RE: [balita-anda] (melanjuti) TUNTUT Bright Little Star Education Center
Mbak... Jerapah Kecil dimana yah ? jadi tertarik nih..krn guru2nya punya pandangan dan komitment yg baik. Terima kasih yah... Lia - Bunda Rafi -Original Message- From: Fara Puspita Sari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 26, 2004 3:55 AM To: Balita Subject: Re: [balita-anda] (melanjuti) TUNTUT Bright Little Star Education Center Saya setuju... memang kalau sekolah sudah basicnya bukan pendidikan (mementingkan material), maka ya begitu itu jadinya... Belum apa2 udah disuruh bayar... Dulu saya pas memasukkan Shafiyyah ke Jerapah Kecil, ngga ada tuh disuruh bayar2an di muka Boleh 2-4 kali sit in/ trial class... Dan pas mau daftar disuruh sekalian aja pas awal bulan... biar ga terlalu rugi2 banget...kecuali kita udah pengen banget... Alhamdulillah anak saya sekolah di tempat yg memang pemiliknya background bidang pendidikan (lulusan IKIP)... Padahal setau saya, guru2nya itu digaji tidak terlalu tinggi, tdk sampai 500 ribu... Namun, Subhanallah... komitmennya pada anak didik dan sikap ke muridnya bener2 telaten... kadang2 saya suka mencontoh cara mereka berbicara ke anak murid JAdi sering juga dapat pelajaran... dan saya banyak belajar juga dari mereka (guru2 tsb) Mereka mendidik memang dari hati, dimana mereka memang mendapat penghasilan didunia (uang secukupnya) namun mereka berharap apa yg mereka ajarkan kpd anak didiknya dapat menjadi tabungan di hari akhir... Makanya... pemilik sekolah anak saya (buka franchise juga) wanti2 ke saya kalau saya berniat membuka sekolah PG yg sama seperti beliau, buang jauh2 keinginan mendapat pemasukkan dari sini... karena ya itu tadi... ngga sejalan antara pendidikan dengan bisnis... Maksudnya... walaupun kita punya program2 unggulan, namun ngga bisa serta merta menarik bayaran mahal kpd ortu murid... Sekolah yg didirikan, jadi proyek sosial kita di dunia dan akhirat.. JAdi... aku ya masih harus nabung2 dulu neh kalau mau bikin PG... Maaf ya... kok jadi ngelantur... fara - >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] - >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] (melanjuti) TUNTUT Bright Little Star Education Center
Saya enggak dapat posting awal pembicaraan ini, ada yg bisa memposting ulang enggak ? Hanifa >Mbak..memang serba bingung ya kalau dalam keadaan begini ini. Saat ini >memang banyak pemilik sekolah ber-background non kependidikan yang >mendirikan sekolah (atas nama yayasan). Nah kalau mereka sudah ketahuan >lha pasti tujuannya untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya >(Contohnya Kid's School Harapan Indah Bekasi). Beda sekali dengan sekolah >yang pemiliknya ber-background pendidikan, mereka lebih mengutamakan mutu >serta kesejahteraan gurunya biarpun mahal tapi ada hasilnya, ini saya >ketahui setelah berbincang dengan kakak saya yang pernah mengajar di >berbagai tempat dan pernah merasakan perbedaan kedua pemilik tersebut. >Sewaktu kakak saya diminta keluar dari Kids School (sudah 4 tahun mengajar >disana dan pernah menjabat kepsek SD-nya) karena hamil sehingga tidak bisa >lari-lari mengejar murid Juni lalu, saya juga berniat melaporkan hal ini, >tapi bingung ke mana, ke depdikbud atau ke Depnaker, kalau YLKI kemana, >sampai sekarang saya belum tahu. Herannya ada sekolah lain yang menerima >kakak saya meskipun dalam keadaan hamil begitu, sekolah ini benar-benar >tidak komersial dan mengutamakan kesejahteraan gurunya (pemiliknya orang >kependidikan). >Kalau saran saya jika mbak ragu-ragu, lebih baik di tulis dulu di surat >pembaca Kompas, sepertinya ini lebih manjur deh mbak dan aman menurut >saya. Sorry ya kalau kepanjangan. > >Best Regards, > >Evi Eryani >Tax Planning & Control > - >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] (melanjuti) TUNTUT Bright Little Star Education Center
Mbak..memang serba bingung ya kalau dalam keadaan begini ini. Saat ini memang banyak pemilik sekolah ber-background non kependidikan yang mendirikan sekolah (atas nama yayasan). Nah kalau mereka sudah ketahuan lha pasti tujuannya untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya (Contohnya Kid's School Harapan Indah Bekasi). Beda sekali dengan sekolah yang pemiliknya ber-background pendidikan, mereka lebih mengutamakan mutu serta kesejahteraan gurunya biarpun mahal tapi ada hasilnya, ini saya ketahui setelah berbincang dengan kakak saya yang pernah mengajar di berbagai tempat dan pernah merasakan perbedaan kedua pemilik tersebut. Sewaktu kakak saya diminta keluar dari Kids School (sudah 4 tahun mengajar disana dan pernah menjabat kepsek SD-nya) karena hamil sehingga tidak bisa lari-lari mengejar murid Juni lalu, saya juga berniat melaporkan hal ini, tapi bingung ke mana, ke depdikbud atau ke Depnaker, kalau YLKI kemana, sampai sekarang saya belum tahu. Herannya ada sekolah lain yang menerima kakak saya meskipun dalam keadaan hamil begitu, sekolah ini benar-benar tidak komersial dan mengutamakan kesejahteraan gurunya (pemiliknya orang kependidikan). Kalau saran saya jika mbak ragu-ragu, lebih baik di tulis dulu di surat pembaca Kompas, sepertinya ini lebih manjur deh mbak dan aman menurut saya. Sorry ya kalau kepanjangan. Best Regards, Evi Eryani Tax Planning & Control Milany Oktavia <[EMAIL PROTECTED]> 25-08-2004 14:08 Please respond to [EMAIL PROTECTED] To [EMAIL PROTECTED] cc Subject Re: [balita-anda] (melanjuti) TUNTUT Bright Little Star Education Center Mbak Chany & Mbak Frieza, Saat ini saya memang sedang menyusun laporan kronologis kejadiannya beserta kuitansi pembayaran yang saya pegang untuk diteruskan ke YLKI. Sudah dapat nama contact person yang bisa saya hubungi sih, tapi beliau katanya lagi tidak ada di tempat. Sebelumnya, saya sempat ragu juga mau maju terus atau tidak, soalnya takut bias gitu tujuan saya kalau sampai melibatkan YLKI, apakah tujuan saya murni idealisme atau saya hanya mau uang saya kembali? Tapi sesudah dapat banyak masukan dari parents disini, saya memang sudah merelakan uang itu, andai balik pun, lebih baik untuk disumbangkan saja lha... Dan yang tersisa yah tinggal idealisme, yg spt Mbak Chany & Mbak Frieza bilang, supaya orang ga buka sekolah asal sembarangan aza, walau ragu juga, apa iya sih, tindakan melawan arus gini cukup kuat untuk merubah kondisi yang udah ada? Mungkin ada parents yang sebelum ini pernah minta bantuan dari YLKI bisa share ke saya? Papa & suami saya masih kuatir banget dengan keinginan saya ini. Dan saya juga sudah cari tahu tentang dasar hukum atau peraturan untuk menyelenggarakan kelompok bermain or pendidikan pra sekolah itu dari browsing sana sini, hasilnya baru ketemu 1 nih, yaitu Keputusan Mendikbud No. 018/U/1997, pasal 5 dstnya yang intinya : - anak didik tidak boleh kurang dari 3 thn - penyelenggara KB & penitipan anakharus lapor ke Kakanwil kecamatan - Kakanwil itu harus melakukan penilaian & memberikan bimbingan - penyelenggara KB & PA harus melaporkan penyelenggaraan pendidikan minimal 1 thn sekali ke mendikbud Nah dari sini, saya curious, apakah BLS ini sudah memenuhi persyaratan tsb atau belum, karena lha koq ga ada formulir pendaftaran nya gitu, ga ada data anak,gimana dia bisa buat laporan ke depdikbud nya? Ada parents yang kira2x bisa mengerti mengenai status hukum ini ga yah? Jujur aza, agak ketar ketir juga sih mau lanjut terus, ga ada support dari keluarga, hanya dari parents di BA ini aza yang terus ngedukung saya. Kalau saya yang balik dituntut, waduh... repot juga yah... Tapi, masa sih yah di negara ini orang masih tidak bisa mengeluarkan pendapat dan pikiran dengan bebas? (jadi ingat psl 28 di UUD 45, kalo ga salah, yang katanya negara menjamin kebebasan kita dalam berserikat dan berkumpul mengeluarkan pendapat dan pikiran baik dalam lisan ataupun tulisan). Moms & Dads, please, kalau yang punya info sehubungan dengan kasus ini, bisa di share ke saya. Salam [EMAIL PROTECTED] wrote: setuju mbak sekarang ini sekolah2 yang ngaku2 bertaraf int'l mulai berjamuran. bahkan banyak banget yang sekarang dibisnisin. beberapa dari mereka hanya memikirkan bagaimana cara kembali modalnya secepat2 nya...jadi bukan lagi seperti dulu yang memang bertujuan mulia untuk mendidik putra putri bangsa beberapa teman saya yang nggak punya background pendidikan tapi punya duit sudah ada yang merencanakan buka sekolah dengan alasan untungnya banyak aduh kalau sudah begini. bagaimana nasib anak2 kita ya? so secepatnya deh dilaporkan ke YLKI biar mereka bisa mengusut lebih lanjut hal2 spt ini. mudah2 an dengan kasus ini pemerintah bisa mulai mengeluarkan ijin khusus untuk membuat sekolah pra tk.kalau nggak salah, kalau mau bikin pre-school nggak perlu ijin ke departemen pendidikan deh. kalau bikin tk ke atas baru pak
Re: [balita-anda] (melanjuti) TUNTUT Bright Little Star Education Center
Mbak Chany & Mbak Frieza, Saat ini saya memang sedang menyusun laporan kronologis kejadiannya beserta kuitansi pembayaran yang saya pegang untuk diteruskan ke YLKI. Sudah dapat nama contact person yang bisa saya hubungi sih, tapi beliau katanya lagi tidak ada di tempat. Sebelumnya, saya sempat ragu juga mau maju terus atau tidak, soalnya takut bias gitu tujuan saya kalau sampai melibatkan YLKI, apakah tujuan saya murni idealisme atau saya hanya mau uang saya kembali? Tapi sesudah dapat banyak masukan dari parents disini, saya memang sudah merelakan uang itu, andai balik pun, lebih baik untuk disumbangkan saja lha... Dan yang tersisa yah tinggal idealisme, yg spt Mbak Chany & Mbak Frieza bilang, supaya orang ga buka sekolah asal sembarangan aza, walau ragu juga, apa iya sih, tindakan melawan arus gini cukup kuat untuk merubah kondisi yang udah ada? Mungkin ada parents yang sebelum ini pernah minta bantuan dari YLKI bisa share ke saya? Papa & suami saya masih kuatir banget dengan keinginan saya ini. Dan saya juga sudah cari tahu tentang dasar hukum atau peraturan untuk menyelenggarakan kelompok bermain or pendidikan pra sekolah itu dari browsing sana sini, hasilnya baru ketemu 1 nih, yaitu Keputusan Mendikbud No. 018/U/1997, pasal 5 dstnya yang intinya : - anak didik tidak boleh kurang dari 3 thn - penyelenggara KB & penitipan anakharus lapor ke Kakanwil kecamatan - Kakanwil itu harus melakukan penilaian & memberikan bimbingan - penyelenggara KB & PA harus melaporkan penyelenggaraan pendidikan minimal 1 thn sekali ke mendikbud Nah dari sini, saya curious, apakah BLS ini sudah memenuhi persyaratan tsb atau belum, karena lha koq ga ada formulir pendaftaran nya gitu, ga ada data anak,gimana dia bisa buat laporan ke depdikbud nya? Ada parents yang kira2x bisa mengerti mengenai status hukum ini ga yah? Jujur aza, agak ketar ketir juga sih mau lanjut terus, ga ada support dari keluarga, hanya dari parents di BA ini aza yang terus ngedukung saya. Kalau saya yang balik dituntut, waduh... repot juga yah... Tapi, masa sih yah di negara ini orang masih tidak bisa mengeluarkan pendapat dan pikiran dengan bebas? (jadi ingat psl 28 di UUD 45, kalo ga salah, yang katanya negara menjamin kebebasan kita dalam berserikat dan berkumpul mengeluarkan pendapat dan pikiran baik dalam lisan ataupun tulisan). Moms & Dads, please, kalau yang punya info sehubungan dengan kasus ini, bisa di share ke saya. Salam [EMAIL PROTECTED] wrote: setuju mbak sekarang ini sekolah2 yang ngaku2 bertaraf int'l mulai berjamuran. bahkan banyak banget yang sekarang dibisnisin. beberapa dari mereka hanya memikirkan bagaimana cara kembali modalnya secepat2 nya...jadi bukan lagi seperti dulu yang memang bertujuan mulia untuk mendidik putra putri bangsa beberapa teman saya yang nggak punya background pendidikan tapi punya duit sudah ada yang merencanakan buka sekolah dengan alasan untungnya banyak aduh kalau sudah begini. bagaimana nasib anak2 kita ya? so secepatnya deh dilaporkan ke YLKI biar mereka bisa mengusut lebih lanjut hal2 spt ini. mudah2 an dengan kasus ini pemerintah bisa mulai mengeluarkan ijin khusus untuk membuat sekolah pra tk.kalau nggak salah, kalau mau bikin pre-school nggak perlu ijin ke departemen pendidikan deh. kalau bikin tk ke atas baru pakai ijin. tapi mungkin saya salah karena info ini saya denger dari mami saya yang lebih dari 15 tahun bertugas menjadi kepala sekolah TK, tapi sudah mengundurkan diri 4 tahun lalu.kalau memang masih nggak perlu pakai ijin. no wonder deh banyak pre-school2 yang muncul bak jamur. lagian orang indonesia kan terkenal 'latah', demennya ikut2 an. misal ada yang buka factory outlet n sukses mulai deh bermunculan FO2 lain2. breadtalk buka di indo... mulai deh muncul bakery2 yang ngikutin style breadtalk, dll...dll.. mama maya > Mbak, mohon dgn sangat .Info ini untuk segera dimuat di > Kompas, dan disebarkan ke berbagai milis. Atau coba tuntut > ke Yayasan Konsumen Indonesia atau kalau bisa sewa pengacara > deh. > > Jika masalah ini diadukan ke departemen pendidikan, apa bisa > yah? > Seharusnya khan ada survey dari para wakil rakyat kita yg > duduk enak2 di departemen pendidikan utk melihat2 sekolah2 > SINTING spt ini ya? Duh keki banget dengerinnya. Kalau aku, > jika uangku nggak balik.. bakalan aku teror terus itu > sekolah. Walaupun yg punya sekolah itu orang kaya atau > penguasa.pokoknya sewa pengacara pun aku jalanin. > Sekalian minta ganti rugi atas waktu dan tenaga yg udah aku > keluarin. Jadi, jgn cuman minta uang sekolahnya doank, > sekalian tuntut uang sakit hati!! Serius lho, Mbak...artis > yg diambil fotonya aja bisa nuntut kok 1 milyar...kenapa > seorang Ibu biasa tidak bisa nuntut haknya? > > Sebaiknya mereka itu kalau tidak memiliki motivasi untuk > mendidik dan mengajari anak dgn baik, jgn dirikan playgroup > atau TK atau tempat pendidikan lain lha. Jaman skr, > tidak cuman playgroup saj
Re: [balita-anda] (melanjuti) TUNTUT Bright Little Star Education Center
setuju mbak sekarang ini sekolah2 yang ngaku2 bertaraf int'l mulai berjamuran. bahkan banyak banget yang sekarang dibisnisin. beberapa dari mereka hanya memikirkan bagaimana cara kembali modalnya secepat2 nya...jadi bukan lagi seperti dulu yang memang bertujuan mulia untuk mendidik putra putri bangsa beberapa teman saya yang nggak punya background pendidikan tapi punya duit sudah ada yang merencanakan buka sekolah dengan alasan untungnya banyak aduh kalau sudah begini. bagaimana nasib anak2 kita ya? so secepatnya deh dilaporkan ke YLKI biar mereka bisa mengusut lebih lanjut hal2 spt ini. mudah2 an dengan kasus ini pemerintah bisa mulai mengeluarkan ijin khusus untuk membuat sekolah pra tk.kalau nggak salah, kalau mau bikin pre-school nggak perlu ijin ke departemen pendidikan deh. kalau bikin tk ke atas baru pakai ijin. tapi mungkin saya salah karena info ini saya denger dari mami saya yang lebih dari 15 tahun bertugas menjadi kepala sekolah TK, tapi sudah mengundurkan diri 4 tahun lalu.kalau memang masih nggak perlu pakai ijin. no wonder deh banyak pre-school2 yang muncul bak jamur. lagian orang indonesia kan terkenal 'latah', demennya ikut2 an. misal ada yang buka factory outlet n sukses mulai deh bermunculan FO2 lain2. breadtalk buka di indo... mulai deh muncul bakery2 yang ngikutin style breadtalk, dll...dll.. mama maya > Mbak, mohon dgn sangat .Info ini untuk segera dimuat di > Kompas, dan disebarkan ke berbagai milis. Atau coba tuntut > ke Yayasan Konsumen Indonesia atau kalau bisa sewa pengacara > deh. > > Jika masalah ini diadukan ke departemen pendidikan, apa bisa > yah? > Seharusnya khan ada survey dari para wakil rakyat kita yg > duduk enak2 di departemen pendidikan utk melihat2 sekolah2 > SINTING spt ini ya? Duh keki banget dengerinnya. Kalau aku, > jika uangku nggak balik.. bakalan aku teror terus itu > sekolah. Walaupun yg punya sekolah itu orang kaya atau > penguasa.pokoknya sewa pengacara pun aku jalanin. > Sekalian minta ganti rugi atas waktu dan tenaga yg udah aku > keluarin. Jadi, jgn cuman minta uang sekolahnya doank, > sekalian tuntut uang sakit hati!! Serius lho, Mbak...artis > yg diambil fotonya aja bisa nuntut kok 1 milyar...kenapa > seorang Ibu biasa tidak bisa nuntut haknya? > > Sebaiknya mereka itu kalau tidak memiliki motivasi untuk > mendidik dan mengajari anak dgn baik, jgn dirikan playgroup > atau TK atau tempat pendidikan lain lha. Jaman skr, > tidak cuman playgroup saja yg jadi tempat bisnis. Sudah > banyak kampus2 yg cuman modal kampus doank dan mengeluarkan > biaya2 tapi didikannya NOL BESAR. Kasihan remaja2 > skr.ck..ck...ck (kesannya aku itu udah tuaaa bgt > yah?hehehe) - FRIEZA > > -Original Message- > From: Milany Oktavia [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, August 23, 2004 11:39 AM > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: Re: [balita-anda] Share : Pengalaman Buruk dengan > Bright Little Star Education Center > > Mbak Shinta, > > Waktu saya bayar itu, saya memang belum menegaskan berapa % > potongan uang pendaftarannya, karena saat itu, tidak ada > formulir apapun yang mereka sodorkan ke saya untuk diisi, > jadi saya pikir, nanti seusai sekolah mungkin baru formulir > itu disodorkan ke saya untuk kelengkapan administrasi. > Keteledoran saya juga sih. > > Ternyata formulir itu memang tidak pernah ada, dan hanya ada > selembar tanda pembayaran saja. > > Oh yah, ada cerita tambahan nih, > waktu hari Sabtu siang, saya bermaksud mengambil yg 500 rb > itu, eh ternyata pihak sekolah merubah keputusan dan bilang, > mereka tidak mau kembalikan uang saya sepeser pun karena > saya berniat untuk membagikan pengalaman buruk saya ini > kepada rekan-rekan yang lain di milis ini. Dan juga katanya > (waktu via telepon ke HP saya), saya tidak menghargai > "waktu" yang disediakan oleh bapak pemilik sekolah untuk > menelepon saya, padahal urusan dia itu tuh banyak sekali, > dan mestinya saya merasa terhormati sekali karena dia mau > menelepon saya (sesudah saya yang berulang kali menelepon > pihak sekolah). > > Tapi segi positifnya adalah, ternyata nama baik itu tidak > semurah Rp. 750 rb, jadinya harganya Rp. 1,25 jt. Cukup baik > lha, artinya mereka mulai menghargai nama baik institusi > mereka dengan menahan semua uang itu. > > Dan waktu itu ibu pimpinan sekolah memberikan perumpamaan ke > saya seperti ini: Ibaratnya kalau kita buat pagar besi, dan > ternyata hasilnya tidak memuaskan, masak iya pagar besi itu > dipulangin, yang ada khan pagar besinya minta dibetulkan. > Lalu saya bilang, apakah "anak" itu sama dengan "pagar > besi", dan dijawab IYA. > > Kalau menurut Mbak, dan juga parents yang lain, apakah iya, > anak buah hati kita itu sama dengan benda mati? apakah iya, > titipan Tuhan yang tiada ternilai itu, masa depannya > dianggap seperti pagar besi? > > Wah, saya kagum sekali lho secara eksplisit akhirnya > mereka menyatakan juga pandangan sekolah tentang anak-anak > didik. > > Lalu ibu pimpin