat 
sulit ditembus sehingga tim harus menggunakan tambang untuk menarik perahu. 
Bahkan sebelumnya, sekitar pukul 02.20 dini hari, tim rescue yang membawa bayi 
dan keluarganya sempat terseret arus deras sepanjang 200 meter. Alhamdulillah 
tim berhasil `diselamatkan` oleh sebuah tali. 
 
 Jum`at (2/2) benar-benar hari yang sibuk bagi semua warga Jakarta, tidak 
terkecuali tim rescue ACT. Hingga pukul 17.00 WIB, total sekitar 90 KK di 
kawasan Pondok Jaya berhasil dievakuasi oleh tim ACT yang bahu membahu bersama 
warga setempat. Yang diutamakan adalah balita, anak-anak, wanita dan lansia. 
(Gaw)
Pesan dan informasi ini disebarkan oleh ACT – Aksi Cepat Tanggap
 www.aksicepattanggap.com
 email: [EMAIL PROTECTED] 
 Komplek Perkantoran Ciputat Indah Permai
 Jl. Ir. H. Juanda No. 50 Blok B-8
 Ciputat 15419
 Telp. 021-7414482, fax. 021-742 0664
 Rekening Tanggap Bencana: 
 
1. 
  BCA   Acc. No. 676 030 2021   
  2. 
  BSM Acc. No. 101 000 1114 
3. 
  Mandiri Acc. No. 128 000   4593 338   
4. 
  Muamalat Acc. No. 304   0023 015  
 5. 
  BII Syariah Acc. No. 270   2000 256
 
-
Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels 
in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Satu Keluarga di Bogor, Berhasil dievakuasi tim Rescue ACT

2007-02-01 Terurut Topik Bayu Gautama
Hujan lebat yang mengguyur kawasan Jakarta dan sekitarnya, termasuk Bekasi, 
Jawa Barat, sejak Kamis (1/2) malam pukul 19.45 WIB, menyebabkan banjir di 
berbagai wilayah Jabodetabek. Selain di Kampung Melayu, banjir juga menggenangi 
daerah Ciputat, Jati Asih, Klender, Ciledug, Depok, Bogor dan Bekasi. 
 
 Tim ACT yang sejak Kamis siang bergerak ke Tambun Selatan, Bekasi, setelah 
mendapat laporan adanya banjir hingga ketinggian 2 meter, langsung menuju 
Perumahan Vila Mahkota Pesona,  Kelurahan Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, 
Bogor, yang sudah terendam banjir sejak Kamis sore. Sekitar 500 KK mengungsi di 
Masjid Sakinah Warrahmah. Tim Rescue ACT yang dipimpin Yayat Supriyatna 
berhasil mengevakuasi satu keluarga yang terjebak banjir di dalam rumahnya. 
Satu keluarga yang terdiri dari seorang ibu dengan tiga anaknya dan seorang 
nenek, tidak sempat melarikan diri ketika banjir datang dan menggenangi rumah 
mereka. 
 
 Satu keluarga tersebut terjebak banjir sejak pukul 16.00 WIB, dan mereka 
bertahan di rumahnya sambil berharap banjir akan mereda. Namun hujan lebat yang 
tidak henti justru membuat banjir semakin tinggi. Akhirnya mereka terjebak 
banjir tanpa makanan dan minuman. Sekitar pukul 23.35 WIB, tim rescue ACT 
berhasil mengevakuasi satu keluarga tersebut dengan menggunakan perahu karet. 
 
 Satu tim rescue juga diturunkan untuk memantau kondisi di Ciledug. Dari 
pantauan tim ACT yang dipimpin langsung Direktur Eksekutif ACT, Ahyuddin, 
Bintaro Sektor 9 sudah digenangi banjir setinggi lutut orang dewasa. Bahkan 
mendekati perempatan ke arah Ciledug dari Sektor 9, ketinggian air sudah 
setinggi dada orang dewasa. 
 
 Selanjutnya seluruh tim akan kembali ke Posko Induk di kantor ACT di Ciputat, 
untuk bergabung dengan tim di Posko. Tim akan kembali bergerak sedini hari 
mungkin ke lokasi yang dianggap paling parah tergenang banjir, yakni di wilayah 
Ciledug untuk melakukan aksi evakuasi. (Gaw)

***
Posko Induk Nasional ACT

Komplek Perkantoran Ciputat Indah Permai
Jl. Ir. H. Juanda No. 50 Blok B-8, Ciputat 15419
 Telp. 021-7414482, fax. 021-742 0664
[EMAIL PROTECTED]
www.aksicepattanggap.com

Tim Siaga Bencana 24 Jam
Kontak SMS 0817 670 6070

 Rekening Tanggap Bencana:
Atas nama: Yayasan Aksi Cepat Tanggap
 
   
   1. 
  BCA   Acc. No. 676 030 021
 2. 
  BSM Acc. No. 101 000 114  
   3. 
  Mandiri Acc. No. 128 000   4593 338   
4. 
  Muamalat Acc. No. 304   0023 015  
 5. 
  BII Syariah Acc. No. 270   2000 256
  
-
Looking for earth-friendly autos? 
 Browse Top Cars by "Green Rating" at Yahoo! Autos' Green Center.  

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti WATCHOUT JAKARTA!

2007-01-30 Terurut Topik Bayu Gautama
SIAGA JAKARTA!
 Bukan menakut-nakuti
 Bukan pula ingin membuat panik
 Sekadar mengingatkan kepada warga Jakarta dan sekitarnya bahwa bencana 
senantiasa mengancam. Jangan biarkan badai, banjir, demam berdarah, dan flu 
burung mengancam kehidupan kita. 
 4 Langkah Cegah Bencana
 1.  Kenali lingkungan, perhatikan lingkungan sekitar
 2.  Bersihkan lingkungan, jangan biarkan sampah menumpuk dan keringkan 
genangan air
 
 3.  Rawat lingkungan, pelihara lingkungan yang sudah bersih
 4.  Peduli lingkungan, berbagi informasi dan peduli kepada warga yang 
terkena musibah
 Kenali lingkungan. Perhatian daerah sekitar tempat Anda tinggal, apakah ada 
tumpukan sampah, genangan air yang tak mengalir, kandang ternak yang tak 
terawat dan unggas yang mati mendadak, sanitasi yang tersumbat, atau kondisi 
apa pun yang menyebabkan lingkungan tidak bersih, tidak sehat yang memungkinkan 
menjadi penyebab timbulnya penyakit dan banjir. 
 Bersihkan lingkungan. Jika Anda melihat kondisi-kondisi seperti diatas, 
segeralah bertindak. Jangan tunggu jatuh korban seperti demam berdarah atau flu 
burung. Periksa dan bersihkan saluran air, keringkan genangan yang tak 
mengalir. Buang dan bakar sampah sehingga tidak menggunung, singkirkan pula 
sampah yang menyumbat aliran air. 
 Rawat lingkungan. Pelihara dan jagalah lingkungan Anda yang sudah bersih dan 
terawat. Pertahankan budaya bersih dan membuang sampah pada tempatnya. Jangan 
sungkan untuk mengingatkan warga lain agar turut menjaga kebersihan dan 
memelihara lingkungan. 
 Peduli lingkungan. Jangan diam di rumah hanya karena rumah Anda sudah bersih 
atau keluarga Anda tak terkena musibah/penyakit. Berbagilah informasi kepada 
masyarakat sekitar mengenai berbagai bahaya yang mengancam, seperti banjir, 
penyakit demam berdarah dan flu burung. Jika terjadi bencana, pedulilah kepada 
sesama. Anda yang tidak terkena bencana, sesungguhnya tengah mendapat 
kepercayaan untuk membantu dan berbagi. Ingat, bencana akan datang kapan saja, 
dimana saja dan mengancam siapa saja. Bisa jadi Anda yang menolong saat ini, 
suatu hari Andalah yang butuh pertolongan. 
 ***
 Pesan dan informasi ini disebarkan oleh ACT – Aksi Cepat Tanggap
 www.aksicepattanggap.com
 email: [EMAIL PROTECTED] 
 Komplek Perkantoran Ciputat Indah Permai
 Jl. Ir. H. Juanda No. 50 Blok B-8
 Ciputat 15419
 Telp. 021-7414482, fax. 021-742 0664
 Rekening Tanggap Bencana: 
 
 Atas nama: Yayasan Aksi Cepat Tanggap
 
   
   1. 
  BCA   Acc. No. 676 030 2021   
  2. 
  BSM Acc. No. 101 000 1114 
3. 
  Mandiri Acc. No. 128 000   4593 338   
4. 
  Muamalat Acc. No. 304   0023 015  
 5. 
  BII Syariah Acc. No. 270   2000 256
 
-
Don't be flakey. Get Yahoo! Mail for Mobile and 
always stay connected to friends.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti (ralat) BERANI COBA??? SELEKSI CALON RELAWAN TIM RESCUE ACT! 50 orang saja!

2007-01-29 Terurut Topik Bayu Gautama
BERANI COBA??? SELEKSI CALON RELAWAN TIM RESCUE ACT!
Jika Anda bermental kuat, para survivors, punya fisik dan ketahanan tubuh 
yang prima, dan berani menghadapi resiko tinggi di lokasi bencana, maka Anda 
pantas menjadi relawan rescue ACT. 
ACT – Aksi Cepat Tanggap, adalah lembaga kemanusiaan yang memfokuskan 
programnya pada penanganan bencana. Emergency Recue merupakan komponen penting 
di lembaga ini, karenanya ACT membuka kesempatan untuk Anda bergabung sebagai 
relawan (volunteers) tim Rescue. 
Ikuti seleksi calon relawan tim rescue! (terbatas, hanya 50 orang)
  Kamis, 1 Februari 2007
Jam. 09.00 s/d 16.00 WIB 
  Kantor ACT
Perkantoran Ciputat Indah Permai
Jl. Ir. H. Juanda No. 50 Blok B-8
Telp. 021-7414482 ext 121 
Sarat-sarat (wajib): 
  
   Pria/Wanita
   Usia maksimal 35 tahun
   Background pecinta alam/kepanduan/pramuka/survivors
   Berjiwa sosial
   Sehat Jasmani dan Rohani  
   Berkemampuan dasar rescue : Renang,  Menyetir (mobil dan motor), dan 
menggunakan alat komunikasi
Materi seleksi meliputi:
  
   Test tertulis
   Wawancara/interview
   Test fisik
Peserta yang terseleksi (50 orang) akan mengikuti pelatihan (training) 
rescue pada akhir Februari 2007. Mereka yang lulus training rescue secara resmi 
teregistrasi sebagai relawan rescue ACT dengan sertifikat khusus, yang siap 
diterjunkan ke berbagai lokasi bencana. 
Jika Anda tertantang untuk mencoba seleksi, kirimkan curriculum vitae (data 
pribadi), foto terbaru dan data pendukung lainnya ke [EMAIL PROTECTED] paling 
lambat tanggal 31 Januari 2007.  
Informasi dan Contact Person:
Gandi Purnama 0813 21088441
Bayu Gawtama 0852 190 68581 
Catatan: Seleksi dan training rescue tidak dipungut biaya (gratis)

 
-
Bored stiff? Loosen up...
Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti BERANI COBA??? SELEKSI CALON RELAWAN TIM RESCUE ACT!

2007-01-24 Terurut Topik Bayu Gautama
  BERANI COBA??? SELEKSI CALON RELAWAN TIM RESCUE ACT!
Jika Anda bermental kuat, para survivors, punya fisik dan ketahanan tubuh 
yang prima, dan berani menghadapi resiko tinggi di lokasi bencana, maka Anda 
pantas menjadi relawan rescue ACT. 
ACT – Aksi Cepat Tanggap, adalah lembaga kemanusiaan yang memfokuskan 
programnya pada penanganan bencana. Emergency Recue merupakan komponen penting 
di lembaga ini, karenanya ACT membuka kesempatan untuk Anda bergabung sebagai 
relawan (volunteers) tim Rescue. 
Ikuti seleksi calon relawan tim rescue! (terbatas, hanya 50 orang)
  Kamis, 1 Februari 2007
Jam. 09.00 s/d 16.00 WIB
  Kantor ACT
Perkantoran Ciputat Indah Permai
Jl. Ir. H. Juanda No. 50 Blok B-8
Telp. 021-7414482 ext 121 
Sarat-sarat (wajib): 
  
   Pria/Wanita
   Usia maksimal 30 tahun
   Background pecinta alam/kepanduan/pramuka/survivors
   Berjiwa sosial
   Sehat Jasmani dan Rohani (tidak berkaca  mata) 
   Berkemampuan dasar rescue : Renang,  Menyetir (mobil dan motor), dan 
menggunakan alat komunikasi
Materi seleksi meliputi:
  
   Test tertulis
   Wawancara/interview
   Test fisik
Peserta yang terseleksi (50 orang) akan mengikuti pelatihan (training) 
rescue pada akhir Februari 2007. Mereka yang lulus training rescue secara resmi 
teregistrasi sebagai relawan rescue ACT dengan sertifikat khusus, yang siap 
diterjunkan ke berbagai lokasi bencana. 
Jika Anda tertantang untuk mencoba seleksi, kirimkan curriculum vitae (data 
pribadi) dan data pendukung lainnya ke [EMAIL PROTECTED] paling lambat tanggal 
31 Januari 2007.  
Informasi dan Contact Person:
Gandi Purnama 0813 21088441
Bayu Gawtama 0852 190 68581 
catatan: seleksi maupun training rescue tidak dipungut biaya (gratis)  
  
 
-
TV dinner still cooling?
Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Ketika Haru Berubah Seru

2007-01-16 Terurut Topik Bayu Gautama
  Sejumlah alat sholat seperti mukena –orang Sangihe menyebutnya Cipu- dan kain 
sarung yang dibawa tim ACT ke lokasi pengungsi Kampung Utaurano disambut haru 
para pengungsi. “Beberapa hari ini kami sholat tanpa cipu, tanpa penutup aurat. 
Terimakasih telah membawakan alat sholat,” ujar ibu Fatma, salah seorang 
pengungsi.
Selasa (16/1) tim kembali ke dua titik pengungsi di Desa Naha dan Kampung 
Utaurano. Sebab sehari sebelumnya ada dua permintaan khusus dari para 
pengungsi, khususnya wanita, yakni alat sholat dan pakaian dalam. “Seluruh 
pakaian dan cipu kami tersapu banjir,” ungkap ibu Fatma.
Di lokasi pengungsian, suasana haru seketika berubah seru. Usai memberikan 
bantuan alat sholat, tim ACT –yang semuanya laki-laki- mengeluarkan sebuah 
karton besar berisi ratusan pakaian dalam. “Jika kemarin anak-anak berebut 
Biskuit, hari ini ibu-ibu yang mengerumuni kami untuk berebut pakaian dalam,” 
ujar Yayat Supriyatna, relawan ACT.
Total pengungsi di empat kecamatan 818 kk, 3321 jiwa. Kecamatan Tahuna 388 
kk, 1422 jiwa kecamatan Tahuna Timur 78 kk, 318 jiwa kecamatan Tabukan Utara 
215 kk, 841 jiwa kecamatan Nusa Tabukan 137 kk, 740 jiwa. (Gaw/ACT)
  
 
-
Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels 
in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti ACT Kirim Bantuan ke Tiga Titik Sangihe

2007-01-15 Terurut Topik Bayu Gautama
Senin pagi (15/1), Tim ACT bergerak ke beberapa titik pengungsian membawa 
bantuan berupa 1 ton beras, 40 kg ikan, 10 kg rempah-rempah, 1 karton besar 
susu kaleng, 5 karton besar biskuit, 1 bal pembalut wanita, dan 20 karton air 
mineral.
   
  Seluruh bantuan tersebut didistribusikan ke tiga titik pengungsi, yakni 
Kampung Naha, Kampung Utaurano, dan Kampung Kaluray. Ketiga kampung tersebut 
berlokasi di Kecamatan Tabukan Utara.
   
  Pengungsi di Kampung Naha berjumlah 52 KK, terdiri dari 206 jiwa. Sedangkan 
pengungsi dari Kampung Utaurano sebanyak 50 KK, 182 jiwa. Pada saat Tim  ACT 
meninggalkan lokasi pengungsian yang terpusat di Pendopo Kelurahan Naha, dua 
truk pengungsi baru tiba di Kampung Naha. 
   
  Sementara pengungsi di SD Inpres Kampung Kaluray berjumlah 97 KK, 352 jiwa. 
“Bawakan kami pakaian dalam dan alat shalat juga, Pak,” pinta salah seorang ibu 
pengungsi.
   
  Dua jembatan utama di kota Tahuna, ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe 
Sulawesi Utara, terputus akibat terjangan banjir susulan yang terjadi setelah 
hujan lebat sejak Minggu malam. (Gaw)
   
  Salurkanlah bantuan Anda melalui ACT di:
  BCA Acc. No. 676 030 2021
  BSM Acc. No. 101 000 1114
  Mandiri Acc. No. 128 000 4593 338
  Muamalat Acc. No. 304 0023 015
  BII Syariah Acc. No. 270 2000 256
  Atas nama : Aksi Cepat Tanggap
   
  CONTACT LINE DI LAPANGAN:
  0852 190 68581  (Bayu Gawtama)
   
  Siaga Bencana SMS 0817 670 6070
   
  Ketik ACT Donasi kirim ke 7475  (Rp 2.000/SMS untuk kemanusiaan)
   
  Info terkini via SMS:
  Ketik Reg ACT kirim ke 7475
  (Rp 1.000/hari, 2 kali SMS)
   
   
   
   
   
   
   
   
   

 
-
Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get 
things done faster.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Kebakaran di Muara Angke, ACT Turunkan Tim Rescue

2007-01-14 Terurut Topik Bayu Gautama
  Kebakaran kembali melanda Jakarta, pada (12/1) pukul 13.00 WIB. Kali ini 
terjadi di Jln Pemukiman Nelayan Blok Eceng, Kelurahan Pluit, Muara Angke 
Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara yang merupakan pemukiman padat penghuni, 
menghanguskan lebih dari 389 rumah dan 942 jiwa (460 KK) mengungsi. 
Tim Rescue ACT yang dikomandoi Anwar, langsung meluncur ke lokasi kejadian 
dan mendirikan POSKO di Jln Pemukiman Nelayan Blok Eceng. Selanjutnya, Anwar 
mengkoordinir  relawan lokal untuk mengelola POSKO dan memberikan bantuan untuk 
selimut dan tikar bagi pengungsi. 
Menurut Anwar, kebakaran bersumber dari ledakan kompor yang ditinggalkan 
oleh nelayan pada saat melaut. “Lokasi kebakaran cukup mengenaskan, rumah habis 
terbakar nyaris tak tersisa, para pengungsi menempati tenda-tenda darurat dan 
sebagian mamanfaatkan tanggul/ bendungan Blok Eceng untuk tinggal sementara”, 
ujarnya.
  
Salurkan Bantuan Anda Melalui ACT:
BCA Acc. No. 676 030 2021
BSM Acc. No. 101 000 1114
Mandiri Acc. No. 128 000 4593 338
Muamalat Acc. No. 304 0023 015
BII Syariah Acc. No. 270 2000 256
Atas nama : Aksi Cepat Tanggap
   
CONTACT LINE DI LAPANGAN:
0852 190 68581  (Bayu Gawtama)
Siaga Bencana SMS 0817 670 6070
  Ketik ACT Donasi kirim ke 7475
(Rp 2.000/SMS untuk kemanusiaan)
Info terkini via SMS:
Ketik Reg ACT kirim ke 7475
(Rp 1.000/hari, 2 kali SMS)
  


 
-
Food fight? Enjoy some healthy debate
in the Yahoo! Answers Food & Drink Q&A.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti ACT Berencana Memanfaatkan Lumpur Pasca Banjir

2007-01-14 Terurut Topik Bayu Gautama
  Lumpur menjadi salah satu persoalan pelik yang dihadapi ribuan korban banjir 
di Aceh Tamiang. Lumpur tanah memenuhi rumah penduduk, masjid, perkantoran, 
jalan, parit, bahkan sungai-sungai menjadi dangkal karena lumpur. Karena 
sulitnya membuang lumpur terutama dari rumah-rumah warga, akibatnya ribuan 
rumah warga bisa rusak berat atau bahkan tak mungkin bisa dihuni kembali. 
Sawah-sawah penduduk pun penuh dengan lumpur dengan kedalaman lebih dari 1 
meter. Akibatnya sawah tidak dapat ditanami. 
 Mulai Sabtu (13/1), sebagai percontohan, ACT memanfaatkan lumpur yang 
menutupi sawah dengan mengubahnya sebagai peluang usaha bata di Dusun Sukamaju, 
Aceh Tamiang. Di dusun ini puluhan hektar lahan sawah tertutupi lumpur tanah. 
Kreasi usaha bata dengan memanfaatkan lumpur tanah ini akan memiliki sejumlah 
manfaat. Pertama, lahan sawah bisa kembali diberdayakan. Kedua, lumpur bisa 
menjadi komoditas ekonomi berupa batu bata yang bisa dijual untuk memperlancar 
pembangunan rumah korban tsunami oleh BRR (Badan Rekonstruksi dan 
Rehabilitasi). Ketiga, program ini menginspirasi kreativitas masyarakat, dan 
keempat, program ini bisa menjadi instrumen untuk kemandirian dan kesejahteraan 
masyarakat. 
Program ini sangat layak dan segera bisa berjalan karena cuaca sudah 
mendukung, budaya gotong royong masih kuat, relatif tidak memerlukan modal dan 
teknologi, dan para tenaga pembuat bata bisa didatangkan dari daerah terdekat. 
Lumpur tanah Aceh Tamiang bisa menghasilkan jutaan batu bata yang saat ini 
sangat diperlukan untuk program recovery rumah penduduk oleh BRR. “Jika kita 
kreatif, bencana pun bisa membawa berkah,” ujar Ahyudin, Direktur Eksekutif ACT.
  
 
-
Don't be flakey. Get Yahoo! Mail for Mobile and 
always stay connected to friends.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Sangihe Banjir Kembali, ACT Bangun Jembatan Darurat dan Dapur Umum

2007-01-14 Terurut Topik Bayu Gautama
  Minggu (14/1), hujan deras selama 5 jam mengguyur seluruh Kabupaten Kepulauan 
Sangihe Talaud, Sulawesi Utara. Banjir bandang pun kembali menerjang kampung 
Utaurano, Kecamatan Tabukan Utara pada pukul 14.30 WIT.
Menurut Bayu Gawtama, Communication Manager ACT yang berada di lokasi 
bencana, kejadian yang diawali hujan deras itu membuat warga panik. Tidak 
kurang dari 400 orang berlarian meninggalkan rumah, sedangkan 300-an lainnya 
terisolir berikut 216 rumah karena jembatan utama terputus. 
Dalam guyuran hujan lebat, TIM  EMERGENCY dan relawan ACT bersama aparat 
setempat membuat jembatan darurat, Minggu (14/1), di Kampung Utaurano agar 
warga bisa dievakuasi, sementara itu hujan deras masih terus mengguyur kota 
Tahuna hingga menimbulkan banjir. Sebagian warga kembali mengungsi di beberapa 
tempat ibadah dan sekolah.
Sementara itu, 70 KK warga Pulau Paruruang, pulau yang terpisah dari 
Sangihe, Minggu malam (14/1) terserang badai akibat hujan selama 6 jam. 
Sebanyak 310 warga diungsikan ke Pulau Tinakareng.
Akibat hujan pada Minggu malam tersebut, 10 rumah lagi tertimbun tanah 
longsor. Lokasi longsor di belakang RS Lama Kelurahan Soataloara 1, Kecamatan 
Tahuna.
Senin pagi (15/1) ini, tim ACT bergerak ke Utaurano, Kecamatan Tabukan 
Utara, mengirimkan bantuan untuk 98 KK (384 jiwa). Akan dibuka dapur umum untuk 
warga di sana. Di Utaurano, 28 rumah hilang, 20 rumah rusak berat dan 42 rumah 
rusak sedang karena diterjang banjir bandang.
Salurkan Bantuan Anda melalui ACT:
BCA Acc. No. 676 030 2021
BSM Acc. No. 101 000 1114
Mandiri Acc. No. 128 000 4593 338
Muamalat Acc. No. 304 0023 015
BII Syariah Acc. No. 270 2000 256
Atas nama : Aksi Cepat Tanggap
  CONTACT LINE DI LAPANGAN:
0852 190 68581  (Bayu Gawtama)
  Siaga Bencana SMS 0817 670 6070
Ketik ACT Donasi kirim ke 7475
(Rp 2.000/SMS untuk kemanusiaan)
Info terkini via SMS:
Ketik Reg ACT kirim ke 7475
(Rp 1.000/hari, 2 kali SMS)
  

 
  
 
-
Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels 
in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Tim ACT di Aceh Tamiang Identifikasi Recovery

2007-01-13 Terurut Topik Bayu Gautama
Dari Aceh Tamiang, kawasan banjir dahsyat yang terjadi dalam sebulan terakhir 
ini, dilaporkan Ahyudin, Direktur Eksekutif ACT dari lokasi, ACT kini memasuki 
persiapan recovery. Lumpur setinggi hingga mencapai ketebalan 1 meter di Dusun 
Sukajadi dan Sukamakmur, Aceh Tamiang, digagas untuk dijadikan bahan pembuatan 
data. “Secara teknis, struktur material tanah di lokasi tersebut sangat 
memungkinkan,” demikian menurut Efri S. Bahri, GM Recovery ACT. Hari ini 
(13/1), Tim ACT masih diskusi intensif dengan warga setempat dan pihak terkait 
lainnya untuk pelaksanaan recovery.
   
  Antusiasme warga sangat terasa. Namun untuk pelaksanaan dimulainya recovery 
masih menunggu saat yang tepat, mengingat cuaca di Aceh Tamiang masih kerap 
diguyur hujan. Dilaporkan Ahyudin, Jumat kemarin (12/1), cuaca sempat terang 
namun hari ini hujan kembali turun dan belum tampak tanda-tanda cuaca akan 
membaik dalam waktu cepat.
   
  Salurkan Bantuan Anda ke ACT :
  BCA Acc. No. 676 030 2021
  BSM Acc. No. 101 000 1114
  Mandiri Acc. No. 128 000 4593 338
  Muamalat Acc. No. 304 0023 015
  BII Syariah Acc. No. 270 2000 256
  Atas nama : Aksi Cepat Tanggap
   
  CONTACT LINE DI LAPANGAN:
  0852 190 68581  (Bayu Gawtama)
   
  Siaga Bencana SMS 0817 670 6070   
  Ketik ACT Donasi kirim ke 7475  (Rp 2.000/SMS untuk kemanusiaan)
   
  Info terkini via SMS:
  Ketik Reg ACT kirim ke 7475
  (Rp 1.000/hari, 2 kali SMS)
   
   
   
   
   
   
   
   
   

 
-
The fish are biting.
 Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Banjir dan Longsor Landa Sangihe, ACT Terjunkan Tim

2007-01-13 Terurut Topik Bayu Gautama
Banjir dan Longsor Landa Sangihe, ACT Terjunkan Tim
   
  Tim ACT, dipimpin Bayu Gawtama, bersama Yayat Supriatna, Koordinator Relief, 
diberangkatkan hari ini (12/1) pukul 13.00 dari Jakarta dengan membawa dana 
segar untuk kegiatan resque ke lokasi banjir dan longsor di Tahuna, ibukota 
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Kegiatan yang pertama kali akan 
dilakukan yaitu mengidentifikasi dan melokalisir daerah bencana untuk 
memastikan jumlah korban. Bencana banjir dan longsor di lokasi ini terjadi pada 
Kamis malam (11/1). 
   
  Menurut Ahyudin, Direktur Eksekutif ACT, yang saat ini berada di lokasi 
banjir bandang  Aceh Tamiang, ACT kembali menerjunkan tim ke wilayah Sangihe 
sebagai bentuk komitmen lembaga yang konsen dalam penanganan bencana baik di 
Indonesia maupun mancanegara. Di samping skala kerusakan infrastrukturnya 
besar, banjir di Sangihe telah menewaskan 13 orang, 24 lainnya hilang, dan 
1.302 jiwa (302 KK) mengungsi.
   
  Selanjutnya, tim ACT yang didukung oleh Baznas Dompet Dhuafa, BAMUIS BNI, 
Elnusa Emergency Response, Eramuslim, Harian Umum Republika, dan lembaga lokal 
Yayasan Bina, mitra jejaring ACT di Sulawesi Utara akan bersama-sama melakukan 
aksi emergency di sana. $
   
   
   
   
  CONTACT LINE DI LAPANGAN:
  0852 190 68581  (Bayu Gawtama)
   
  Siaga Bencana SMS 0817 670 6070   
  Ketik ACT Donasi kirim ke 7475  (Rp 2.000/SMS untuk kemanusiaan)
   
  Info terkini via SMS:
  Ketik Reg ACT kirim ke 7475
  (Rp 1.000/SMS)
Salurkanlah bantuan Anda melalui ACT di:
  BCA Acc. No. 676 030 2021
 
  BSM Acc. No. 101 000 1114
 
  Mandiri Acc. No. 128 000 4593 338
  Muamalat Acc. No. 304 0023 015
  BII Syariah Acc. No. 270 2000 256
Atas nama : Aksi Cepat Tanggap
   

 
-
Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels 
in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti RECOVERY EKONOMI DARI ACT: Mentan Resmikan Lumbung Ternak Masyarakat

2007-01-05 Terurut Topik Bayu Gautama
  
BANTUL (ACT) -  Recovery fisik akibat gempa 27 Mei tahun lalu tengah 
berlangsung. Tetapi, jangan lupakan upaya untuk memulihkan perekonomian para 
korban gempa. Aksi Cepat Tanggap (ACT) meluncurkan program Lumbung Ternak 
Masyarakat (LTM) sebagai salah satu upaya recovery ekonomi. Program LTM akan 
diresmikan Menteri Pertanian, Anton Apriantono, Sabtu (6/1/2007) pagi, di Dusun 
Jambon, Desa Bawuran, Kecamatan Pleret, Bantul. 
   
  Seperti diungkapkan Direktur Eksekutif ACT, Ahyudin, LTM merupakan program 
kolaborasi kemanusiaan untuk recovery pasca gempa. Lembaga kemanusiaan yang 
intens membantu para korban bencana dan konflik ini, didukung 
donatur-donaturnya berkolaborasi dengan pemerintah. 
   
  ”Banyak peran yang bisa kita kolaborasikan pascabencana.  ACT melakukannya 
bersama pemerintah, corporate, lembaga-lembaga zakat, pers dan masyarakat 
luas,” tuturnya.
  Dijelaskan Ahyudin, Departemen Pertanian punya program pembibitan sapi 
Brahman Cross. Sebanyak 1500 induk sapi Brahman Cross yang dalam keadaan 
bunting disebarkan ke peternak-peternak di seluruh Indonesia.
   
  ”ACT mengajukan proposal agar ada bagian dari program itu yang digunakan 
untuk recovery ekonomi korban gempa. Alhamdulillah proposal LTM ini disetujui,” 
tuturnya. 
  LTM yang dirintis ACT ini mendapat sambutan baik karena selaras dengan 
program Deptan. Sebanyak 96 ekor sapi Brahman Cross dikirim oleh Deptan ke 
lokasi pasca bencana di Dusun Jambon dan Dusun Gunungan, Kecamatan Pleret, 
Kabupaten Bantul, DIY. Jumlah ini merupakan bagian dari program pembibitan 1500 
induk sapi Brahman Cross yang disebar ke seluruh Indonesia. 
   
  Ahyudin menjelaskan, para peternak korban gempa menerima induk sapi Brahman 
Cross ini dalam keadaan bunting. Jika lahir betina, akan dijadikan bibit lagi. 
Sedang jika lahir jantan digunakan untuk program penggemukan sapi. Ada 
mekanisme pembagian keuntungan antara peternak dengan pemerintah. Karena itu, 
program ini merupakan program jangka panjang. Agar peternak tidak terlalu lama 
merasakan hasil usaha, Deptan juga melatih mereka untuk menjalankan pertanian 
organik. 
  ”Mereka akan dilatih memanfaatkan limbah ternak dan lahan di sekitar kandang 
untuk pertanian organik,” jelasnya. (Tim Media ACT Jogja Jateng Recovery)
   
   

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Bantuan ACT Telah Menyebar

2006-12-31 Terurut Topik Bayu Gautama
  Jum’at (29/12/2006) pagi ini, TIM RESCUE ACT yang dipimpin Anwar, resquer, 
menuju titik pengungsi di Kec. Tenggulun, kab. Aceh Tamiang, NAD salah satu 
wilayah terparah yang sulit dijangkau untuk mendistribusikan bantuan bahan 
pangan dan nasi instan. Medan berlumpur hingga selutut orang dewasa. Tim 
bergerak setelah mendapat laporan dari warga Tenggulun bahwa pengungsi di 
beberapa desa sama sekali belum mendapat bantuan. Bahkan ubi pun sudah tidak 
ada. 

ACT bersama tim medis yang digerakkan dr. Eddy Tarigan dari PAPDI Medical 
Relief, bergerak ke Desa Sukamulia Upah, Desa Sukajadi, di Kecamatan Banda 
Mulia, juga ke Desa Bendahara Hilir di Kecamatan Bendahara dan Desa Matang 
Cincin di Kecamatan Manyak Payed. Beberapa penyakit yang muncul antara lain, 
gatal-gatal, batuk-deman juga penyakit pernafasan, sehingga diperlukan bantuan 
medis segera. 

TIM 3 EMERGENCY yang dibantu para relawan, menyiapkan 150 paket alat kebersihan 
untuk warga Kecamatan Banda Mulia. Paket ini terdiri dari sapu lidi, ember; 
alat pembersih lumpur, tawas dan kaporit untuk membersihkan air sumur, buka 
bubuk abate. Kondisi lingkungan yang telah terkena banjir dan terendam lumpur 
membuat kebutuhan alat kebersihan menjadi sangat penting. 

Sampai release ini diturunkan, kolaborasi dari beberapa lembaga semakin 
bertambah, diantaranya BAZNAS Dompet Dhuafa, Dompet Dhuafa Aceh, Peduli Umat 
Waspada, BIS Peduli, Al-Azhar Peduli Ummat, Baitul Maal Hidayatullah, FPI 
(Front Pembela Islam), MMI (Majelis Mujahidin Indonesia), Dompet Dhuafa 
Bandung, PAPDI Medical Relief, dan LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma). Sementara 
itu, Insya Allah, DPU DT dan Portal Infaq juga akan ikut bergabung. 

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Tim ACT Tembus Tamiang

2006-12-26 Terurut Topik Bayu Gautama
Tim ACT Tembus Tamiang
2006-12-26 21:52:31
Setelah bekerja keras sejak Kamis (21/12) di lokasi banjir Kabupaten 
Langkat, tim gabungan ACT - Aksi Cepat Tanggap, Dompet Dhuafa - BAZNAS, dan Al 
Azhar Peduli Ummat yang membawa sejumlah peralatan rescue dan bantuan sandang 
serta pangan berhasil menembus Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam pada hari 
ini Selasa (26/12) pukul 21.00 WIB. Wilayah yang paling parah terkena banjir 
yang telah menewaskan lebih dari 500 orang. 

“Alhamdulillah, kami sudah masuk Aceh Tamiang kondisinya menyedihkan mirip 
tsunami, tanpa penerangan.” Ujar Bayu Gawtama, Manajer Komunikasi ACT, yang 
ikut serta dengan tim rescue. “Walau kami berkali-kali terjebak banjir,” tambah 
Bayu. 

Menurut Anwar, koordinator tim rescue ACT yang juga komandan Rescue Technoteam 
Puspiptek, medan yang ia lalui sangat sulit. Tak kurang 5 kali tim harus 
berjibaku menghadapi ganasnya banjir, seperti di Sungai Liput, ketinggian air 
mencapai 1,5 meter di atas badan jalan dan terpaksa mobil yang ditumpangi 
diikat dengan tali ke badan truk. “Bagi kami tim rescue yang beberapa kali 
terjun ke daerah banjir, ini merupakan medan yang paling berat,” ujar Anwar. 

Dukungan pun mengalir, sejumlah lembaga seperti Baznas Dompet Dhuafa, Dompet 
Dhuafa Bandung, BAMUIS BNI, Harian Umum Republika, Eramuslim, Yayasan Baitul 
Hikmah, perusahaan-perusahaan seperti Elnusa, dan segera Pertamina. $ 


 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Tim ACT Terjebak di Perbatasan Besitang dan Aceh Tamiang

2006-12-26 Terurut Topik Bayu Gautama
Tim ACT terjebak di Perbatasan Besitang dan Aceh Tamiang
   
Kondisi korban di lokasi banjir yang tersebar di Kabupaten Aceh Tamiang, 
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) semakin mengenaskan, hingga hari ini (26/12) 
jalur distribusi bantuan melalui darat dan air masih belum mampu menjangkau 
wilayah terjadinya bencana karena beratnya medan yang dihadapi. 

Menurut Bayu Gawtama, Manajer Komunikasi ACT, mengatakan setelah gagal menembus 
Aceh Tamiang Senin (25/12) sore, tim ACT hari ini Selasa siang masih terjebak 
di perbatasan antara Besitang dan Aceh Tamiang, lantaran banjir di Aceh Tamiang 
masih setinggi 2 meter sehingga banyak kendaraan yang tidak bisa masuk ke 
lokasi. Posisi kendaraan tim ACT sendiri kini berada di tengah-tengah ratusan 
mobil pribadi, bus dan truk besar yang menuju Aceh Tamiang. Bahkan puluhan truk 
yang membawa bantuan kemanusiaan pun masih terjebak karena lalu lintas yang 
berantakan di perbatasan. 

Lebih lanjut Bayu mengungkapkan, tim ACT, Baznas Dompet Dhuafa, Al-Azhar Peduli 
akan berusaha masuk ke Aceh Tamiang menunggu lalu lintas tertib kembali, karena 
sebenarnya banjir akan bisa dilalui oleh tim mengingat tim membawa perlengkapan 
perahu karet untuk bisa menembus Aceh Tamiang. 

“Ratusan ribu pengungsi masih bertahan di Aceh Tamiang menunggu bantuan masuk 
ke wilayah mereka. Kondisi cuaca menjelang sore ini pukul 15.25 WIB mendung, 
langit gelap dan jika turun hujan dikhawatirkan air yang sebelumnya surut 
kembali naik,” ujar Bayu. 

ACT kembali menurunkan tim dari Jakarta, kali ini yang berangkat Efri S. Bahri, 
General Manajer Recovery Program ACT, yang akan bertugas mendukung percepatan 
aktivitas emergency di lokasi bencana Sumatera Utara dan NAD.
   
  Salurkan Donasi Kemanusiaan Anda melalui No Rekening :
  BCA  676 030 2021
  BSM 101 000 1114
  Mandiri 128 000 459 3338
  BMI 304 002 3015
  BII Syariah 270 2000 256
   
  INFO : Bayu Gawtama (0852 1906 8581)
  www.aksicepattanggap.com 
   
  ACT HOTLINE : 021- 741 4482



 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti [Hot News, 24 Des 2006, 12.30 WIB] Camat Banda Mulia, Aceh Tamiang : Pengungsi Harus Segera Dievakuasi, Atau Mereka Akan Mati Kelaparan!

2006-12-24 Terurut Topik Bayu Gautama
[Hot News, 24 Des 2006, 12.30 WIB] Camat Banda Mulia, Aceh Tamiang : Pengungsi 
Harus Segera Dievakuasi, Atau Mereka Akan Mati Kelaparan!

Seprianto, Camat Banda Mulia, Kabupaten Aceh Tamiang mengatakan, 10 desa di 
wilayahnya sudah tergenang air banjir setinggi 2 meter. “98% wilayah kami sudah 
terendam, dan warga mengungsi ke bukit-bukit atau tempat yang lebih tinggi,” 
ujar Seprianto. Selain Kecamatan Banda Mulia, tetangganya, yakni Kecamatan 
Bendahara juga terendam banjir. Tidak tanggung-tanggung, 33 desa yang berada di 
wilayah Kecamatan Bendahara nyaris seperti lautan. Seluruh warga mengungsi ke 
tempat yang lebih tinggi dan harus segera dievakuasi. “Jika tidak, mereka akan 
mati kelaparan dan kedinginan karena tidak ada bantuan yang bisa masuk ke 
lokasi pengungsian. Kami kesulitan sarana untuk mendistribusikan bantuan,” ujar 
Seprianto. 
 Perahu karet saja dianggap tidak cukup mengingat arus yang sangat deras. 
Dibutuhkan perahu boat dengan mesin yang cukup kuat untuk melawan arus. 
“Kondisi pengungsi saat ini sangat mengkhawatirkan,” tambahnya. 
 Seprianto juga mengungkapkan, Kecamatan Sekera yang berada di pinggiran 
sungai hulu Tamiang pun dalam kondisi yang mengkhawatirkan. “Sebuah desa 
bernama Desa Sekumur, di Aceh Tamiang, habis tersapu banjir. Tidak ada rumah 
tersisa di sana, kami tidak tahu berapa jumlah korban yang mati atau hilang.” 
 Saat ini Posko di Aceh Tamiang lumpuh total. Selain itu, posko di Kuala 
Simpang juga perlu diperkuat karena keterbatasan sarana. Wilayah sebaran banjir 
semakin meluas dan sudah mulai masuk ke Desa Alur Pinang, Kecamatan Langsa 
Timur dan Kota Langsa. (Gaw)
   
   
 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti [Hot News, 24 Desember 2006, pukul 12.30 WIB] Camat Kejuruan Muda, Aceh Tamiang : Anak-Anak Kami Kritis di Pengungsian!

2006-12-24 Terurut Topik Bayu Gautama
[Hot News, 24 Desember 2006, pukul 12.30 WIB] Camat Kejuruan Muda, Aceh Tamiang 
: Anak-Anak Kami Kritis di Pengungsian!
Amirullah WD, Camat Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang menangis saat ACT 
meminta keterangan tentang kondisi wilayah dan warganya akibat banjir yang 
menerjang kawasan itu. ”95% dari 15 desa yang berada di Kecamatan Kejuruan Muda 
terendam air. Ini bencana terbesar sepanjang sejarah Aceh Tamiang,” ujarnya 
terbata-bata. 
11 warganya ditemukan meninggal dunia terseret banjir, sedangkan 200 jiwa 
lainnya masih dinyatakan hilang. Kebanyakan merupakan warga Desa Tembulun, 
Kecamatan Kejuruan Muda. Lagi-lagi Amirullah menangis saat menyebut jumlah 
tersebut, ia tidak membayangkan wilayahnya terkena musibah sebesar ini. 
Banjir yang melanda kawasannya telah menyebabkan gelombang pengungsi 
sedikitnya 24 ribu jiwa. ”Pengungsi terancam kelaparan, karena belum ada 
bantuan yang masuk kecuali dari TNI, itu pun berupa ransum TNI. Anak-anak kami 
kritis, kedinginan dan mulai terserang penyakit. Saya mulai banyak mendapat 
laporan anak-anak yang meninggal di pengungsian. Tim medis pun tidak menjangkau 
wilayah pedalaman, padahal pengungsi lebih banyak di bukit-bukit. Rumah Sakit 
sudah tenggelam, kantor Bupati pun tidak tersisa” ungkap Amirullah. 
Saat ini, pengungsi membutuhkan banyak bantuan berupa makanan, selimut, 
bantal, tenda, penerangan, tim medis dan obat-obatan. Sementara pihak Satkorlak 
dan pemerintah setempat kesulitan mendistribusikan bantuan karena kendala 
fasilitas. ”Kami tidak punya perahu karet atau boat untuk mendistribusikan 
bantuan dan juga mengevakuasi pengungsi di bukit-bukit. Ratusan ribu masih 
harus dievakuasi, sementara Satkorlak tidak punya Posko. Bantu kami, tolong 
bantu kami segera...” Camat Kejuruan Muda menutup pembicaraannya. 
Tim ACT di lokasi bencana sudah berkoordinasi dengan beberapa Camat di Aceh 
Tamiang, juga di Langkat, Sumatera Utara. Satu tim lagi sedang dikirim untuk 
membantu evakuasi dan distribusi, karenanya tim yang dikirim pun dilengkapi 
dengan peralatan banjir seperti perahu karet, pelampung, tali penyelamat dan 
lain-lain. 
***
Bantuan Anda, akan selamatkan mereka!
Rekening Bencana:
 
 BCA 676 030 2021
 BSM 101 000 1114
 Mandiri 128 000 4593 338
 Muamalat 304 0028 015
 BII Syariah 270 2000 256
 
 Perkantoran Ciputat Indah Permai 
 Jl. Ir. H. Juanda No. 50 
 Blok B-8 Ciputat 15419 
 Telp. +62 21 741 4482 
 Fax. +62 21 742 0664 
 Email : [EMAIL PROTECTED]
 
 INFO: Bayu Gawtama (0852 190 68581)
 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti [ACT] TOP PRESS: 100 Ribu Orang Mengungsi Akibat Banjir Sepanjang Sumatera!

2006-12-24 Terurut Topik Bayu Gautama
  Tidak kurang dari 100 ribu jiwa mengungsi akibat banjir sepanjang Sumatera. 
Ratusan desa di Aceh Utara, Aceh Tamiang, Bireun, hingga Langkat di Sumatera 
Utara dan Kampar di Riau, tergenang banjir dengan ketinggian mencapai 4 meter. 
Belasan orang meninggal dan puluhan lainnya hilang akibat banjir, mereka butuh 
bantuan segera! Makanan, pakaian, tim medis, obat-obatan, dan relawan! Segera, 
sebelum mereka mati kedinginan dan kelaparan!
  
Rekening Bencana:

BCA 676 030 2021
BSM 101 000 1114
Mandiri 128 000 4593 338
Muamalat 304 0028 015
BII Syariah 270 2000 256

Perkantoran Ciputat Indah Permai 
Jl. Ir. H. Juanda No. 50 
Blok B-8 Ciputat 15419 
Telp. +62 21 741 4482 
Fax. +62 21 742 0664 
Email : [EMAIL PROTECTED]

INFO: Bayu Gawtama (0852 190 68581)

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Ibu Kades Jempolan

2006-12-22 Terurut Topik Bayu Gautama
Ibu Kades Jempolan

Di banyak tempat, kadang kita menemui orang-orang yang luar biasa. Luar 
biasa dimaksud, ketika orang-orang dengan status sosial yang sama melakukan hal 
yang biasa namun ada seseorang melakukan hal di luar kebiasaan yang lainnya. Di 
Muara Sipongi, Kabupaten Mandailing Natal keluar biasaan itu diperlihatkan oleh 
istri kepala desa Ranjo Batu. 

Rismawati, demikian nama ibu kades tersebut usianya sekitar 37 tahun sedangkan 
suaminya suaminya Rusdiono berusia 44 tahun. Penampilannya sederhana bahkan 
orang yang tidak mengenalnya tidak akan mengira kalau Risma adalah istri kepala 
desa. Boleh jadi, kesederhanaan yang ditampilkan Risma menyesuaikan keseharian 
sang suami yang juga teramat sederhana. 

Bencana gempa bumi Senin (18/12) yang menimpa 12 desa di Muara Sipongi 
memerlihatkan kekompakan keduanya. Rusdiono yang menjabat kepala desa Ranjo 
Batu, di hari pertama bencana, langsung menjual seekor sapi miliknya untuk 
makan ribuan warganya. “Tidak ada bantuan, desa kami terisolir, sedangkan warga 
butuh makanan,” alasan Pak Kades. 

Rupanya, Ibu Kades tidak mau kalah. Ia merasa harus mengimbangi peran suaminya 
melayani warga. Terlebih dalam masa bencana seperti saat ini tidak menunggu 
dituntut berperan pun Ibu Kades sudah langsung turun tangan. Bersama tim ACT, 
ibu kades mendistribusikan sembako ke 3 dusun, yakni Dusun Batas, Dusun Koto 
Tangah, dan Dusun Panyange. 

“Wah, Ibu Kades bawa bantuan terimakasih ya Bu… “ Salah satu kalimat yang 
terlontar dari warganya di dalam tenda di desa Koto Tangah . 

Salut untuk Ibu Kades Ranjo Batu, tidak heran jika ia begitu dicintai warga. 
Sebab menurut salah seorang warga sikap beliau yang seperti itu tidak hanya 
pada saat bencana saja. Hampir setiap hari , Risma tidak pernah bosan 
mendatangi warganya dalam berbagai kegiatan, antara lain kegiatan Posyandu 
untuk balita. 

Rumahnya sederhana, bahkan ia masih harus membuka kedai kopi di rumahnya untuk 
mencukupi kehidupan sehari-hari. Tidak ada perhiasan menempel di tubuhnya, 
begitupun tidak ada kendaraan mewah parkir di halaman rumahnya. Yang ada hanya 
sebuah mobil Kijang keluaran tahun 1982. Ibu Kades yang satu ini memang 
Jempolan (Gaw) 


 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Langkat Banjir, 4.000 Warga Terkurung

2006-12-22 Terurut Topik Bayu Gautama
Langkat Banjir, 4.000 Warga Terkurung

Hujan terus menerus selama sejak Selasa hingga Kamis (21/12) menyebabkan 
banjir dengan ketinggian air mencapai tiga sampai empat meter di Desa Sekoci, 
Desa Bukit Mas, dan Desa Sejambu, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, 
Sumatera Utara yang berpenduduk 4.000 KK. Sementara para korban bertahan di 
atas bumbungan, atap rumah dan di atas pohon. 

Hujan yang berlangsung selama tiga hari tersebut menjadikan Sungai Besitang 
yang merupakan gabungan sungai Bukit Lawang dan Sungai Wampu Bahorok mengalami 
kenaikan secara tiba-tiba. Warga dikejutkan dengan naiknya air yang sampai ke 
rumah-rumah warga. Banjir yang secara tiba-tiba datang ini menjadikan warga 
sulit mengungsi, sehingga para warga mencoba untuk bertahan di atas rumah 
mereka dan di atas pohon. Kenaikan air sungai yang terjadi pada malam hari ini 
juga sangat mempersulit warga untuk melakukan pengungsian dan sampai detik ini 
air terus naik. 

Investigasi awal langsung dilakukan oleh 2 (dua) orang reaksi cepat ke lokasi 
banjir pada Kamis (21/12) pukul 23.15 WIB bersama Ridho dan Julyono yang 
merupakan relawan BIS Peduli mitra jejaring ACT di Sumatera Utara. Keduanya 
terpaksa harus berenang sejauh 800 meter agar dapat mendekati lokasi korban. 
Tim awal baru dapat membantu tenaga untuk evakuasi anak-anak dan perempuan di 
empat dusun desa Sejambu. 

Pada hari Jum’at (22/12) pagi rombongan kedua yang terdiri dari tiga orang 
relawan kembali menyusul ke lokasi banjir. Sedangkan setelah shalat Jum’at 
rombongan ketiga menyusul ke lokasi kejadian dengan menggunakan mobil Ambulan 
dan Expass dengan membawa perahu karet dan ban untuk evakuasi korban yang masih 
berada di titik-titik banjir. 

Jumlah bangunan rumah penduduk dan fasilitas sarana umum yang terendam banjir 
diperkirakan ada sekitar 1.000 rumah termasuk bangunan yang terendam banjir. 
Jalur menuju titik banjir masih sangat sulit dijangkau karena banjir telah 
menyebar di sekitar tiga desa tersebut. 

Aksi yang akan dilakukan pertama kali dengan memberikan bantuan evakuasi warga 
yang masih berada di titik-titik lokasi di tiga desa, yakni desa Sekoci, Bukit 
Mas dan Desa Sejambu. “Tim membutuhkan bantuan logistik, tenda dan obat-obatan 
serta dapur umum untuk para korban, karena hal ini yang saat ini sangat 
dibutuhkan oleh para korban. Apalagi kondisi di sana saat ini masih tetap 
hujan,” ujar Julyono. “Apalagi banyak anak-anak diantara para korban yang 
membutuhkan perlindungan dari cuaca yang cukup dingin,” jelasnya. (Gaw)
   
   
   
  
 

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti 1.115 Warga Desa Limau Manis Meninggalkan Pengungsian

2006-12-22 Terurut Topik Bayu Gautama
1.115 Warga Desa Limau Manis Meninggalkan Pengungsian

Sebanyak 1.115 Warga Limau Manis Kecamatan Muara Sipongi Kabupaten 
Mandailing Natal Sumatera Utara, Kamis siang (21/12) meninggalkan lokasi 
pengungsian Rau, Pasaman, Sumatera Barat. Rombongan yang didominasi wanita dan 
anak-anak itu, berbondong-bondong kembali ke rumah mereka yang sudah empat hari 
ditinggalkan. 

Selain cemas akan keselamatan harta benda di rumah, mereka juga tidak betah 
tinggal di pengungsian. “Kami akan buat tenda darurat berdekatan dengan rumah 
kami, agar bisa memantau keadaan rumah”, ujar Asprin, seorang warga Limau 
Manis. 

Desa Limau Manis merupakan desa yang bersebelahan dengan desa Ranjau Batu, 
namun jalur masuk ke desa tersebut tidak bisa dilalui kendaraan sehingga untuk 
menuju desa itu harus berjalan kaki sejauh 2,5 km melalui jalan terjal dan 
mendaki. Meski tidak terlalu parah terkena dampak bencana, namun warga Limau 
Manis sangat ketakutan mengingat lokasi desa mereka yang dikelilingi bukit 
sedangkan bukit-bukit di sekitarnya sangat rawan longsor. 

Keputusan pengungsi untuk kembali ke desanya disarankan oleh pihak kecamatan 
Rau Mapa Tunggul, Kabupaten Pasaman yang selama 3 hari menampung para pengungsi 
dari Muara Sipongi. “Jangan bilang kami mengusir mereka, mereka sendiri yang 
minta pulang ke desanya,” terang R. Siregar salah Muspika setempat. Padahal 
menurut Siregar jika warga Limau Manis kembali ke desanya maka bantuan akan 
semakin sulit sampai ke desa yang letaknya di balik bukit itu. 

Asprin dan seluruh warga Limau Manis tetap berkeras untuk pulang, alasan 
mereka, “Di sana rumah kami, kami lahir dan hidup di sana, apapun yang terjadi 
kami tetap di desa kami sendiri.” (Gaw)
  
 

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti 15 Liter Beras untuk 200 Pengungsi

2006-12-21 Terurut Topik Bayu Gautama
15 Liter Beras Untuk 200 Pengungsi

Kamis pagi (21/12), tim ACT mengunjungi Dusun Koto Tangah, Desa Ranjau 
Batu, Kec. Muara Sipongi, Kab. Mandailing Natal, Sumatera Utara. Anak-anak 
sibuk menghentikan setiap kendaraan yang lewat untuk meminta sumbangan ala 
kadarnya. Sementara beberapa ibu sibuk menyiapkan makan pagi untuk para 
pengungsi. 

Pagi itu, ada sayur-sayuran dan ikan sarden yang dimasak. “Alhamdulillah baru 
hari ini kami dapat makan lengkap dengan ikan, kemarin tidak ada bantuan sama 
sekali karena jalan baru bisa dilewati Rabu Sore,” ujar Marni salah seorang ibu 
yang sedang sibuk membuka kaleng sarden. 

Para pengungsi di dusun Koto Tangah, tidak bedanya dengan beberapa dusun atau 
desa lainnya yang terkena musibah gempa Senin (18/12) lalu. Mereka sangat 
mengharap bantuan dari siapa saja yang melintasi dusunnya. Terhitungnya 12 desa 
23 desa yang berada di Muara Sipongi terkena dampak bencana. Salah satu desa 
terparah adalah Desa Rajau Batu. 

Meski tertimpa gempa, ibu-ibu di dusun Koto Tangah masih bisa tersenyum. Bahkan 
mereka terlihat riang saat masak bersama untuk para pengungsi, padahal yang 
bisa mereka masak pagi itu sangatlah terbatas. “15 liter beras untuk sekitar 
200 pengungsi untuk satu kali makan, tentu saja tidak cukup, tapi kami harus 
mengatur persediaan yang ada,” terang Marni. 

Di seluruh kecamatan Muara Sipongi, listrik belum tersambung sejak gempa Senin 
lalu. Sehingga aktivitas warga sangat terbatas, jika malam tiba tidak hanya 
ancaman gempa susulan yang membuat warga tidak nyenyak tidur. Selain itu, tidak 
adanya penerangan, terpal tenda yang sangat darurat dengan alas tidur seadanya 
dan tanda dinding, jelas membuat tak satupun pengungsi bisa nyenyak tidur. 

“Kami khawatir dengan kondisi anak-anak, karena mereka merupakan pengungsi 
paling banyak sekaligus paling rentan terserang penyakit,” ujar Risdiano, 
Kepala Desa Ranjau Batu Muara Sipongi. 

Risdiano juga mengungkapkan belum ada tim medis yang datang ke desanya, “Kami 
hanya mendapat pelayanan medis saat mengungsi di Rao, Pasaman, Sumatera Barat. 
Tetapi sejak Rabu sore kami pindah ke Ranjau Batu, belum ada lagi pelayanan 
medis. Beberapa warga kami mulai terserang penyakit,” jelasnya. 

Kondisi gelap gulita, tanpa penerangan bahkan sambungan telepon pun terputus, 
tidak ada sinyal untuk telepon selular, menambah sulitnya komunikasi bagi warga 
kecamatan muara Sipongi untuk melaporkan keadaan desa dan warganya. Bantuan 
sangat diharapkan segera karena sebagian warga belum berani melakukan aktivitas 
perekonomian kembali. 

Tim ACT memberikan bantuan sesuai yang sangat dibutuhkan oleh para pengungsi 
yakni tenda dan sembako. (Gaw) 

  Bantuan Anda dapat ditransfer ke No Rekening:
  BCA Acc No. 676 030 2021
  BSM Acc No. 101 000 1114
  Mandiri Acc No. 128 000 4593 338
  Muamalat Acc No. 304 0023 015
  BII Syariah Acc No. 270 2000 256
  Atas nama : Aksi Cepat Tanggap
   
  CONTACT LINE DI LAPANGAN :
  0852 1906 8581 (Bayu Gawtama)
  0813 1056 4930 (Sri Eddy Kuncoro)
   

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Gempa Masih Sering Terjadi, Warga Tidur tanpa Alas Tepal dan Dinding

2006-12-21 Terurut Topik Bayu Gautama
Gempa Masih Sering Terjadi, Warga Tidur tanpa Alas Terpal dan Dinding
  Kamis, 21 Desember 2006.  11:15 am
   
  1867 warga desa Ranjo Batu, Kec. Muara Sipongi, Kab. Mandailing Natal, 
mengungsi setelah gempa yang menghancurkan rumah-rumah mereka. Dusun  Panyangek 
merupakan daerah yang mengalami kerusakan terparah akibat gempa berkekuatan 5,7 
SR (18/12) lalu. Sementara dua dusun lainnya yakni dusun Batas dan Dusun Koto 
Tangah tidak terlalu parah. Namun, warga di dua dusun tersebut tetap tidak 
berani menempati rumah lantaran gempa masih sering terjadi.
   
  “Rumah-rumah kami retak, dan gempa masih sering terjadi cukup kuat. Jadi, 
kami tidak berani tinggal dii rumah,” ujar Yusuf, salah seorang warga dusun 
Batas, desa Ranjo Batu. 
   
  Dalam pantauan tim ACT di lokasi bencana, sepanjang jalan lintas Sumatera di 
Kec. Muara Sipong, tidak hanya rumah-rumah hancur ditemui, melainkan juga 
longsoran tanah yang tidak terhitung jumlahnya. Kondisi bukit-bukit di Kec. 
Muara Sipongi sangat rawan longsor jika terjadi hujan besar disertai angin yang 
kencang. Bahkan, Kamis pagi (21/12) sekitar pukul 07.45 WIB ketika tim ACT 
melintasi jalan di Dusun Panyangek, baru saja terjadi longsoran tanah sehingga 
menutupi seluruh jalan sepanjang 6 meter. Akibatnya jalan terisolir dan tidak 
dapat dilewati. 
   
  Menurut Kepala Desa Ranjo Batu, Risdiano, dari 437 KK di desanya, sekitar 90% 
mengungsi pada hari pertama gempa. “Pengungsi kami hantar sampai ke Rao, 
kabupaten Pasama,” terang Risdiano. Namun setelah hari kedua pasca gempa, 60% 
warganya sudah diantar kembali ke Desa Ranjo Batu, sedangkan sisanya masih 
bertahan di Rao, Pasaman, Sumatera Barat. 
   
  Daerah terparah, lanjut Risdiano, adalah Dusun Panyangek, dan tidak kurang 
dari 231 rumah di desanya rusak berat dan ringan akibat gempa. Kantor Desa 
Ranjo Batu ini beralih fungsi menjadi posko bencana, dan warga sangat berharap 
datangnya bantuan lebih banyak. “Baru kemarin sore (Rabu, 20/12) jalan ini baru 
bisa ditembus, sebelumnya desa kami terisolir. Jadi, belum banyak bantuan yang 
kami terima,” tambah Risdiano. 
   
  Kondisi warga yang mengungsi di tiga dusun di desa Ranjo Batu sangat 
memprihatinkan, selain kekurangan makanan, warga juga mulai terserang penyakit 
karena mereka hanya tidur di tenda darurat yang terbuat dari terpal. 
Terpal-terpal yang jumlahnya sangat terbatas itu hanya berfungsi sebagai atap, 
sehingga setiap malam para pengungsi harus tidur kedinginan. ”Apalagi kalau 
hujan turun, tidak ada yang bisa tidur,” kata Risdiano sambil menunjuk ke 
beberapa warganya yang sakit.
   
  Saat ini, untuk sekitar 1867 warga desa Ranjo Batu hanya tersedia 22 terpal 
berukuran 6x8 m. ”Sangat tidak cukup, sementara kami pun belum berani menempati 
rumah-rumah kami walau tidak rusak parah karena gempa susulan masih sering 
terjadi,” tutup Kepala Desa Ranjo itu. 
   
  
  CONTACT LINE DI LAPANGAN:
   
  0852 190 68581  (Bayu Gawtama)
  0813 1056 4930  (Sri Eddy Kuncoro)
   
   
  HOTLINE  ACT
  021 741 4482 
   
Salurkanlah bantuan Anda melalui ACT di:
  BCA Acc. No. 676 030 2021
 
  BSM Acc. No. 101 000 1114
 
  Mandiri Acc. No. 128 000 4593 338
  Muamalat Acc. No. 304 0023 015
  BII Syariah Acc. No. 270 2000 256
Atas nama : Aksi Cepat Tanggap
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti [ACT] 14 Tahun Menanti untuk Berqurban

2006-12-19 Terurut Topik Bayu Gautama
14 Tahun Menanti untuk Berqurban
www.aksicepattanggap.com

Dadang, 33 tahun, seorang buruh pabrik di Bandung, Jawa Barat. Sebagai buruh 
pabrik hanya hanya lulusan SLTA, gaji yang diterimanya pun pas-pasan. “Hanya 
bertahan di sepekan pertama setelah gajian,” terangnya tentang seberapa cukup 
gaji yang diterimanya untuk menopang hidup. Hari-hari selanjutnya setelah pekan 
pertama itu, ia jalani dengan penuh keprihatinan. Beruntung ia masih memiliki 
sepeda untuk ke tempat kerjanya, sementara isterinya mencari penghasilan 
tambahan dengan mencuci pakaian tetangganya. Namun, keterbatasan dan 
kekurangan tak pernah menyurutkan niatnya untuk bisa berqurban. “Malu saya jika 
setiap tahun hanya menjadi penerima daging qurban. Saya kira jauh lebih nikmat 
jika kita sendiri yang berqurban,” semangatnya tak pernah padam jika bicara 
tentang dua impiannya, berqurban dan pergi ke tanah suci. Tetapi menurutnya, 
tahap pertama dan yang paling mungkin ia lakukan adalah berqurban. 
Ternyata, berqurban bagi seorang Dadang bukanlah hal mudah. Tahun 1991, 
ketika baru lulus SLTA dan mendapatkan pekerjaan, ia langsung bertekad, “Saya 
ingin berhaji suatu saat, semoga cita-cita yang terkabul,” sembari menambahkan, 
target pertama sebelum berhaji adalah membeli seekor kambing untuk diqurbankan. 
Saat itu ia belum menikah dan masih tinggal bersama orang tuanya. Sebagai anak 
pertama dari empat bersaudara, ia merasa berkewajiban untuk membantu 
meringankan beban orangtuanya dengan memberi sebagian penghasilannya untuk 
biaya sekolah adik-adiknya. “Gaji saya waktu itu cuma dua ratusan ribu, 
sebagian untuk biaya sekolah adik, sebagian lainnya disimpan untuk pegangan”. 
Lima ribu rupiah, nilai yang bisa ditabungnya setiap bulan untuk meraih 
impiannya berqurban. “Tidak peduli perlu waktu berapa tahun untuk bisa 
terkumpul uang seharga seekor kambing, yang penting tekad saya harus seratus 
persen,” tegasnya bersemangat. Tentang tekadnya ini, ia tak pernah berkompromi 
untuk urusan dan kebutuhan apa pun, yang pasti lima ribu rupiah harus ditabung 
setiap bulannya. 
Tekad seratus persen memang semestinya tak boleh terkalahkan oleh apa pun. 
Empat tahun bekerja mengumpulkan uang antara lima sampai sepuluh ribu setiap 
bulannya, Dadang mengantongi cukup uang untuk membeli seekor kambing untuk 
berqurban. Bahkan keinginannya untuk melanjutkan sekolah di tahun 1995 ia redam 
demi seekor hewan qurban. Pekan ketiga di bulan Ramadhan 1416 H, berbinar mata 
Dadang menerima Tunjangan Hari Raya (THR). Bukan karena ia bisa membeli baju 
baru, tetapi karena ia merasa punya tambahan untuk membeli seekor kambing untuk 
qurban di hari raya Idul Adha. 
Tetapi di tahun itu juga, saat wajahnya berseri menjelang terwujudnya 
impian untuk berqurban, Dadang harus ikhlas merelakan uang untuk membeli seekor 
kambing dipakai untuk biaya masuk sekolah adiknya. “Saya ikhlas. Pasti Allah 
yang mengatur semua ini, dan saya percaya masih ada kesempatan saya di 
tahun-tahun depan,” sebuah pemelajaran berharga tentang makna berqurban 
sesungguhnya. 
Dadang tak putus asa. Ia kembali merajut hari, menghitung penghasilannya 
sebagai buruh pabrik serta menyisihkan sebagian kecil untuk ditabung. “Untuk 
hewan qurban impian saya,” jelasnya. Setelah sekitar tiga tahun menabung, 
cobaan atas tekadnya itu kembali datang, kali ini cobaannya berupa keinginan 
Dadang untuk menikah. “Usia saya sudah pantas untuk menikah, lagi pula sudah 
ada calonnya. Saya tidak ingin berlama-lama punya hubungan tanpa status, takut 
dosa,” lagi-lagi uang tabungannya terpakai untuk menikah. Saat itu, Dadang 
sedikit berkilah, “Toh sama-sama ibadah”. 
Hari-hari setelah menikah dibayangkan Dadang akan semakin mudah baginya 
untuk menabung demi hewan qurban impiannya. Sebab, pikir Dadang, kini ia tak 
sendirian menabung. Ia bisa mengajak isterinya yang juga bekerja untuk ikut 
menabung agar di tahun depan bisa membeli hewan qurban. 
Konon, kenyataan hidup tak pernah seindah mimpi. Begitu pula yang dialami 
Dadang selama bertahun-tahun mengarungi bahtera rumah tangga bersama isterinya, 
Yenni. Terlebih setelah melahirkan putra pertama mereka satu tahun setelah 
menikah, Yenni tak lagi bekerja. Dadang pun harus sendirian membanting tulang 
menafkahi keluarga, belum lagi permintaan orang tuanya untuk ikut membantu 
biaya pendidikan adik bungsunya. Tetapi dalam keadaan seperti itu, Dadang 
selalu teringat niatnya beberapa tahun lalu untuk bisa berqurban. “Semoga tak 
hanya tinggal impian, saya masih bertekad mewujudkannya,” kalimat ini menutup 
lamunannya. 
Meski sedikit, ia paksakan diri untuk terus menabung. Kadang, tabungan yang 
terkumpul terganggu oleh kebutuhan dapur atau susu si kecil. Kebutuhannya 
bertambah besar, dengan bertambahnya anggota keluarga di rumah Dadang. Dengan 
dua anak, si sulung butuh biaya sekolah, sedangkan si kecil perlu susu dan 
makanan bergizi, nampaknya Dadang harus mengubur dalam-dalam mimpinya untuk 
berqurban, apalagi pergi haji ke

Ida Arimurti [ACT] Merajut Cinta

2006-12-18 Terurut Topik Bayu Gautama
Merajut Cinta
www.aksicepattanggap.com

Abah, demikian orang memanggilnya. Puluhan tahun ia mengabdikan hidupnya di 
masjid sebagai marbot, alias pemelihara masjid. Sebelum pindah ke Tangerang 
kira-kira belasan tahun lalu, ia juga menjalani hidupnya sebagai marbot di 
Barat Jakarta. Posisinya tergantikan oleh petugas yang lebih muda dan lebih 
berenergi sehingga mengharuskannya pindah ke Tangerang. Beruntung ia, salah 
seorang keponakannya di Tangerang menjabat sebagai salah satu pengurus masjid. 
Maka, Abah pun menetap di masjid itu bersama keluarganya. Tugasnya tetap sama, 
sebagai pemelihara masjid. “Ini tugas yang mulia. Saya sangat senang 
menjalani tugas ini,” ujarnya suatu kali. 
Ada saat-saat yang selalu membuatnya gembira, seperti ketika masjid ramai 
dengan anak-anak yang belajar mengaji. Meski ia harus dibuat lelah dengan polah 
anak-anak yang mengotori masjid dengan kaki-kaki kotor mereka, namun Abah 
justru bertambah senang. “Masjid sepi kalau tidak ada mereka. Soal masjid yang 
kotor, itu sudah menjadi kewajiban Abah. Justru Abah tambah senang, artinya 
amal Abah tambah banyak” Jelas, tak semua orang mampu berhati lapang 
sepertinya. 
Demikian pula, ada saat-saat yang kadang membuatnya menitikkan airmata. 
Salah satu agenda tahunan yang kerap membuatnya sedih adalah hari raya Idul 
Adha, tatkala banyak kaum muslim yang berqurban untuk mendekatkan dirinya 
kepada Allah. Qurban, hakikatnya adalah mendekatkan diri kepada Allah, dengan 
cara menunjukkan wujud cinta berbentuk sebuah pengorbanan. Adalah Ayahanda 
Ibrahim yang mengajarkan hakikat cinta seperti ini bersama Ananda Ismail dan 
ibunya Siti Hajar. 
“Abah ingin sekali suatu saat bisa berqurban seperti jamaah lainnya,” 
ungkapnya tentang sebuah cita-cita yang selama ini baru sebatas mimpi bagi 
Abah. Ya, Abah tahu persis honornya sebagai pemelihara masjid membuatnya merasa 
hampir mustahil bisa membeli seekor domba untuk dikurbankan. “Berapa harga 
seekor kambing sekarang nak?” suatu kali Abah bertanya. Setelah tahu harga yang 
dimaksud, Abah pun tertunduk lesu. “Entah kapan Abah bisa berqurban seperti 
orang lain…” lirihnya. 
Abah mengaku, ia selalu iri dengan orang-orang yang bisa berqurban setiap 
tahun. “Orang yang berqurban berarti orang-orang yang mendekatkan diri kepada 
Allah. Mereka telah membuktikan sebentuk cinta kepada Tuhan dengan cara 
berqurban. Ini yang membuat Abah iri, Abah belum bisa mempersembahkan seekor 
pun untuk dikurbankan,” katanya. 
Tetapi Abah bukanlah sosok pemurung yang mudah putus asa. Begitu ia tahu 
tak mungkin membeli seekor domba, maka bertahun-tahun ia menjalani peran 
sebagai panitia qurban. Setiap kali penyelenggaraan pemotongan hewan qurban, 
Abah tak pernah absen berdiri paling depan sebagai panitia. Meski kadang ia 
mendapat tugas khusus, yakni membersihkan kotoran hewan-hewan yang sudah 
disembelih. Tak hanya itu, setiap sore saat petugas dan panitia lainnya sudah 
kembali ke rumah masing-masing, Abah masih harus membersihkan halaman masjid 
dari kotoran dan bercak darah yang menempel di lantai masjid. 
“Kalau pun saya tidak bisa berqurban langsung, setidaknya Allah tahu Abah 
berada di tengah-tengah orang yang berqurban. Artinya Allah melihat Abah 
bersama orang-orang yang mendekatkan diri dan menunjukkan cinta kepada Allah,” 
terangnya bahagia. 
Abah, usianya sudah menginjak tujuh puluh. Ia pun tak lagi bertugas 
memelihara masjid, namun tak pernah redup semangatnya untuk hadir di hari 
pemotongan hewan qurban. Tangannya sudah lemah, tenaganya pun sudah berkurang. 
Tahun lalu, tangan gemetarnya masih memegang sebilah pisau untuk membantu 
memotong-motong daging qurban. Sesekali ia bersandar di tembok masjid untuk 
melepas lelah, tak lama ia kembali bergumul dengan daging-daging qurban itu. 
Lama sosoknya tak lagi terlihat, mungkin di hari pemotongan hewan qurban 
tahun ini ia akan muncul lagi. Lengkap dengan sebilah pisau di tangan 
gemetarnya. Abah, lelaki renta di penghujung usianya terus berjuang merajut 
cinta, di saat sebagian besar orang mampu membeli cinta Allah dengan berqurban. 
(Gaw) 

***
Qurban for Survivor, berbagi nikmat qurban 
 Ketentuan harga hewan Qurban for Survivor:
 Kambing/DombaRp. 725.000,-/ekor
 Sapi Rp. 5.525.000,-/ekor
 
 Rekening Qurban for Survivor : 
 Bank Central Asia Acc. No. 676 030 3133 (Swift Code: Cenaidja) 
 Bank Syariah Mandiri Acc. No. 004 011  
 Bank Mandiri Acc. No. 128 000 4555 808 
 Bank Muamalat Indonesia Acc. No. 304 0022 915 
 Bank Negara Indonesia Syariah Acc. No. 009 611 0239 
 (setiap transfer beri keterangan : "Qurban")
 Info lebih lanjut: 
 Bayu Gawtama (Communication) - 021-741 4482 ext 121
 Email : [EMAIL PROTECTED]




 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Menemani Malam Demi Sepuluh Ribu

2006-12-15 Terurut Topik Bayu Gautama
Motor yang saya tumpangi merambat pelan di tepi jalan Pasar Ciputat, Tangerang, 
Banten. Waktu menunjukkan hampir pukul dua belas malam ketika sorot lampu motor 
saya menembak seraut wajah mematung berdiri hanya beberapa meter di depan. 
Matanya terpejam, padahal ia dalam keadaan berdiri, sementara di pundaknya 
menyangkut sehelai tali yang tersambung ke sebuah kotak seukuran kardus air 
mineral. Yanto nama pemuda itu, ia salah satu dari belasan penjual rokok 
ketengan di Pasar Ciputat. Beberapa detik kemudian, tak sengaja jari tangan 
kiri ini menekan klakson motor, dan... Yanto pun terkaget. Saya merasa bersalah 
telah membangunkannya dari 'mimpi'. Boleh jadi, saat tertidur dalam keadaan 
berdiri itu ia tengah bermimpi melayani serbuan pembeli rokok hingga barang 
dagangannya malam itu habis terjual. Atau bahkan, ia sedang menikmati indahnya 
menjadi juragan rokok di kampungnya. Tetapi bunyi klakson saya barusan 
membuyarkan mimpi indahnya. 
“Maaf mas,…” Saya jadi kikuk sendirian merasa bersalah telah 
mengagetkannya. Akhirnya saya menghampirinya untuk membeli beberapa butir 
permen. “Rokoknya nggak mas?” tanya Yanto berharap. Saya harus meminta maaf 
untuk kedua kali lantaran memupuskan harapannya, lantaran saya tidak merokok. 
“Kalau permen untungnya kecil pak, lagi pula permen ya cuma pelengkap saja. 
Siapa tahu ketemu pelanggan seperti bapak yang tidak merokok,” jelasnya. 
Saya tertarik dengan keterangannya tentang ‘untung yang kecil’ dari jualan 
permen. Tapi bukan untung permen yang saya tanya, melainkan untung dari jualan 
rokoknya. “Seribu, paling besar seribu lima ratus untuk sebungkus rokok,” 
terangnya. Padahal, sering terlihat para pedagang rokok ketengan itu menjual 
rokoknya tidak bungkusan, melainkan ketengan lantaran pembeli rokok mereka pun 
bukan dari kalangan menengah ke atas. Pelanggannya biasanya membeli rokok satu 
atau dua batang saja, dan tak jarang untuk meladeni pembeli dua batang rokok 
itu harus sambil berlari mengejar angkot atau bis yang melaju. 
Pernah satu kali saya melihat seorang pedagang rokok terjatuh saat 
mengejar angkutan umum, padahal ia hanya melayani seorang pelanggan yang hanya 
membeli sebatang rokok. Berapa sih untungnya? Kalau sebungkus rokok isi 24 
hanya seribu rupiah, berapa untung dari sebatang rokok? Itu harus dibayar mahal 
tatkala ia tersungkur di jalan raya, hingga semua rokok dagangannya berantakan. 
Sebagian masih diselamatkan, tapi jauh lebih banyak yang patah dan tak bisa 
terjual lagi. 
Yanto, seorang pedagang rokok ketengan di pinggir jalan kecewa karena saya 
hanya membeli permen lantaran untung yang didapat dari menjual permen itu 
kecil. Jika demikian asumsinya menjual rokok itu untungnya besar. Tetapi 
nyatanya, ‘besar’ yang dimaksud hanyalah seribu atau seribu lima ratus rupiah 
untuk sebungkus rokok? 
“Berapa bungkus rokok terjual setiap malam?” 
Yanto sumringah, senyumnya tak menampakkan satu pun masalah dengan jumlah 
rokok yang berhasil dijualnya setiap malam. “Alhamdulillah pak, sekitar sepuluh 
sampai lima belas bungkus”, kembali ia menutup kalimatnya dengan senyum. 
Seketika hati ini berteriak keras, “Hey, dia begitu bahagia!”, padahal 
hanya sekitar sepuluh ribu atau dua puluh ribu yang dibawanya pulang untuk 
makan anak dan isterinya. Tetapi aura kesyukuran atas rezeki yang didapatkan 
hari itu yang membuatnya tetap tersenyum. Bandingkan dengan kita, kadang masih 
terkecut setiap kali menerima transferan gaji di rekening dan berujar, “Gaji 
segini, mana cukup?”
Yanto dan belasan pedagang rokok ketengan lainnya, setia menemani malam 
hingga pagi menjelang, hanya untuk mendapatkan sepuluh ribu rupiah. Namun wajah 
dan senyumnya menyiratkan rasa syukur yang tak bertepi atas nikmat dan rezeki 
yang masih bisa didapatnya. Ternyata benar, kebahagiaan tak mengenal status. 
Sebab kebahagiaan bukan terletak pada apa yang dimiliki seseorang, melainkan 
tertanam jauh di dalam hati orang-orang yang senantiasa bersyukur atas yang 
diperolehnya. 
Gaw
 
-
Need a quick answer? Get one in minutes from people who know. Ask your question 
on Yahoo! Answers.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti 4 Nilai Tambah "Qurban for Survivors"

2006-12-11 Terurut Topik Bayu Gautama
4 Nilai Tambah "Qurban for Survivors`
2006-12-11 16:53:26
Survivors adalah para korban bencana di negeri ini. Mereka harus 
bertahan hidup (survive), bahkan dalam kondisi yang serba kekurangan dan 
cengkeraman kemiskinan. 
 Qurban for Survivors adalah bentuk pengabdian seorang hamba allah untuk 
memenuhi seruan Tuhannya (QS. Al Kautsar: 2), “Maka laksanakanlah shalat karena 
Tuhanmu, dan berqurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)”. 
Ketakwaan dari pengabdianlah yang sampai kepada Allah SWT. Sementara daging 
qurban yang disyaratkan, menjadi sedekah multimanfaat untuk survivors di 
kawasan-kawasan pasca bencana dan titik-titik lokasi rawan bencana. 
 Ada empat nilai tambah dengan berqurban melalui program QURBAN FOR SURVIVORS, 
yakni;
 Amanah dan Transparan : Pequrban/donatur mendapat laporan pandangan 
mata/reportase dengan fasilitas Short Message service (SMS) pada pelaksanaan 
qurban, serta dokumentasi visual pada laporan akhir (final report). 
Pertanggungjawaban dana dipublikasi pada www.aksicepattanggap.com serta link 
dengan situs/media mitra sinergis ACT. 
 Pemberdayaan Berkelanjutan : Pequrban/donatur tak sekadar ‘beli putus’ demi 
menggugurkan kewajiban berqurban, melainkan secara otomatis turut memberdayakan 
ekonomi para korban bencana, yang berusaha mempertahankan hidup dengan menjaga 
amanah sebagai mitra “Lumbung Ternak” ACT. 
 Ekspresi Kemanusiaan Sejati : Pequrban/donatur dapat mengekspresikan rasa 
pedulinya dengan terjun langsung ke lokasi penerima qurbannya, dengan bergabung 
sebagai relawan (volunteer) bersama MRI-Masyarakat Relawan Indonesia. 
 Keberpihakan Kepada Rakyat : Pequrban/donatur dengan nyata telah memilih 
berpihak kepada korban bencana mitra ACT, yang berjuang memberdayakan diri 
dengan usaha ternak rakyat di tengah kepungan bisnis peternakan kapitalis.

---

Qurban for Survivor, berbagi nikmat qurban 
 Ketentuan harga hewan Qurban for Survivor:
 Kambing/DombaRp. 725.000,-/ekor
 Sapi Rp. 5.525.000,-/ekor
 
 Rekening Qurban for Survivor : 
 Bank Central Asia Acc. No. 676 030 3133 (Swift Code: Cenaidja) 
 Bank Syariah Mandiri Acc. No. 004 011  
 Bank Mandiri Acc. No. 128 000 4555 808 
 Bank Muamalat Indonesia Acc. No. 304 0022 915 
 Bank Negara Indonesia Syariah Acc. No. 009 611 0239 
 (setiap transfer beri keterangan : "Qurban")
 Info lebih lanjut: 
 Bayu Gawtama (Communication) - 021-741 4482 ext 121
 Email : [EMAIL PROTECTED]

 
-
Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Qurban for Survivors, Tak Sekadar Tebar Daging Qurban (Sebuah Konsep Pemberdayaan Masyarakat)

2006-12-04 Terurut Topik Bayu Gautama
Qurban for Survivors, Tak Sekadar Tebar Daging Qurban (Sebuah Konsep 
Pemberdayaan Masyarakat)
2006-12-04 13:25:50
Salah satu keunggulan program recovery yang dilakukan ACT di setiap 
lokasi bencana, adalah pemberdayaan para korban bencana. Di beberapa wilayah 
bencana seperti Aceh, Banjarnegara, dan Jogjakarta misalnya. Program-program 
recovery di Aceh mencerminkan konsep pemberdayaan tersebut. Salah satu contoh 
adalah WAKALA (Wanita Kepala keluarga), sebuah program untuk para wanita janda 
korban tsunami agar bisa mandiri meski tak lagi ada kepala keluarga. Target 
dari program ini, merekalah yang akan mengemban amanah sebagai kepala keluarga. 
Program berupa bimbingan dan pendampingan dengan mengajari mereka berbagai 
keterampilan seperti konveksi dan anyaman tikar. Para wanita janda yang 
mengikuti program WAKALA pun semakin bersemangat dengan berdirinya Balai 
Wakala, tempat mereka melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Alhasil, hasil 
kerajinan mereka yang terbuat dari pandan antara lain berupa anyaman tikar, 
sudah diekspor ke beberapa negara seperti Amerika Serikat dan
 Australia.  
Tak hanya di Aceh, di Banjarnegara, Jawa Tengah, yang terlanda tanah longsor 
pada Februari 2006 silam, ACT melakukan program beasiswa untuk anak-anak yatim 
korban tanah longsor yang dikemas dalam program Asuransi Sosial Pelajar (ASP). 
Program berupa bantuan pendidikan yang dananya diperoleh dari para donatur ACT. 
Program serupa juga sudah dilakukan jauh sebelumnya untuk anak-anak korban 
tsunami Aceh dalam Children Care Program (CCP). Anak-anak adalah asset bangsa, 
tidak terkecuali di lokasi bencana. Program-program tersebut sebagai bagian 
dari kepedulian ACT bersama para donatur terhadap masa depan asset bangsa 
tersebut. 
 Begitu pula program-program recovery di Jogja dan Jawa Tengah pasca gempa. 
Recovery fisik, recovery ekonomi dan recovery sosial yang digarap di 41 dusun 
di Jogja dan Jawa Tengah bersemangatkan pemberdayaan. Pembangunan rumah tahan 
gempa misalnya, harga yang dibutuhkan untuk membangun setiap rumah jauh lebih 
murah dari harga hitungan awal. Tidak kurang 50% biaya pembangunan bisa 
dikurangi, lantaran prosesnya tidak perlu membayar tenaga bangunan. Karena 
ternyata, sebagian besar profesi warga Bantul –wilayah yang paling parah 
terkena bencana- adalah tukang bangunan. Sebagai contoh, untuk membangun rumah 
type 36 dibutuhkan biaya sekitar 40 juta rupiah. Namun karena proses 
pembangunan tidak memerlukan biaya tenaga bangunan, ditambah masih bisa 
dimanfaatkannya bahan-bahan sisa rumah sebelumnya seperti batu bata dan kusen, 
maka hanya dibutuhkan tidak lebih dari 20 juta rupiah untuk type 36. 
 Recovery ekonomi pun demikian. Sebagian masyarakat korban gempa di Bantul 
terbantu dengan didirikannya tobong-tobong batu bata, mengingat salah satu 
pekerjaan mereka sebelum gempa adalah pembuat batu bata. Ratusan masyarakat di 
Dusun Kedaton Kidul, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, bisa menjadi contoh cerita 
sukses masyarakat korban gempa. Bahwa, saat ini mereka bisa bangkit dengan cara 
memberdayakan tenaga, potensi dan keterampilan utama masyarakat. 
 
 Qurban for Survivors
 Semangat pemberdayaan masyarakat ini pula yang mendasari program qurban ACT 
yang diusung melalui QURBAN FOR SURVIVORS, berbagi nikmat qurban kepada para 
korban bencana. Tak sekadar menebar daging qurban, tentu ini yang menjadi 
konsep besar program Qurban for Survivors. Bagaimana pun juga, para korban 
bencana adalah masyarakat yang masih banyak membutuhkan bantuan. Seperti halnya 
berbagai program recovery yang biasa dilakukan ACT dengan konsep 
pemberdayaannya, maka program Qurban for Survivors pun diiringi semangat 
pemberdayaan. 
 Program qurban ini akan menjangkau beberapa wilayah bencana seperti Aceh, 
Banjarnegara, Jember, Jogjakarta, Klaten, Sidoarjo, dan wilayah pasca bencana 
konflik seperti Maluku. Harapan terbesar dari program qurban ini, tentu bukan 
sekadar membagi-bagikan daging qurban kepada para korban bencana. Ada konsep 
pemberdayaan dibalik pemotongan hewan qurban. Harga hewan qurban yang 
dibayarkan para pequrban, tidak sekadar menghasilkan potongan-potongan daging 
kambing, sapi atau kerbau, karena beragam program pemberdayaan akan dilakukan 
dari sebagian harga qurban yang dibayarkan. 
 Misalnya di Banjarnegara, dengan berqurban melalui ACT, anak-anak yatim korban 
tanah longsor akan terus mendapatkan bantuan beasiswa pendidikan. Program 
pembinaan dan pendampingan para janda di Aceh dalam program WAKALA pun akan 
terus berjalan, agar para korban bencana itu semakin mandiri dan produktif. Tak 
terkecuali di berbagai lokasi bencana yang menjadi tujuan program qurban 
seperti Jogja, Klaten, Sidoarjo, Jember, Maluku dan lain-lain. Selain menjaga 
kesinambungan program recovery dan pemberdayaan para korban bencana, qurban 
melalui ACT menyimpan semangat kemandirian masyarakat. 
 Lumbung Ternak Masyarakat (LTM) dan Pos Kemandirian Masyarakat (PKM), adalah 
program baru yang diusung ACT bersa

Ida Arimurti Siapa yang Menikmati Qurban Anda?

2006-12-01 Terurut Topik Bayu Gautama
Siapa yang Menikmati Qurban Anda?
http://aksicepattanggap.com 

Zaid bin Arqam ra berkata: suatu saat beberapa sahabat bertanya: “Ya 
Rasulullah, untuk apa kita berqurban?”. “Untuk mengikuti sunnah Bapak kamu 
Ibrahim”, jawab Nabi Saw. “Mengapa kita harus mengikuti sunnah ini?”, tanya 
para sahabat. “Setiap helai rambut dari hewan qurban akan menjadi amal 
kebaikan”, kata Nabi Saw. (HR. Ibn Majah dan Ahmad). Menurut ulama fiqh, ibadah 
dengan penyembelihan hewan qurban merupakan amalan yang paling utama pada Hari 
Raya Idul Adha. Amalan dimaksudkan sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Allah 
Swt atas segala karunia yang diberikan, menghapus segala dosa yang dilakukan, 
di samping untuk membuka kesempatan kepada kaum lemah (dhuafa) menikmati 
karunia yang ada. 
 Jika setiap helai rambut dari hewan qurban akan menjadi amal kebaikan, maka 
upayakanlah manfaat hewan qurban kita dapat dirasakan oleh orang-orang yang 
lebih tepat mendapatkannya. Coba perhatikan di setiap kali penyelenggaraan 
qurban, terutama pada saat distribusi daging, masih ada orang-orang yang 
sebenarnya tak lebih berhak mendapatkannya namun tetap masuk dalam daftar 
penerima. Sayang sekali, karena kondisi yang demikian selalu terulang-ulang 
setiap tahun. Berapa banyak kaum lemah yang semestinya masuk dalam daftar 
penerima, namun hanya memandang kosong harapan mereka untuk bisa menikmati 
daging qurban. Sementara itu, berapa banyak pula orang-orang yang tak 
bosan-bosannya terus menerus menjadi penikmat hewan qurban, padahal di tempat 
lain masih banyak yang lebih berhak darinya. 
 Bahwa hakikat qurban merupakan wujud pengorbanan seseorang untuk menunjukkan 
nilai cinta kepada Allah yang tak pernah terbiaskan oleh cintanya kepada harta 
yang dimilikinya, maka seharusnya arah cinta itu tetap terjaga dengan 
memperhatikan kepada siapa hewan qurban kita terbagi. Setiap pequrban boleh 
menentukan siapa saja yang bakal menikmati hewan qurbannya. 
 Pequrban, adalah mereka yang memiliki kelebihan harta, yang dengan hartanya 
itu ia bermaksud berbagi nikmat kepada orang lain. Karenanya ia pun boleh 
mengarahkan sesiapa yang boleh menikmati daging qurbannya. Fakir miskin, 
anak-anak yatim, orang-orang yang masuk dalam kategori dhuafa (lemah), juga 
mereka yang tengah berada dalam kesulitan, semestinya lebih menjadi perhatian 
para pequrban. Dengan demikian, niat berbagi nikmat kepada orang-orang yang 
lebih berhak tetap terjaga. 
 Nyatanya, masih banyak pequrban yang tak terlalu perhatian siapa saja yang 
telah menikmati hewan qurbannya. Tidak sedikit yang peduli, kepada siapa 
seharusnya daging qurbannya terdistribusi. Kini, saatnya pequrban lebih cermat 
dalam berqurban, agar niat serta tujuan beribadahnya terjaga dengan baik. 
Sebab, berqurban tak semata mengikuti sunnah Nabi Ibrahim, melainkan juga wujud 
cinta kepada sesama. Maka, arahkanlah cinta itu kepada yang lebih tepat 
menerimanya. 
 ---
 Qurban for Survivor, berbagi nikmat qurban 
 Ketentuan harga hewan Qurban for Survivor:
 Kambing/DombaRp. 725.000,-/ekor
 Sapi Rp. 5.525.000,-/ekor
 Rekening Qurban for Survivor : 
 Bank Central Asia Acc. No. 676 030 3133 (Swift Code: Cenaidja) 
 Bank Syariah Mandiri Acc. No. 004 011  
 Bank Mandiri Acc. No. 128 000 4555 808 
 Bank Muamalat Indonesia Acc. No. 304 0022 915 
 Bank Negara Indonesia Syariah Acc. No. 009 611 0239 
 (setiap transfer beri keterangan : "Qurban")
 Info lebih lanjut: 
 Bayu Gawtama (Communication) - 021-741 4482 ext 121
 Email : [EMAIL PROTECTED]
 

 
-
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ida Arimurti Bunda Hajar, Sang Guru Cinta

2006-11-23 Terurut Topik Bayu Gautama
Bunda Hajar, Sang Guru Cinta
2006-11-23 10:46:11
www.aksicepattanggap.com

Ber-qurban, maknanya tak jauh berbeda dengan berkorban. Setiap kita tentu 
pernah dan sering berkorban untuk segala kepentingan. Misalnya, untuk bisa 
meraih predikat mahasiswa teladan dengan indeks prestasi tertinggi, seorang 
mahasiswa rela mengorbankan waktu `santai`nya dan diganti dengan hari-hari 
sibuk berkutat dengan buku. Seorang suami berkorban membanting tulang siang dan 
malam demi sebungkus nasi yang dibawa pulang untuk anak dan isterinya. Masih 
banyak lagi contoh pengorbanan yang dilakoni setiap orang. 
 
 Beragam pula alasan orang melakukan pengorbanan tersebut. Harga diri, 
keyakinan, kepuasan, dan yang paling banyak mendasari sebuah pengorbanan adalah 
cinta dan kasih sayang. Semua alasan itu menjadi penyemangat seseorang untuk 
berkorban, apa pun bentuknya.  Apa pun akan dilakukannya untuk meraih apa yang 
diinginkannya. 
 
 Adalah Siti Hajar, ibunda Ismail, salah satu guru cinta terbaik sepanjang 
masa. Ketika Ismail masih dalam susuannya, Ibrahim alaihi salam mengajak Hajar 
dan Ismail berpindah dari Palestina ke Makkah yang saat itu tandus dan tidak 
ada tanda-tanda kehidupan. Kemudian keduanya ditempatkan di suatu tempat, yang 
sekarang dekat dengan Ka`bah, dan saat itu tidak ada seorang pun yang menetap 
di tempat tersebut. Siti Hajar dan Ismail hanya berdua, dengan dibekali satu 
kantong berisi kurma dan sekantong air. Sementara Ibrahim bergegas kembali ke 
Palestina. 
 
 "Wahai Ibrahim, mengapa meninggalkan kami berdua di negeri yang tandus dan tak 
ada teman seorang pun?" tanya Siti Hajar. Nabi Ibrahim tidak menoleh, pun tidak 
menjawab. Siti Hajar terus membuntuti langkah Ibrahim dan mengulangi 
pertanyaannya sampai tiga kali. Ibrahim tetap tidak menoleh dan membungkam. 
 
 "Apakah Allah menyuruhmu berbuat demikian?" tanya Siti Hajar. "Ya", jawab Nabi 
Ibrahim singkat. 
 "Kalau begitu, kami yakin bahwa Allah tidak akan menelantarkan kami berdua," 
yakin Siti Hajar. Ibrahim pun bergegas meninggalkan isteri dan anak 
tercintanya, tanpa memberi bekal yang lebih untuk hidup barang sehari atau dua 
hari saja. 
 
 Atas nama cinta, kekuatan, ketabahan dan keyakinannya akan pertolongan Allah, 
Siti Hajar membesarkan dan mendidik Ismail yang kelak menjadi anak yang baik, 
bijaksana dan sabar. Setelah Ismail beranjak remaja, sang Ayah pernah dua kali 
menjenguk isteri dan anaknya. 
 
 Dalam Surat Ash Shaffat ayat 104-107, bahwa ibadah qurban berawal dari sebuah 
mimpi Nabi Ibrahim alaihi salam yang menggambarkan dirinya menyembelih putra 
tercintanya, Ismail sebagai bentuk persembahan dan bukti cinta kepada Allah 
SWT. Ibrahim sangat cemas, tetapi sang putra justru sangat bersemangat dan 
ikhlas bersedia menjadi qurban untuk disembelih. Meski pada akhirnya Allah 
tidak memperkenankan pengorbanan manusia, dan Ismail diganti dengan seekor 
domba yang dibawa langsung oleh malaikat Jibril. 
 
 Dialog tentang cinta dan ketabahan pengorbanan Ismail yang direkam surat Ash 
Shaffat tersebut, tak lepas dari peran ajaran cinta dari Bunda Hajar. Bukan 
Ibrahim yang mengajarkan tentang cinta dan pengorbanan terhadap Ismail, 
melainkan sang bunda, karena Ibrahim tak bersama mereka sepanjang masa 
anak-anak hingga masa remaja putranya. 
 
 Kini, masih adakah semangat cinta dan pengorbanan itu menjadi milik kita? 
Sudahkah kita menjadikan Bunda Hajar guru cinta, yang mengajarkan makna cinta 
sebenarnya. Akankah anak-anak kita memiliki ruang cinta di jiwanya seluas ruang 
yang dimiliki Ismail? yang menjadikan pengorbanan adalah bentuk paling nyata 
menunjukkan cinta ketimbang untaian sejuta kata? 
 
 Terima kasih Bunda Hajar, atas pengajaran cintamu



QURBAN for SURVIVORS - ACT

 Qurban for Survivor, berbagi nikmat qurban 
Kambing/DombaRp. 725.000,-/ekor
Sapi Rp. 5.525.000,-/ekor
 Rekening Qurban for Survivor : 
 
 Bank Central Asia Acc. No. 676 030 3133 (Swift Code: Cenaidja) 
 Bank Syariah Mandiri Acc. No. 004 011  
 Bank Mandiri Acc. No. 128 000 4555 808 
 Bank Muamalat Indonesia Acc. No. 304 0022 915 
 Bank Negara Indonesia Syariah Acc. No. 009 611 0239 
 (setiap transfer beri keterangan : "Qurban")
 
   Info lebih lanjut:
Bayu Gawtama (Communication) - 021-741 4482 ext 121
Email : [EMAIL PROTECTED]


 
-
Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.

[Non-text portions of this message have been removed]




[Ida-Krisna Show] Pembangunan Rumah Tahan Gempa Dimulai

2006-06-05 Terurut Topik Bayu Gautama



link berita : http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/jawamadura/2006/06/05/brk,20060605-78436,id.html
   
  Senin, 05 Juni 2006 | 17:43 WIB 
  TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid hari ini meletakkan batu pertama dimulainya pembangunan rumah tahan gempa di Dusun Kedaton, Desa Plered, Kecamatan Plered, Bantul.

Pembangunan rumah yang dilakukan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menargetkan 148 rumah dalam satu bulan. Dalam program pembangunan yang disebut 'ACT Jogja Recovery' itu rumah-rumah itu dibangun bersama warga setempat untuk menggantikan rumah-rumah yang roboh.

Peletakan batu pertama dilakukan pukul 14.00 WIB. Hidayat didampingi Direktur ACT Ahyudin dan beberapa pengurus lembaga di bawah ACT. Rumah yang satu unitnya seharga Rp 45 juta itu recananya bakal dibangun di berbagai wilayah gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah hingga mencapai target sebanyak 5.000 unit.

Hidayat menyatakan sangat mendukung langkah yang dilakukan ACT. "ACT terbukti sangat solid dan cepat bergerak sehingga masyarakat segera tertolong. Pemerintah seharusya melakukan hal yang sama. Dan lagi, ACT menjalankan proses ini dengan melibatkan masyarakat. Ini membuktikan masyarakat kita juga mampu bergerak cepat. Pemerintah seharusnya memiliki tim seperti ini," ujarnya.

ari aji hs 

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]




__._,_.___





=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=









   






  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Radio stations
  
  
Station
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "idakrisnashow" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___



[Ida-Krisna Show] ACT Buka Kantor Baru di Bantul

2006-06-01 Terurut Topik Bayu Gautama



Kantor baru pun dibuka, bertempat di Jl. K.H. Wahid Hasyim, No.108, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sangat mudah untuk mencari Posko ACT, karena berada di sebelah timur SMA Negeri I Bantul DIY. 
   
  Dianggap penting untuk berkantor secara permanen, pasca gempa yang mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya sebagai bagian dari konsep Total Disaster Management atau Manajemen Bencana Terpadu yang selalu diusung ACT-Aksi Cepat Tanggap dalam menangani setiap bencana. 
   
  Tak hanya kantor baru, tim khusus dari ACT pun dipersiapkan untuk menyusun rencana program ACT di Yogyakarta. Meski masih dalam tahap Emergency, namun tim relief dan community development (comdev) sudah menyiapkan program untuk melakukan recovery (pemulihan) pasca bencana di Yogyakarta dan Klaten. Karenanya, sebuah kantor dianggap penting untuk secara langsung melakukan berbagai persiapan dan rencana program tersebut. 
   
  Kantor baru di Bantul ini menunjukkan bahwa ACT sangat serius menangani bencana bumi Yogyakarta dari fase Emergency hingga Recovery. Dari kantor Bantul ini, seluruh program ACT akan dijalankan. Dimulai dengan pengelolaan posko pengungsi di Kecamatan Pundong, Kecamatan Bambanglipuro dan Kecamatan Pleret. Keseluruhan Posko Pengungsian ACT di tiga kecamatan tersebut berjumlah 6 titik pengungsian dengan total pengungsi mencapai 10.000 jiwa. Tak hanya di Bantul, mulai Selasa, (31/5) ACT juga telah melakukan survey untuk menjajak rencana membuka posko di Klaten. 
   
  Selain itu, Kantor Bantul pun berfungsi sebagai transit para relawan dan donatur yang datang untuk membantu korban bencana. “Setiap menit dering telepon kami di lapangan tak pernah berhenti menanyakan kondisi Yogyakarta pasca gempa. Penelpon lainnya berasal dari ratusan relawan yang siap bergabung bersama ACT membantu para korban. Karenanya, kami siapkan posko untuk menampung sementara para relawan yang dibutuhkan,” terang Ahyudin, direktur ACT. 
   
  ACT yang dalam penanganan bencana gempa bumi ini bekerjasama dengan Lazis UII, mendapat dukungan penuh dari berbagai lapisan masyarakat dan coorporate. Kantor ACT di Ciputat tak pernah sepi dari telepon yang ingin menyampaikan simpati dan bantuan, termasuk menitipkan daftar nama untuk mengetahui nasib saudaranya di Yogyakarta. Dukungan itu antara lain dari Delta FM dan Harian Indo Pos yang langsung membuka dompet peduli gempa, PT. Elnusa yang menyampaikan simpatinya dengan sejumlah bantuan berupa velbed, terpal dan perlengkapannya, juga obat-obatan. Dukungan juga terus mengalir pada ACT dari ribuan masyarakat peduli yang tidak bisa disebutkan satu per satu. 
   
  Tak hanya dari Pulau Jawa, bahkan Radar Banjar Peduli (RBP) dari Kalimantan Selatan pun datang ke Yogyakarta dan langsung bergabung dengan tim ACT di lapangan. Belum lagi, relawan-relawan individu yang datang dengan keahlian tersendiri. 
   
  Datang, lihat, dan sampaikan langsung simpati Anda kepada ACT. Sambungkan tangan-tangan peduli Anda dengan tangan aksi ACT di lapangan yang akan menyampaikan langsung kepada para korban. Jangan ragu untuk bertanya dan mencari informasi tentang program ACT di Yogyakarta dengan menelepon Kantor Pusat ACT di Pusat, 021 741 4482, “Kantor Baru” ACT di Bantul,  0274-367263 (GAW, ACT). 
   
  Kantor Pusat ACT :
  Jl. Ir. H. Juanda no. 50
  Kompleks Perkantoran Ciputat Indah Permai B-8
  Ciputat, Tangerang
  Telp : 021-741 4482
  Fax  : 021-742 0664   
  Kantor ACT di Bantul :
  Jl. K. H. Wahid Hasyim no. 108
  Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
  (sebelah timur SMA Negeri 1, Bantul)
  Telp : 0274 – 367 263
   
  www.aksicepattanggap.com
   
  Info Lapangan :
  Ahyudin   0811941216
  Bayu Gawtama    0888 190 2214
  0852 190 68581
  Eko Yudho   0816 169 3044
   
  Informasi Donasi :
  Imam Akbari    0812 848 1466
  Layanan Jemput Dana Kemanusiaan via SMS : 
  021 7061 4482
   
  Rekening Dompet Peduli Bencana 2006 a. n Aksi Cepat Tanggap
    
   BCA no. rek. 676.030.2021  
   BSM no. rek. 101.000.1114  
   Mandiri no. rek. 128.000.459.3338  
   BMI no. rek. 304.002.3015  
   BNI Syari’ah no. rek. 009.611.0239
   
   
   
   

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]









=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=









  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Radio stations
  
  
Sta

[Ida-Krisna Show] Ketika Orang Yogya Tak Lagi Ramah

2006-05-31 Terurut Topik Bayu Gautama



Entah kalimat apa yang mampu mewakili untuk menggambarkan kondisi yang terjadi di Yogyakarta pasca gempa sabtu (27/5) lalu. Pemandangan yang menyedihkan bukan saja dari puing reruntuhan bangunan  di sepanjang jalan Yogyakarta dan Klaten. Namun, juga dari fenomena yang terlihat di Yogyakarta, khususnya di daerah-daerah yang belum banyak mendapat bantuan di Pleret dan Imogiri. Fenomena yang dimaksud adalah berbarisnya warga di sepanjang jalan untuk meminta bantuan dari siapapun yang melewati perkampungan mereka. Bahkan, tak segan-segan mereka meminta paksa bantuan denga cara menyetop kendaraan yang lewat. 
   
  “Saya lapar Pak, belum ada bantuan di sini, “ ujar seorang anak kecil yang terlihat senang ketika tim ACT memberinya sebungkus biskuit.
   
  Karena tidak punya apa-apa lagi untuk dimakan, jejeran anak mengemis di jalan menyorongkan benda apa saja yang bisa dijadikan tempat untuk menangkap lemparan uang dari kendaraan yang lewat. Sedangkan orang-orang dewasa tiba-tiba berubah sedikit beringas. Mereka menyetop semua kendaraan yang lewat, menggedor pintu mobil bahkan membuka paksa kendaraan yang dianggap membawa bantuan. Kendaraan operasional ACT pun sempat dua kali mengalami ‘penjarahan’ dari para penduduk. “Kami bisa memaklumi, karena mereka sangat membutuhkan distribusi bantuan sangat tidak merata, padahal teramat banyak bantuan yang menumpuk di Satkorlak,“ jelas Eko Yudho, Komandan tim rescue ACT. 
   
  Fenomena meminta-minta bangunan secara paksa semakin banyak terlihat seiring semakin lamanya bantuan yang tak kunjung datang kepada pengungsi.“ Sejak sabtu kami hanya makan sekali sehari Pak, itupun dibagi-bagi ke orang banyak,” ungkap salah seorang pengungsi di desa Segoroyoso, Kecamatan Pleret. Sedangkan mereka hanya tinggal di tenda–tenda sekedarnya yang tak memadai. 
   
  Tim ACT sendiri tengah mengupayakan untuk terus melobi pihak Satkorlap untuk secepatnya menyalurkan bantuan ke beberapa posko pengungsian di Kleret, mengingat kondisinya yang cukup memprihatinkan. Masyarakat tak hanya lapar, kebanyakan mereka yang trauma dan takut akan gempa susulan. 
   
  “Di sini bukan tempat bertanya. Kami butuh bantuan, bukan pertanyaan,” kalimat yang diucapkan beberapa pengungsi di jalan. Seluruh tim ACT pun hanya bisa diam tak berkata-kata. Ungkapan di atas menciptakan linangan air mata membayangkan betapa menderitanya para warga tersebut saat ini.
   
  Suasana semakin mencekam di malam hari menyusul  merebaknya isu penjarahan dan maling yang menyatroni rumah-rumah warga yang ditinggalkan. Yogyakarta kini tak seramah dulu lagi. Bayu Gawtama – ACT
   
   
  ACT Office :
  Jl. Ir. H. Juanda no. 50 
  Kompleks Perkantoran Ciputat Indah Permai B-8
  Telepon : 021-741 4482
  Fax : 021-742 0664
  www.aksicepattanggap.com
   
  Hotline :
  Info Lapangan :
  Ahyuddin 0811 941 216
  Bayu Gawtama  0888 190 2214 / 0852 190 68581
  Eko Yudho   0816 169 3044
   
  Donasi :
  Imam Akbari  0812 848 1466
  Jemput Donasi : 021-7061 4482
   
  Bantuan dana dapat disalurkan melalui rekening a.n Aksi Cepat Tanggap :
    
   BCA no. 676 030 2021  
   BSM no. 101 000 1114  
   Mandiri no. 128 000 459 3338  
   Bank Muamalat Indonesia no. 304 002 3015  
   BNI Syari’ah no. 009 611 0239
   
   

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]










=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=









  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Radio stations
  
  
Station
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "idakrisnashow" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  











[Ida-Krisna Show] Dari Banjarmasin untuk Yogyakarta

2006-05-30 Terurut Topik Bayu Gautama



Lima puluh tujuh detik yang memporakporandakan Yogyakarta dan sebagian Jateng pada Sabtu pagi (27/5) mengundang banyak simpati dari berbagai pelosok negeri, bahkan luar negeri. Simpati, doa, dukungan, dan bantuan terus berdatangan ke Yogyakarta. Selain itu relawan berdatangan ke lokasi bencana. Salah satunya dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sembilan relawan dari banjarmasin Senin sore (29/5) mendarat di Bandara Adisucipto sambil membawa sejumlah bantuan. 
   
  Sembilan relawan yang datang dari Banjarmasin itu terdiri dari tujuh relawan Radar Banjar Peduli (RBP) yang dikomandani Yohandromeda Syamsu, sekretaris RBP. Sementara dua lainnya dari Central for Regional Development Studies (CRDS) Kalimantan Selatan. Yohandromeda mengungkapkan, bantuan yang dibawa tim dari Banjarmasin merupakan amanah dari para donatur yang memberikan sumbangannya melalui RBP yang membuka dompet bantuan di Harian Radar Banjarmasin. 
   
  “Kami berupaya menunjukkan kepedulian terhadap negeri ini. Yogya adalah saudara kami dan kami datang untuk membantu walau mungkin bantuan ini tak menghapus luka mereka,” ujar Yohan.
   
  Tim Banjarmasin datang ke Yogyakarta langsung bergabung dengan tim ACT – Aksi Cepat Tanggap yang sudah sejak enam pekan berada di Yogyakarta untuk merespon Merapi. Selasa pagi (30/5), sembilan relawan tersebut langsung diterjunkan ke posko ACT di desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul. “Dari posko tersebut relawan dan bantuan akan didistribusi ke empat titik posko pengungsuian lainnya di Kecamatan Pundong.” jelas Eko Yudho, komandan tim Rescue ACT.
   
  Hingga Selasa (30/5) korban meninggal akibat gempa berkekuatan 5,9 SR (versi lain menyebut 6,2 SR) mencapai 5.136 jiwa dan korban luka 6.504 orang. Korban terus bertambah, belum ada data yang valid mengenai jumlah korban sesungguhnya. Sementara jumlah pengungsi yang tersebar di seluruh kawasan yang terkena gempa diperkireakan mencapai lebih 500 ribu orang.
   
  Dari Banjarmasin membawa 16 tenda untuk menambah kekurangan tenda di Kecamatan Pundong. Sepuluh tenda pleton ACT sebelumnya sudah dipasang di dua kecamatan yakni kecamatan Pundong dan kecamatan Bambanglipuro. Terdapat empat titik posko ACT di kecamatan Pundong, dua tenda di halaman depan kantor kecamatan Pundong, dua tenda di lapangan SD Panjangrejo, satu tenda di lapangan SD Baran, satu desa Triharjono, dua tenda di dusun Ngentak desa Seloharjo. Sedangka tiga tenda lainnya di desa Mulyodadi kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul. (Bayu Gawtama – ACT)
   
  ACT Office :
  Jl. Ir. H. Juanda no. 50 
  Kompleks Perkantoran Ciputat Indah Permai B-8
  Telepon : 021-741 4482
  Fax : 021-742 0664
   
  Hotline :
  Info Lapangan :
  Bayu Gawtama 0888 190 2214 & 0852 190 68581
  Eko Yudho  0816 169 3044
   
  Donasi :
  Imam Akbari 0812 848 1466
  Jemput Donasi : 021-7061 4482
   
   
   
  Bantuan dana dapat disalurkan melalui rekening a.n Aksi Cepat Tanggap :
    
   BCA no. 676 030 2021  
   BSM no. 101 000 1114  
   Mandiri no. 128 000 459 3338  
   Bank Muamalat Indonesia no. 304 002 3015  
   Bni Syari’ah no. 009 611 0239
   
   
   
   
   

        
-
Do you Yahoo!?
 Next-gen email? Have it all with the  all-new Yahoo! Mail Beta.

[Non-text portions of this message have been removed]










=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=









  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Radio stations
  
  
Station
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "idakrisnashow" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  












[Ida-Krisna Show] Ragam Bentuk Kepedulian di Yogyakarta

2006-05-29 Terurut Topik Bayu Gautama



Cukup unik dan beragam cara orang mengimplementasikan rasa peduli mereka atas musibah gempa yang baru saja mengguncang Yogyakarta dan Jawa tengah. Dari yang biasa seperti terjun langsung menjadi relawan di lokasi bencana, hingga yang terbilang unik seperti yang dilakukan seseorang yang tidak mau menyebutkan nama dan asalnya, yakni dengan cara mengirimkan pulsa.
   
  Eko Yudho, Komandan Tim Rescue ACT sekaligus Koordinator Lapangan ACT – Aksi Cepat Tanggap untuk musibah gempa Yogyakarta – Jateng, sempat terkaget campur gembira. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja telepon selulernya terisi pulsa 100 ribu disaat tim kesulitan mencari pulsa. “Mungkin dia pendengar Delta FM yang pagi ini on air langsung dengan ACT ya,” ujarnya. ACT dan Delta FM dengan JDFI (Jaringan Delta Female Indonesia)–nya bekerja sama menggalang dana dan bantuan untuk korban gempa.
   
  Tak hanya Eko, Bayu Gawtama, public relation ACT yang juga berada di lokasi tengah kebingungan karena tak terasa pulsanya habis. Namun tiba-tiba mendapat sebuah pesan singkat bahwa pulsa telah terisi. Ya, pulsa telepon memang menjadi penting bagi para relawan di lokasi bencana. Baik untuk melaporkan informasi terbaru dan kondisi terkini, untuk koordinasi mencari bantuan, juga untuk sekadar say hello dengan keluarga di rumah.
   
  Kepedulian menjadi tema sentral setiap kali bencana terjadi, apa pun bencananya, di mana pun kejadiannya. Di Yogyakarta pun fenomena kepedulian itu sangat terasa, bahkan seolah telah menjadi aksi bersama masyarakat Kota Pelajar ini. Di hampir seluruh ruas jalan raya di Yogyakarta, akan mudah dijumpai pelajar dan mahasiswa yang menggalang dana dan menjaring kepeduliandari para pengguna jalan. Setiap perlintasan dan traffic light selalu diwarnai dengan sederet anak muda memakai jaket almameter kampusnya sambil mengusung kardus menuliskan “Peduli Gempa Yogya.” Walau pun tak sedikit juga yang terkesan ‘ikut-ikutan’ mengusung dus peduli tanpa jelas akuntabilitasnya.
   
  Bentuk lain dari kepedulian ditunjukkan oleh Ibu Marni dari Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul. Tak seperti pengungsi lainnya yang nampak sedih meratapi bangunan rumahnya hancur serta keluarganya yang menjadi korban, Ibu Marni justru bergabung dengan relawan di dapur umum. “Dari pada sedih melulu, rumah juga ndak bakal berdiri toh, mending bantu-bantu di sini, “ serunya. Rupanya, memasak memang keahliannya, dan terbukti tangan terampilnya mampu meringankan beban para relawan yang harus menyediakan makan untuk pengungsi. 
   
  Kepedulian memang tidak ditarik-tarik, tak perlu diminta, apa lagi dipaksa. Lihat langsung mereka yang tertimpa musibah, bersama rasakan penderitaan mereka, dan tuailah kepedulian itu. Nikmat rasanya, jika empati dan peduli itu telah tertunaikan, dan penting untuk menjadi bagian dari orang-orang peduli. (Bayu Gawtama, ACT) 
   
  Rekening Bencana ACT a. n Aksi Cepat Tanggap
  BCA no. 676 030 2021
  BSM no. 101 000 1114
  Mandiri no. 128 000 459 3338
  BMI no. 304 002 3015
  BNI Syari'ah no. 009 611 0239
   
  Relawan ACT – Aksi Cepat Tanggap di Yogyakarta
  Eko Yudho (Komandan Tim) 0816 1693044
  Bayu Gawtama (Public Relation) 0852 190 68581 dan 0888 190 2214
   
  Imam Akbari (donasi) 0812 848 1466
   
  Jemput Dana 021-7061 4482
   
  www.aksicepattanggap.com
   
  Kebutuhan :
  Dana 
  Tenda
  Tikar
  Makanan dan minuman siap saji
  Lampu Darurat
  Makanan balita
  Obat-obatan
  Selimut
  Pakaian 

    
-
Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low rates.

[Non-text portions of this message have been removed]










=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=









  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Radio stations
  
  
Station
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "idakrisnashow" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  












[Ida-Krisna Show] Jogya Terluka, Indonesia Berduka

2006-05-28 Terurut Topik Bayu Gautama



Jogya Terluka, Indonesia Berduka
  www.aksicepattanggap.com
   
  Ribuan rumah hancur, jaringan listrik dan air terputus, Jogyakarta dan sekitarnya menjadi kota mati setelah gempa berkekuatan 5,9 SR yang mengguncang kawasan tersebut. Wilayah terparah adalah Bantul dan Klaten, di Bantul korban jiwa mencapai angka 2000, sementara di Klaten 680 orang. Sedangkan puluhan ribu orang terluka, dari luka memar hingga patah tulang. 
   
  Situasinya mirip sekali dengan kejadian tsunami akhir Desember 2004 lalu. Tak satu pun telepon bisa terhubungi, jaringan listrik dan air terputus, keadaan malam gelap dan mencekam karena gempa susulan masih terus terjadi. Frekuensi gempa dalam satu hari bisa terjadi tiga-empat kali. Sabtu malam, eksodus besar-besaran warga Jogyakarta dan sekitarnya membuat jalan-jalan macet total. 
   
  Pada saat kejadian bahkan lebih parah. Warga yang terpengaruh oleh isu tsunami berhamburan keluar tanpa arah. Jelas sekali warga Jogya tak siap dengan bencana yang datang tiba-tiba di Sabtu pagi (27/5). Ribuan orang, tua muda, kecil dan dewasa berlarian tak tentu tujuan. Ibu-ibu yang berlari tanpa peduli anak-anak mereka, motor dan mobil yang memacu kecepatan tertinggi menuju arah Gunung Merapi karena khawatir adanya tsunami. Tabrakan pun tak terelakkan, di beberapa jalan di Jogyakarta sempat terjadi tabrakan para pengguna kendaraan yang berlomba menuju dataran tinggi guna menghindari tsunami. 
  Padahal ancaman tsunami yang ditakutkan tidak benar-benar terjadi. 
  Gempa tektonik berkekuatan 5,9 SR yang tak kurang dari satu menit itu pun meluluhlantakkan Jogyakarta dan sekitarnya. Tim ACT-Aksi Cepat Tanggap yang kebetulan sudah berada di lokasi semenjak satu bulan lalu untuk merespon Merapi pun langsung terjun ke lokasi terparah di Bantul. 
   
  Sepuluh tenda pleton pun dipasang, tujuh di Bantul dan dua lainnya di Magelang. Tujuh tenda milik ACT itu dipasang di empat titik pengungsian di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Jogjakarta. Titik pertama di halaman kantor kecamatan Pundong, kedua di alun-alun Desa Srihardono, ketiga di halaman SD Panjangrejo, dan satu lagi di Desa Seloharjo. 
   
  Terdapat 36.000 penduduk di Kecamatan Pundong yang kini menjadi pengungsi. Jelas saja tujuh tenda yang ada tidak memadai, karena hanya mampu menampung tak lebih dari 2000 pengungsi. "Ini pun dipaksakan, pengungsi berdesakan. Kebutuhan paling utama sekarang adalah tenda, logistik dan medis. Dibutuhkan sekitar 250 tenda pleton untuk menampung seluruh pengungsi," ujar Eko Yudho, Koordinator lapangan ACT untuk bencana Gempa Jogyakarta ini. 
   
  Sejak tenda pleton dipasang, ribuan pengungsi memadati tenda. Mereka yang rumahnya tak rubuh pun tetap mengungsi karena takut terjadi gempa susulan. Korban-korban luka langsung ditangani dengan tim medis dan obat-obatan seadanya. Tak satu pun dokter tersedia di lokasi pengungsi, padahal ratusan pasien harus ditangani. Akhirnya, didatangkan para relawan medis dari Universitas Islam Indonesia (UII) dan UGM, itu pun hanya Co-ass dan mahasiswa kedokteran. Jumlah mereka pun tak memadai, karena setiap satu menit sedikitnya lima pasien berdatangan. Bahkan para korban luka yang berada di titik pengungsian lainnya pun dibawa ke Posko Pengungsian ACT yang bekerja sama dengan Lazis UII, dan para relawan dari berbagai elemen, antara lain, P2B PKS, Mahasiswa UII dan UGM. 
   
  Obat-obatan habis, untuk membeli pun Posko kehabisan dana. Bantuan dari pemerintah belum datang sedikit pun pada hari Sabtu dan Minggu (27-28/5). Korban luka dalam, sobek dan patah tulang terpaksa harus menunggu dokter datang. Tim ACT telah mencoba membawa ke RS. Sardjito namun terlalu penuh dan akhirnya dibawa kembali ke Pos Pengungsian. Syukur alhamdulillah, Minggu malam (28/5) beberapa dokter dari LKC datang membantu, sekaligus memasok obat-obatan. 
   
  Puluhan relawan di Posko Pengungsian Kecamatan Pundong pun kelelahan. Makanan yang dibuat di dapur umum tak mencukupi, masaknya pun masih menggunakan kayu bakar karena belum ada bantuan peralatan memasak. Relawan tak hanya tak kebagian makan, bahkan untuk tidur dan istirahat pun mereka tak ada tempat. "Seluruh tenda terpakai oleh pengungsi, relawan masak tidur di dapur umum, yang laki-laki harus terjaga semalaman karena tak ada tempat," tambah Eko Yudho yang juga Komandan Tim Rescue ACT itu. 
   
  Yang menyedihkan, lanjut Eko, karena kehabisan dana, Tim ACT dan Lazis UII harus berhutang ke beberapa toko dan swalayan untuk keperluan logistik di hari pertama dan kedua paska bencana. "Entah sudah berapa hutangnya, mudah-mudahan ada donatur yang mau membantu kami," harap Eko lagi. 
   
  Akankah kedermawanan dan kerelawanan yang pernah tercipta di Aceh silam terulang kembali di Jogyakarta? Indonesia berduka kembali mari hadirkan semangat peduli kita. Kami tunggu di Jogyakarta. (Bayu Gawtama, ACT)
   

    
-
How low will we go? Check out Yahoo! Messenger’s low  PC-to-Phone call rates.

[Non-text portions of this mes

[Ida-Krisna Show] Susul Tim Terdahulu, Satu Tim ACT Diberangkatkan ke Yogyakarta

2006-05-28 Terurut Topik Bayu Gautama



Sekitar pukul 05.56 WIB, warga Yogyakarta dan sekitarnya  dikejutkan oleh gempa berkekuatan 5,9 Scala Reichter. Begitu cepat waktu berjalan, hanya dalam sekejap korban pun berjatuhan.  Hanya dalam waktu beberapa jam saja, semenjak kejadian sekitar pukul 16.00 WIB data korban meninggal sudah mencapai angka 1.800.  Sementara puluhan ribu korban luka menyesaki rumah sakit di Yogyakarta, Solo, Klaten, Magelang dan Boyolali.
   
  Belum usai masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya was-was dengan bahaya letusan gunung Merapi, kini kepanikan ditimbulkan oleh gempa di Sabtu pagi (27/5). Karena itu, seluruh tim ACT-Aksi Cepat Tanggap yang sejak akhir April lalu, siaga di Posko Merapi digeser untuk membantu para korban gempa. Bahkan, Sabtu siang (27/5) satu tim lagi diberangkat langsung dari kantor pusat ACT di Ciputat. 
   
  Tim ACT yang sudah berada di lokasi langsung membuka posko kemanusiaan di kantor kecamatan Pundong,  Kabupaten Bantul. Dipilihnya lokasi tersebut, karena Bantul merupakan salah satu wilayah terparah gempa. Sedangkan tim yang baru berangkat Sabtu siang ini (27/5) membawa sejumlah bantuan yang diamanahkan para donatur. Selain itu bersama tim ACT, berangkat juga tim medis yang akan diperbantukan untuk menangani para korban gempa. 
   
  “Respon cepat kami ini, bagian dari kepedulian kami selaku lembaga kemanusiaan yang menangani bencana. Dan kami berharap kepedulian yang sama pun dimiliki oleh segenap masyarakat negeri ini. Kepedulian itu tidak boleh berhenti, terlebih atas berbagai musibah yang terjadi saat ini, besar maupun kecil, terekspos media maupun tidak,” ujar Ahyudin, Direktur ACT yang ikut serta dalam rombongan yang berangkat Sabtu siang. 
   
  Selain jumlah korban jiwa yang terus meningkat, ratusan rumah dan gedung pun hancur. Ingatan kita pun kembali pada kejadian tsunami di Aceh pada akhir Desember 2004 silam, bahwa negeri ini kembali memanggil para dermawan dan relawan. 
   
  Hotline ACT : 
  Eko Yudho 0816 169 3044 (lokasi bencana)
  Bayu Gawtama 0852 1906 8581 (lokasi bencana)
  Imam Akbari 021-7061 4482 (Donasi)
   
  www.aksicepattanggap.com

    
-
Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low rates.

[Non-text portions of this message have been removed]










=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=









  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Station
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "idakrisnashow" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  












[Ida-Krisna Show] Airmata untuk Abang

2006-05-24 Terurut Topik Bayu Gautama



Airmata untuk Abang
http://gawtama.multiply.com

Entah sudah berapa tahun tak pernah terlihat ia menangis. Tapi sore itu, ia menjadi seperti karang yang rapuh. Badannya yang tegap dan tinggi tak ubahnya lelaki renta yang lemah. Ia terus sesenggukkan di sudut ruang jeruji besi di atas sajadahnya. Tak pernah terbayang dalam benaknya harus mendekam di ruang sempit itu, berkali-kali mulutnya bergumam, �Ya Allah, kenapa Kau berikan cobaan ini kepadaku?�  Tak henti tangisnya meski tangan lembut ibu berulang membasuh air matanya. Tangan lembut yang sudah lama ia rindui kehangatannya itu tak juga menghentikan gemetar tubuhnya. �Abang berdosa bu, abang berdosa,� tangis ia sambil membenamkan wajah tampannya di dada ibu.  
  Abang hanyalah seorang pengemudi bis jalur khusus atau Busway. Minggu siang itu, adalah hari kelabu baginya. Setelah berpesan singkat kepada teman-temannya, �Selamat bertugas, hati-hati di jalan dan utamakan keselamatan penumpang,� kendaraan besar itu pun melaju. Adalah seorang pedagang asongan bersepeda berada di jalur terlarang �jalur cepat yang hanya diperuntukkan bagi Busway- terlihat dari kejauhan. Abang memperlambat laju kendaraannya sambil memperhatikan pedagang tersebut. Ketika ia yakin pedagang tersebut hanya di tepi jalan, ia pun menancap gas sambil terus memperhatikan pedagang asongan di depannya. Betapa kagetnya ia ketika pedagang itu tiba-tiba menyeberang jalan sambil mengendarai sepedanya, padahal jarak bis hanya sekitar empat meter.  
  Langit mendung, awan pun kelabu, aspal panas berwarna merah. Abang turun berharap orang yang ditabraknya segera keluar dari kolong bis. Namun yang diharap tak juga muncul, lemaslah ia. Tak digubrisnya tembakan kamera wartawan yang mengelilinginya, tak sepatah kata pun keluar dari bibirnya. Ia kehilangan seluruh tenaganya saat mengetahui pedagang asongan yang ditabraknya tak lagi bernyawa.  
  Jeruji besi pun menjadi tempat persinggahannya kini. Ia lebih banyak diam dan terpekur sambil menutup wajahnya di atas sajadah. Lagi-lagi kalimat, �Ya Allah, kenapa Kau berikan cobaan ini kepadaku,� yang terucap. Ia berupaya menjelaskan kepada siapa pun yang menjenguknya bahwa ia tak bersalah lantaran pedagang asongan itu berada di jalur khusus Busway yang terlarang bagi siapa pun. Ia juga telah memberikan peringatan dengan klakson dari jauh agar orang tersebut berhati-hati. Tetapi Allah berkehendak lain, Minggu siang yang nahas itu pun terjadi.  
  Air mata ini tak terbendung lagi, saya menangis untuk Abang. Bukan karena ia harus mendekam di penjaran demi mempertanggungjawabkan peristiwa yang kini harus dipikulnya. Bukan juga lantaran uang sebesar lima puluh juta rupiah yang dituntut pihak keluarga kepadanya, meski itu teramat berat untuk kami memikulnya. Tangis itu, lebih karena ucapannya saat saya memeluknya, �Seberat inikah ujian bagi orang beriman?�
  Ya, kami sekeluarga baru saja bersyukur atas perubahan yang terjadi padanya. Belum lama ia menikmati hari-hari dengan ibadah yang rajin, belum terlalu lama ia menghiasi bibirnya dengan senantiasa membaca Al Quran. Sekian tahun lamanya Abang meninggalkan berbagai kewajibannya kepada Allah. Ibu yang tak pernah henti berdoa agar Allah mengabulkan mimpinya melihat putra sulungnya mau bertaubat dan rajin sholat. Ibu yang di setiap pertengahan malamnya lebih banyak menyebut nama Abang dalam doanya, ibu juga yang selalu merindukan melihatnya bersujud di atas sajadah. Setelah lama tak bertemu, rindu ibu terbayar sudah. Walau harus melihatnya di dalam ruang jeruji besi.  
  Semoga Abang tahu, bahwa setiap orang beriman akan selalu mendapat ujian. Dan semoga ia tegar menghadapinya. Harapan kami terjawab sudah, ketika ia mengungkapkan hal yang membuatnya menangis sepanjang hari, �Abang telah membuat seorang isteri menjanda, dan anak-anak kehilangan Ayahnya.�
Bayu Gawtama
0852 190 68581 - 0888 190 2214

    
-
Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates starting at 1¢/min.
    
-
Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates starting at 1¢/min.

[Non-text portions of this message have been removed]









=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=









  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Station
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "idakrisnashow" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Group

[Ida-Krisna Show] Relawan Roti Bakar ...

2006-05-16 Terurut Topik Bayu Gautama



Relawan Roti Bakar...
www.aksicepattanggap.com

Nafasnya masih tersengal-sengal sambil berlari kecil menghampiri, “dari ACT ya?” lelaki berambut merah itu pun memperkenalkan dirinya. Ading (28) bersama temannya Irfan (22) datang dari Jakarta untuk menjadi relawan Merapi dengan berbekal pengalaman sebagai tenaga relawan pada saat bencana tsunami Aceh. Adalah Jogyakarta, tempat yang mereka tuju untuk mengabdikan dirinya bagi para korban bencana. “Kami terpanggil untuk segera ke Merapi. Walaupun hanya tenaga ini yang kami miliki,” ujar Irfan bersemangat. 

Ada semangat yang terus memancar dari kedua wajah Jakarta itu. Pakaiannya memang sedikit berbeda dari kebanyakan relawan yang berada di Jogyakarta, Klaten, Boyolali atau Magelang. Cat merah pada rambut yang menghiasi kepala Ading, dan stelan ala pendaki yang menjadi kebanggaan Irfan semakin menambah keyakinan siapa pun yang bertemunya bahwa mereka bukan asli Jogyakarta. 

Kerelawanan dan kepedulian bukanlah sesuatu yang luar biasa di negeri ini. Semakin banyak bencana yang terjadi, fenomena individu dan masyarakat yang mendedikasikan diri menjadi relawan untuk berbagi kepada para korban bencana boleh dikata sesuatu yang lumrah, bahkan semestinya demikian. Tetapi bicara tentang Ading dan Irfan, tentu menjadi kisah menarik yang patut diacungi empat jempol. 

“Kami pedagang roti bakar di Jakarta,” terang Ading, si rambut merah ala buceri –bule cet sendiri- itu. Menurutnya, setelah kondisi Gunung Merapi yang terus menerus mereka lihat di televisi semakin membahayakan, mereka memutuskan untuk berangkat ke Jogyakarta. “Bekal kami cuma semangat, kami rela walau sementara harus meninggalkan dagangan,” tambah Irfan. 

Dua penjual roti bakar itu, membuat saya tak henti mengembangkan senyum. Terlebih ketika bercerita tentang pengalamannya selama enam hari di Jogyakarta. Memberanikan diri dengan ongkos seadanya, mereka membeli tiket tujuan Jogyakarta tanpa tujuan yang jelas akan bergabung dengan siapa atau lembaga apa di lokasi nanti. “Kami sempat ngegembel sehari di sini, karena kami ditolak di Satkorlak,” aku Irfan. 

Keduanya tak menjelaskan bagaimana cerita selanjutnya kini lima hari sudah mereka berada di posko pengungsian di Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Jogyakarta. Yang pasti mereka mengaku senang bisa menjadi relawan di Posko Merapi. “Peduli itu nikmat, dan menjadi relawan itu selalu menjadi impian kami,” keduanya berpadu suara. 

Ading dan Irfan, tukang roti bakar dari Jakarta yang meninggalkan dagangan mereka dan memilih menjadi relawan. Sampai kapan mereka akan bertahan di posko pengungsian? “Sampai semua ini selesai, dan selama tenaga kami masih dibutuhkan,” seru Irfan yang mendapat persetujuan dari rekannya. 

Sungguh, nilai hidup seseorang tidak ditentukan dari status sosial, titel, pangkat atau jabatan yang disandangnya. Nilai hidup jauh lebih ditentukan oleh seberapa besar perannya terhadap orang lain, dan seberapa banyak orang yang tersentuh oleh keberadaannya. Bahkan tukang roti bakar sekali pun peduli…

Bayu Gawtama
Public Relation ACT-Aksi Cepat Tanggap
0852 190 68581 - 0888 190 2214

Bantuan Kemanusiaan Anda bisa disalurkan melalui rekening kemanusiaan ACT: 
Bank BNI Syariah No. Rek. 96110239, Bank Syariah Mandiri No. Rek. 004011, Bank Mandiri No. Rek. 1280004555808, Bank Muamalat Indonesia No. Rek. 3040022915, Bank Central Asia No. Rek. 6760303133 (Transfer Internasional BCA Swift Code : CENAIDJA)

    
-
Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ countries) for 2¢/min or less.

[Non-text portions of this message have been removed]









=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=






  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "idakrisnashow" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  












[Ida-Krisna Show] Mujahadah dan Doa di Lereng Merapi

2006-05-15 Terurut Topik Bayu Gautama



Kilatan lava pijar nampak memerah menghiasi punggung Merapi. Gemuruh bebatuan gunung dan material padat lainnya yang menggelinding deras kemudian disusul gumpalan awan panas membuat panik sebagian besar warga yang tinggal di lereng Merapi. Sementara di tengah kota, pemandangan Merapi yang luar biasa indah saat menumpahkan lahar panas malam itu menjadi tontonan gratis nan memuaskan bagi masyarakat di bawah. Bahkan tak sedikit warga yang menggelar tikar di tepi jalan rela menunggu sang Merapi meletup-letup sembari menyemburkan warna kemerahan.

Ada yang panik, ada yang bersuka ria mendapat tontonan indah, namun ada yang tengah khusyuk di Minggu malam itu (14/5). Lantunan ayat Allah mengalun syahdu memecah udara dingin Dusun Kinahrejo. Ada ketenangan yang merasuki sekitar lima puluh jamaah yang bersila kaki di Masjid Al Amin, beberapa sudut mata tak sanggup menahan gelombang air mata yang mendesak keluar. Seiring tumpahnya lahar panas dari puncak Merapi, leleh air mata dari puluhan sudut mata dalam masjid itu jauh lebih menghangatkan. Gemuruh yang tercipta di dalamnya dalam sebutan nama Allah nan agung mampu meredupkan gumpalan awan panas sehingga tak mampu membuat hati-hati yang berkumpul malam itu gentar akan apa pun kehendak Allah.

KH. Wilibordus Lasiman, pimpinan pondok pesantren Al Hawariyyun, Cangkringan, memberikan wejangan yang meneduhkan hati tentang bagaimana cara Allah memberi peringatan kepada hambanya. "Merapi tak sedang marah, apalagi mengancam. Merapi tengah bertakbir, lantaran kita sudah sering lupa untuk mengucap nama Allah". Sebelumnya, Mbah Maridjan yang menjadi tokoh utama dalam acara tersebut terlihat sedih dalam tuturnya. Sebutir air bening mendorong-dorong untuk keluar dari sudutnya meski berusaha ditahan oleh si pemilik. "Jangan sebut awan panas itu sebagai wedus gembel, itu penghinaan terhadap Allah dan ciptaan-Nya. Jangan bilang Merapi mbledos, kata-kata seperti itu hanya akan membuat Allah semakin tak senang," ujarnya lembut.

Dzikir pun dipimpin oleh KH. Masrur yang semakin merontokkan semua keangkuhan diri, air mata yang mengambang di sudut pun tertumpah semua. KH. Mu'tashimbillah, Pimpinan Pondok Pesantren Pandanaran dengan suara lembutnya mengajak para jamaah untuk terus berdoa dan meminta keselamatan dari Allah sang pemilik alam semesta. Malam mujahadah dan doa itu diwarnai dengan jutaan kalimat Allah yang tersebut berulang-ulang dan ribuan tetes air mata yang mengalir deras.

Di luar masjid, Merapi terus memuntahkan lahar panasnya yang menjadi tontonan jutaan penduduk di empat kota, Yogyakarta, Magelang, Boyolali dan Klaten. Di luar masjid, mereka bersuka cita bertepuk saat sang Merapi memerah, padahal ada gemuruh yang semestinya mereka ikuti di Masjid Al Amin di Dusun Kinaherjo. Atau setidaknya menciptakan irama dzikir yang sama dari rumah mereka masing-masing. Tidakkah Allah akan semakin tak senang jika kita tak menjadikan peristiwa ini sebagai peringatan? wallaahu a'lam

***
ACT-Aksi Cepat Tanggap dan Lazis UII memprakarsai acara mujahadah dan doa di lereng Merapi. Semoga Allah berkenan memberi ampunan-Nya. Senin pagi terjadi letusan kecil beberapa kali di puncak Merapi. Awan panas pun turun dan merayapi dusun-dusun di wilayah Magelang, Klaten, Turgo dan sebagian kecil di Pakem. "Mbah Maridjan sehat?" tanya kami. "Alhamdulillah... ," suara di seberang pun menyahut tenang. 

Bayu Gawtama
Ahad malam (15/5)yang mengagumkan di lereng Merapi, pukul 22.20 Waktu Merapi
    
-
Get amazing travel prices for air and hotel in one click on Yahoo! FareChase 

[Non-text portions of this message have been removed]










=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=






  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "idakrisnashow" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  












[Ida-Krisna Show] Merapi AWAS, Disiapkan Skenario Evakuasi Mbah Marijan

2006-05-13 Terurut Topik Bayu Gautama



Sejak Sabtu (13/5), mulai pukul 09.00 WIB, status Gunung Merapi ditingkatkan menjadi "AWAS" sehingga seluruh penduduk yang berada di radius 8km dari lereng Merapi wajib diungsikan. Hingga saat ini pemerintah daerah di empat wilayah yang berada di sekitar Gunung Merapi, yakni Yogyakarta, Magelang, Boyolali dan Klaten masih kesulitan mengungsikan para penduduk. Alasannya, penduduk masih tidak yakin akan keamanan harta benda dan hewan ternak yang akan ditinggalkannya. 
   
  Sejak Merapi masih berstatus siaga, pemda setempat sudah memberikan jaminan kepada para penduduk. Bahkan mulai hari ini pemerintah memberikan jaminan lebih, yakni dengan menandai semua hewan ternak milik warga juga harta benda berharga lainnya. Dengan memberinya tanda, diharapkan warga merasa tenang meninggalkan hewan ternaknya. 
   
  Sementara itu, dari Posko ACT-Aksi Cepat Tanggap di Cangkringan, Sleman, tengah dirancang skenario mengevakuasi Mbah Marijan, juru kunci Gunung Merapi yang tinggal di Dusun Kinahrejo, lokasi yang sangat dekat dengan puncak Merapi. "Kalau mbah Marijan bisa dibujuk untuk turun, insya Allah warga lainnya akan mengikuti," ujar Eko Yudho, Koordinator ACT di Merapi. 
   
  Menurut Eko, saat ini ACT dan Lazis UII (Universitas Islam Indonesia) tengah melobi berbagai pihak yang dianggap bisa membantu untuk proses evakuasi kuncen Merapi itu. Selain pemerintah setempat, pihak yang dianggap penting dan cukup dekat dengan Mbah Marijan adalah para pimpinan pondok pesantren. Pimpinan Pondok Pesantren Al Hawariyyun, KH. Wilibordus Lasiman, bersedia membantu melobi Mbah Marijan bersama-sama dengan Tim ACT-Lazis UII. Upaya ini harus berjalan cepat mengingat status "Awas" Merapi yang sewaktu-waktu bisa meletus. 
   
  Dilaporkan juga, suhu udara di sekitar Merapi semakin panas. Bahkan di Posko Cangkringan yang berada di luar ring dua sekali pun suhu panas itu mulai terasa. Posko Cangkringan yang saat ini menjadi posko ACT merupakan barak pengungsian di luar ring dua yang disiapkan pemerintah bila posko pengungsian di ring satu sudah penuh. Bahkan bila diprediksi letusan akan sangat dahsyat, bukan tidak mungkin para penduduk diungsikan hingga ke barak yang berada di luar ring dua. (Gaw)
   
  ***
   
  Bantuan Kemanusiaan Anda bisa disalurkan melalui rekening: 
  Bank BNI Syariah No. Rek. 96110239, Bank Syariah Mandiri No. Rek. 004011, Bank Mandiri No. Rek. 1280004555808, Bank Muamalat Indonesia No. Rek. 3040022915, Bank Central Asia No. Rek. 6760303133 (Transfer Internasional BCA Swift Code : CENAIDJA).
   
  Informasi:
  Bayu Gawtama 
  Public Relation ACT-Aksi Cepat Tanggap
  021-74714482 ext 117 – 0852 190 68581
   

    
-
Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates starting at 1¢/min.

[Non-text portions of this message have been removed]










=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=









  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Station
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "idakrisnashow" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  











[Ida-Krisna Show] Mbah Marijan yang Terdzalimi

2006-05-13 Terurut Topik Bayu Gautama



Mbah Marijan yang Terdzalimi
   
  Semalam Mbah Marijan sakit. Tubuh rentanya terlihat sangat letih, gemetar ia menahan dinginnya udara malam. Namun bukan cuaca yang tak menentu di Dusun Kinahrejo yang membuat juru kunci Merapi itu jatuh sakit, karena sedahsyat apa pun cuaca yang terus berubah menjelang meletusnya Merapi sudah puluhan tahun dirasakannya. "Mbah sakit karena terlalu lelah," ujar salah seorang anaknya. 
   
  Ya, betapa melelahkannya menjadi Mbah Marijan. Tugas yang diembannya sebagai juru kunci Merapi membuatnya harus meladeni semua tamu, termasuk wartawan yang datang terus menerus dan kadang  tak kenal waktu. Orang seusianya, seharusnya lebih banyak beristirahat, namun semenjak Merapi dinyatakan `waspada` hingga meningkat menjadi `Awas` pada Sabtu (13/5), lelaki tua ini nyaris tak memiliki cukup waktu untuk beristirahat. 
   
  Sabtu malam (13/5) Mbah Marijan sakit lantaran menerima sekian banyak wartawan dan tamu yang datang ke rumahnya. Ia teramat sederhana dan ramah, sehingga tak satu pun tamu tak diladeninya. Kalau pun ada yang diminta menunggu, itu lantaran para tamu datang pada saat waktu sholat. Hingga larut malam, para tamu dengan berbagai kepentingan silih berganti bertandang ke rumahnya. Dari para kuli tinta, pemerintah setempat, LSM, hingga para wisatawan yang penasaran ingin kenal lebih dekat sosok kuncen Merapi itu. 
   
  Nampaknya Mbah Marijan sudah terdzalimi. Ia jatuh sakit lantaran sibuk melayani tamu sehingga hanya sempat satu kali untuk makan. Tak banyak asupan makanan, sementara energinya teramat banyak keluar. Mbah Marijan pun merinding, mengeluh tubuhnya tak sehat. Dokter pun dipanggil untuk memeriksa kondisinya. Tim ACT dan Lazis UII yang membawa dokter tersebut ke rumahnya sempat berpikir, kondisi sakit Mbah Marijan ini bisa menjadi `skenario` untuk membawa Mbah Marijan turun gunung. "Kondisinya sudah membaik, tak perlu dibawa ke bawah," ujar dokter yang memeriksa. Skenario pun dibatalkan, tak manusiawi memaksakan kehendak dengan memenggal keyakinan seseorang. 
   
  Secara fisik Mbah Marijan memang sudah membaik. Tapi ada yang belum terehabilitasi di diri lelaki tua yang sangat religius itu. Adalah pemberitaan berbagai media tentang sosok juru kunci Merapi ini. Hampir semua stasiun televisi dan media cetak tak henti memberitakan sosok Mbah Marijan sebagai tokoh klenik, memiliki ilmu sakti, tak bedanya dengan dukun dan paranormal, dan embel-embel mistik lainnya. Tentang keteguhannya tak ingin turun pun dijadikan sasaran berita hangat para kuli tinta. Yang diberitakan bukan sisi manusiawinya, bukan pula tentang keteguhannya memegang amanah dari Sri Sultan HB ke-IX untuk menjaga Merapi sebaik-baiknya. Berita tentang dirinya, seringkali bernada minor. 
   
  Tayangan demi tayangan tentang Mbah Marijan yang negatif di berbagai media, memicu ‘wisatawan’ untuk berkunjung ke rumah kuncen Merapi itu. Setiap hari rumahnya tak pernah sepi dari kunjungan ‘orang-orang mau tahu’  dan dengan polosnya bertanya, “Mbah sebenarnya Merapi kapan akan meletus?” sebuah pertanyaan dari orang-orang yang mengaku berpendidikan. Berbekal pendekatannya kepada Sang Penguasa langit dan bumi, lelaki bertubuh pendek yang lucu itu pun berucap, “jangan tanya saya, tanyakan kepada Allah. Dia yang mengatur semua, Gusti Allah yang punya kehendak”. 
   
  Kasihan sekali Mbah Marijan. Lelaki renta berusia 80an itu kerap dikenal sebagai orang sakti yang selalu berhubungan dengan para penguasa Gunung Merapi sehingga dianggap tahu kapan waktunya Merapi meletus. Keteguhannya untuk tidak mau turun gunung seringkali ditulis sebagai salah satu bentuk kesaktiannya, dan parahnya tak jarang dia dituduh mempengaruhi warga sekitar lereng Merapi untuk tak mengungsi. “Warga kalau mau ngungsi ya ngungsi saja, saya tak pernah melarangnya,” aku Mbah Marijan. 
   
  Sesungguhnya, ia lelaki shalih yang terus menerus mendekatkan diri kepada Sang Khalik. Datanglah kepadanya, dan lihat langsung sosok sebenarnya. Jangan pernah percaya berita yang menggambarkan profilnya yang aneh dan jauh dari kesan agamis. Sungguh, kami memang baru mengenalnya. Tapi yang kami dapatkan tentang Mbah Marijan hanya satu hal; ia lelaki shalih yang teramat sederhana. 
   
  Seorang teman pun mendapat nasihat darinya, “Kamu itu harus sering melihat ke bawah, jangan ke atas. LIhat nih Mbah, hidupnya seperti ini. Kasih tahu teman-teman yang hidupnya berlebih, contoh Mbah yang sederhana ini,” sambil memperlihatkan gajinya dari Keraton yang cuma Rp. 5.800,-
   
  Doa kami pun terpanjat, semoga Merapi tak membuatnya semakin terdzalimi. Ia memang sakit lantaran terlalu lelah. Tetapi sebenarnya ia lebih sakit dengan pemberitaan tentang dirinya yang tak benar. (Bayu Gawtama)
   

      
-
Yahoo! Mail goes everywhere you do.  Get it on your phone.

[Non-text portions of this message have been removed]









=
"Morning greetings doesn't only mean 

[Ida-Krisna Show] Berat Langkah Si Tukang Siomay

2006-05-13 Terurut Topik Bayu Gautama



Berat Langkah Si Tukang Siomay
   
  Kepulangan ke rumah harus tertunda, ketika pimpinan kantor meminta seluruh tim rapat mendadak. Berbagai bencana yang terjadi di negeri ini, juga gejolak yang tengah bergemuruh di Palestina meski disikapi secara cepat. Sebagai sebuah lembaga kemanusiaan yang memseriusi programnya dalam penanganan bencana, menjadi keharusan tersendiri untuk merespon secara cepat setiap bencana yang terjadi. 

Namun bukan pentingnya rapat ini yang ingin saya ceritakan, bukan pula isi dan serunya rapat yang memakan waktu cukup lama hingga larut. Adalah sepuluh menit menjelang rapat dimulai, saat saya memesan sepiring siomay kepada tukang siomay langganan di depan kantor. Sesaat menjelang rapat, perut ini terasa berdendang minta diisi. Makanan ringan itulah yang menjadi pilihan, satu porsi pun terpesan. 

Panggilan pun datang, rapat dimulai. Rapat dilanjutkan usai sholat Maghrib, dan terus berlangsung. Ada yang resah di bawah, ada yang bolak-balik masuk ruang kantor. Ianya hanya menemukan piring kosong di bawah meja saya. Setiap lima menit kembali balik ke dalam kantor berharap orang yang tadi memesan siomay nya sudah ada di tempat. Ternyata yang ditunggu masih di atas, terlupa oleh riuh rendah suasana rapat yang bersemangat. 

Waktu terus bertambah, hingga seorang teman yang baru saja dari lantai dasar berbisik, "Sudah bayar siomay belum?" astaghfirullah...

Tak menunggu rapat selesai, acung tangan langsung bergegas ke bawah. Terhenti nafas ini tak mendapatkan orang yang dicari; si tukang siomay. Melirik sedikit ke bawah meja, piring kosongnya sudah tak ada. Mungkin ia pulang, tapi saya tak bisa berkata apa-apa sambil terus menggenggam empat lembar ribuan di tangan. 

Cuma empat ribu memang. Tapi ia sebegitu pentingnya untuk bolak-balik ke dalam kantor berharap saya akan membayarnya. Terbayang saya betapa berat langkah si tukang siomay mendorong gerobaknya. Berpikir ia tentang uang belanja yang dinanti sang istri, resah hatinya tak membawa mainan yang dipesan anak tercintanya. Mungkin semua karena empat ribu yang belum saya bayarkan. Dan boleh jadi, empat ribu itulah keuntungan hasil jualannya setelah disisihkan untuk setoran. 

Berat langkah si tukang siomay. Itu terus tergambar dalam benak saya, sambil terus menggenggam empat lembar ribuan dan sesekali melirik ke bawah meja tempat piring bekas makan. Terbayang sedihnya sang isteri lantaran suaminya tak membawa uang belanja untuk esok, “mau makan apa besok pak?”. Terlintas tangisan si anak yang mendapati bapaknya tak membawa serta mobil mainan plastik yang dipesannya. Bagaimana jika besok ia tak bisa berdagang karena uang setorannya kurang malam itu? Tuhan, berdosa lah hamba…

Tak lebih dari setengah jam, seseorang masuk ke dalam kantor. Senyumnya yang khas menyapa lembut. Saya tahu yang dinantinya. Sudah semalam ini, duh… ternyata betapa pentingnya empat lembar ribuan itu baginya. “Maafkan saya mas,” nyaris bibir ini tak mampu berucap apa pun. 

Bayu Gawtama
  http://gawtama.multiply.com

    
-
Get amazing travel prices for air and hotel in one click on Yahoo! FareChase 

[Non-text portions of this message have been removed]









=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=









  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Station
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "idakrisnashow" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  












[Ida-Krisna Show] Dan Jamaah Bandara pun Menangis...

2006-05-12 Terurut Topik Bayu Gautama



Dan Jamaah Bandara pun Menangis...
2006-05-12 17:31:32
www.aksicepattanggap.com
   
  Tak lebih sepuluh menit Ustadz Bobby Heribowo bertutur tentang penderitaan rakyat Palestina, berlinanglah air mata ribuan jamaah sholat Jum`at di Masjid Nurul Barkah di kawasan Bandara Soekarno Hatta, Jum`at (12/5). "Rakyat Palestina adalah saudara kita. Seorang mukmin satu dengan lainnya bagai satu tubuh, maka ketika satu anggota tubuh disakiti, semestinya sakit pula yang lainnya," ujar Anggota Dewan Pengawas ACT-Aksi Cepat Tanggap itu. Dan semakin deraslah air mata di masjid itu, suara sedu sedan menghiasi sudut-sudut masjid, pekik "Allahu Akbar" pun menggema. 
   
  Selanjutnya, tak hanya air mata yang mengalir di dalam masjid luas itu. Diawali dengan uluran tangan dari Ustadz Bobby yang menjatuhkan beberapa lembar kertas rupiah, satu persatu dan kemudian saling susul jamaah masjid tersebut maju dengan membawa sejumlah uang. Tak tanggung-tanggung, bahkan ada jamaah yang mencoba memberi tanpa perlu melihat isi dompetnya. Dan ketika panitia menghitung uang, terdapat beberapa catatan belanja, atau catatan kecil yang biasa disimpan dalam dompet. Mengharukan, sungguh. 
   
  Tak hanya itu. Seorang pria yang sesenggukkan sejak menit pertama Ustadz Bobby bicara, datang menghampiri ustadz sambil menyodorkan perhiasan yang dipakainya (cincin). Semangat berbagi untuk sesama saudara yang amat patut diteladani. Semangat persaudaraan yang semakin membuktikan bahwasannya, rakyat Palestina masih memiliki saudara di sini, di negeri mayoritas muslim ini. 
   
  Cukup waktu sepuluh menit, usai sholat Jum`at di kawasan bandara itu, untuk membuktikan betapa pedulinya muslim Indonesia atas tragedi kemanusiaan yang tengah terjadi di negeri para nabi itu. Buah kepedulian itu pun berwujud dana bantuan yang terkumpul sebanyak Rp. 13.707.400 + 1USD + 5 RM + 1 cincin. 
   
  Maha suci Allah, maka teruslah berucap, "Tetaplah tersenyum Palestina, karena kami saudaramu"
   
  *bagi jamaah yang hendak membuat acara yang sama, di masjid kantor atau lingkungan Anda, silahkan menghubungi kami di 0852 190 68581 (Bayu Gawtama)
   
  Salurkan bantuan Anda melalui rekening ACT-Aksi Cepat Tanggap: 
  Bank BNI Syariah No. Rek. 96110239, Bank Syariah Mandiri No. Rek. 004011, Bank Mandiri No. Rek. 1280004555808, Bank Muamalat Indonesia
No. Rek. 3040022915, Bank Central Asia No. Rek. 6760303133 (Transfer Internasional BCA Swift Code : CENAIDJA) 

    
-
Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates starting at 1¢/min.

[Non-text portions of this message have been removed]









=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=






  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "idakrisnashow" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  












[Ida-Krisna Show] Tetaplah Tersenyum, Palestina

2006-05-11 Terurut Topik Bayu Gautama



Tetaplah Tersenyum Palestina
  Suara tangis bayi melengking dari sebuah kamar, dekapan hangat dada sang ibu tak mampu membuatnya nyaman. Semakin keras tangis itu terdengar, seiring runtuhnya dinding ruang tamu rumah tak berpagar itu. Keras, begitu keras tangis itu terdengar mengalahkan dentuman mortir yang terus menerus menderu jalur terpanas di Timur Tengah itu. Sebuah rumah, tak lagi layak berpredikat rumah. Seluruh kaca hancur, dinding pun runtuh, pintu tak lagi berdaun, jendela pun tak lagi membingkai. 
   
  Namun suara itu masih saja terdengar, tangis bayi yang didekap ibunya seolah mengikuti irama desingan peluru serdadu Israel yang terus memberondong rumah-rumah tak bersenjata. Yang dicari adalah para pejuang, yang diberondong justru anak-anak dan wanita. Betapa pengecutnya mereka. Yang diincar adalah para pelembar batu, namun yang terbidik adalah mereka yang tak bersenjata. Sungguh tak bernyali para serdadu itu. 
   
  Tangis anak itu, kini tak hanya terdengar dari balik kamar yang sebagian rumahnya sudah hancur itu. Di seberang rumah yang jauh lebih hancur, suara tangis lainnya pun terdengar. Di sudut kiri beberapa blok dari rumah yang lebih hancur itu, tangis lainnya tak kalah kuatnya. Jauh dari rumah-rumah yang hancur oleh bombardir mortir dan peluru pasukan Israel itu, ribuan tangis pun terdengar. Kali ini beragam, tak hanya bayi-bayi, bahkan anak-anak dan tangis wanita pun membelah awan kelabu negeri Palestina. 
   
  Hari ini, satu persatu tangis itu mereda. Bukan karena peluru dan mortir Israel berhenti, tak juga lantaran serdadu-serdadu kejam itu tak lagi mengarahkan moncong senjatanya ke rumah-rumah mereka. Bayi-bayi Palestina penerus negeri suci itu kehabisan air mata, tak lagi bertenaga untuk sekadar menangis. Seluruh energi yang dipunya telah habis, seiring dengan habisnya persediaan makanan di rumah itu. Amerika dan Eropa mengembargo negeri para pejuang itu, sehingga tak sedikit pun bantuan makanan dan keuangan bisa masuk ke Palestina. Satu persatu, tangis mereda, satu persatu bocah-bocah kecil tak berdosa itu menggelepar tak berenergi. Satu persatu mereka menyusul Ayah, Paman, Saudara dan Abang-Abang mereka yang bertarung berbekal batu di tangan melawan senjatan mesin. Satu per satu, mereka pun pergi... 
   
  Esok, boleh jadi tangis-tangis itu semakin tak terdengar...
   
  Tak tergerakkah hati ini menyaksikan episode kelam sebuah bangsa yang kini berada di ujung kehancuran? Masihkah kita berdiam diri tatkala menonton tayangan menyedihkan ini di layar kaca? Sebuah negeri plihan Allah terancam musnah tanpa kita bisa berbuat apa pun, bahkan sekadar melantunkan sebait doa untuk mereka. 
   
  Semestinya kita tak diam, seharusnya kita bergerak. Tangan-tangan kita masih mampu berbuat, semampu dan sekuat yang kita bisa. Mungkin kita takkan ikut berperang di negeri itu, tak turut memasang dada untuk menjadi sasaran tembak tentara Israel, tak serta menjadi tameng hidup roket yang meluncur deras ke arah pemukiman muslim. Dengan harta yang kita punya, dengan doa yang terus menerus kita pinta kepada Allah. Agar mereka, saudara-saudara kita di Palestina tetap tersenyum. 
   
  Mari bantu Palestina, dan sampaikanlah kalimat ini untuk mereka, "Tetaplah tersenyum Palestina, karena kami membantumu" (Bayu Gawtama) 
   
  “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam saling mencintai, menyayangi dan bertolong-tolongan di kalangan mereka, umpama satu tubuh, apabila sakit satu anggota tubuhnya akan terasa pula anggota yang lain sehingga tidak dapat tidur malam dan demam” HR. Bukhari dan Muslim
  ---
  ACT-Aksi Cepat Tanggap, sebuah lembaga kemanusiaan yang Insya Allah amanah dalam penanganan bencana di Indonesia dan internasional. Melalui Program SOS (Simpaty of Solidarity) Palestina, ACT menggalang dana bantuan kemanusiaan bagi rakyat dan negeri Palestina. ACT menganggap embargo Amerika dan Eropa terhadap negeri Palestina adalah bencana kemanusiaan. 
   
  Bantuan kemanusiaan Anda bisa disalurkan melalui rekening: 
  Bank BNI Syariah No. Rek. 96110239, Bank Syariah Mandiri No. Rek. 004011, Bank Mandiri No. Rek. 1280004555808, Bank Muamalat Indonesia No. Rek. 3040022915, Bank Central Asia No. Rek. 6760303133 (kode: SOS) 
   
  Informasi:
  Bayu Gawtama
  Public Relation ACT-Aksi Cepat Tanggap
  021-7414482 ext 117
  0852 190 68581 - 0888 190 2214
   
   

    
-
Love cheap thrills? Enjoy PC-to-Phone  calls to 30+ countries for just 2¢/min with Yahoo! Messenger with Voice.

[Non-text portions of this message have been removed]









=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=


[Ida-Krisna Show] Kesabaran Made In Jogya

2006-05-06 Terurut Topik Bayu Gautama



Kesabaran Made In Jogya
  www.aksicepattanggap.com
   
  Alon-alon waton kelakon, nampaknya ungkapan ini masih melekat dalam kehidupan sehari-hari orang Jogyakarta. Setidaknya hal itu tercermin dalam sikap orang-orang yang berkendara di jalan raya, terutama para pengguna mobil. Sepekan berada di Jogyakarta, ternyata orang Jakarta harus banyak belajar bersabar di jalan raya. Betapa tidak, nyaris semua pengendara mobil di Kota Pelajar ini lumayan tertib dengan kecepatan laju yang tak lebih dari 80 km/jam. Tak hanya itu, bisa dibilang hampir tak ada kendaraan saling 
  salip di jalan raya, termasuk angkutan umum. 
   
  Sungguh, ini seperti di dalam mimpi saja. Kemana pun kami pergi hampir selalu menemui masalah di jalan raya yang berkenaan dengan persoalan ugal-ugalan, hingar bingar klakson dan aksi sok jagoan saling salip antar pengemudi. Sehingga kenyataan itu sempat menciptakan sebuah gumam, "Kota mana di Indonesia yang tak dihiasi aksi ugal-ugalan?"
   
  Ternyata masih ada. Jawaban itu pun menyeruak sudah di Jogyakarta. Bayangkan, kami yang terbiasa membawa kendaraan di atas kecepatan rata-rata 150 km/jam harus menunggu kendaraan di depan yang berjalan santai seolah jalan miliknya sendiri. Awalnya lumayan kesal dibuat menunggu karena jalan sepanjang Kaliurang tak terlalu lebar untuk menyalip. Sekali berniat menyalip, kendaraan dari arah berlawanan langsung menghidupnya lampu dim tanda mereka tak mengizinkan. Ah, setelah dua hari di Kaliurang barulah kami sadar, "ini Jogyakarta bung, punya aturan main sendiri". Dan sebagai pendatang, sudah semestinya mengikuti roll of play yang berlaku. 
   
  Nyatanya, nikmat juga bersabar dalam berkendara. Lebih rileks, lebih santai, tidak stress dan meminimalisir kecelakaan. Kalau pun ada kecelakaan di sepanjang jalan Kaliurang, itu pun lebih banyak dialami oleh pengguna motor. Bisa dimaklumi, lantara kebanyakan pengguna motor adalah mahasiswa dan berlatar belakang berbagai daerah. Boleh jadi, mahasiswa yang asal Kota lain selain Jogyakarta, masih menyimpan kebiasaan lamanya berkebut di jalan. Meski sudah di wilayah "orang sabar" pun tetap saja ngebut-ngebutan. 
   
  Satu lagi. Jangan aneh kalau model 'kesabaran' made in Jogyakarta ini pun jadi pegangan para sopir angkot. Kalau Anda ingin merasakan nikmatnya berangkot, tanpa berhenti sembarangan, tanpa ugal-ugalan, saling salip dan kebut, boleh jadi di Jogyakarta lah Anda bisa mendapatkannya. Seringkali bisa didapat pemandangan yang tak pernah Anda dapatkan di Jakarta, dua hingga tiga angkot berjalan beriringan dan tak ada yang saling menyusul. Kecuali angkot di depan mendapatkan penumpang. Ooh, sungguh seperti sedang berada di sebuah negeri di awan. 
   
  Jadi, jangan heran kalau di tengah ancaman meletusnya Gunung Merapi pun sebagian besar warga tetap sabar dan tenang. "Sepertinya yang mau meletus itu kepalanya orang-orang di bawah," ujar Mbah Marijan sewaktu kami mengunjunginya Sabtu (29/4). Seperti halnya Mbah Marijan, warga lainnya pun nampak tenang dan tak tegang menghadapi bencana yang menjelang. "Yang penting sekarang banyak berdzikir, menyebut asma Allah dan meminta keselamatan kepada-Nya," pesan Mbah Marijan lagi. 
   
  Sempurna sudah. Ternyata, tak hanya Malioboro, Dagadu, Bakpia Pathuk dan Lumpia yang asli Jogyakarta. Kesabaran made in Kota Pelajar ini pun teramat indah untuk dinikmati bahkan dijadikan oleh-oleh pulang ke Jakarta. Pasti nikmat. Semoga. 
   
  Bayu Gawtama
  Public Relation ACT-Aksi Cepat Tanggap
  085219068581 - 08881902214

    
-
Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ countries) for 2¢/min or less.

[Non-text portions of this message have been removed]










=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=









  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Radio stations
  
  
Station
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "idakrisnashow" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  












[Ida-Krisna Show] Lava Pijar Muncul, Pengungsi Malah Kembali ke Dusun

2006-05-04 Terurut Topik Bayu Gautama



Lava Pijar Muncul, Pengungsi Malah Kembali ke Dusun
2006-05-04 14:46:49

  www.aksicepattanggap.com

  Gunung Merapi sudah memasuki fase erupsi, dan dalam waktu 24 jam ke depan statusnya mungkin akan meningkat menjadi awas. Hingga hari ini, Kamis (4/5), status Merapi masih siaga meskipun tanda-tanda untuk meletus semakin jelas terlihat. 
  Lava pijar yang ditunggu-tunggu sudah muncul. Laporan dari Pos Pengamatan Gunung Merapi  di Pakem, Kaliurang, Kabupaten Sleman menerangkan, lava pijar mulai terlihat di Pelataran Gendol, lereng selatan Gunung Merapi sekitar pukul 02.00 WIB. Sedangkan jarak luncuran lava pijar itu mencapai 200 meter. 
  Selain itu, titik api diam juga terlihat di puncak Merapi sekitar pukul 04.15 WIB dari Desa Deles, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. "Dengan terlihatnya titik api diam dan lava pijar itu, diperkirakan arah lava akan menuju ke Selatan dan Tenggara," ujar Subandriyo, Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTK Yogyakarta. Jika benar arahnya ke Selatan dan Tenggara, berarti aliran lava akan mengarah ke Kaliurang, Yogyakarta dan Kemalang, Kabupaten Klaten.
  Sementara itu, semakin tingginya aktivitas Merapi yang sudah memasuki fase erupsi itu tak membuat warga khawatir. Sebagian warga yang sebelumnya sudah bersedia mengungsi dalam beberapa hari terakhir justru berbondong-bondong meninggalkan barak pengungsian. Di barak pengungsian Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan misalnya, lebih dari 100 pengungsi meninggalkan barak karena merasa tak betah. Sebelumnya jumlah pengungsi yang terdaftar sebanyak 184 orang, dan per Kamis (4/5) jumlahnya menyusut hingga tinggal 60 pengungsi saja. 
  Padahal, di barak yang menjadi posko bersama ACT-Aksi Cepat Tanggap, Lazis UII, UII, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu hampir seluruh kebutuhan para pengungsi sudah dipenuhi. "Televisi beserta vcd player yang mereka minta pun sudah dipenuhi," ujar Eko Yudho, Koordinator ACT di Merapi. 
  Kegiatan yang berlangsung di barak Cangkringan pun beragam. Untuk anak-anak, selain tersedia cd kartun kesukaan mereka, ACT juga menyelenggarakan dongeng dan bermain bersama di sore hari. Namun tetap saja para pengungsi ingin kembali ke desanya masing-masing. "Ternak kami siapa yang mengurusi pak," aku Mbah Wigyo, salah seorang pengungsi dari Dusun Jambu, Kepuharjo. 
  Kondisi tak berbeda juga terjadi di barak-barak pengungsian di Magelang dan Boyolali. Pengungsi yang sudah beberapa hari tinggal di barak, satu persatu minta izin pulang dengan berbagai alasan. Petugas tidak berani melarang mereka kembali ke dusun, mereka hanya mencoba memberi pengertian agar bisa bertahan sementara. (Gaw)
   
  Info: Bayu Gawtama
  Publik Relation ACT-Aksi Cepat Tanggap
  08881902214 - 0852 190 68581
   
  Bantuan Kemanusiaan Anda bisa disalurkan melalui rekening: 
Bank BNI Syariah No. Rek. 96110239, Bank Syariah Mandiri No. Rek. 004011, Bank Mandiri No. Rek. 1280004555808, Bank Muamalat Indonesia No. Rek. 3040022915, Bank Central Asia No. Rek. 6760303133 (Transfer Internasional BCA Swift Code : CENAIDJA)  
  ACT Butuh Dukungan Anda  
Kebutuhan ACT untuk mendukung operasional di lapangan
1. 2 unit kendaraan (mobil) operasional
2. 2 unit notebook
3. 2 unit handycam
4. 2 unit camera digital
5. 10 handphone untuk relawan lapangan

    
-
Get amazing travel prices for air and hotel in one click on Yahoo! FareChase 

[Non-text portions of this message have been removed]










=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=









  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Radio stations
  
  
Station
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "idakrisnashow" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  












[Ida-Krisna Show] "Merapi Belum Meletus, Tetapi Kami Sudah Menderita"

2006-05-02 Terurut Topik Bayu Gautama



"Merapi Belum Meletus, Tetapi Kami Sudah Menderita"
2006-05-01 19:39:16
  www.aksicepattanggap.com

"Merapi-nya belum meletus, tapi kami sudah sangat menderita mas," ujar Edi (34), salah seorang warga Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Edi hanyalah satu dari ribuan warga Kecamatan Cangkringan yang berprofesi sebagai penambang pasir di lereng Gunung Merapi. 
  Semenjak statusnya dinaikkan dari waspada menjadi siaga, lereng Gunung Merapi menjadi daerah terlarang untuk dipijak oleh siapa pun, termasuk para penambang pasir. Akibatnya, hampir tiga pekan perekonomian sekitar 80% penduduk Cangkringan tak bergerak. Nyaris semua warga mengeluh dengan pelarangan tersebut. 
  "Kami sudah tertimpa bencana, jauh lebih menyengsarakan dari sekadar ancaman meletusnya Gunung Merapi yang belum tentu meletus ini," tambah Edi. 
  Edi dan warga Cangkringan lainnya berharap meski status Merapi siaga, namun mereka tetap diizinkan menambang pasir. Karena selama bertahun-tahun menambang pasir adalah sumber perekonomian mereka. Dan kini, mereka hidup dalam kekurangan lantaran tak mendapatkan uang. 
  Edi dan ratusan penambang lainnya seolah tak peduli, jika mereka tengah menambang tiba-tiba Merapi meletus. "Kami sudah terbiasa menghadapi bencana ini," akunya. 
  Ancaman meletusnya Gunung Merapi memang sangat dirasakan dampaknya oleh sebagian besar warga yang tinggal tak jauh dari lereng Merapi. Bahkan para pengungsi yang sudah dievakuasi pun mengaku tak betah tinggal di barak pengungsian. "yen aku mendingan ning omah. Yen ning pengungsian malah kepikiran kewan ternak. Sopo sing ngurus," kata Mbah Marto, salah seorang pengungsi di barak pengungsian Kecamatan Cangkringan, salah satu Posko ACT-Aksi Cepat Tanggap di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. 
  Senin pagi (1/5), sekitar pukul 10.00, ratusan warga mulai mengungsi ke barak-barak pengungsian yang telah disediakan pemerintah dan elemen masyarakat lainnya. Barak pengungsian Kecamatan Cangkringan yang menjadi Posko ACT bersama LAZIS UII (Universitas Islam Indonesia), adalah salah satu central pengungsian yang disiapkan pemerintah daerah. 
  Namun demikian, warga yang mengungsi hanyalah wanita, para lansia dan anak-anak balita. Sedangkan kaum mudanya tetap menjaga rumah dan ternak yang ditinggalkan. Sebagian warga bahkan belum mau mengungsi, meski sehari sebelumnya Sri Sultan sudah mengunjungi warganya di beberapa wilayah untuk mau dievakuasi. Nampaknya anjuran Sultan untuk evakuasi mandiri kurang berhasil, sebab hanya sebagian kecil warga yang kini menghuni barak pengungsian. 
  Berkah Merapi
  Tak selamanya ancaman siaga Merapi mengundang kerugian. Buktinya, akibat penetapan status siaga Merapi, seluruh jalan di jalur dan wilayah yang masuk kawasan ring 1 dan ring 2 (kawasan bahaya Merapi) kini telah mulus teraspal. Pemerintah tidak mau mengambil resiko evakuasi akan terhambat lantaran jalan yang rusak. "Ya jalan mulus tapi perekonomian mati percuma saja," tutur salah seorang warga Cangkringan. (Gaw)
   
  Info: 
  Bayu Gawtama 
  Public Relation ACT-Aksi Cepat Tanggap
  08881902214 - 085219068581
   
  Bantuan Kemanusiaan Anda bisa disalurkan melalui rekening: 
Bank BNI Syariah No. Rek. 96110239, Bank Syariah Mandiri No. Rek. 004011, Bank Mandiri No. Rek. 1280004555808, Bank Muamalat Indonesia No. Rek. 3040022915, Bank Central Asia No. Rek. 6760303133 (Transfer Internasional BCA Swift Code : CENAIDJA)  
  ACT Butuh Dukungan Anda  
Kebutuhan ACT untuk mendukung operasional di lapangan
1. 2 unit kendaraan (mobil) operasional
2. 2 unit notebook
3. 2 unit handycam
4. 2 unit camera digital
5. 10 handphone untuk relawan lapangan
   
   

    
-
Blab-away for as little as 1¢/min. Make  PC-to-Phone Calls using Yahoo! Messenger with Voice.

[Non-text portions of this message have been removed]










=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=









  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Radio stations
  
  
Station
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "idakrisnashow" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  











[Ida-Krisna Show] Mbah Marijan, Lelaki Shalih dari Dusun Kinahrejo

2006-04-30 Terurut Topik Bayu Gautama



Mbah Marijan, Lelaki Shalih dari Dusun Kinahrejo
  www.aksicepattanggap.com
  
  Tanyakan kepada orang Jogyakarta, siapa yang tak kenal Mbah Marijan?  Jika ia memang orang asli Jogyakarta, Insya Allah tak mungkin tak  mengenal tokoh satu ini. Terlebih kini namanya sedang hangat-hangatnya  diperbincangkan seiring hangatnya udara malam di Kaliurang karena sang  Merapi tengah bergejolak. Mbah Marijan, menjadi tokoh yang tak kalah  tenarnya dengan Sri Sultan Hamengkubuwono selaku Gubernur Kota pelajar  ini. 
  
  Gunung Merapi, memang diperkirakan akan meletus dan  menumpahkan lahar panasnya dalam hitungan hari. Hiruk pikuk warga dan  pemerintah terlihat dengan semakin meningkatnya status dan aktivitas  gunung merapi paling aktif di Indonesia ini. Riuh rendah dan hingar  bingar di 'bawah' ternyata tak membuat Mbah Marijan ikut sibuk. Ia  tetap tenang seolah Merapi tak tengah mengancamnya. 
  
  Aneh.  Kesan itu yang terbawa ketika hendak menemuinya Sabtu sore (29/4) di  rumahnya di Dusun Kinahrejo. Banyak berita yang menyebut lelaki tua ini  sangat sakti, memiliki 'ilmu' yang sangat tinggi sehingga puluhan tahun  sudah mengemban tugas berat dari Sri Sultan untuk menjadi juru kunci  Merapi. Jalan menuju rumah Mbah Marijan terus menanjak mendekati Gunung  Merapi, namun sepanjang jalan tak sedikit pun ditemui jalan rusak,  sepanjang jalan semenjak dari Palemsari hingga rumah Mbah Marijan  jalannya mulus tak berlubang. Mungkin karena Sultan kerap mengunjungi  kuncen Merapi itu. 
  
  Sekitar pukul 17.00, setibanya di rumah  Mbah Marijan, tokoh yang saat ini menjadi "most wanted person" bagi  para pencari berita itu sedang duduk berdzikir di Masjid di depan  rumahnya. Perawakannya kecil, jalannya sudah mulai lamban walau pun ia  masih mampu menempuh puncak Merapi dengan berjalan kaki. Kesan pertama  ketika bertemunya, jauh dari cerita yang sering tertulis di beberapa  media massa. Sosoknya amat sederhana, sesederhana rumahnya yang tak  berbeda dengan rumah kebanyakan warga di Dusun Kinaherjo. Padahal,  'jabatan' yang disandangnya dari Sultan bukanlah jabatan sepele dan  tidak sembarang orang bisa dipercaya menjadi juru kunci. 
  
  Mbah  Marijan tetap tenang, tak menganggap kepulan asap di puncak Merapi  sebagai ancaman. Meski demikian ia tetap meminta warganya untuk  waspada, namun ia belum menganjurkan seluruh warga yang tinggal di  lereng merapi untuk mengungsi. Menurut mbah Marijan, Merapi sudah biasa  'batuk-batuk' seperti saat ini. Dan belum warga belum perlu mengungsi. 
  
  Lelaki  yang tak mau berbahasa Indonesia ini tak ingin menjawab secara tegas  ketika pertanyaan mengarah kepada kemungkinan meletusnya gunung Merapi.  Baginya, Allah belum memberi petunjuk berupa tanda-tanda akan  meletusnya Merapi sehingga ia tak meminta warganya untuk turun dan  mengungsi. Kenyataan ini sungguh berlawanan dengan pernyataan Sultan  yang meminta warga di lereng gunung segera mengungsi. "Jika Sultan  meminta warga turun, berarti itu yang bicara bukan Sultan, melainkan  Gubernur," ujar Mbah Marijan. 
  
  Dalam pembicaraan yang terekam  handycam yang kami bawa itu, Mbah Marijan justru berharap Sultan dan  pemerintah daerah mengizinkannya melakukan doa bersama mohon  keselamatan agar Merapi tak 'marah'. "Masalahnya, saya diizinkan atau  tidak oleh pemerintah kalau saya berdoa kepada Gusti Allah..." tanya  Mbah berharap. 
  
  Pertanyaan yang sesungguhnya tak perlu jawaban  dari Sultan atau pun pemerintah setempat. Karena bagi Mbah Marijan,  yang dimaksud doa bersama itu tidak mesti membuat acara besar seperti  layaknya acara 'selamatan' di kampung-kampung dengan mengundang banyak  orang. "Cukup semua masyarakat bersama-sama berdoa, boleh dari rumahnya  masing-masing, meminta kepada Allah agar Merapi tak jadi meletus,"  tambah Mbah. 
  
  Mbah Marijan bukan sosok penuh misteri, bukan  tokoh klenik, bukan pula seperti yang banyak diberitakan di media massa  tentang kesaktian dan ilmu-ilmu aneh yang dimilikinya. Lelaki berumur  lebih dari 80-an itu adalah orang yang shalih, taat beribadah dan  senantiasa merasa dekat dengan Tuhannya. Begitu juga dengan  keluarganya, istri dan lima anaknya adalah orang-orang shalih. 
  
  Soal  keengganannya berbahasa Indonesia, mbah Marijan berkomentar, "Saya ini  orang kecil, hanya berbahasa menggunanakan bahasa orang kecil. Karena  itu, omongan saya didengar oleh orang kecil. Bahasa Indonesia itu hanya  dipakai oleh orang besar. Dan bahasa Indonesia itu terkesan sombong,  saya tak mau dibilang sombong." 
  
  Subhanallah, suatu anugerah  luar biasa bisa berkunjung ke rumah mbah Marijan. Teramat banyak  pelajaran dari tutur kata lembutnya yang terasa sangat 'dalam'. Tak  terasa persinggahan di rumah sederhana itu hingga pukul 20.00.  Kekhawatiran akan meletusnya Merapi pada saat kami berada di rumah itu,  seolah sirna oleh ketenangan yang memancar dari wajah lelaki  mengagumkan itu. 
  
  Bayu Gawtama
    
-
New Yahoo! Messenger with Voice. Call regu

[Ida-Krisna Show] Nabi Ayub pun Tersenyum

2006-04-27 Terurut Topik Bayu Gautama



Nabi Ayub pun Tersenyum
   
  Allah mencintai hamba-hamba-Nya dengan cara yang unik dan berbeda-beda. Semakin tinggi ketakwaan seorang hamba, semakin unik cara Dia mencintainya. Salah satunya adalah Nabi Ayub. Lelaki yang diamanahkan Allah untuk mengemban misi ketuhanannya itu dicintai Allah dengan penyakit yang sangat parah. Tak tanggung-tanggung, karena penyakitnya itu, Ayub alaihi salam dijauhi sahabat dan kerabatnya. Mereka tak tahan berdekatan lantaran aroma tak sedap dan takut tertular. 

Maha suci Allah yang telah menciptakan manusia semulia Ayub. Ia tak pernah membenci Allah dengan takdirnya, tak pula ia merasa bahwa Tuhan yang dicintainya itu tak adil terhadapnya. Semakin berat sakit yang dirasa, semakin cinta Ayub kepada Allah. Dan mulianya Ayub, semakin parah penyakitnya semakin ia tersenyum. Allah dan para malaikat pun kan tersenyum oleh kesabaran lelaki mengagumkan itu. 

Memang takkan sebanding jika sekarang saya mengajukan sebuah nama untuk menyandingkannya dengan Nabi Allah itu. Namun teramat banyak saya harus belajar tentang arti kesabaran dan cinta kepada Allah dari sahabat yang satu ini. Hesti, alias Titi yang lima belas tahun menderita radang sendi sehingga ia kini hanya bisa tergolek tak berdaya di kamar tidurnya. Namun ia tetap terlihat ceria dan bersemangat menjalani hidupnya. "Saya ingin terlihat tetap bersyukur, dan saya ingin tersenyum saat harus menghadap-Nya," ujar gadis itu. 

Kemarin saat bertelepon dengannya, saya bertanya satu hal yang paling tidak ingin saya tanyakan kepadanya karena khawatir menyinggung perasaannya. "Mbak, tak inginkah mbak Titi sembuh?"

Saya tak pernah menyangka jawabannya. "Tidak, sebaiknya saya tetap seperti ini sambil Allah memberikan kehendaknya."

Titi pun menjawab penasaran saya yang seolah bertanya, "kenapa". Menurutnya, ia amat bersyukur Allah menimpakan penyakit ini kepadanya, meski sudah sangat lama ia menjalani hari-harinya di kamar tidur. Hidup dengan bantuan orang lain, bahkan untuk ke kamar kecil sekali pun. Radang sendi yang dideritanya membuat seluruh persendiannya sakit tak berdaya. Ia membutuhkan bantuan orang lain untuk seluruh aktivitasnya. 

Tapi Titi tetap tersenyum. "Kalau saya sembuh, saya tidak yakin akan tetap sedekat ini dengan Allah. Saya tak pernah yakin akan tetap khusuk beribadah, akan menangis di setiap sujud panjang saya jika saya bisa berdiri dan sehat. Boleh jadi saya akan menjauh dari-Nya, hidup dalam kesenangan yang membuat saya lupa akan kematian," tuturnya. 

"Jadi, mbak tidak ingin sembuh?" tambah saya yang semakin termangu oleh kata-kata ajaibnya. 

"Biarlah saya tetap seperti ini. Saya yakin Allah sedang mencintai saya dengan takdirnya. Jujur, saya tak ingin sembuh karena saya takut Allah tak lagi mencintai saya." Duh, Titi rasanya tak ada alasan Allah tak mencintaimu. Sungguh saya iri kepada Titi, karena saya yakin Nabi Ayub akan pun tersenyum melihat Titi. 

Bayu Gawtama
gabung yuk di LivingSchool Communty. subscribe saja di [EMAIL PROTECTED]

    
-
Blab-away for as little as 1¢/min. Make  PC-to-Phone Calls using Yahoo! Messenger with Voice.

[Non-text portions of this message have been removed]









=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=






  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "idakrisnashow" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  











[Ida-Krisna Show] Posko ACT di Merapi Siap Siaga. Tim Kedua Siap Berangkat

2006-04-23 Terurut Topik Bayu Gautama



www.aksicepattanggap.com

Posko ACT di Merapi Siap Siaga. Tim Kedua Siap Berangkat

Sebagai lembaga kemanusiaan yang memfokuskan kegiatannya pada penanganan bencana alam, ACT-Aksi Cepat Tanggap terpanggil untuk bersiap siaga untuk membantu menangani musibah Gunung Merapi yang sewaktu-waktu dan dalam waktu dekat diperkirakan akan meletus. Gunung Merapi yang terletak antara DI Jogyakarta dan Jawa Tengah itu semakin meningkat aktivitasnya. Statusnya sudah ditingkatkan menjadi siaga, ribuan warga di beberapa desa yang berada di lereng Merapi pun sudah diungsikan. Menurut Komandan Tim Rescue ACT, Eko Yudho, langsung dari Posko ACT di Magelang, Sejak Minggu (23/4), Merapi sudah mengeluarkan material padat dari kawah. "Semakin dekat terjadinya letusan," ujar Eko singkat. 

ACT telah menyiapkan tiga posko utama bekerjasama dengan multi elemen di Jogyakarta dan Jawa Tengah, antara lain LAZIS UII, Solo Peduli dan Yayasan Sirojudin Ikhsan (SI). Posko ACT bersama dengan LAZIS UII berlokasi di Kampus Terpadu UII, Jl. Kaliurang Km. 14,4 Sleman, di Pondok Pesantren Al Hawariyyun, Cangkringan Sleman, dan Posko Darurat di Desa Turgo. Relawan yang tergabung di posko-posko tersebut terdiri dari beberapa elemen, yakni Mapala UII, PP Al Hawariyyun, PP Al Hikmah, Warga Desa Turgo, Warga Kali Adem, Warga Cangkringan, Sabuk Merapi, Menwa UII, dan lain-lain dengan jumlh relawan mencapai 150 orang. Contact Person relawan di Posko LAZIS UII ini adalah Wid Hartono (08175454890) dan Fathurrahmi (081578829698). 

Posko lainnya yakni Posko ACT bersama Yayasan Sirojudin Ikhsan (SI) yang mengambil tempat di Jl. Raya Jogya-Magelang, Km 13 Batikan, Pabelan Mungkit, Magelang. Posko kedua berada di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Magelang. Semua relawan di dua posko ini berasal dari Yayasan SI dengan koordinator relawan Edi Purlani (08562851433). 

Sedangkan Posko ACT bersama Solo Peduli berada di Kantor Solo Pos, Jl. Adi Sucipto No. 190 Surakarta, Jawa Tengah. Di Posko ini terdapat sekitar 10 pengelola posko induk. Contact person posko Solo Peduli ini adalah Supomo (08122635530) dan Handoko (081548597913). Semua posko dan relawan di atas masih sangat mungkin bertambah mengingat antusiasme relawan yang begitu tinggi untuk bergabung terutama dari sejumlah lembaga dan relawan Klaten dan Boyolali. 

Permintaan untuk menjadi relawan ACT di Posko Merapi pun tak terbilang banyaknya dari Jakarta. Namun Posko Nasional ACT di Ciputat, Tangerang belum memastikan apakah perlu memberangkatkan tenaga relawan dari Jakarta selain relawan inti ACT. "Masih melihat kemungkinan dan situasi. Jika kebutuhan mendesak, sangat mungkin memberangkatkan relawan dari Jakarta seperti halnya kami mengirim relawan saat tsunami Aceh," ujar Ahyudin, Direktur ACT. 

Direncanakan, Senin sore (24/4), ACT akan memberangkatkan tim kedua langsung dari kantor ACT di Ciputat, Tangerang yang merupakan satu tim besar. Tim yang akan dipimpin langsung Direktur ACT, Ahyudin ini akan membawa serta sejumlah relawan rescue dan tim data. Selain relawan, rombongan besar ini direncanakan membawa serta 10 tenda pleton untuk pengungsi. Peralatan standar bencana tak ketinggalan disiapkan, dan khusus untuk Gunung Merapi Tim Rescue akan dilengkapi masker gas kimia, kacamata kedap udara, jaket anti panas, dan sepatu boat.

Bantuan Kemanusiaan Anda bisa disalurkan melalui rekening: 
Bank BNI Syariah No. Rek. 96110239, Bank Syariah Mandiri No. Rek. 004011, Bank Mandiri No. Rek. 1280004555808, Bank Muamalat Indonesia No. Rek. 3040022915, Bank Central Asia No. Rek. 6760303133 (Transfer Internasional BCA Swift Code : CENAIDJA)  
 ACT Butuh Dukungan Anda  
Kebutuhan ACT untuk mendukung operasional di lapangan
1. 2 unit kendaraan (mobil) operasional
2. 2 unit notebook
3. 2 unit handycam
4. 2 unit camera digital
5. 10 handphone untuk relawan lapangan




    
-
Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates starting at 1¢/min.

[Non-text portions of this message have been removed]










=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=









  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Station
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "idakrisnashow" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  











[Ida-Krisna Show] Sahabat untuk Titi

2006-04-23 Terurut Topik Bayu Gautama



Sahabat untuk Titi

Berbicara dengannya di telepon takkan pernah percaya kalau suara manis di seberang telepon itu sedang sakit parah. Semangat dan keceriaan tetap terpendar dari gelak tawa, dan serentetan kalimat yang takkan pernah berhenti dari mulutnya. Ia selalu rindu dering telepon dari orang lain ke nomor selularnya sekadar menyapanya lembut, "apa kabar Titi?"

Bicaranya yang tak pernah henti menyiratkan satu hal, bahwa kerinduan itu teramat dalam dan sering terlalu lama ia pendam. Selain khusyuk menghadap Allah di waktu-waktu sholatnya, membaca buku dan menonton televisi, menunggu dering telepon lah yang dilakukannya. Seutas senyum segera terlihat dan matanya berbinar ketika sebuah pesan singkat (SMS) masuk, kemudian tangannya yang gemetar mulai menyentuh tombol telepon selularnya. Ia sepertinya tahu, bahwa orang yang dibalas SMS-nya tak akan punya banyak kesempatan untuk terus me-reply pesan singkat, karenanya ia manfaatkan untuk mengetik sebanyak mungkin kalimat di layar ponselnya. Bayangkan, seberapa bahagianya ia jika tak sekadar SMS yang diterima. Suara sahabat dari seberang telepon amat sangat membuatnya bersemangat. 

Hesti, begitulah namanya. Sedangkan Titi adalah panggilan kesayangannya. Perkenalan saya dengannya lewat seorang penyiar radio di Jakarta yang memberikan nomor telepon saya kepadanya. Suatu hari, seseorang menelepon dan memperkenalkan diri dengan nama "Hesti". Awalnya saya tak percaya -seperti kebanyakan sahabatnya yang lain- ketika ia menceritakan tentang penyakit yang dideritanya. Lagi-lagi, karena suara manis itu begitu bersemangat seolah ia baru saja menerima hadiah terindah dalam hidupnya. Padahl, Titi menderita radang sendi sejak ia masih remaja. Dan lima belas tahun terakhir adalah hari-hari yang memaksanya terkurung di kamar tidur tanpa bisa berbuat banyak. Gadis berusia 36 tahun itu menghabiskan hari-harinya di kamar tidur, berbalut mukena yang tak pernah lepas jika ia tak sedang dibantu keponakannya ke kamar kecil. 

Jika penyakitnya sedang parah, seluruh persendiannya terasa sangat sakit tak tertahan. Titi sering menangis sendiri tanpa seorang pun yang tahu. Pernah suatu kali saya menerima SMS darinya, "Gaw, tolong saya..." isinya meminta saya menelepon tetangganya agar datang ke rumahnya untuk mengambilkannya makanan karena sejak pagi ia belum sarapan. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Sebenarnya jika ia punya pulsa cukup banyak di ponselnya, tak akan ada masalah. Saat itu, pulsanya hanya tersisa kurang dari 300 rupiah. Dan ia tak tahu bisa berbuat apa dengan angka sekecil itu. Ia pun teringat saya yang kebetulan sama-sama menggunakan operator kartu yang sama. "Bismillaah..." ujar Titi ketika mengirim SMS itu ke saya. 

Dua jam berselang. Saya bisa bernafas lega saat mengetahui kondisinya baik-baik saja. Titi cerita, sejak pagi keponakan yang biasa mengurusnya ada materi tambahan di kampusnya. Tak seorang pun ada di rumah itu hingga sore, padahal ia sedang sangat membutuhkan seseorang untuk mengambilkannya makan siang. Seluruh tubuhnya mengejang kesakitan, satu-satunya pereda sakit adalah obat yang harus diminumnya sesudah makan. Masalahnya, ia tak bisa mengambil sendiri makanannya, begitu juga dengan obatnya. Saya bersyukur Allah memberinya jalan untuk mengirim SMS itu kepada saya, meski saat itu saya sedang berada di Aceh, delapan bulan pasca tsunami. 

Di telepon, Titi berucap terima kasih atas pertolongan saya. Tetapi saya memintanya bersyukur kepada Allah. Bayangkan, bagaimana jadinya jika Titi benar-benar tak punya pulsa barang seperak pun saat itu? atau mungkin SMS-nya gagal terkirim karena ponsel saya yang tak aktif? atau boleh jadi saya yang tak sedang punya cukup pulsa karena sedang berada di luar dan tak dekat dengan fasilitas telepon umum? Allah lah yang menggerakkan saya untuk membeli pulsa beberapa menit saja sebelum SMS Titi itu masuk. Allah juga yang berkehendak membuat SMS yang merupakan 'kesempatan terakhir' Titi itu sampai ke ponsel saya. 

Lima belas tahun sudah Titi 'teronggok' di kamarnya. Kadang ia lebih sering sendiri dalam deritanya. Ia harus menunggu keponakan atau kakaknya mengambilkan makan, ia yang tak pernah mandi kecuali hanya sekali dalam seminggu karena tak ingin terlalu merepotkan saudara-saudaranya. Bahkan, Titi pun sering terpaksa -maaf- tak mengenakan pakaian dalam karena tak mau saudara-saudaranya repot saat ia harus buang air kecil. Di saat seperti itu, Titi akan selalu ingat mendiang ibunya. Ia kadang menangis mengapa sang ibu pergi lebih dulu meninggalkannya dalam keadaan seperti ini. Sebelumnya, ibu lah yang setia dan tak kenal lelah melayani Titi. Sejak bangun tidur, memakaikan mukena untuk sholat, makan, minum, dan semua aktivitas lainnya. Setelah sang ibu tiada, Titi seperti kehilangan segalanya. 

Namun Titi bukanlah orang yang kenal menyerah. Ia juga tak pernah ingin menjadi beban selamanya. Meski kondisinya semakin parah, ia tetap merasa bangga bisa melakukan sesuatu untuk orang lain. Mantan penyiar da

[Ida-Krisna Show] Indonesia Negeri Bencana

2006-04-21 Terurut Topik Bayu Gautama



Indonesia dikepung Bencana
2006-04-21 09:50:42

Banjir bandang, tanah longsor, dan angin putingbeliung masih terus mengancam negeri ini. Beberapa daerah hingga saat ini masih digenangi banjir, seperti Banyumas, Brebes, Bima, Palangkaraya, Bandung, Magelang, dan bahkan Jakarta masih diguyur hujan yang mengakibatkan banjir. Terakhir, Kabupaten Trenggalek diterjang banjir bandang dan longsor yang menewaskan 16 warga. Selain menenggelamkan ribuan rumah dan hektar sawah milik warga, ribuan warga di 8 desa di Kecamatan Bendungan, Trenggalek pun hingga saat ini masih terisolir. 

Nampaknya, negeri ini tak pernah berhenti dari ancaman bencana. Belum usai bencana banjir dan longsor, Indonesia pun mendapat ancaman dari semakin memanasnya situasi beberapa gunung api. Ancaman terdekat datang dari Gunung Merapi yang berada di antara Jawa Tengah dan Yogyakarta. Diperkirakan, dalam waktu tak kurang dari 10 hari gunung api paling aktif di dunia itu akan meletus dan menumpahkan lahar panasnya. Empat kawasan dalam status siaga, yakni Magelang, Yogya, Boyolali dan Klaten. Tak hanya Gunung Merapi, sekitar 10 gunung lainnya di Indonesia pun dalam status waspada, antara lain Gunung Karangetan, Gunung Anak Krakaatau, Gunung Kelud, Gunung Talang, Gunung Tambora, dan Gunung Lokon. 

Tak hanya bencana alam. Bencana lain yang merupakan kelanjutan dari bencana alam pun siap menanti. Indonesia tengah dalam ancaman rawan pangan akibat banjir, longsor dan bencana alam lainnya yang juga menghancurkan ratusan ribu hektar sawah milik warga. Terlebih, sawah-sawah yang hancur oleh banjir dan angin putingbeliung itu diterjang badai dalam kondisi siap panen. Rumah dan harta benda yang hilang akibat badai, dan sawah serta ladang yang terberangus oleh bencana, sempurnalah sudah musibah yang terus menerus ditanggung bangsa ini. 

Bencana lainnya adalah gizi buruk. Sebuah bencana yang tak diduga melanda negeri ini, meski bangsa ini dikenal sebagai negeri kaya dan subur. Anak-anak bangsa terancam mati kekurangan pangan, atau tumbuh dengan status gizi buruk. Kurus, pucat, mental terbelakang, tak mandiri, adalah wajah sebagian anak-anak negeri ini yang mengalami gizi buruk. Ancaman lost generation di depan mata, dan negeri ini akan kehilangan generasi cerdas di mada datang jika tak segera diatasi. 

Pemerintah sedang dibuat sibuk dengan `rencana` besar alam ini. Indonesia, negeri kaya raya nan subur ini berada dalam status waspada ketika beragam bencana datang dan silih berganti mengancam.  Akankah bencana itu berhenti, sampai kapan terus tak berganti menghampiri? Belum cukupkah jutaan jiwa menjadi korban? tentu saja bukan bermaksud mengalamatkan tudingan kepada Sang Perencana besar ini akan semua musibah yang terjadi. Karena yang pasti, kita lah yang mesti mengambil pelajaran dari semua bencana yang terjadi sebelumnya. Agar alam tak lagi merenggut terlalu banyak korban jiwa karena ketidaksiapan kita menghadapinya.

Di sinilah peran  seluruh elemen bangsa dituntut. Tak hanya pemerintah, lembaga  sosial dan kemanusiaan seperti ACT,  bahkan  seluruh komponen negeri ini wajib mengangkat tinggi-tinggi telunjuk mereka ketika negeri ini bertanya, "siapa yang mau peduli?" Mari bantu negeri ini bersama. (Gaw)

Bayu Gawtama
08881902214
www.aksicepattanggap.com

Bantuan Kemanusiaan Anda bisa disalurkan melalui rekening: 
Bank BNI Syariah No. Rek. 96110239, Bank Syariah Mandiri No. Rek. 004011, Bank Mandiri No. Rek. 1280004555808, Bank Muamalat Indonesia No. Rek. 3040022915, Bank Central Asia No. Rek. 6760303133 (Transfer Internasional BCA Swift Code : CENAIDJA)  
 ACT Butuh Dukungan Anda  
Kebutuhan ACT untuk mendukung operasional di lapangan
1. 2 unit kendaraan (mobil) operasional
2. 2 unit notebook
3. 2 unit handycam
4. 2 unit camera digital
5. 10 handphone untuk relawan lapangan


    
-
Blab-away for as little as 1¢/min. Make  PC-to-Phone Calls using Yahoo! Messenger with Voice.

[Non-text portions of this message have been removed]










=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=






  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "idakrisnashow" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  












[Ida-Krisna Show] Indahnya Sinergi

2006-04-20 Terurut Topik Bayu Gautama



Indahnya Sinergi
   
  Sering menyaksikan pertandingan sepak bola? tidak semua menjadi penjaga gawang, dan tak semua pula ingin menjebol gawang. Sebelas pemain dalam satu tim, punya peran masing-masing yang mesti dijalankan sebaik-baiknya. Tak semuanya harus maju ke depan, begitu pun sebaliknya, tak perlu sebelas pemain menjaga daerah pertahanan. Namun, mereka tetap bersinergi untuk satu tujuan, mencetak gol demi kemenangan. 

Sering menonton sebuah film? ada yang berperan sebagai aktor utama, ada juga yang cuma memainkan peran pembantu, peran kecil dan peran figuran. Ada yang berperan protagonis, dan ada yang rela berperan antagonis. Layaknya sebuah drama, ada yang disuka, dan dipuja karena selalu memerankan tokoh baik. Namun ada pula aktor yang rela dicaci dan dibenci di luar perannya, hanya karena kerelaannya berperan tokoh jahat. Namun itu semua hanya sebuah film, sebuah kisah layar kaca yang memiliki satu tujuan; menghibur penonton. 

Tak semua manusia di muka bumi ini berprofesi sebagai kepala negara, karenanya ada lebih banyak yang membantunya dalam menjalankan negara. Dan jauh lebih banyak orang yang berperan sebagai rakyat. Para rakyat ini pun menjalankan perannya masing-masing. Tak semuanya menjadi dokter, tak seluruhnya menjadi guru, dan tak mungkin semua orang melakoni satu profesi saja. 

Ada yang punya kendaraan bermotor, banyak pula yang hanya mampu berjalan kaki atau menggunakan jasa angkutan umum. Maka bergunalah para pengusaha jasa angkutan, maka bermanfaatlah mereka yang berprofesi sebagai supir dan kondektur angkutan umum atau tukang ojeg sekali pun. Berguna pula para penambal ban di pinggir jalan, para mekanik di bengkel, termasuk para petugas lalu lintas. 

Tak sedikit yang memiliki lebih dari satu tempat tinggal, namun jauh lebih banyak yang tak memiliki tempat untuk berteduh. Ada yang hidup berlebihan, ada yang berkecukupan, dan pasti pula banyak yang kekurangan. Karenanya, mereka yang berlebih pun tahu kebutuhan yang kekurangan, dibuatlah rumah-rumah sewaan agar yang lain tak lagi kehujanan dan kepanasan. 

Seseorang bisa disebut `kaya` karena ada orang yang disebut miskin. Seseorang bisa berprofesi sebagai pembantu rumah tangga, karena ada yang membutuhkan tenaganya. Ada yang menjadi tukang sampah, karena banyak sampah bertebaran. Jika satu bulan sampah di rumah tak ada yang mengangkutnya, bayangkan betapa besar kebutuhan kita terhadap para tukang sampah itu.

Sungguh, Allah telah menciptakan sinergi yang luar biasa indah. Masing-masing menjalankan perannya dengan baik agar tetap seimbang. Ketika banyak orang membutuhkan pertolongan, semestinya banyak pula yang menjadi penolong. Saat begitu banyak yang mendapat musibah, seharusnya tak kalah banyaknya tangan-tangan yang terhulur memberi bantuan. 

Kadang, tak semua pendaki gunung harus mencapai puncaknya. Ada satu atau sebagian yang menjadi camper, namun tetap mendukung rekannya yang menjadi climber. Memang tak semua orang harus datang langsung dan menemui para korban bencana di lokasi musibah. Karenanya, ada orang-orang yang mendedikasinya dirinya untuk masuk menembus lokasi bencana. Cukup sambungkan tangan peduli itu dengan tangan yang beraksi di lapangan, maka sempurnalah sinergi itu. Ketika simpati bersinergi dengan aksi, inilah yang disebut peduli. duh, indahnya. 
   
  Bayu Gawtama
  Public Relation ACT
  www.aksicepattanggap.com
   
  Bantuan Kemanusiaan Anda bisa disalurkan melalui rekening: 
Bank BNI Syariah No. Rek. 96110239, Bank Syariah Mandiri No. Rek. 004011, Bank Mandiri No. Rek. 1280004555808, Bank Muamalat Indonesia No. Rek. 3040022915, Bank Central Asia No. Rek. 6760303133 (Transfer Internasional BCA Swift Code : CENAIDJA)  
  ACT Butuh Dukungan Anda  
Kebutuhan ACT untuk mendukung operasional di lapangan
1. 2 unit kendaraan (mobil) operasional
2. 2 unit notebook
3. 2 unit handycam
4. 2 unit camera digital
5. 10 handphone untuk relawan lapangan

    
-
How low will we go? Check out Yahoo! Messenger’s low  PC-to-Phone call rates.

[Non-text portions of this message have been removed]










=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=









  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Station
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "idakrisnashow" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  












[Ida-Krisna Show] Gunung Merapi Siaga, ACT Siapkan Relawan

2006-04-18 Terurut Topik Bayu Gautama
  Gunung Merapi Siaga, ACT Siapkan Relawan

Puncak Merapi semakin menggelembung dan penggelembungan (deformasi) terus 
berlangsung setelah statusnya ditingkatkan menjadi siaga. Intensitas gempa 
tetap tinggi, bahkan dalam satu hari bisa mencapi 124 kali gempa. 
 
 Menurut berita yang dilansir Harian Kompas (18/4), pada hari Senin (17/4) 
sejak pukul 00.00-18.00 tercatat delapan kali gempa vulkanik, 76 kali gempa 
multifase dan 11 kali guguran lava. Hal itu diungkapkan oleh Kepada Seksi 
Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian 
(BPPTK) Subandriyo. 
 
 Selain itu, catatan terakhir deformasi menunjukkan terjadi penggelembungan ke 
arah barat sepanjang 0,8 sentimeter (cm) per hari dan ke arah selamatan 6,3 cm 
per hari. Hingga kemarin belum terlihat adanya guguran lava pijar, sementara 
titik api diam di puncak gunung juga belum terlihat. 
 
 Sementara itu, persiapan evakuasi penduduk di wilayah bahaya semakin 
diintensifkan, terutama di wilayah Kecamatan Srumbung, Dukun, dan Sawangan, 
Kabupaten Magelang. Pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah setempat 
telah mempersiapkan bantuan untuk evakuasi, di antaranya 86 truk untuk 
mengangkut sekitar 30.000 penduduki yang akan dievakuasi. 
 
 Gunung Merapi (2914 meter) hingga saat ini masih dianggap sebagai gunung 
berapi aktif dan paling berbahaya di Indonesia, namun menawarkan panorama dan 
atraksi alam yang indah dan menakjubkan. Secara geografis terletak di 
perbatasan Kabupaten Sleman (DIY), Kabupaten Magelang (Jateng), Kabupaten 
Boyolali (Jateng) dan Kabupaten Klaten (Jateng). Berjarak 30 Km ke arah utara 
Kota Yogyakarta, 27 Km ke arah Timur dari Kota Magelang, 20 Km ke arah barat 
dari Kota Boyolali dan 25 Km ke arah utara dari Kota Klaten. t Atlas Tropische 
Van Nederland lembar 21 (1938) terletak pada posisi geografi 7 derajad 32.5' 
Lintang Selatan dan 110 derajad 26.5' Bujur Timur. Dengan ketinggian 2914 m 
diatas permukaan air laut. Berada pada titik persilangan sesar Transversal 
perbatasan DIY dan Jawa Tengah serta sesar Longitudinal lintas Jawa .Gunung 
Merapi meletus lebih dari 37 kali, terbesar pada tahun 1972 yang menewaskan 
3000 jiwa. Pada Selasa tanggal 22 November 1994, Merapi kembali meletus dengan
 korban tewas lebih dari 50 orang. Terakhir kali meletus di tahun 2001, jadi 
diperkirakan letusan kali ini merupakan letusan yang besar karena biasanya 
frekuensi letusan terjadi antara dua sampai tiga tahun sekali. 
 
 ACT-Aksi Cepat Tanggap telah mempersiapkan sejumlah relawan dari Jakarta untuk 
dikirim ke lokasi bencana. Sementara masih menunggu status gunung merapi 
ditingkatkan hingga satu level di bawah letusan. Hingga hari ini, statusnya 
masih siaga, satu level di bawah status pengungsian atau dua level di bawah 
letusan. 
 
 Namun demikian, Induk Posko Wilayah (IPW) ACT di Jawa Tengah, sejak jauh-jauh 
hari sudah mempersiapkan sejumlah relawan lokal yang siap diterjunkan 
sewaktu-waktu jika Merapi meletus. Bantuan dari masyarakat akan segera 
diperlukan, mengingat setiap bencana selalu menimbulkan korban jiwa maupun 
harta benda. 

***

Bantuan Kemanusiaan Anda bisa disalurkan melalui   Rekening ACT Aksi Cepat 
Tanggap :

Bank BNI Syariah No. Rek. 96110239, Bank Syariah Mandiri No. Rek. 004011, 
Bank Mandiri No. Rek. 1280004555808, Bank Muamalat Indonesia No. Rek. 
3040022915, Bank Central Asia No. Rek. 6760303133 (Transfer Internasional BCA 
Swift Code : CENAIDJA)

Bayu Gawtama, Public Relation

Perkantoran Ciputat Indah Permai
Jl. Ir. H. Juanda No. 50
Blok B-8 Ciputat 15419
Telp. +62 21 741 4482
Fax. +62 21 742 0664
Email : [EMAIL PROTECTED]
__

ACT membutuhkan dukungan Anda untuk kegiatan operasional di lapangan

1. 2 unit kendaraan (mobil) operasional 
2. 2 unit notebook
3. 2 unit handycame
4. 2 unit camera digital
5. 10 handphone untuk relawan lapangan






  

-
Love cheap thrills? Enjoy PC-to-Phone  calls to 30+ countries for just 2�/min 
with Yahoo! Messenger with Voice.

-
Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low rates.

[Non-text portions of this message have been removed]





=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[Ida-Krisna Show] Dan Inneke pun Menangis

2006-04-12 Terurut Topik Bayu Gautama
Dan Inneke pun Menangis

Adalah Nurul Hanifah, gadis kecil berusia 20 bulan yang membuat artis cantik, 
Inneke Koesherawati menitikkan air matanya. Dadanya seolah bergemuruh, matanya 
yang bening seketika berkaca-kaca, di sudut matanya segumpal air bening siap 
tumpah saat menyentuh Nurul. Siapa yang tak kan menangis sedih melihat gadis 
kecil hampir berusia dua tahun itu hanya memiliki berat badan 4kg? 

Sekadar membandingkan, ukuran kaki (betis) Nurul nyaris sama dengan besarnya 
ibu jari orang dewasa. Inneke yang sempat menyentuh gadis itu pun tak kuat 
menahan kesedihan. Inneke kembali duduk dan matanya tak henti melihat Nurul 
yang tak digendong ibunya tak jauh dari tempat ia duduk. Lapangan di Jl. Tipar 
Cakung, Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, seolah 
menjadi saksi kesedihan seorang Inneke melihat nasib saudaranya. 

Pagi itu, Kamis (6/4), Inneke Koesherawati menyempatkan hadir dalam acara serah 
terima bantuan kemanusiaan Garudafood berupa produk-produk seperti Nasi Instan, 
Jelly Drink, Gery Wafer Stick, Gery Biskuit, Kacang Atom, dan Pilus Garuda 
senilai Rp. 1,5 miliar. Seluruh bantuan tersebut akan didistribusikan ke lima 
provinsi, Banten (Tangerang dan Lebak), DKI Jakarta, Jawa Tengah (Demak, 
Rembang, Pati dan Kudus), Jawa Timur (Gresik dan Jember), dan NTT (Kupang, Alor 
dan Lembata). Kehadiran Inneke di acara tersebut kapasitasnya sebagai Duta 
Kemanusiaan ACT. 

"Semoga kepedulian masyarakat semakin tinggi, sehingga akan lebih banyak warga 
tak mampu yang terbantu," ujar Inneke ketika didaulat menyampaikan sambutannya. 
Bagi warga Cilincing, sungguh suatu keberkahan tersendiri bisa melihat langsung 
artis favoritnya dari dekat. Ratusan ibu-ibu yang memadati lokasi acara, 
berebut untuk sekadar menyapa dan menyentuh pemain sinetron itu. 

Kepada salah seorang relawan ACT, Inneke berpesan agar Nurul segera dibawa ke 
rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif. "Bawa Nurul ke rumah sakit, 
nanti kita urus semua biayanya," bisik Inneke. 

Ah, mestinya ACT lebih banyak membawa artis ke tempat tersebut. Bukan untuk 
membuat suasana menjadi lebih ramai di Cilincing, tetapi agar para artis pun 
lebih banyak mendapat kesempatan melihat langsung saudara-saudara kita yang 
bernasib tidak lebih baik. Terutama para balita yang menderita gizi buruk dan 
busung lapar. Sungguh sebuah ironi, di negeri yang kaya ini masih terdapat 
jutaan kasus gizi buruk. Lebih ironi lagi jika tak banyak yang peduli akan 
nasib generasi bangsa itu. Terharu saja tentu tak cukup, peduli dan beraksi 
adalah jawabannya. (Gaw)

***
Naskah ini ditulis dalam rangka Kampanye Program Ayo Peduli Rawan Pangan 2006; 
Selamatkan Balita Kita, Selamatkan Bangsa
Bantuan Kemanusiaan Anda bisa disalurkan melalui rekening: 
Bank BNI Syariah No. Rek. 96110239, Bank Syariah Mandiri No. Rek. 004011, 
Bank Mandiri No. Rek. 1280004555808, Bank Muamalat Indonesia No. Rek. 
3040022915, Bank Central Asia No. Rek. 6760303133 (Transfer Internasional BCA 
Swift Code : CENAIDJA)  

Bayu Gawtama
Public Relation ACT-Aksi Cepat Tanggap
www.aksicepattanggap.com
[EMAIL PROTECTED]
021-7414482 ext 117

ACT Butuh Dukungan Anda  
Kebutuhan ACT untuk mendukung operasional di lapangan
1. 2 unit kendaraan operasional
2. 2 unit notebook
3. 1 unit handycam
4. 2 unit camera digital
5. 10 handphone untuk relawan lapangan


-
Blab-away for as little as 1¢/min. Make  PC-to-Phone Calls using Yahoo! 
Messenger with Voice.

[Non-text portions of this message have been removed]





=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[Ida-Krisna Show] Bu Roso, Pejuang Gizi Buruk dari Cilincing

2006-04-12 Terurut Topik Bayu Gautama
  Bu Roso, Pejuang Gizi Buruk dari Cilincing

Tiada hari yang tak dilaluinya dengan berkeliling kampung. Seluruh sudut 
Kelurahan Semper Barat, bahkan Kecamatan Cilincing ia sambangi. Hampir semua 
pintu pernah diketuknya, sekadar melihat adakah balita-balita yang belum pernah 
ke Posyandu. Seketika mulutnya mengeluarkan kata-kata yang orang bilang 
"cerewet", namun tak pernah ada yang berani memprotesnya. Sebab cerewetnya Bu 
Roso, panggilan akrab kader Posyandu itu, justru untuk kebaikan mereka. 
Suroso Sukarsih. Usianya hampir kepala enam, tubuhnya yang gempal tak 
menghalanginya untuk terus mendatangi rumah-rumah warga di lingkungannya. 
Terlebih jika sudah waktunya para balita harus ke Posyandu. Ia begitu gesit, 
bahkan ketika harus menyusuri gang-gang sempit, daerah kumuh dan bau di kawasan 
Cilincing itu. Bu Roso, kadang harus menjemput Langsung para balita yang ibunya 
malas atau tak mau membawa balitanya ke Posyandu. 
"Saya nggak pinter, saya juga nggak punya apa-apa. Tapi saya bisa melakukan 
ini untuk membantu warga di sini," ujar Bu Roso tentang semangatnya yang tak 
pernah kendur melayani warga Cilincing, Jakarta Utara. 
Bu Roso bukan ketua RT, bukan Ketua RT, terlebih Lurah. Tetapi ia lebih 
dihormati, disenangi, dan didengar ucapannya dibanding para pejabat lokal itu. 
Sepanjang jalan yang disusuri, tak terbilang orang yang mengenal dan menyapanya 
dengan hormat. Tak hanya kaum ibu, bahkan preman dan pemuda pinggir jalan pun 
menyapanya sopan. 
Tak hanya  urusan balita yang digarapnya. Ia pun memimpin segenap kader 
Posyandu di lingkungannya untuk menjadi relawan TBC. Kini, kesibukannya semakin 
bertambah untuk mengurusi warga yang mengidap TBC. Tak heran beberapa media 
yang ingin mendapatkan banyak informasi dan data tentang kasus gizi buruk dan 
TBC di Cilincing pun langsung menghubunginya. Beberapa LSM pun pernah 
menjadikannya mitra kerja, meski Bu Roso akan sangat selektif dengan LSM. "Asal 
tak pasang bendera partai, dan tak berlatar belakang agama, saya mau membantu," 
tegasnya. 
Tak mudah untuk menjadi seorang seperti Bu Roso. Ia melakukan semua itu 
bukan baru kemarin. Puluhan tahun sudah ia berjuang, berkeliling kampung 
berbagi peduli terhadap sesama. Dan ia melakoninya dengan cinta, satu tingkat 
di atas kepedulian. 
Siapa pun mau bekerjasama dengannnya, tak hanya para kader Posyandu. Bahkan 
para Ketua RT, dan kaum lelaki di wilayah itu pun mau membantunya. Semua ibu 
yang punya balita 'patuh' padanya. Banyak pemuda yang segan terhadapnya. Setiap 
hendak membuat satu acara, Bu Roso tinggal meminta bantuan para pemuda itu 
untuk mendermakan tenaganya untuk hal-hal teknis. 
  Sosoknya amat sederhana, tetapi ia punya wibawa dan kharisma yang luar biasa 
di wilayah itu. Kata-katanya selalu di dengar warga, tak heran banyak Ketua RW 
dan bahkan Lurah pun "cemburu" karena mereka tak sebegitu dicintai warganya 
seperti para warga mencintai Bu Roso, sang relawan ACT-Aksi Cepat Tanggap ini.  
  Ini sebuah pelajaran penting buat kita. Ketika di rumah sendiri ucapan ini 
sering tak digubris oleh anak dan keluarga sendiri di rumah, bagaimana mungkin 
kita memiliki izzah di luar? Bu Roso tak punya masalah demikian, karena 
ucapan-ucapannya pun sangat diperhatikan oleh warga setempat. 
  Dan satu lagi. Kalau saja seorang Bu Roso di usianya yang cukup tua masih 
bersemangat untuk terus peduli dan berbagi, bagaimana dengan kita? adakah 
semangat yang sama kita miliki? Padahal setiap kita selalu punya kesempatan 
untuk peduli dengan cara dan kemampuan kita sendiri. Sungguh, Bu Roso telah 
memberi kita satu pelajaran berharga tentang hakikat kepedulian. (Gaw)
***
Naskah ini ditulis dalam rangka Kampanye Program Ayo Peduli Rawan Pangan 2006; 
Selamatkan Balita Kita, Selamatkan Bangsa
Bantuan Kemanusiaan Anda bisa disalurkan melalui rekening: 
Bank BNI Syariah No. Rek. 96110239, Bank Syariah Mandiri No. Rek. 004011, 
Bank Mandiri No. Rek. 1280004555808, Bank Muamalat Indonesia No. Rek. 
3040022915, Bank Central Asia No. Rek. 6760303133 (Transfer Internasional BCA 
Swift Code : CENAIDJA)  

Bayu Gawtama
Public Relation ACT-Aksi Cepat Tanggap
www.aksicepattanggap.com
[EMAIL PROTECTED]
021-7414482 ext 117

ACT Butuh Dukungan Anda  
Kebutuhan ACT untuk mendukung operasional di lapangan
1. 2 unit kendaraan operasional
2. 1 unit notebook
3. 1 unit handycame
4. 2 unit camera digital
5. 10 handphone untuk relawan lapangan




 
   
  

-
Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates 
starting at 1¢/min.

[Non-text portions of this message have been removed]






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Create your own customized LAUNCHcast Internet Radio station. 
Rate your favorite Artists, Albums, and Songs. Skip songs. Click here!
http://us.click.yahoo.com/r4oloD/xA5HAA/kkyPAA/iPMolB/TM
~-> 

==

[Ida-Krisna Show] Kita Terlalu Nikmat Menjalani Hidup

2006-04-08 Terurut Topik Bayu Gautama
Kita Terlalu Nikmat Menjalani Hidup

"Kita Terlalu nikmat menjalani hidup. Sehingga kita sering lupa akan nasib 
saudara sendiri," ujar Ahyudin, Direktur ACT-Aksi Cepat Tanggap dalam acara 
serah terima simbolik bantuan kemanusiaan dari Garudafood kepada sejumlah warga 
di Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (6/4).  Ahyudin yang didampingi Wakil 
Direktur ACT, Syuhailmaidi Syukur menyempatkan diri memberikan bantuan secara 
simbolik tersebut kepada warga yang berlangsung di lapangan, Jl. Tipar Cakung, 
Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Sebelumnya, Duta 
Kemanusiaan ACT, Inneke Koesherawati, mendapatkan kesempatan pertama memberikan 
bantuan secara simbolik itu. Tak ketinggalan, Dian Astriana dan Sumekar dari 
Garudafood pun memberikan bantuan yang sama kepada warga. 
 Dian Astriana, Corporate Communication Manager Garudafood mengungkapkan, 
"Menurut data BPS, per tahun 2005 jumlah warga miskin di Indonesia sebanyak 63 
juta. Bisa jadi, paska kenaikan BBM jumlahnya meningkat dua kali lipat menjadi 
120 juta". Baik Dian maupun Ahyudin sama-sama berharap, bahwa kepedulian 
seluruh lapisan masyarakat dan corporate seharusnya semakin meningkat karena 
semakin banyak orang yang membutuhkan uluran tangan. 
 Dipilihnya Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara sebagai 
tempat acara serah terima bantuan, karena daerah tersebut merupakan salah satu 
wilayah kantong kemiskinan dan banyak ditemui kasus balita gizi buruk. Bantuan 
yang diberikan Garudafood merupakan bentuk dukungan perusahaan produsen makanan 
dan minuman ringan terbesar di Indonesia itu atas program "Ayo Peduli Rawan 
Pangan 2006; Selamatkan Balita Kita Selamatkan Bangsa" yang diluncurkan ACT 
sejak awal Maret 2006. 
 Bantuan yang diberikan berupa produk-produk Garudafood seperti Nasi Instan, 
Jelly Drink, Gery Wafer Stick, Gery Biskuit, Kacang atom dan pilus garuda 
senilai Rp. 1,5 miliar. Seluruh bantuan akan disalurkan ke lima provinsi, 
Banten (Tangerang dan Lebak), DKI Jakarta, Jawa Tengah (Demak, Pati, Kudus, dan 
Rembang), Jawa Timur (Gresik dan Jember), dan NTT (Kupang, Alor, dan Lembata). 
 Penyerahan secara simbolik itu hanya kepada 30 warga Cilincing. Selebihnya 
akan langsung dilakukan oleh relawan-relawan ACT di Cilincing yang dikomandani 
oleh Ibu Suroso. Menurut data, untuk Cilincing saja tercatat 1000 warga yang 
akan menerima bantuan. Selain diberikan langsung kepada warga penerima di 
Cilincing, acara serah terima itu juga sekaligus menserahterimakan bantuan dari 
Garudafood kepada ACT untuk semua lokasi yang menjad target program. 
***

Sukseskan Program Ayo Peduli Rawan Pangan 2006; Selamatkan Balita Kita 
Selamatkan Bangsa

Bantuan kemanusiaan Anda bisa disalurkan melalui rekening Yayasan Aksi Cepat 
Tanggap

Bank BNI Syariah
No. Rek. 96110239

Bank Syariah Mandiri
No. Rek. 004011

Bank Mandiri
No. Rek. 1280004555808

Bank Muamalat Indonesia
No. Rek. 3040022915

Bank Central Asia
No. Rek. 6760303133

Transfer Internasional BCA
Swift Code : CENAIDJA

Informasi: Bayu Gawtama (0852 190 68581) atau 021-7414482 ext 117
klik: www.aksicepattanggap.com


-
Love cheap thrills? Enjoy PC-to-Phone  calls to 30+ countries for just 2¢/min 
with Yahoo! Messenger with Voice.

[Non-text portions of this message have been removed]





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Music that listens to you.
LAUNCHcast. What's in your mix?
http://us.click.yahoo.com/8mKGzA/FARHAA/kkyPAA/iPMolB/TM
~-> 

=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[Ida-Krisna Show] Garudafood Peduli, ACT Beraksi

2006-04-04 Terurut Topik Bayu Gautama
Garudafood Peduli, ACT Beraksi

Siapa yang tak kenal Garudafood? Jika Anda penggemar kacang kulit, boleh jadi 
Anda sering menikmati salah satu dari sekian banyak produk yang dihasilkan 
perusahaan makanan berlambang burung garuda itu. Tak hanya Anda, bahkan 
anak-anak kita pun menyenangi makanan ringan produksi Garudafood. Sebut saja 
Jelly Drink, Okky Jelly, Gery Coklat, kacang atom dan pilus Garuda, dan masih 
banyak lagi. Produk-produk itu semakin akrab di telinga kita, karena setiap 
hari kita dengar dan lihat iklan-iklannya di layar kaca. Dan nampaknya 
Garudafood semakin memantapkan posisinya sebagai produsen makanan-makanan 
ringan berkualitas dengan gizi yang terjamin. 

Sebuah sinergi yang tidak direncanakan sebelumnya, jika kemudian Garudafood 
sebagai produsen makanan kecil berkualitas bertemu satu meja dengan ACT-Aksi 
Cepat Tanggap guna membicarakan program bantuan kemanusiaan untuk beberapa 
daerah rawan pangan dan korban bencana. Tentu saja ini sangat sejalan dengan 
ACT-Aksi Cepat Tanggap yang selama ini dikenal sangat concern terhadap setiap 
bencana yang terjadi di negeri ini. Sebagai bagian dari Total Disaster 
Management (penanganan bencana terpadu) yang dikembangkan ACT selama ini, 
recovery korban bencana menjadi salah satu program unggulan yang terus 
dilakukan di beberapa lokasi bencana, seperti di Aceh paska tsunami, Nias 
(gempa), dan yang terbaru di Jember dan Banjarnegara paska longsor dan banjir 
bandang. ACT dengan memanfaatkan mitra pedulinya di berbagai daerah tersebut, 
terus melakukan pendampingan dan beberapa program recovery. 

Bak gayung bersambut, ketika ACT meluncurkan program “Ayo Peduli Rawan Pangan 
2006”, Garudafood tengah menyiapkan bantuan kemanusiaan yang merupakan 
program reguler perusahaan tersebut. Berawal dari sebuah email tentang program 
rawan pangan ACT yang mampir di inbox salah satu staff Corporate Communication 
Garudafood, perusahaan besar itu pun menanggapi serius, sehingga di pekan 
terakhir bulan Maret ini sebuah sinergi besar tengah berlangsung. 

Garudafood peduli, ACT beraksi. Begitu ACT menyebut kerjasama ini. Ini sebuah 
sinergi yang luar biasa, antara kepedulian sebuah perusahaan produsen makanan 
kecil terbesar di Indonesia dengan sebuah lembaga kemanusiaan profesional yang 
berpengalaman menangani bencana dan program paska bencana. Karenanya, sangat 
tepat jika Garudafood memilih ACT sebagai lembaga yang dipercaya untuk 
menyalurkan bantuannya kepada pihak yang membutuhkan, yakni para korban bencana 
alam dan beberapa wilayah yang merupakan kantong-kantong kemiskinan dan rawan 
pangan. Dan bagi ACT, mengemban amanah dari Garudafood menjadi sebuah bukti, 
bahwa kepercayaan para donatur terhadap sebuah lembaga kemanusiaan ternyata 
begitu tinggi. Kewajiban ACT-lah memegang penuh kepercayaan tersebut, karena 
ini akan menjadi cermin bagi Garudafood sendiri untuk program-program 
berikutnya, maupun bagi perusahaan-perusahaan lainnya. 

Tak tanggung-tanggung, program bantuan kemanusiaan berupa produk-produk 
Garudafood yang dipercayakan kepada ACT untuk didistribusikan senilai kurang 
lebih Rp. 1.5 milyar. Sebuah nilai yang tak kecil untuk dibagikan ke lima 
provinsi, yaitu Jawa Tengah (Demak, Pati, Kudus, Rembang), Jawa Timur (Gresik 
dan Jember), Banten (Tangerang, Lebak, Pandeglang), DKI Jakarta, dan Nusa 
Tenggara Timur (Alor, Kupang dan Lembata). Ini sebuah tantangan tersendiri bagi 
ACT untuk membuktikan bahwa lembaga kemanusiaan ini memang berpengalaman 
mengemban amanah ini. Sebagai bagian dari Total Disaster Management (Manajemen 
Bencana Terpadu) yang selalu diusung ACT, program recovery dan salah satunya 
adalah mendistribusikan bantuan kepada para korban bencana merupakan 
tanggungjawab keseharian ACT. 

Kepercayaan sudah di tangan, program pun bergulir, bantuan kemanusiaan 
Garudafood dengan Pogram Sehati-nya bahkan sudah sampai di beberapa lokasi di 
Jawa Tengah sejak Kamis, 23 Maret 2006. “Barang sudah sampai di Posko pak,” 
ujar salah seorang relawan ACT di Pati, Jawa Tengah. Begitu pula dengan relawan 
di Gresik, Jawa Timur, yang melaporkan bahwa bantuan Garudafood tiba di Posko 
Gresik sehari setelah bantuan di Jawa Tengah sampai. Bantuan yang datang tentu 
sangat membantu, terlebih di Pati, Kudus, dan Gresik, karena wilayah-wilayah 
itu masih dalam status kebanjiran ketika bantuan datang. 

Setelah itu, relawan-relawan ACT di daerah pun sibuk mengelola bantuan 
tersebut. Tak kurang dari 20 relawan di setiap lokasi berjibaku, mulai dari 
pendataan calon penerima, hingga mendistribusikannya ke beberapa titik 
distribusi. Untuk memastikan seluruh proses distribusi berjalan lancar, ACT 
mengirimkan masing-masing satu orang relawan dari Jakarta untuk memantau 
langsung kegiatan di daerah. Ini menjadi penting bagi ACT, mengingat daerah 
bencana dan berhadapan langsung dengan korban bencana bukanlah perkara mudah. 
Distribusi bantuan, sebanyak apa pun bantuan yang diberikan, tetap sensitif 
bagi para korban bencana. Se

[Ida-Krisna Show] Lowongan di ACT-Aksi Cepat Tanggap

2006-03-23 Terurut Topik Bayu Gautama
ACT membutuhkan beberapa tenaga untuk bersama-samamenajlankan aktivitas 
kemanusiaannya. Silakan buka di lampiran untuk mengetahui informasi lebih 
lengkap.
  Kirimkan aplikasi Anda ke [EMAIL PROTECTED] 
   


-
New Yahoo! Messenger with Voice. Call regular phones from your PC for low, low 
rates.

[Non-text portions of this message have been removed]





=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[Ida-Krisna Show] Guruku Sayang, Guruku Malang

2006-03-23 Terurut Topik Bayu Gautama
Guruku Sayang, Guruku Malang
   
  Pak Catur namanya. Saya pernah memperolok-olok guru Bahasa Indonesia itu, 
bahkan berkali-kali. Tak terhitung kali saya menjelek-jelekkan namanya di 
belakang dia, bahkan pernah sekali saya berseru kegirangan saat seorang teman 
berteriak meledeknya. Pertanda saya setuju dan mengamini ledekan teman yang 
dialamatkan untuk guru berperawakan kurus dan tak tinggi itu. 

Jika mengingatnya kembali, saya menyesal telah memperlakukannya dengan tidak 
hormat. Sepanjang tiga tahun di bangku SMA saya tak pernah melihatnya memakai 
pakaian bagus, kecuali "seragam" putih biru yang kerap ia kenakan. 
Jangan-jangan gajinya yang kecil memang tak memungkinkannya membeli pakaian 
baru, karena untuk makan sehari-hari pun sudah begitu kurangnya. Selama tiga 
tahun itu pula saya tak pernah melihatnya bertambah gemuk, sejak pertama masuk 
sekolah itu hingga saya lulus, berat badannya tak bertambah. Jangan-jangan, ia 
terlalu pusing memutar dan mengatur pengeluaran sehari-harinya dari 
penghasilannya yang tak seberapa itu. Sepanjang tiga tahun itu pula, bahkan 
motornya tak pernah ganti. Boleh jadi, motor milik Pak Catur itu motor terjelek 
yang parkir di halaman sekolah. Kalah mentereng dari motor milik anak-anak 
didiknya. Saya tak pernah tahu, apakah Pak Catur saat itu berstatus guru bantu 
atau guru honorer yang lebih sering harus mengurut dada saat menerima imbalan 
dari
 jerih payah mengajarnya setiap hari? 

"Bu bayar bu, bu bayar..." begitu ledekan saya kepada salah seorag guru SD 
saya, Ibu Bayyar. Namanya memang demikian, jadi tak sedikit memang siswa di SD 
itu yang mengolok-olok namanya. Terlebih ketika ia secara inisiatif pribadinya 
menyelenggarakan program belajar tambahan di luar sekolah (les privat tapi 
sedikit wajib) di rumahnya. Ibu Bayyar memungut biaya yang sekitar 500 rupiah 
setiap anak untuk satu kali pertemuan. Waktu itu kami sering menudingnya 
sebagai "program pengayaan diri". 

Tapi kini saya menyesal telah melakukan itu semua. Bu Bayyar tak pernah marah 
saya meledeknya, ia tetap tersenyum. Barangkali senyumnya itulah yang menutupi 
kesulitannya selama ini menyambung hidup dengan mengandalkan profesinya sebagai 
guru. Jangan-jangan Ibu Bayyar termasuk guru bantu atau honorer yang dibayar 
secara tak manusiawi, sehingga memaksanya mencari tambahan dengan 
menyelenggarakan les privat. 

Tak hanya Ibu Bayyar. Sebagian besar guru di SD, SMP dan SMA waktu itu juga 
seolah berlomba menjual buku pelajaran, apakah itu merupakan program bersama 
sekolah maupun program pribadi, apakah buku baru maupun fotocopy-an. Waktu itu 
saya menanggapinya sinis sebagai bisnis tambahan para guru itu. Pernah sekali 
saya berpikir, jelas saja banyak siswa di Indonesia sering gagal dalam banyak 
pelajaran, karena guru-gurunya sibuk berbisnis. Bahkan saya juga mencurigai, 
tidak majunya pendidikan di Indonesia bisa jadi disebabkan oleh konsentrasi 
guru-gurunya terpecah, ya mendidik ya bisnis. 

Belakangan saya menyadari semua dugaan itu salah. Penghasilan guru yang hanya 
cukup untuk makan beberapa hari itu lah penyebab sesungguhnya. Bagaimana mereka 
tak pusing memikirkan bayar listrik, air, atau sewa rumah mereka setiap bulan? 
dari mana ia mendapatkan uang untuk makan minggu kedua hingga menjelang gajian 
berikutnya? bagaimana juga mereka menyediakan bayaran sekolah untuk anak-anak 
mereka sendiri? atau jangan-jangan banyak kasus di negeri ini, bahwa terdapat 
anak-anak guru yang tak bisa sekolah lantaran tak ada biaya? 

Jika kini ratusan ribu guru menuntut hak mereka untuk sekadar dijadikan pegawai 
negeri sipil, atau menuntut transparansi atas hasil seleksi Calon Pegawai 
Negeri Sipil, itu bukan semata tuntutan emosional pribadi. Tangisan mereka 
adalah cermin luka puluhan tahun menanti sebuah mimpi yang tak pernah terwujud, 
sebatas harap akan status; pegawai negeri. Mereka tak pernah putus asa berharap 
perhatian dan kepedulian pemerintah akan nasib para guru yang selalu 
dianaktirikan. Tenggotakan mereka tak pernah kering untuk tetap menyuarakan 
impian sederhana mereka, demi mendapatkan jaminan di masa depan. 

Sejuta maaf saya untuk semua guru di muka bumi ini, betapa diri ini kurang 
menghargai semua jerih payahmu. Akankah nasib guru terus seperti ini, hingga 
suatu saat nanti tak ada lagi yang berkenan menjadi guru karena nasib mereka 
yang tak pasti? bukankah pemimpin negeri ini dan seluruh orang sukses di muka 
bumi ini adalah hasil didikan para guru?

Saya yakin masih ada yang akan menjadi guru sampai kapan pun, tapi saya juga 
berharap mereka tak sekadar mendapat imbalan yang membuat mereka tak 
bersemangat mendidik anak-anak kita. Sungguh, jika Anda menanyakan kepada para 
guru, terhiburkah mereka dengan sematan "pahlawan tanpa tanda jasa?"

Bayu Gawtama


-
Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ 
countries) for 2¢/min or less.

[Non-text portions of this message have been removed]





==

[Ida-Krisna Show] Gizi Buruk Itu Bencana!

2006-03-21 Terurut Topik Bayu Gautama
Gizi Buruk Itu Bencana!
   
  Semakin sering kita mendengar dan melihat kasus gizi buruk yang menimpa 
balita-balita di berbagai daerah. Boleh jadi, berita tentang kasus gizi buruk 
terus menerus menghiasi layar kaca televisi, sejak berita terpagi hingga berita 
tengah malam. 
   
  Sebagai gambaran, di Nusa Tenggara Barat (NTB), sepanjang tahun 2005 dinas 
kesehatan setempat mencatat 3565 kasus gizi buruk yang menimpa balita di 
Provinsi tersebut, 13 di antaranya bahkan meninggal dunia. Data lainnya 
menyebutkan, di provinsi tersebut terdapat 49.000 balita menderita gizi buruk. 
Sementara tetangganya, NTT, penderita gizi buruk sebanyak 463.370 balita. Dari 
jumlah tersebut, 51.547 balita dalam kondisi gizi kurang dan 10.897 orang dalam 
kondisi gizi buruk. Masih di Provinsi yang sama, per awal Juni 2005 terdapat 
119 kasus busung lapar yang tersebar di 12 kabupaten/kota. Jumlah tersebut 
terdiri dari 113 penderita marasmus (kekurangan karbohidrat), 5 orang penderita 
kwashiorkor (kekurangan protein), dan 1 orang penderita marasmus-kwashiorkor. 
   
  Tak hanya di dua Provinsi yang jauh di Timur, bahkan di wilayah yang dekat 
dengan pusat pemerintahan pun terdapat kasus gizi buruk, seperti di Jakarta dan 
Banten. Di Cilincing, Jakarta Utara, misalnya, lebih dari 4000 balita menderita 
gizi buruk, tak sedikit di antaranya yang sudah meninggal dunia. Belum di 
beberapa daerah lainnya di Jakarta. Banten, salah satu Provinsi baru yang 
letaknya tak jauh dari pelupuk mata pemerintah pusat pun terdapat banyak kasus 
gizi buruk. Yang lebih mencengangkan, disinyalir Banten merupakan wilayah 
dengan kasus gizi buruk tertinggi di Asia. Sehingga World Health Organization 
(WHO), badan kesehatan dunia harus menempatkan perwakilannya di Provinsi 
berpenduduk 6,5 juta tersebut. Kabupaten Lebak, salah satu kabupaten yang 
dianggap paling banyak ditemukan kasus gizi buruk di Banten. Kasus serupa juga 
ditemui di Jawa Barat dan Jawa Tengah. 
   
  Secara keseluruhan, sepanjang tahun 2005 di Indonesia tercatat 1,67 juta 
kasus gizi buruk. Meski data yang dikeluarkan Care International Indonesia 
menunjukkan angka yang lebih mengagetkan, yakni sepuluh kali dari angka yang 
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan itu. 
   
  Sayangnya, penanganan kasus gizi buruk ini terkesan lambat oleh pemerintah. 
Seolah gizi buruk bukanlah sebuah ancaman, boleh jadi gizi buruk dan busung 
lapar dianggap tak berbahaya dan bukan merupakan sebuah bencana. Sungguh ironi 
jika ternyata ada anggapan demikian, karena sesungguhnya gizi buruk bukan 
sekadar bencana, tetapi juga sebuah malapetaka yang akan berkepanjangan 
sekaligus mengancam masa depan bangsa. 
   
  Penanganan dan perhatian dari pemerintah terkesan tidak serius, kasus gizi 
buruk ini pun sedikit luput dari perhatian masyarakat kebanyakan. Sehingga 
ketika kasus ini berkali-kali muncul di televisi atau surat kabar, masyarakat 
baru tercengang, seolah tak percaya ada anak Indonesia menderita gizi buruk. 
Padahal, kasus ini sudah berlangsung sangat lama dan bertahun-tahun. 
   
  Tak seperti pengangan bencana alam yang serius, pemerintah dan segenap 
masyarakat begitu cepat mengirimkan bantuan bagi para korban bencana. Tidak 
demikian dengan kasus gizi buruk, tak terlihat iring-iringan kendaraan 
memberikan bantuan pangan, tak terlihat tim medis khusus layaknya yang 
dikirimkan ke lokasi bencana alam, tak nampak antusias masyarakat dan ribuan 
elemen masyarakat bahu membahu menyorongkan bantuan, baik melalui lembaga 
kemanusiaan atau datang langsung ke lokasi bencana. 
   
  Padahal, sebuah ancama lost generation terpampang jelas di depan kita. Bangsa 
Indonesia diyakini akan kehilangan generasi-generasi yang cerdas, mandiri, 
tangguh dan tak berketergantungan. Jika gizi buruk tak ditangani serius, 
sebagian generasi bangsa ini akan menjadi generasi yang loyo, memiliki 
keterbelakangan mental, tak mandiri dan selalu berketergantungan. Bahkan bisa 
disebut, generasi yang dihasilkan dari kasus-kasus gizi buruk ini adalah mereka 
yang kelak hanya akan menjadi beban negara. Sebuah harga mahal yang harus 
dibayar negeri ini, lebih mahal dari dari biaya penyelamatan yang sebenarnya 
bisa kita mulai sejak dini. 
   
  Masihkah kita tak menganggap kasus gizi buruk ini sebagai bencana? relakah 
jika negeri ini di masa depan akan banyak dihuni oleh generasi terbelakang? 
Sebelum semuanya terlambat, mari bahu membahu bersama ACT-Aksi Cepat Tanggap 
dalam program "Ayo Peduli Rawan Pangan 2006; Operasi Gizi Busung Lapar" dengan 
tema; "Selamatkan Balita Kita, Selamatkan Bangsa". 
   
  ***
  Bantuan Anda bisa disalurkan melalui rekening kemanusiaan ACT- Aksi Cepat 
Tanggap : 
  BCA  676 0 30 31 33, Mandiri 128 000 4593 338, Syariah Mandiri 101 0001 114, 
Muamalat 304 0023 015, BNI Syariah 009 611 0239 (semua rekening atas nama 
Yayasan Aksi Cepat Tanggap)
   
  Informasi: Bayu Gawtama (0852 190 68581), 021-7414482 ext 117 atau klik 
www.aksicepattanggap.com 
   


--

[Ida-Krisna Show] Banjir Landa 6 Wilayah, Ribuan Pengungsi Butuh Bantuan

2006-03-21 Terurut Topik Bayu Gautama
Banjir Melanda 6 Wilayah
   
  Senin pagi hingga sore (20/3), adalah hari yang nahas bagi ribuan warga di 
Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bengkulu. Betapa tidak, secara serempak banjir 
menerjang ribuan rumah di beberapa daerah tersebut. Musibah ini terbilang 
mengejutkan, mengingat Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) telah mengeluarkan 
pernyataan bahwa Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Cukup mengagetkan 
juga, karena selama sepekan terakhir hujan hampir tak pernah turun. 
  Namun hujan deras yang mengguyur beberapa wilayah di Pulau Jawa sejak Minggu 
(19/3), membuat beberapa daerah yang sebelumnya pernah digenangi banjir, 
kembali terendam. di Gresik misalnya, 1700 rumah di 17 desa di Kecamatan 
Benjeng, Kabupaten Gresik tergenang air setinggi 1-1,5 meter akibat meluapnya 
Sungai Lamong. Selain merendam rumah warga, banjir juga menggenangi 
kantor-kantor pemerintahan, dan beberapa sekolah. Bahkan dilaporkan seorang 
bocah tewas terseret banjir tersebut. 
  Tak hanya Gresik kota di Jawa Timur yang dilanda banjir. Tetangga kota 
tersebut, yakni 4 Kecamatan di Kabupaten Mojokerto dan 1 Kecamatan di Kota 
Mojokerto juga kebagian kelimpahan air. Ratusan rumah tergenang banjir setelah 
hujan yang mengguyur kawasan tersebut sejak Minggu pagi (19/3). Akibat banjir 
tersebut, ruas jalan antara Mojokerto dan Gresik pun sempat terputus. Selain 
dua wilayah tersebut, Probolinggo adalah wilayah lainnya di Jawa Timur yang 
terendam banjir. Bedanya, ribuan warga yang mendiami sekitar 300 rumah yang 
terendam banjir di Kecamatan Mayangan tersebut sudah biasa akan datangnya 
banjir, karena kawasan tersebut memang kerap dilanda banjir setiap kali turun 
hujan lebat. Diperkirakan, dalam waktu 6-8 jam genangan air akan segera surut. 
  Berbeda dengan Jawa Timur, dua wilayah di Jawa Tengah, yakni Pati dan Kudus 
justru diterjang banjir bandang. Selain menghancurkan ratusan rumah, dua 
jembatan juga putus akibat terjangan banjir bandang itu. Tak hanya itu, banjir 
bandang di Kudus dan Pati ini menelan 3 korban jiwa, sementara 1 orang lainnya 
masih dalam pencarian. 
  Selain di Pulau Jawa, banjir juga melanda Bengkulu. Ratusan rumah terendam 
banjir akibat meluapnya Sungai Andalas setelah hujan deras selama dua hari 
mengguyur daerah tersebut. Meski tidak ada korban tewas, namun ratusan 
pengungsi sangat membutuhkan bantuan pangan dan kesehatan.
  *** 
  Banjir ternyata belum usai. Ribuan warga menjadi pengungsi setelah banjir 
yang melanda 6 wilayah di Pulau Jawa dan Bengkulu. Mari terus bantu mereka 
dengan segala yang kita punya. Kepedulian (semestinya) tak pernah berhenti, 
karena bencana jelas tak kenal waktu. (Gaw)
   
  Salurkan bantuan Anda melalui rekening kemanusiaan ACT: 
  BCA 676 0 30 31 33
  Mandiri  128 459 3338
  BNI Syariah  009 611 0239
  Syariah Mandiri  101 000 1114
  Muamalat  304 000 23015


-
Yahoo! Mail
Bring photos to life! New PhotoMail  makes sharing a breeze. 

[Non-text portions of this message have been removed]






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Over 1 billion served! The most music videos on the web.
Click to Watch now!
http://us.click.yahoo.com/xmKGzA/IARHAA/kkyPAA/iPMolB/TM
~-> 

=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[Ida-Krisna Show] Cinta yang Takkan Pernah (Mampu) Terbayar

2006-03-21 Terurut Topik Bayu Gautama
Cinta yang Takkan Pernah Mampu Terbayar
   
  Lutfia, bukan siapa-siapa. Tapi ia menjadi seseorang yang akan disebut 
namanya di Surga kelak oleh Yusuf, anak tercintanya. Dan ia akan menjadi 
satu-satunya yang direkomendasikan Yusuf, seandainya Allah memperkenankannya 
menyebut satu nama yang akan diajaknya tinggal di Surga, meski Lutfia sendiri 
nampaknya takkan membutuhkan bantuan anaknya, karena boleh jadi kunci surga 
kini telah digenggamnya. 
   
  Bagaimana tidak, selama dua hari Lutfia menggendong anaknya yang berusia 
belasan tahun mengelilingi Kota Makassar untuk mencari bantuan, sumbangan dan 
belas kasihan dari warga kota, mengumpulkan keping kebaikan dan mengais 
kedermawanan orang-orang yang dijumpainya, sekadar mendapatkan sejumlah uang 
untuk biaya operasi anaknya yang menderita cacat fisik dan psikis sejak lahir. 
   
  Tubuh Yusuf, anak tercintanya yang seberat lebih dari 40 kg tak membuat lelah 
kaki Lutfia, juga tak menghentikan langkahnya untuk terus menyusuri kota. 
Tangannya terlihat genetar setiap menerima sumbangan dari orang-orang yang 
ditemuinya di jalan, sambil sesekali membetulkan posisi gendongan anaknya. 
Sementara Yusuf yang cacat, takkan pernah mengerti kenapa ibunya membawanya 
pergi berjalan kaki menempuh ribuan kilometer, menantang sengatan terik 
matahari, sekaligus ratusan kali menelan ludah untuk membasahi kerongkongannya 
yang kering sekering air matanya yang tak lagi sanggup menetes. 
   
  Ribuan kilo sudah disusuri, jutaan orang sudah dijumpai, tak terbilang 
kalimat pinta yang terucap seraya menahan malu. Sungguh, sebuah perjuangan yang 
takkan pernah bisa dilakukan oleh siapa pun di muka bumi ini kecuali seorang 
makhluk Tuhan bernama; Ibu. Ia tak sekadar menampuk beban seberat 40 kg, tak 
henti mengukur jalan sepanjang kota hingga batas tak bertepi, tetapi ia juga 
harus menyingkirkan rasa malunya dicap sebagai peminta-minta, sebuah predikat 
yang takkan pernah mau disandang siapapun. Tetapi semua dilakukannya demi 
cintanya kepada si buah hati, untuk melihat kesembuhan anak tercinta, tak 
peduli seberapa besar yang didapat. 
   
  Tidak, ia tak pernah berharap apa pun jika kelak anaknya sembuh. Ia tak 
pernah meminta anaknya membayar setiap tetes peluhnya yang berjatuhan setiap 
jengkal tanah dan aspal yang dilaluinya, semua letih yang menderanya sepanjang 
jalan menyusuri kota. Ibu takkan memaksa anaknya mengobati luka di kakinya, tak 
mungkin juga si anak mengganti dengan seberapa pun uang yang ditawarkan setiap 
hembusan nafasnya yang tak henti tersengal. 
   
  Lutfia, adalah contoh ibu yang boleh jadi semua malaikat di langit akan 
mengagungkan namanya, yang menjadi alasan tak terbantahkan ketika Rasulullah 
menyebut "ibu" sebagai orang yang menjadi urutan pertama hingga ketiga untuk 
dilayani, dihormati, dan tempat berbakti setiap anak. Lutfia, barangkali telah 
menggenggam satu kunci surga lantaran cinta dan pengorbanannya demi Yusuf, anak 
tercintanya. Bahkan mungkin senyum Allah dan para penghuni langit senantiasa 
mengiringi setiap hasta yang mampu dicapai ibu yang mengagumkan itu. 
   
  Sungguh, cintanya takkan pernah terbalas oleh siapapun, dengan apapun, dan 
kapanpun. Siapakah yang lebih memiliki cinta semacam itu selain ibu? Wallaahu 
'a'lam 
   
  Bayu Gawtama
  http://gawtama.blogspot.com


-
Yahoo! Mail
Bring photos to life! New PhotoMail  makes sharing a breeze. 

[Non-text portions of this message have been removed]






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Music that listens to you.
LAUNCHcast. What's in your mix?
http://us.click.yahoo.com/8mKGzA/FARHAA/kkyPAA/iPMolB/TM
~-> 

=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[Ida-Krisna Show] Ratusan Anak di Bone-Bolang Menderita Gizi Buruk

2006-03-15 Terurut Topik Bayu Gautama
  Ratusan Anak di Bone-Bolang Menderita Gizi Buruk  
www.aksicepattanggap.com
  2006-03-16 08:30:35

  Ratusan anak di Kabupaten Bone-Bolang, Gorontalo, menderita gizi buruk dan 
gizi buruk akut. Sepanjang tahun 2005, tercatat 188 balita dinyatakan menderita 
gizi buruk, 10 diantaranya meninggal dunia. 

  Sedangkan di tahun 2006, sejak awal Januari lalu, jumlah penderita gizi buruk 
di Kabupaten tersebut bertambah menjadi lebih dari 200. Balita yang meninggal 
akibat gizi buruk akut (marasmus) sejak awal 2006 tercatat 2 orang. 

  Kasus kematian balita penderita gizi buruk di Kabupaten Bone-Bolang, dan 
ratusan lainnya yang menderita gizi buruk semakin memperpanjang daftar kasus 
gizi buruk di Indonesia. Sepanjang tahun 2005, sedikitnya 1,67 juta balita 
divonis menderita gizi buruk (data depkes), dan jumlah tersebut masih terus 
bertambah seiring terus bermunculannya kasus-kasus baru di berbagai daerah. 

  Kasus gizi buruk di Indonesia, selain disebabkan faktor kemiskinan orang tua 
penderita sehingga tidak mampu membeli susu dan makanan bergizi bagi balitanya, 
juga disebabkan ketidaktahuan para orangtua terutama ibu balita tentang 
pentingnya makanan bergizi bagi anak. Para orangtua juga tidak banyak 
pengetahuan tentang jenis makanan bergizi, padahal makanan bergizi tidak mesti 
makanan yang berharga tinggi. 

  ACT-Aksi Cepat Tanggap baru saja meluncurkan program “Ayo Peduli Rawan Pangan 
2006: Operasi Gizi Busung Lapar” dengan tema: “Selamatkan Balita, Selamatkan 
Bangsa”. Sebuah program untuk melakukan penanganan darurat bagi korban busung 
lapar dan gizi buruk dengan cara memberikan perlindungan terhadap korban gizi 
buruk dan memulihkan kondisinya. 

  Mari bersama selamatkan balita kita, untuk menyelamatkan masa depan bangsa. 
Masa depan bangsa ditentukan oleh seberapa besar perhatian kita mempersiapkan 
generasi penerus bangsa ini. Kini, generasi penerus itu tengah dilanda gizi 
buruk, akankah kita tetap diam melihat kenyataan ini? (Gaw)

  Salurkan kepedulian Anda melaluai rekening kemanusiaan ACT (atas nama Yayasan 
Aksi Cepat Tanggap) 


  Bank MuamalatNo. Rek. 304 000 23015

  Bank Syariah Mandiri No. Rek. 101 000 1114
Bank Mandiri No. Rek. 128 459 3338
BCANo. Rek. 676 030 31 33

  BNI Syariah   No. Rek. 009 611 0239

  Informasi: 

  Bayu Gawtama, Public Relation ACT-Aksi Cepat Tanggap
021-7414482, 0852 190 68581 


-
 Yahoo! Mail
 Use Photomail to share photos without annoying attachments.

[Non-text portions of this message have been removed]





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Listen to Internet Radio! Access to your favorite Artists!
Click to listen to LAUNCHcast now!
http://us.click.yahoo.com/_mKGzA/GARHAA/kkyPAA/iPMolB/TM
~-> 

=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[Ida-Krisna Show] Selamatkan Balita, Selamatkan Bangsa!

2006-03-14 Terurut Topik Bayu Gautama
Selamatkan Balita, Selamatkan Bangsa!
   
  Jika kita cukup cermat memperhatikan berita di televisi, sejak pagi hingga 
tengah malam nyaris semua stasiun TV akan menyajikan liputan mengenai kasus 
gizi buruk di beberapa daerah. Berita terbaru bahkan berulang-ulang menayangkan 
seorang ibu di RS. Abdul Muluk, Lampung, yang menangis histeris di depan 
anaknya yang baru meninggal karena mengalami gizi buruk. Sorotan kamera 
memperlihatkan dengan jelas seorang bayi dengan tubuh yang sangat kurus. 
Seperti seonggok tulang berbalut kulit keriput yang sedang dipompa untuk 
membantu pernapasan sang bayi, namun usaha tim dokter terhenti oleh kuasa Allah 
yang berkehendak lain. Meledaklah tangis sang ibu melihat perlahan-lahan bayi 
yang dicintainya itu menutup mata untuk selamanya. 
   
  “Maafkan ibu nak, ibu tidak sanggup memberikan makanan yang baik untukmu...” 
begitu penyesalan sang ibu di tengah-tengah isak tangisnya meratapi tubuh kaku 
anaknya yang belum berusia satu tahun itu. Sementara si anak meninggalkan dunia 
ini dengan sejuta tanya, mengapa harus mengalami gizi buruk di negeri yang kaya 
raya ini?
   
  Jutaan kasus lainnya akan terus menyusul, dan semua stasiun TV pun 
diperkirakan akan kebanjiran berita mengenai gizi buruk di seluruh pelosok 
negeri ini mengingat kasus ini seperti fenomena gunung es. Mulanya tidak 
terdeteksi, begitu satu-dua kasus muncul, sungguh mengagetkan karena ternyata 
ribuan bahkan jutaan balita lainnya mulai terungkap. 
   
  Saat ini, menurut data Departemen Kesehatan, 1,67 juta jiwa anak Indonesia 
menderita busung lapar. Ini berbeda dengan data yang dikeluarkan oleh Care 
International Indonesia yang menyebut angka sepuluh kali lipat dari data 
tersebut. Kasus busung lapar telah melanda daerah Indonesia Timur seperti, NTB 
dan NTT. Di NTB terdapat balita sebanyak 49.000 orang. Menurut Menkes, per 5 
Juni 2005 tercatat korban busung lapar di NTB berjumlah 655 korban, 13 di 
antaranya meninggal dunia. 
   
  Di NTT, penderita gizi buruk sebanyak 463.370 balita. Dari jumlah tersebut, 
51.547 balita dalam kondisi gizi kurang dan 10.897 orang dalam kondisi gizi 
buruk. Masih di Provinsi yang sama, per awal Juni 2005 terdapat 119 kasus 
busung lapar yang tersebar di 12 kabupaten/kota. Jumlah tersebut terdiri dari 
113 penderita marasmus (kekurangan karbohidrat), 5 orang penderita kwashiorkor 
(kekurangan protein), dan 1 orang penderita marasmus-kwashiorkor. 
   
  Kasus busung lapar ternyata tidak hanya melanda Indonesia Timur. Bahkan di 
Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang 
tidak jauh dari pantauan pemerintah pusat pun tidak luput dari bencana busung 
lapar ini. Secara keseluruhan, 40 dari 265 Kabupaten di Indonesia agak rawan 
pangan, dan 60 dari 265 kabupaten tersebut (22,64%) dinyatakan rawan pangan dan 
sangat rawan pangan. Dampak utama dari KEP (kurang energi protein), khususnya 
busung lapar pada balita di Indonesia adalah kematian massal para balita, dan 
akan berujung pada suatu bencana yang disebut lost generation. Setidaknya, 
Indonesia di masa depan akan kekurangan sumber daya manusia yang tangguh, 
cerdas, dan mandiri. Bangsa Indonesia ke depan akan dipenuhi oleh 
generasi-generasi terbelakang, bodoh dan bermental rendah (inferior) akibat 
gizi buruk. Sebuah bencana yang mesti dihindari dan dilakukan pencegahannya 
semenjak kini.  
   
  Proses Panjang
  Kasus busung lapar (gizi buruk/marasmus-kwoshiorkor) disebabkan karena 
kekurangan gizi yang berat dan ini bukanlah penyakit yang datang mendadak, 
melainkan suatu proses yang sudah lama. Dimulai dari gizi ringan, sedang, 
sampai berat (gizi kurang). Dan masalah gizi kurang merupakan masalah utama 
negara-negara berpenghasilan rendah, termasuk Indonesia. 
   
  Hal ini tidak dapat dibiarkan begitu saja karena akan mempengaruhi masa depan 
generasi Indonesia. Bagaimana kita bisa bersaing dengan negara lain di era 
globalisasi dan pasar bebas yang sudah berlangsung sekarang ini jika 
generasi-generasi penerus bangsa kita berkualitas rendah karena gizi yang 
buruk. 
   
  Untuk itu, agar Indonesia dapat mencetak generasi-generasi bangsa yang 
tangguh, perlu segera dilakukan penanganan dan antisipasi terhadap gizi buruk 
yang merupakan awal dari rendahnya kualitas anak bangsa ini. Jadi, 
program-program yang dilakukan dalam menghadapi kasus gizi buruk sekarang ini 
tidak hanya kuratif, tapi perlu dilakukan program preventif agar hal ini tidak 
terulang lagi.
   
   ACT berencana untuk melakukan penanggulangan gizi buruk atau program 
lanjutannya di periode kedua ini di 2 wilayah yaitu Lebak Gedong dan Leuweung 
Lojor. Dua wilayah di Kabupaten Banten tersebut menjadi daerah sasaran karena 
balita yang terkena gizi buruk relatif banyak dan sudah memenuhi standar 
terjadinya KLB (kejadian luar biasa) di suatu wilayah. Berdasarkan data yang 
diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak per Maret 2006, dinyatakan bahwa 
balita yang menderita gizi buruk berjumlah 1.594 balita. 
   

[Ida-Krisna Show] Masih Senang Buang Nasi?

2006-03-09 Terurut Topik Bayu Gautama
Masih Senang Buang Nasi?
   
  Masih senang buang nasi? saya selalu teringat kalimat ini dan rasanya takkan 
pernah lupa. Adalah ibu yang pernah mengutarakannya dulu saat saya kecil. 
Setiap kali waktu makan tiba, ibu menyediakan kelima anaknya untuk makan 
masing-masing sepiring. Dan saya, salah satu dari dua anak ibu yang gemar 
membuang-buang nasi pada saat makan. Maksudnya, setiap kali ibu luput mengawasi 
makan kami, saya membuang nasi ke selokan, atau ke tempat sampah dengan 
berbagai alasan; kenyang, makanan tidak enak, sedang tidak selera makan, atau 
sekadar mengejar ketinggalan dari saudara-saudara yang lain yang tumpukan nasi 
di piringnya sudah hampir habis. 

Tapi ibu selalu tahu kalau saya melakukan itu, seketika kalimat itu pun 
terdengar, "masih terus membuang nasi?". Tak hanya itu, seperti penceramah di 
masjid pada saat sholat Jum'at -begitu saya menilai ibu saat menasehati kami 
dulu-, tak berhenti bicara sebelum anaknya ini benar-benar menunjukkan 
penyesalan. Keluarnya khotbah ibu tentang anak-anak terlantar yang bertemu nasi 
seperti menanti matahari di musim penghujan, mereka yang tak pernah bermasalah 
soal rasa makanan. Karena masalah mereka bukan pada rasa, tetapi pada wujud 
fisik makanan yang jarang mereka dapatkan. Berceritalah ibu tentang kaum fakir 
yang untuk bisa makan sekali sehari, selaut peluh harus terkucur deminya, 
segunung doa tak henti dipanjatnya untuk sesuap nasi di hari itu, lelah pun tak 
pernah ada dalam perjalanan panjang mereka mengganjal perut kosongnya. 

Lagi-lagi saya membuang nasi, juga diwaktu makan siang bersama abang dan adik. 
Si bungsu manis dari keluarga kami pun berteriak, "bu, abang buang nasi 
lagi...". Tiba-tiba saya mendelik dan menampar piring milik si manis. Lalu saya 
bilang ke ibu, "abang cuma dikit kok, itu buktinya adik yang lebih banyak 
membuang nasinya," kilah saya tak mau kalah. 

Tapi ibu tetap tahu siapa yang bersalah sebenarnya. Saya mendapat hukuman tak 
mendapatkan makanan untuk malam hari. Di waktu makan malam, saya tak 
diperkenankan berada di ruang makan. Anak nakal ini diminta untuk merenungi 
perbuatannya siang hari. Tak banyak yang bisa direnungkan anak sekecil saya 
waktu itu, selain satu hal yang bisa dirasa; "begini rasanya telat makan..." 
benar-benar menderita. Saya juga mendapati pelajaran berharga, tidak enak 
rasanya hanya menjadi penonton orang-orang yang sedang nikmat menyantap 
makanan, terlebih jika yang dimakan adalah penganan kegemaran saya. Terbersit 
harap, abang dan adik-adik berbaik hati tak melahap habis semua makanan dan 
menyisakan sedikit saja untuk saya. Semoga

Ternyata hukuman ibu tak sekejam yang saya kira. Ibu tetaplah manusia paling 
baik sedunia. Usai waktu makan malam ibu memanggil dan mempersilahkan saya 
duduk di meja makan. Nasi pun tersedia, semur tahu nikmat buatan ibu yang tadi 
membuat tenggorokan ini sempat tergelegak pun lahap disantap. Nikmatnya. 
Ternyata, nasi lebih nikmat untuk dimakan ketimbang dibuang. Dan sungguh, 
teramat banyak saudara kita yang nyaris tak pernah menikmati makanan senikmat 
yang kami punya. 

***

Sungguh saya tak henti menangis, setiap kali mendengar dan melihat banyak orang 
membuang makanan yang tak termakan. Setiap kali mendengar bahwa teramat banyak 
restoran dan hotel yang lebih rela membuang sisa makanan ketimbang 
membagi-bagikannya kepada orang yang lebih membutuhkan. Setiap kali mendengar 
berita di televisi tentang orang-orang yang mulai menyantap nasi bekas (aking), 
atau anak-anak yang menjadikan batang pohon sebagai santapannya, lantaran tak 
ada lagi yang bisa dimakan. 

Miris hati ini, ketika mendengar sekeluarga di Indramayu keracunan setelah 
menyantap jamur yang diambil dari kebun belakang rumah mereka. Mereka terpaksa 
makan jamur karena tak lagi ada yang bisa dimakan, dan jamur menjadi pilihan 
terakhir untuk mengganjal perut kerontang mereka. 

Masihkah kita senang membuang nasi?

  (Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye ACT-Aksi Cepat Tanggap menghadapi 
ancaman rawan pangan di negeri tercinta ini. 1,7 juta balita di Indonesia 
menderita gizi buruk dan busung lapar. Tak terbilang jumlah kaum fakir yang 
kesulitan mendapatkan makan...)
  
Bayu Gawtama
  0852 190 68581
  021-7414482 (kantor ACT)
  http://gawtama.blogspot.com


-
Yahoo! Mail
Bring photos to life! New PhotoMail  makes sharing a breeze. 

[Non-text portions of this message have been removed]





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Listen to Internet Radio! Access to your favorite Artists!
Click to listen to LAUNCHcast now!
http://us.click.yahoo.com/_mKGzA/GARHAA/kkyPAA/iPMolB/TM
~-> 

=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jang

[Ida-Krisna Show] Sepuluh Menit Penuh Arti

2006-03-01 Terurut Topik Bayu Gautama
Sepuluh Menit Penuh Arti
   
  Sepuluh menit begitu berarti? Ya, waktu yang sebentar itu bisa membuat saya 
tenang menjalani dua puluh tiga jam lima puluh menit selanjutnya, atau 
sebaliknya, sepuluh menit akan menjadikan sepanjang hidup saya dihantui 
perasaan bersalah dan penuh penyesalan. Karena sepuluh menit yang saya maksud 
adalah kesempatan untuk mengajak kedua putri saya berputar-putar sekeliling 
rumah setiap pagi sebelum ke kantor. 

Mengajak anak-anak berputar dengan motor setiap pagi sudah menjadi rutinitas 
harian. Saya tak pernah menawarinya, justru awalnya merekalah yang meminta. 
Jadilah berputar selama kurang lebih sepuluh menit itu sebuah "kewajiban" tak 
tertulis namun tersepakati antara saya dan anak-anak, bahwa jangan pernah ada 
satu hari pun terlewati tanpa rutinitas tersebut. Kecuali jika saya sedang 
keluar kota. 

Pernah satu pagi saya tergesa ke kantor sehingga mengabaikan keinginan 
anak-anak untuk berputar-putar seperti pagi-pagi sebelumnya. Namun karena saya 
merasa harus datang lebih awal ke kantor lantaran khawatir terlambat, saya tak 
menggubris tangisan kedua anak saya. Motor pun menderu berpacu mengejar waktu, 
beberapa menit kemudian saya pun tiba di kantor. Saya memang tak terlambat 
untuk mengikuti rapat pagi itu, tetapi begitu rapat dimulai ada yang begitu 
berat menggelayuti perasaan yang membuat saya tak konsentrasi berada di ruang 
rapat. 

Terbayanglah wajah-wajah mungil di rumah yang masih menangis terabaikan, 
tersisihkan oleh kepentingan saya untuk segera tiba di kantor. Padahal mereka 
sudah mandi pagi-pagi mendahului saya, berdandan rapi lengkap dengan jilbab 
tercantik pilihan mereka sendiri, demi satu keinginan; berputar keliling 
komplek rumah dengan motor. "Iqna pakai jilbab ini lho, kalau kena angin kan 
bisa terbang-terbang..." seru si kecil bersemangat. "Teteh boleh pakai sepatu 
nggak bi?" sebuah tanya yang terjawab oleh deru mesin yang bergegas ke kantor. 

Pagi itu, dua pasang mata menatap sedih motor saya yang melaju kencang. Suara 
tangis mereka hilang sudah ditelan angin pagi. Nampaknya, rayuan sang bunda pun 
tak membuat mereka bergeming. "Hampir setengah jam anak-anak tetap berdiri di 
depan rumah, berharap abi kembali lagi," ujar isteri saya sesaat setelah saya 
pulang. 

Saya merasa bersalah, menyesal, marah pada diri sendiri. Anak-anak hanya butuh 
waktu sepuluh menit di pagi hari sebelum melepaskan keridhaan mereka melepas 
kepergian saya ke kantor dengan masing-masing tiga kecupan; pipi kanan, pipi 
kiri dan bibir. Tetapi pagi itu, jangankan kecupan, bahkan lambaian tangan saya 
pun tak dihiraukan. 

Menangis pun tak berarti, saya harus minta maaf kepada mereka. Semoga 
permintaan maaf saya bisa diterima agar penyesalan saya tak berketerusan. 
Tetapi sungguh, yang paling membuat saya takut hingga detik ini bukan soal 
mereka tak mau memaafkan, melainkan kekhawatiran saya bahwa pagi itu kedua hati 
gadis kecil itu telah saya patahkan dengan sengaja, telah saya lukai tanpa 
merasa bersalah. Saya telah dengan sengaja memupuskan harapan mereka. Jika 
benar terjadi demikian, sebuah harga mahal harus saya tebus; mereka kecewa akan 
saya, setidaknya pagi itu. 

Bayu Gawtama


-
Yahoo! Mail
Bring photos to life! New PhotoMail  makes sharing a breeze. 

[Non-text portions of this message have been removed]






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Tired of hearing the same songs over and over?
Listen to Internet Radio! Skip songs. Click to listen to LAUNCHcast!
http://us.click.yahoo.com/.mKGzA/HARHAA/kkyPAA/iPMolB/TM
~-> 

=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[Ida-Krisna Show] Janda Tua di Gubuk Tak Berjendela

2006-03-01 Terurut Topik Bayu Gautama
Janda Tua di Gubuk Tak Berjendela
   
  Jika diantara Anda ada yang sulit menangis, tak bisa menitikkan air mata, dan 
sudah terlalu lama kelopak mata Anda kering tak terbasahi air mata sendiri, 
datanglah ke Kampung Pugur, Desa Lengkong Kulon, Kecamatan Pagedangan, 
Kabupaten Tangerang. Carilah rumah Ibu Laeni, janda berusia 64 tahun yang 
tinggal di sebuah gubuk berdinding bilik seluas 5x7 meter. Bangunan beralas 
tanah tak berpenerangan itu memiliki jendela, namun tak ada penutup jendela 
sehingga angin maupun cipratan air hujan leluasa masuk ke dalamnya. 

Di dalam gubuk tersebut, tinggallah Ibu Laeni, seorang janda tua yang ditemani 
dua anak gadisnya, Neneng dan Jumriah. Neneng, sang kakak berusia 26 tahun, 
belum menikah dan tak bekerja. Neneng menderita gizi buruk sejak kecil, 
sedangkan Jumriah sang adik menjanda justru setelah memiliki 2 (dua) putra. 
Jadi, terdapat 2 janda dan seorang pesakitan di rumah tersebut, ditambah 2 anak 
kecil yang belum mengerti apa-apa. 

Sehari-hari, Ibu Laeni, Neneng, dan Jumriah beserta 2 anaknya hanya berharap 
belas kasihan para tetangganya untuk bisa mendapatkan makan. Bila malam tiba, 
kadang mereka harus menjalani sepanjang malam tak berpenerangan, beruntung bila 
ada tetangga yang datang membawa setitik lilin yang hanya mampu bertahan tak 
lebih dari satu jam. Selebihnya, seisi gubuk pun kembali gulita. 

Neneng yang menderita gizi buruk sering sakit-sakitan. Untuk wanita seusianya, 
seharusnya berperawakan besar dan tinggi, namun ia lebih mirip remaja baru 
tumbuh yang terhambat pertumbuhannya. Kemiskinan yang dialami keluarganya, 
membuat Neneng semakin menderita. Ternyata, tak hanya balita yang menderita 
gizi buruk, bahkan wanita dewasa seperti Neneng pun mengalaminya. Sang adik, 
Jumriah tak kalah menderita. Entah apa kesalahan yang dibuatnya sehingga sang 
suami tega meninggalkan ia bersama dua buah hatinya. Padahal, dua anak hasil 
pernikahannya itu sangat membutuhkan kasih sayang, perhatian dan perlindungan 
seorang Ayah. Sang suami yang diharapkan menjadi tulang punggung menghilang 
tanpa jejak. Jumriah pun tak pernah sanggup menjawab pertanyaan dua anaknya, 
"Mana bapak bu...?"

Laeni tak pernah berharap hidup semenderita saat ini, ia pun tak pernah meminta 
diberikan umur panjang jika harus terus menjadi beban orang lain. Tapi ia masih 
punya iman untuk tak mengakhiri hidupnya dengan jalannya sendiri, selain itu 
wanita tua itu tak pernah tega meninggalkan dua anak dan dua cucunya yang tak 
kalah menderitanya. Baginya, anak-anak dan cucunya adalah harta berharga yang 
masih dimilikinya. 

Gubuk berdinding yang sebagian atapnya rusak itu, di musim hujan air leluasa 
masuk, disaat terik matahari bebas menerobos. Tak ada barang berharga di 
dalamnya, hanya kompor dekil yang sering tak terpakai lantaran tak ada bahan 
makanan yang dimasak. Mereka menyebutnya rumah, tapi siapapun yang pernah 
melihatnya, menyebut gubuk pun masih jauh dari pantas. Tetapi di dalamnya, ada 
dua janda, satu pesakitan, dan dua anak kecil yang terus menerus menunggu belas 
kasihan. 

Bayu Gawtama
  http://gawtama.blogspot.com


-
Yahoo! Mail
Bring photos to life! New PhotoMail  makes sharing a breeze. 

[Non-text portions of this message have been removed]





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Over 1 billion served! The most music videos on the web.
Click to Watch now!
http://us.click.yahoo.com/xmKGzA/IARHAA/kkyPAA/iPMolB/TM
~-> 

=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[Ida-Krisna Show] Kisah Badut Kebun Binatang

2006-03-01 Terurut Topik Bayu Gautama
Kisah Badut Kebun Binatang
   
  Ada kisah menarik tentang seseorang yang bekerja sebagai badut di Kebun 
Binatang. Sebut saja namanya Ipang. Setiap pagi ia sudah tiba di Kabun Bintang 
untuk bersiap-siap mengenakan kostum hewan yang biasa kita lihat di area 
tersebut. Ia tak pernah tahu akan memakai kostum apa hari itu, karena setiap 
hari akan selalu berganti peran. Bisa jadi hari ini ia akan mengaum seperti 
harimau, meringkik ala kuda, mengembik layaknya kambing, atau meraung sekeras 
beruang. 

Sungguh semua itu dilakukannya untuk satu tujuan; membuat anak-anak tersenyum 
ceria, dan bersahabat akrab dengan hewan. Jika ada anak yang menangis, tugasnya 
mendekati merujuknya agar tertawa. Bila si anak bertambah keras menangisnya, 
gagallah tugasnya. Di kerumunan anak-anak yang tertawa riang, tugasnya menjaga 
agar tawa itu tetap terdengar. Jika ada anak-anak yang terbirit ketakutan 
bersembunyi di tubuh orang tuanya, gagal pula ia menjalankan perannya. Karena 
sekali lagi, tugasnya adalah membuat anak-anak tersenyum ceria. Tak peduli ia 
berkostum apa. 

Tak ada yang pernah tahu siapa di balik kostum gajah itu, seperti apa rupa asli 
di dalam boneka besar berbentuk beruang. Orang yang bertugas itu pun sadar, 
bahwa ia tak pernah diperkenankan menunjukkan wajah aslinya di depan kerumunan 
orang, di muka para pengunjung kebun binatang. Tak pernah sekali pun tiba-tiba 
ia membuka kedoknya di depan anak-anak yang berkerumun. 

Bukan hanya itu, selain ia harus rela tak dikenali. Petugas badut binatang itu 
pun rela jika harus diusik, dijahili, atau bahkan dicaci orang tua yang anaknya 
ketakutan akibat aksinya. Baginya, ini bagian dari tanggungjawab profesinya 
sebagai badut. Ia tak peduli harus berkeringat kepanasan di dalam boneka besar 
itu, tak dibenarkan membuka kedoknya hanya karena kehausan. Sudah ada waktu 
khusus baginya untuk beristirahat sejenak, menghirup udara segar dan menyeruput 
air segar. Kadang, ia pun harus rela melewatkan kesempatan istirahatnya jika 
anak-anak menarik-narik mengajaknya terus bermain. Sekali lagi, ia akan selalu 
memegang tujuan utama dari perannya itu; menceriakan anak-anak. 

Tak satu pun pernah mengira, tuakah atau seorang pemuda yang di dalam kostum 
binatang itu, wanita atau lelaki, tampankah ia, cantikkah ia, tak pernah ada 
yang tahu. Bahkan mungkin, orang tua dan anak-anak di tempat wisata itu juga 
tak percaya jika ada yang berkata, "Tahu nggak, yang tadi jadi badut harimau 
itu kan saya...". Bisa jadi mereka tak peduli. 

Para pengunjung kebun binatang, berikut anak-anak mereka tak pernah mengerti 
keletihan, kepanasan, kehausan atau lapar yang diderita petugas badut. Bagi 
mereka, badut-badut itu harus tetap berdiri, bergoyang, bernyanyi, 
berlari-lari, untuk tetap membuat anak-anak tersenyum, tertawa dan ikut 
berlari. Berhenti ia menari dan melucu, anak-anak akan diam, atau ada yang 
menangis. Tak tega melihat anak-anak itu menangis, ia akan kembali bergoyang, 
tanpa lagi peduli sekujur tubuhnya sudah teramat letih. Ia tahu, tuntutan 
terhadapnya begitu banyak, dan tak pernah ada yang tahu betapa ia pun butuh 
berhenti sejenak. 

Kostum apa pun yang ia pakai, ia akan berperangai, bersuara dan bertingkah 
sesuai kostumnya. Ia tak akan pernah mengembik saat berkostum kelinci, tak 
pernah melompat-lompat saat tak sedang menjadi katak. Ia juga tak pernah 
memakai sekali dua kostum, kepala harimau sementara badannya seekor jerapah. 
Pasti akan membingungkan anak-anak, hewan apa gerangan? Tapi yang pasti ia bisa 
menjadi apa pun, dan akan bersuara sesuai dengan yang saat itu diperankannya. 
Hari ini ia menjadi seekor serigala yang melolong, mungkin esok ia menjadi 
kelinci. Meski tujuannya hanya satu; menceriakan anak-anak. 

Bayu Gawtama
berkostum apa pun, saya tetap mencintai anak-anak


-
Yahoo! Mail
Bring photos to life! New PhotoMail  makes sharing a breeze. 

[Non-text portions of this message have been removed]





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Listen to Internet Radio! Access to your favorite Artists!
Click to listen to LAUNCHcast now!
http://us.click.yahoo.com/_mKGzA/GARHAA/kkyPAA/iPMolB/TM
~-> 

=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[Ida-Krisna Show] 638 Paket Sembako untuk Korban Banjir Manado

2006-02-28 Terurut Topik Bayu Gautama
  638 Paket Sembako untuk Korban Banjir Manado
  Selain memberikan bantuan berupa nasi siap saji pada masa emergency, sejak 
tanggal 14 Februari hingga 22 Februari 2006, ACT-Aksi Cepat Tanggap bersama 
Yayasan Bina selaku Induk Posko Wilayah (IPW) Sulawesi Utara, ACT terus kembali 
memberikan bantuan berupa paket sembako bagi korban banjir Manado. 

  Sabtu pagi, sekitar 20 relawan memenuhi Posko ACT-Aksi Cepat Tanggap di 
Kelurahan Mahawu, Kecamatan Tuminting, Kota Manado. Mereka bahu membahu 
menyiapkan sekitar 650 paket sembako untuk dibagikan kepada 638 kepala keluarga 
korban banjir di Kelurahan Mahawu dan Kelurahan Tanjung, Kecamatan Singkil. 

  Aktivitas yang dimulai sejak usai Shubuh sekitar pukul 05.00 WITA dengan 
berbelanja paket sembako berupa beras, mie instan dan gula itu dilanjutkan 
dengan aksi bungkus-membungkus paket menjadi 650 paket. Pembungkusan selesai 
dalam waktu 3 jam, dan usai sholat dzhuhur 20 relawan ACT langsung bergerak 
menyusuri rumah-rumah warga untuk membagi-bagikan sembako. Di kelurahan Mahawu, 
sekitar 278 warga mendapatkan pembagian sembako tersebut. 

  Usai sholat Ashar berjamaah, pembagian sembako dilanjutkan ke Kelurahan 
Tanjung Kecamatan Singkil dengan menyewa pick-up untuk membawa sekitar 360 
paket sembako. Setengah jam kemudian, tim ACT pun sampai di lokasi terparah 
yang terkena banjir dan longsor Kota Manado itu. Di tempat tersebut, persis di 
depan Posko ACT Kelurahan Tanjung, ratusan warga sudah menunggu tak sabar 
datangnya bantuan. 

  Sedikit berbeda dengan pada saat pembagian sembako di Kelurahan Mahawu, di 
Kelurahan Tanjung ini warga tak didatangi satu persatu, melainkan dikumpulkan 
di depan posko untuk mengambil sembako. Kecuali beberapa puluh warga yang tidak 
bisa langsung datang, Tim ACT pun mengantarkannya ke rumah. 

  Beberapa menit menjelang maghrib, pembagian sembako pun usai dilakukan. Tim 
ACT dari Kelurahan Mahawu kembali ke Posko. "Orang Mahawu kan kena banjir juga, 
kok bisa kasih bantuan ke Tanjung," ujar beberapa warga Kelurahan Tanjung 
heran. 

  Hari Minggu (26/2), Posko kembali sibuk menyiapkan paket sembako untuk korban 
banjir Kelurahan Bailang, Kecamatan Tuminting. Keberadaan Posko ACT di 
Kelurahan Mahawu pun sempat didatangi pihak kelurahan yang berterima kasih atas 
bantuan yang diberikan ACT. "Ini bantuan dari donatur kami di Jakarta, ini 
amanah yang harus kami sampaikan," ujar Bayu Gawtama dari ACT. (BG) 
   
  Salurkan kepedulain ANda melalui rekening kemanusiaan ACT- Aksi Cepat Tanggap 
: 
(atas nama Yayasan Aksi Cepat Tanggap)
Bank BNI Syariah 
No. Rek. 96110239

Bank Syariah Mandiri 
No. Rek. 004011 

Bank Mandiri 
No. Rek. 1280004555808 

Bank Muamalat Indonesia 
No. Rek. 3040022915 

Bank Central Asia 
No. Rek. 6760303133 

  www.aksicepattanggap.com


-
Yahoo! Mail
Bring photos to life! New PhotoMail  makes sharing a breeze. 

[Non-text portions of this message have been removed]






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Over 1 billion served! The most music videos on the web.
Click to Watch now!
http://us.click.yahoo.com/xmKGzA/IARHAA/kkyPAA/iPMolB/TM
~-> 

=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




  1   2   >