Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL

2008-10-07 Terurut Topik Teguh Ostenrik
Biarkanlah kesenian tumbuh seperti jamur. Muncul dimana saja boleh.


On 10/6/08 7:44 AM, "henri nurcahyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>  
>  
> 
> Lembaga Kebudayaan itu SARANA atau TUJUAN??? Saya sepakat dengan mailist Halim
> HD di dikbud, bahwa lembaga tidak menjamin aktivitas kesenian menjadi lebih
> baik. Bandung adalah salah satu contoh yang dikemukakan Halim, tanpa Dewan
> Kesenian tapi keseniannya maju pesat. Sementara di beberapa daerah, lembaga
> kesenian malah menjadi jaringan birokrasi baru. semacam menumbuhsuburkan
> feodalisme kesenian (ini istilah saya). Jadi, apa sih yang mau dikerjakan
> dengan (rencana adanya) lembaga kebudayaan nasional itu? Ya mending dikerjakan
> aja sekarang dan melibatkan lembaga yang sudah ada. jadi, menurut saya
> pribadi, lembaga kebudayaan itu sebaiknya berdasarkan kinerja saja, bukan
> membangun lembaga mapan tempat bercokolnya birokrat kesenian. Begitu.
> 
> salam
> henri nurcahyo
> 
> --- Pada Ming, 5/10/08, arief rahman arief rahman <[EMAIL PROTECTED]>
> menulis:
>> Dari: arief rahman arief rahman <[EMAIL PROTECTED]>
>> Topik: Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL
>> Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com
>> Tanggal: Minggu, 5 Oktober, 2008, 7:50 AM
>> 
>>   
>> saya jadi ingat dengan kawan-kawan di bandung. Orang-orang muda, kebanyakan
>> mahasisawa, membangun lembaga yang mendokumentasikan hasil-hasil kebudayaan
>> Indonesia, sekaligus berusaha memperjuangkan hak cipta nasional untuk
>> hasil-hasil budaya tersebut. mereka niatnya utk memperjuangkannya hingga
>> UNESCO. saya lupa, situsnya (silakan search di google). mereka sudah bekerja
>> sebelum peristiwa kuya terjadi..hal yang patut dipuji ialah gagasan,
>> konsisten, dan berjuang terus dengan modal niat.
>> 
>> bagi saya, lembaga kebudayaan sangat dibutuhkan di negeri ini. Tentu saja,
>> sudah banyak orang yang memimpikannya. tinggal mengerjakan saja, jangan
>> sampai baru setahun atau dua tahun kembali mati suri. selamat berjuang!
>> 
>> Arahman Ali
>> dewa-api.blogspot. com
>>  
>> 
>> --- On Thu, 10/2/08, anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:
>>> From: anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED] com>
>>> Subject: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL
>>> To: [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL PROTECTED] my, [EMAIL PROTECTED] net.id,
>>> artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com, apresiasi-sastra@ yahoogroups. 
>>> com,
>>> [EMAIL PROTECTED] .com, [EMAIL PROTECTED] .com, PERS-Indonesia@
>>> yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] com,
>>> hamiludd2kwah@ yahoo.com. au, hasan.bisri@ tpi.tv, saint.mahomet@ yahoo.co.
>>> id, sabtusoreonline@ yahoogroups. com, sanggar_kinanah@ yahoogroups. com,
>>> [EMAIL PROTECTED] gov.my, [EMAIL PROTECTED] my, zahra_292003@ yahoo.com,
>>> [EMAIL PROTECTED] .com, [EMAIL PROTECTED] net, [EMAIL PROTECTED] com,
>>> Zigzagq2001@ yahoo.com, [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL PROTECTED] com, 
>>> "zaenal
>>> muttaqin" <[EMAIL PROTECTED] co.id>, yantogaruda@ yahoo.com, [EMAIL 
>>> PROTECTED]
>>> com, yatimanyusof@ gmail.com, lapanpuluhan@ yahoogroups. com, [EMAIL 
>>> PROTECTED]
>>> my, laura_harsoyo@ yahoo.com, [EMAIL PROTECTED] com, dato_kemala@
>>> yahoo.com, [EMAIL PROTECTED] my, daeng_martundong@ yahoo.com, dakwah_umat@
>>> yahoo.com, dians_lungayu@ yahoo.co. id, mustofawehasyim@ yahoo.com,
>>> [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL PROTECTED] gov.my, muhlisbugis@ yahoo.com,
>>> syaiful_irwan@ yahoo.com, [EMAIL PROTECTED] co.id, sirikitsyah@ yahoo.com
>>> Date: Thursday, October 2, 2008, 6:13 PM
>>> 
>>>   
>>> JAWA POS Jum'at, 03 Oktober 2008
>>>  
>>>   
>>>   
>>>   Opini 
>>> [ Jum'at, 03 Oktober 2008 ]
>>> Bangkitlah Bangsa Berbudaya Tinggi
>>> Oleh Viddy A.D. Daery *
>>> 
>>> SAYA akan ke Malaysia lagi, memenuhi undangan Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP)
>>> Malaysia untuk mengikuti Seminar Internasional Pantun dan Syair Tradisional.
>>> Kalau kita perhatikan, Malaysia terlalu sering mengadakan seminar
>>> internasional, apalagi nasional, yang membahas (dalam rangka menguri-uri)
>>> kebudayaan tradisional mereka.
>>> 
>>> Bandingkan dengan Indonesia yang justru 99 persen sering menyelenggarakan
>>> seminar politik dan hukum serta hanya 1 persen menghelat seminar kebudayaan.
>>> Itu pun kebanyakan kebudayaan modern yang cenderung dipengaruhi oleh paham
>>> neoliberalisme Barat.
>>> 
>>> Tragedi Arca Kuya
>>> 
>>> Karena itu, sampai saat ini, apalagi zaman reformasi yang dekaden, Indonesia
>>> menjadi kisruh oleh perdebatan hukum dan perkelahian politik. Sebab, bagi
>>> masyarakat Indonesia, faktor kebudayaan dianggap barang usang yang tak
>>> berharga atau cuma dihargai sebagai benda rombeng murahan.
>>> 
>>> Karena itu, tragedi terbesar justru baru saja terjadi. Yakni, dicurinya batu
>>> purbakala peninggalan Kerajaan Tarumanegara abad IV atau V Masehi seberat 6
>>> ton secara terang-terangan dari lokasi situsnya di hutan lindung Haur
>>> Bentes, Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
>>> Batu yang dikenal d

Bls: [ac-i] udah baca baqarah belum ya?

2008-10-07 Terurut Topik Hudan Hidayat

asyik atas kesetujuannya henri.
salam.

hudan

--- Pada Sen, 6/10/08, henri nurcahyo <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
Dari: henri nurcahyo <[EMAIL PROTECTED]>
Topik: Bls: [ac-i] udah baca baqarah belum ya?
Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 6 Oktober, 2008, 4:59 AM











YAA HATI NURANI ADALAH TERMASUK INDRA, TAPI BUKAN PANCA (SEKALI 
LAGI PANCA) INDRA. 

--- Pada Ming, 5/10/08, Hudan Hidayat  menulis:
Dari: Hudan Hidayat 
Topik: [ac-i] udah baca baqarah belum ya?
Kepada: "Apresiasi Sastra" , "artculture 
indonesia" , "bhinneka tinggal ika" 
, "religion spritituality" 

Tanggal: Minggu, 5 Oktober, 2008, 12:31 AM










ada yang udah baca baqarah belum ya? wah hebat lo buku sang maha pengarang itu. 
kagum sekali aku. itu buku ajaib bagiku. 



kemarin aku baca sebuah lariknya, yang bicara tentang iman. keren sekali 
"teologi"nya. katanya: iman kepada yang gaib. seperti tuhan, malaikat, dan hari 
kemudian.



gaib, dalam penjelasannya, yang tak dapat ditangkap oleh pancaindra. tapi 
definisi ini menurutku kurang luas. karena tuhan itu kan bisa ditangkap oleh 
hati atau nurani. dan hati atau nurani ini kan indera?


tuhan memang gaib. dan yang gaib ini menghasilkan benda dan makna yang bisa 
ditangkap oleh indera - di samping tuhan sendiri bisa ditangkap oleh indera - 
hati itu sendiri.



aku ingin menambahkan pula: yang gaib itu juga adalah isi bahasa. bahasa memang 
dalam bentuk grafisnya nampak, atau terdengar dalam bentuk lisannya. tapi dia 
menjadi gaib karena berisi pikiran dan perasaan manusia, yang seperti tuhan, 
"tak nampak oleh indera".



jadi kalau tuhan yang tak kelihatan menghasilkan dunia serta isinya. maka 
pikiran yang juga tak kelihatan menghasilkan bahasa dan ekpresinya. jadi sama 
sama gaib. jadi dunia dan bahasa itu menjadi rumah, tempat di mana tuhan dan 
manusia mewujudkan ke mauwujudannya.



aduh senangnya hatiku dengan pikiranku ini. kok bisa ya, aku menemukan 
persamaan tuhan yang gaib dan isi bahasa yang gaib itu. padahal aku ini paling 
malas membaca. apalagi membaca buku buku dari pelbagai bahasa yang aneh aneh 
itu.



ah buat cerita ah, atau buat buku esai dari penemuanku ini.



doakan ya, wahai segenap para pembaca yang budiman.



hudan



 _ _ _ _ _ _

Dapatkan nama yang Anda sukai!

Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com.

http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/


  


 



Dapatkan alamat Email baru Anda!  

Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
  




 

















  
___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/


Re: [ac-i] Undangan Diskusi dengan John Berendt/Berita di www.forumbudaya.org ?

2008-10-07 Terurut Topik luluk sumiarso
Terima kasih kasih mas Guntur, undangannya.
Apakah berita ini dapat kami masukkan di Situs Budaya
*www.forumbudaya.org *(Kolom
Kalender Budaya) bersama kegiatan budaya yang lain, agar dapat diketahui dan
direspons oleh teman2 lain yang tidak dalam milis A&CI ?

Salam,
Luluk S
Forum Kebudayaan

2008/10/7 MGR <[EMAIL PROTECTED]>

>Komunitas Utan Kayu
>
>
>
> UNDANGAN
>
>
>
> Kepada yth.
>
> Ibu/Bapak/Saudara
>
>
> Dengan hormat,
>
>
>
> Komunitas Utan Kayu mengundang anda dalam acara diskusi terbatas bersama
> John Berendt, penulis buku *Midnight in the Garden of Good and Evil*,
> finalis Hadiah Pulitzer untuk kategori nonfiksi, yang pernah bertahan selama
> empat tahun dalam daftar buku terlaris *The New York Times*. Diskusi, yang
> akan berfokus pada soal "mengolah fakta dan hasil riset menjadi tulisan
> literer", akan berlangsung pada:
>
>
>
> Hari/tanggal  : Kamis, 9 Oktober 2008* *
>
> Waktu  : 16.00 WIB
>
> Tempat : Teater Utan Kayu (TUK) Jl. Utan Kayu No 68H Jakarta
>
>
>
> Bersama surat undangan ini kami lampirkan profil singkat John Berendt.
>
> Kami menantikan kehadiran anda pada diskusi yang menarik ini. Mohon
> konfirmasi terlebih dahulu ke saya dengan mengirim email ke:
> [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>
>
> Terima kasih.
>
>
>
> Salam,
>
>
>
>
>
> *Mohamad Guntur Romli*
>
> Koordinator Diskusi Komunitas Utan Kayu
>
>
> ===
>
>
> John Berendt's first book, *Midnight in the Garden of Good and Evil *
> (1994)*,* spent a record-breaking four years on the New York Times
> bestseller list and, to date, has sold five million copies worldwide.  A
> Pulitzer Prize finalist for general nonfiction, it was made into a movie
> directed by Clint Eastwood in 1997.  The book has been credited with putting
> Savannah, Georgia on the map.  Berendt's second book *The City of Falling
> Angels *(2005)*,* offers a penetrating and intriguing look at the private
> lives behind the storied façades of Venice.  It was also, like *Midnight*, a
> number-one New York Times bestseller.
>
>
> Raised in Syracuse, New York, Berendt graduated from Harvard College, where
> he wrote for the *Harvard Lampoon*.  Before turning to the writing of
> books, he was an editor at *Esquire* magazine and for twelve years a
> monthly columnist for *Esquire*.  He was also a television writer and
> producer, and the editor of *New York* magazine.
>
> --
>  Nama baru untuk Anda!
> 
> Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan
> @rocketmail.
> Cepat sebelum diambil orang lain!
> 
>


[ac-i] Russian Rollete

2008-10-07 Terurut Topik blalang_kupukupu

Ini bukanlah permainan klasik lelaki tua

Yang kalah di meja judi,

Di satu malam yang dingin

Dan terkutuk



Ini tentang sebutir peluru

Yang sudah bertahun-tahun kau kumpulkan

Uang, membeli pistolnya,

Di sebuah toko selundupan



Dan sebuah ranjang yang reot

Di dalam kamar, berpuluh bo
 tol
vodka



Kipas angin menderu dari tiga hari pagi

Yang lalu

Terimakasih untuk sepi,

Yang dipecahkan tangis bocah

Ketika meminta air susu dari ujung dadamu

Dulu



Sebait syair blus mengalir,

Membanjiri telingamu



Ini bukanlah permainan klasik lelaki tua

Yang kalah di meja judi,

Ketika sepi menyergap segala suara

Yang pasti pergi



Apakah hendak kau hitung dulu helai ubanmu

Sebelum menarik pelatuk

Yang telah berdetak tujuh kali?





http://asharjunandar.wordpress.com 

blalang_kupukupu



[ac-i] Selamat Idul Fitri

2008-10-07 Terurut Topik khoirul anwar
ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.
  Kepada Yth.
  Nik Abdul Rakib Bin Nik Hassan 
di,-
  tempat
   
  kami juga mengucapkan Minal Aidin wal Faizin Selamat hari raya Idul Fitri 
1429 H Mohon Ma'af Lahir & Batin, semoga dengan tulisan ini kita bisa membangun 
sebuah hubungan kekeluargaan yang di Ridhoi  Alloh SWT. Amin.
   
  WASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.
   
  Kediri, 08 Oktober 2008
  Khoirul Anwar
  Ketua Dewan Kesenian Kota Kediri
   
   
Nik Abdul Rakib Bin Nik Hassan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
Assalamualaikum,
   
   
 Selamat menyambut hari raya Aidil Fitri
   Maaf Zahir dan Batin 
   
 Ikhlas dari saya, 
   
 Nik Abdul Rakib  Bin Nik Hassan
 Pusat Pengajian Melayu
 Prince of Songkla University   Kampus Pattani
 Provinsi Pattani
 Selatan Thailand


[ac-i] Kue SATU Madiun

2008-10-07 Terurut Topik anuv chaviddy
Radar Madiun






  
[ Selasa, 07 Oktober 2008 ]

  

  Melihat produsen kue Satu di Desa Bancong, Wonoasri, Kabupaten Madiun




  
  Pemasarannya Masih Terkendala Pada Dana  


Makanan Khas Madiun tidak hanya brem. Bahkan, di Bancong,
Wonoasri salah satu sentra makanan khas tersebut juga mempoduksi kue
satu. Salah satu jajanan tradisionil berbahan baku kacang ijo dan gula
pasir. Bagaimana perkembangan pemasarannya, setelah sekian lama
produksi?

NOFIKA D NUGROHO, Madiun 


  


Brem sudah menjadi ikon makanan khas di Kabupaten Madiun.
Sebab, di Desa Kalibabu, Mejayan dan Desa Bancong, Wonoasri, merupakan
sentra penghasil komoditas berbahan baku ketan tersebut. Bahkan,
industri rumahan itu jumlahnya ratusan. Selain itu, pemasarannya sudah
menasional. 

Namun, sukses brem itu berbeda dengan kue Satu.
Meski, sama-sama diproduksi di Desa Bancong, namun konsumen makanan
berbahan dasar kacang hijau dan gula pasir itu tidak sebanyak brem.
Pemasarannya masih terbatas. Yakni, di Caruban dan sekitarnya. ''Selama
ini saya menyetor ke toko oleh-oleh dan rumah makan saja,'' ujar
Padilah, salah seorang produsen kue Satu, siang kemarin (6/10). 

Pemasaran
jajanan yang berwarna putih, dan terasa manis itu boleh dibilang masih
jalan di tempat. Padahal, keberadaan kue Satu ini sudah lebih dari 10
tahun. ''Banyak orang yang kesini untuk pesan atau ndandakne (pemesan membawa 
bahan baku sendiri, red),'' kata ibu tiga orang anak ini, ditemui di rumahnya 
yang berdinding gedek (anyaman bambu). 

Permintaan
memang membaik ketika liburan sekolah atau lebaran. Pasalnya, jumlah
permintaan meningkat. Hal itu terlihat dari kacang hijau yang
diperlukan untuk produksi dalam satu bulan. Dari 1,5 kuintal menjadi
dua kuintal. ''Toko langganan saya minta tambahan kiriman,'' lanjut
wanita berusia 41 tahun ini. 

Biasanya dalam satu bulan
memproduksi 1600 kemasan berukuran kecil, kini menjadi 2000 kemasan.
Secara otomatis, omset penjualan juga bertambah. Dari Rp. 3 juta
menjadi Rp. 4,5 juta per bulan. Harga per bungkus ukuran kecil isi 30
biji, Rp 3 ribu. Sedangkan bungkus ukuran besar atau isi 240 biji, Rp.
10 ribu. 

Bagaimana dengan modal? Untuk bisa mencukupi
kebutuhan usahanya, Padilah pinjam ke saudara atau tetangga. ''Itu
satu-satunya yang bisa saya lakukan. Hendak cari pinjaman ke bank,
tidak punya jaminan,'' ungkapnya. 

Kendati demikian, usaha yang sudah berjalan lama itu masih bergantung pada 
orang lain. Yakni, dengan nebeng label
pada seorang pengusaha brem yang juga distributor di desanya.. ''Karena
kesulitan memasarkan, maka kerja sama dengan tetangga yang sudah
memiliki ijin produksi,'' jelas Karjo Mardianto, sang suami yang duduk
bersebelahan dengan Padilah. 

Tapi pada tahun 2006 usaha turun
temurun itu mendapat ijin dari pemerintah. Yakni, dengan menerima ijin
produk. Meski demikian, Padilah masih menggunakan label dari perusahaan
milik temannya. ''Rencana memasarkan sendiri memang ada, tapi masih
terhambat soal dana,'' papar, pria berusia 50 tahun itu. 

Bagaimana
bila harga kacang hijau meningkat?. Naik turunnya, harga di pasaran
tidak begitu berpengaruh dengan harga kue Satu. Lantaran, dia
berprinsip bati sithik nanging sing tuku gelem balik maneh (Meski untung 
sedikit, asal pembeli mau kembali lagi, red). (mik)




 









 

  Penjual Janur dan Ketupat Panen
 

 

  Izin Kades Bacaleg Belum Juga Kelar
 

 

  Jalur Caruban-Nganjuk Butuh Jembatan Layang
 

 

  Cawali Obral Janji 
 

 

  Hari Pertama, Puluhan PNS Absen
 

 

  Jusuf, Tukang Pijit di Rest Area Monumen Soerjo 
 

 

  Terminal Bus Dikhawatirkan Mangkrak
 

 

  Salah Minum Obat, Tubuh Melepuh 
 

 

  Negosiasi Tanah Jalan Tol Alot 
 

 

  PGRI Ancam Pidanakan
 

 

  MA Muhammadiyah Dibobol Alumni
 


 


HALAMAN KEM

[ac-i] Situs Mataraman di Dagangan,Madiun

2008-10-07 Terurut Topik anuv chaviddy
 Radar Madiun






  
[ Senin, 06 Oktober 2008 ]

  

  Melihat Situs Sewulan di Kecamatan Dagangan, Madiun




  
  Jadi Tempat Bermain Gus Dur Waktu Kecil


Situs Sewulan, cagar budaya peninggalan kerajaan Mataram yang
masih tersisa hingga sekarang. Meski sudah berumur hampir tiga abad,
arsitektur kuno yang terpajang masih kokoh berdiri. 


  DIDIK PURWANTO, Madiun   



  ---


GAPURA besar berwarna putih berdiri kokoh. Ornamen
kaligrafi menghiasi setiap bagian dari gapura itu. Di bagian paling
atas tertulis Masjid Agung Sewulan. Dan di kanan kirinya diberi corak
bunga berjajar. 

Tak jauh dari tempat itu, terdapat sebuah
pohon sawo yang cukup rindang. Sehingga udara yang panas siang kemarin
(5/10), sedikit terobati adanya pohon tersebut. ''Bisa berteduh di
sini,'' kata Muhammad Mawardi, ketua takmir Masjid itu kepada koran ini.

Situs
Sewulan sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Madiun. Apalagi, tempat
ini merupakan salah satu cagar budaya peninggalan kerajaan Mataram yang
tersisa. Pembangunannya pada tahun 1714 oleh Kiai Ageng Basyariyah.

Sejak
tahun itu, bentuk bangunan masih dipertahankan. Seperti tembok yang
tebalnya mencapai satu meter dan kolam tempat wudu yang terletak persis
di depan masjid sama sekali belum tersentuh. ''Ini masjid tertua yang
berada di Madiun, usianya hampir tiga abad,'' tegas pria paro baya itu.

Kolam
yang berukuran 4 x 5 meter itu sendiri sekarang jarang digunakan.
Maklum masyarakat biasanya lebih memilih berwudu di tempat yang sudah
disediakan. Tapi sebagian warga pendatang masih percaya bahwa air dalam
kolam itu bisa mempercepat balita untuk bisa berjalan. ''Biasanya
setelah mandi di kolam itu, beberapa bulan selanjutnya bisa berjalan,''
kata pria yang memakai pakaian bermotif kotak-kotak itu.

Banyaknya
ukiran kaligrafi disetiap sudut membuat nuansa Islam semakin kental.
Apalagi mimbar (tempat untuk kutbah) yang ada sekarang juga merupakan
warisan sejak berdirinya masjid tersebut. Meskipun demikian mimbar itu
masih terlihat cukup elegan.

Tak hanya itu, masjid Sewulan juga
menjadi kenangan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ketika masih kecil. Gus
Dur merupakan salah satu keturunan kedelapan Kiai Ageng Basyariyah.
Jadi di Sewulan inilah, tempat bermain tokoh yang pernah menjadi
Presiden RI itu, sebelum akhirnya hijrah ke Jombang. Selain Gus Dur,
Menteri Agama Maftuh Basyuni juga tercatat sebagai keturunan Kiai Ageng
Basyariyah. ''Hampir tiga tahun kami menghabiskan masa kecil bersama
Gus Dur,'' papar Mawardi.

Sayang, situs bersejarah ini mulai
terkikis. Ruangan yang dulu untuk belajar bahasa Arab sekarang sudah
kosong melompong. ''Tidak seperti dulu, banyak anak-anak yang mengaji
di sini,'' ujarnya.

Selama bulan Ramadan hingga habis Lebaran
ini banyak warga pendatang melakukan istighotsah di tempat ini. Selain
itu, melakukan ziarah ke makam Kiai Ageng Basyariyah yang berada di
sebelah barat masjid. ''Hampir setiap hari ada ratusan pengunjung
selama sebulan ini, banyak dari luar kota. Seperti Pekalongan, Bandung
dan, Bogor,'' ungkap Yusuf, salah seorang pengelola situs Sewulan itu.

Menurutnya,
mereka yang datang kesini biasanya untuk urusan duniawi. Yakni,
masalah-masalah yang sulit terselesaikan. ''Ada beberapa orang yang
memanfaatkan untuk urusan duniawi. Bahkan sejumlah pejabat di daerah
ini juga sering berkunjung ke Sewulan,'' ujar pria yang memakai baju
warna hitam tersebut.

Seperti apa yang dilakukan Ahmad Jumali
yang berasal dari Palembang. Setiap tahun dirinya pasti datang ke
tempat ini. Alasannya cuma satu, ingin mencari berkah dari situs
Sewulan tersebut. Namun demikian, ia cukup puas bisa mengunjungi cagar
budaya tertua di Madiun ini. ''Sudah terbiasa ke sini meski biaya yang
harus dikeluarkan cukup lumayan besar,'' tandasnya. *** (rif)




 









 

  Penjual Janur dan Ketupat Panen
 

 

  Melihat produsen kue Satu di Desa Bancong, Wonoasri, Kabupaten Madiun
 

 

  Izin Kades Bacaleg Belum Juga Kelar
 

 

  Jalur Caruban-Nganjuk Butuh Jembatan Layang
 

 

  Cawali Obral Janji 
 

 

  Hari Pertama, Puluhan PNS Absen
 

 

  Jusuf, Tukang Pijit di Rest Area Monumen Soerjo 
 
  

Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL

2008-10-07 Terurut Topik anuv chaviddy










Interview-majalah KULTURA

 
Ir.Luluk
Sumiarso, M.Sc  :
 
 
AYO
BERSATUPADU MENEGAKKAN MARTABAT BANGSA !
 
Ir.Luluk
Sumiarso,M.Sc,lelaki energik dan dinamis itu kini 
mengisi sebagian
besar waktunya dengan mengurusi kebudayaan Indonesia 
,disela-sela
tugasnya sebagai Staf Ahli Menteri ESDM ( Energi dan 
Sumberdaya
Mineral) . Ia sangat prihatin karena bangsa Indonesia 
yang pernah
dikagumi dan dihormati dunia,kini terpuruk menjadi 
bangsa yang
disepelekan oleh bangsa lain.
 
“Pak
Luluk”,demikian ia disapa,menggagas sebuah LSM yang 
mempunyai
fungsi sebagai organisasi pemersatu pemangku kebudayaan 
Indonesia
,dengan kekuatan utama pada “manajemen organisasi”. LSM 
itu
bukan untuk penyeragaman,melainkan hanya menggalang dan 
menyatukan
langkah kekuatan .LSM itu digagas bernama “Forum 
Kebudayaan
Indonesia” atau FKI atau disebut juga Forbud.
 
Dibawah
ini adalah ringkasan wawancara “KULTURA” dengan pria 
kelahiran
Ponorogo,11 Mei 1951,yang selama ini juga dikenal 
sebagai Pimpinan
Ketoprak Guyonan Lintas Tokoh “Puspo Budoyo” dan pendiri
Yayasan Peduli Majapahit,serta kini juga Ketua Board of 
Members
majalah KULTURA :
 
K
: Keistimewaan FKI dibanding LSM Kebudayaan lainnya apa 
Pak
Luluk ?
 
LS
: FKI adalah organisasi yang menggalang potensi budaya 
LSM-LSM
lainnya,agar bersinergi lalu bermitra dengan 
pemerintah.Jadi,kita
tekankan fungsi kita adalah “menggalang” tapi tidak
menyeragamkan lho!
 
K:
Jadi,LSM semi pemerintah begitu ?
 
LS
: Ooo bukaan,bukaan…ini bukan organisasi pemerintah…ini 
LSM
murni,kalaupun ada tokoh pemerintah yang terlibat di 
FKI,hanyalah
sebagai individu.Misalnya Pak Taufik Effendi,Menteri 
PAN (
Pendayagunaan Aparatur Negara-red.), atau Pak Parni 
Hadi dari RRI
( Radio Republik Indonesia ) ,ikut aktif di FKI sebagai
individu,bukan sebagai utusan pemerintah.
 
K
: Kalau tidak ada hubungannya dengan pemerintah,dapat 
dana dari
mana Pak ?
 
LS
: Kalau dana operasional,saya yakin bisa dicarikan ke 
donatur dan
filantropis kaya yang sangat banyak di Indonesia …asal 
kita
punya program yang jelas saya yakin gampang kok…dan
penggunaannya harus transparan,jangan sampai nama kita 
cedera
dianggap korupsi oleh donatur.
 
K
: Apakah nanti FKI juga akan mengadakan kontrak politik
kebudayaan dengan para Capres ( Calon Presiden ) ? 
Karena sudah
dekat Pemilu ini?
 
LS
:Wadduuh..itu terlalu muluk-muluklaah…lagipula nanti 
malah
dicurigai berpolitik…pokoknya FKI hanya fokus untuk 
menyamakan
persepsi antar LSM dan pemangku kebudayaan Indonesia 
sajalah…dan
saya yakin itu juga nggak gampang, pasti ada saja yang
mencurigai,tidak setuju,mengkritik dan sebagainya…
 
K
: Jadi FKI tidak akan bekerjasama dengan LSM yang anti 
ya
 Pak,maksud kami…
 
LS
: Yaa ini Negara demokrasi,silahkan saja tidak 
setuju,berbeda
pendapat dan sebagainya,masing-masing punya jalan 
sendiri…tapiii
alangkah baiknya kalau bekerjasama,kita cari mana titik 
temu yang
bisa di

Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL/Tanggapan

2008-10-07 Terurut Topik Peduli Majapahit
Teman-teman,
Kami ucapkan terima kasih atas tanggapan teman2, baik yang setuju maupun
yang tidak setuju adanya semacam 'organisasi', atau lebih tepatnya 'forum
komunikasi' yang dapat dipakai sebagai 'SARANA' untuk menggalang potensi
budaya bangsa. Khusus kepada mas Nurcahyo dan Mas Roch Basuki yang tidak
setuju, kami hargai pendapat mas-mas. Namun ada baiknya kami sampaikan bahwa
'organisasi' ini bukan Tujuan, tetapi adalah sarana untuk mencapai tujuan,
yaitu menggalang potensi budaya bangsa yang sebetulnya cukup besar, tetapi
belum sinergis. Seperti yang disampaikan pada waktu deklarasi
pembentukannya, ini adalah BUKAN organisasi atau lembaga Pemerintah sehingga
*tidak akan ada birokrat budaya (pejabat Pemerintah yang mengurusi budaya)
dalam organisasi ini*. Kalau di kemudian hari ada anggota Forbud yang
menjadi birokrat budaya, maka harus keluar dari forbud. *Justru forum ini
akan kita pakai untuk mengembangkan civil society di bidang budaya.
*
Salah satu kegiatan Forbud adalah membuat Situs Budaya
*www.forumbudaya.org*yang saling melengkapi dan saling mengisi dengan
*www.budaya-indonesia.org* yang dikembangkan oleh teman2 Bandung (Indonesia
Archipelago Cultural Initiative/IACI).Situs Budaya ini masih akan terus
dikembangkan sehingga diharapkan nantinya dapat memuat informasi yang
selengkap mungkin yang menyangkut berbagai aspek budaya.juga akan dilengkapi
dengan fitur 'Forum Diskusi' untuk mendiskusikan berbagai masalah budaya
secara elektronik (*E-Discussion*) yang hasilnya nanti kita sampaikan kepada
Pemerintah sebagai Otoritas Budaya di negeri ini. Berbagai topik bisa kita
bahas, misalnya mengenai Agenda Budaya Bangsa utnuk menghahadapi berbagai
problematika budaya yang ada saat ini.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang organisasi ini, ada baiknya kita
bertemu ngobrol2 di darat. Harapan kami tentunya mas-mas dapat bergabung
untuk membesarkan forum komunikasi ini, baik secara langsung atau melalui
diskusi-diskusi yang nanti akan kami selenggarakan..

Salam dari kami, dan sekali lagi terima kasih atas perhatian mas-mas.
Luluk Sumiarso






2008/10/6 mangoenpoerojo roch basoeki <[EMAIL PROTECTED]>

>   Saya sepakat total mas nurcahyo
> salam, robama.
>
> - Original Message 
> From: henri nurcahyo <[EMAIL PROTECTED]>
> To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
> Sent: Monday, October 6, 2008 7:44:40 AM
> Subject: Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL
>
>  Lembaga Kebudayaan itu SARANA atau TUJUAN??? Saya sepakat dengan mailist
> Halim HD di dikbud, bahwa lembaga tidak menjamin aktivitas kesenian menjadi
> lebih baik. Bandung adalah salah satu contoh yang dikemukakan Halim, tanpa
> Dewan Kesenian tapi keseniannya maju pesat. Sementara di beberapa daerah,
> lembaga kesenian malah menjadi jaringan birokrasi baru. semacam
> menumbuhsuburkan feodalisme kesenian (ini istilah saya). Jadi, apa sih yang
> mau dikerjakan dengan (rencana adanya) lembaga kebudayaan nasional itu? Ya
> mending dikerjakan aja sekarang dan melibatkan lembaga yang sudah ada. jadi,
> menurut saya pribadi, lembaga kebudayaan itu sebaiknya berdasarkan kinerja
> saja, bukan membangun lembaga mapan tempat bercokolnya birokrat kesenian.
> Begitu.
>
> salam
> henri nurcahyo
>
> --- Pada *Ming, 5/10/08, arief rahman arief rahman <[EMAIL PROTECTED] 
> com>*menulis:
>
> Dari: arief rahman arief rahman <[EMAIL PROTECTED] com>
> Topik: Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL
> Kepada: artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com
>
> Tanggal: Minggu, 5 Oktober, 2008, 7:50 AM
>
>  saya jadi ingat dengan kawan-kawan di bandung. Orang-orang muda,
> kebanyakan mahasisawa, membangun lembaga yang mendokumentasikan hasil-hasil
> kebudayaan Indonesia, sekaligus berusaha memperjuangkan hak cipta nasional
> untuk hasil-hasil budaya tersebut. mereka niatnya utk memperjuangkannya
> hingga UNESCO. saya lupa, situsnya (silakan search di google). mereka sudah
> bekerja sebelum peristiwa kuya terjadi..hal yang patut dipuji ialah gagasan,
> konsisten, dan berjuang terus dengan modal niat.
>
> bagi saya, lembaga kebudayaan sangat dibutuhkan di negeri ini. Tentu saja,
> sudah banyak orang yang memimpikannya. tinggal mengerjakan saja, jangan
> sampai baru setahun atau dua tahun kembali mati suri. selamat berjuang!
>
> Arahman Ali
> dewa-api.blogspot. com
>
>
> --- On *Thu, 10/2/08, anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED] com>* wrote:
>
> From: anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED] com>
> Subject: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL
> To: [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL PROTECTED] my, [EMAIL PROTECTED] net.id,
> artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com, apresiasi-sastra@ yahoogroups.
> com, [EMAIL PROTECTED] .com, [EMAIL PROTECTED] .com, [EMAIL PROTECTED] com, 
> [EMAIL PROTECTED]
> ups.com, [EMAIL PROTECTED] com, hamiludd2kwah@ yahoo.com. au, hasan.bisri@
> tpi.tv, saint.mahomet@ yahoo.co. id, sabtusoreonline@ yahoogroups. com,
> sanggar_kinanah@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] gov.my, [EMAIL PROTECTED]
> my, zahra_292003@ yah

[ac-i] The Solo Painting Exhibition WEDHA’s POP ART PORTRAIT

2008-10-07 Terurut Topik Hanny Kardinata
The Solo Painting Exhibition WEDHA's POP ART PORTRAIT at
DGI
 .


Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL

2008-10-07 Terurut Topik Syaldi Sahude
Bukan lembaga yang diperlukan, tapi gerakan kebudayaan secara nasional. Buat 
apa ada lembaga kalau tidak ada gerakan dari para penggiat kebudayaan sendiri. 



tabe' 

Syaldi Sahude 
www.syaldi.web.id 

“And it's true we are immune, When fact is fiction and TV reality And today the 
millions cry, We eat and drink while tomorrow they die” by U2 on Sunday Bloody 
Sunday 


- Original Message - 
From: "mangoenpoerojo roch basoeki" <[EMAIL PROTECTED]> 
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com 
Sent: Monday, October 6, 2008 12:07:45 PM GMT +07:00 Bangkok, Hanoi, Jakarta 
Subject: Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL 








Saya sepakat total mas nurcahyo 
salam, robama. 





[ac-i] Re: Penerimaan Pegawai Baru untuk GALNAS

2008-10-07 Terurut Topik mediacare

  - Original Message - 
  From: Tubagus Andre 
  To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
  Cc: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Tuesday, October 07, 2008 6:09 PM
  Subject: [publikseni] Penerimaan Pegawai Baru untuk GALNAS


  Nitip informasi.
   
  Mungkin ANDA yang kami CARI.
   
  Karena pada tahun ini DEPARTEMEN 
  KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
  membutuhkan pegawai baru 
  sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil 
  yang akan ditugaskan 
  di GALERI NASIONAL INDONESIA
  sebanyak 4 (empat) orang.
   
  Latar belakang pendidikan yang dibutuhkan
  adalah..
  - Sarjana (S1) Desain Komunikasi Visual
  - Sarjana (S1) Seni Murni
  - Sarjana (S1) Kriya
  - Sarjana (S1) Bahasa / Sastra Inggris
   
  Jadi kalo anda berminat SILAHKAN SEGERA
  daftar dan lengkapi syarat-syarat  (lihat attach)
   
  Waktu Pendaftaran tanggal 10 - 15 Oktober 2008
   
  MARI BERGABUNG BERSAMA KAMI
  Memajukan  manajemen GALNAS
  Memberdayakan aset MUSEUM 
  Memajukan Dunia Seni Rupa
  Melindungi, Mengembangkan dan Memanfaatkan
  KEBUDAYAAN INDONESIA.
   
  Terima kasih!

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[ac-i] Undangan Diskusi dengan John Berendt

2008-10-07 Terurut Topik MGR




Komunitas Utan Kayu



 

UNDANGAN 

 

Kepada yth.

Ibu/Bapak/Saudara

 Dengan hormat,

 

Komunitas
Utan Kayu mengundang anda dalam acara diskusi terbatas bersama John Berendt,
penulis buku Midnight in the Garden of Good and Evil, finalis Hadiah
Pulitzer untuk kategori nonfiksi, yang pernah bertahan selama empat tahun dalam
daftar buku terlaris The New York Times. Diskusi, yang akan berfokus
pada soal “mengolah fakta dan hasil riset menjadi tulisan literer”, akan 
berlangsung
pada:

 

Hari/tanggal  :
Kamis, 9 Oktober 2008 

Waktu  :
16.00 WIB

Tempat : Teater Utan
Kayu (TUK) Jl. Utan Kayu No 68H Jakarta

 

Bersama surat undangan ini kami lampirkan profil singkat
John Berendt. 

Kami menantikan kehadiran anda pada diskusi yang menarik
ini. Mohon konfirmasi terlebih dahulu ke saya dengan mengirim email ke: [EMAIL 
PROTECTED]

 

 

Terima kasih.

 

Salam,

 

 

Mohamad Guntur Romli

Koordinator Diskusi Komunitas Utan Kayu
===


John Berendt's first book, Midnight in the Garden of Good
and Evil (1994), spent a record-breaking four years on the New York
Times bestseller list and, to date, has sold five million copies
worldwide.  A Pulitzer Prize finalist for general nonfiction, it was made
into a movie directed by Clint Eastwood in 1997.  The book has been
credited with putting Savannah, Georgia on the map.  Berendt's second book
The City of Falling Angels (2005), offers a penetrating and
intriguing look at the private lives behind the storied façades of
Venice.  It was also, like Midnight, a number-one New York
Times bestseller.

 

Raised in Syracuse, New York, Berendt graduated from
Harvard College, where he wrote for the Harvard
Lampoon.  Before turning to the writing of books, he was an editor at Esquire 
magazine and for twelve years a
monthly columnist for Esquire. 
He was also a television writer and producer, and the editor of New York 
magazine.  





  
___
Nama baru untuk Anda! 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/