Moms and Dads,
semoga membantu.
Mom's Natasya
-Original Message-
From: Edo Permana
Sent: Wednesday, April 05, 2006 1:27 PM
To: Sq_Fdb1; Manahan Manurung; Maxtor_Ipqa
Subject: FW: [milis-nakita] kenali bentuk feses bayi {01}
Regards,
Edo
_
From: ne@news.gramedia-majalah.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of uttiek
Sent: Wednesday, April 05, 2006 12:18 PM
To: milis-nakita List Member
Subject: [milis-nakita] kenali bentuk feses bayi {01}
Dear nakita-ers,
Semoga membantu
Salam,
Uttiek
KENALI WARNA DAN BENTUK FESES BAYI
Frekuensi yang sering bukan berarti pencernaannya terganggu. Waspadai
bila warnanya putih atau disertai darah. Kegiatan buang air besar pada
bayi kadang membuat khawatir orang tua. Warna, bentuk dan polanya yang
berbeda dengan orang dewasa inilah yang kerap menimbulkan kecemasan.
Sebelum kita menjadi cemas, berikut penjelasan dr. Waldi Nurhamzah,
Sp.A, tentang feses bayi.
WARNA
Umumnya, warna-warna tinja pada bayi dapat dibedakan menjadi kuning atau
cokelat, hijau, merah, dan putih atau keabu-abuan. Normal atau tidaknya
sistem pencernaan bayi, dapat dideteksi dari warna-warna tinja tersebut.
Kuning
Warna kuning diindikasikan sebagai feses yang normal. Kata Waldi, warna
feses bayi sangat dipengaruhi oleh susu yang dikomsumsinya. "Bila bayi
minum ASI secara eksklusif, tinjanya berwarna lebih cerah dan cemerlang
atau didominasi warna kuning, karenanya disebut golden feces. Berarti ia
mendapat ASI penuh, dari foremilk (ASI depan) hingga hindmilk (ASI
belakang)."
Warna kuning timbul dari proses pencernaan lemak yang dibantu oleh
cairan empedu. Cairan empedu dibuat di dalam hati dan disimpan beberapa
waktu di dalam kandung empedu sampai saatnya dikeluarkan. Bila di dalam
usus terdapat lemak yang berasal dari makanan, kandung empedu akan
berkontraksi (mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairannya keluar.
Cairan empedu ini akan memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap
usus.
Sedangkan bila yang diminum susu formula, atau ASI dicampur susu
formula, warna feses akan menjadi lebih gelap, seperti kuning tua, agak
cokelat, cokelat tua, kuning kecoklatan atau cokelat kehijauan.
Hijau
Feses berwarna hijau juga termasuk kategori normal. Meskipun begitu,
warna ini tidak boleh terus-menerus muncul. "Ini berarti cara ibu
memberikan ASI-nya belum benar. Yang terisap oleh bayi hanya foremilk
saja, sedangkan hindmilk-nya tidak." Kasus demikian umumnya terjadi
kalau produksi ASI sangat melimpah.
Di dalam payudaranya, ibu memiliki ASI depan (foremilik) dan ASI
belakang (hindmilk). Pada saat bayi menyusu, ia akan selalu mengisap ASI
depan lebih dulu. Bagian ini mempunyai lebih banyak kandungan gula dan
laktosa tapi rendah lemak. Sifatnya yang mudah dan cepat diserap membuat
bayi sering lapar kembali. Sedangkan, ASI belakang (hindmilk) akan
terisap kalau foremilk yang keluar lebih dulu sudah habis. Hindmilk
mengandung banyak lemak. "Lemak ini yang membuat tinja menjadi kuning."
Nah, kalau bayi hanya mendapat foremilk yang mengandung sedikit lemak
dan banyak gula, kadang-kadang terjadi perubahan pada proses pencernaan
yang akhirnya membuat feses bayi berwarna hijau. Bahkan sering juga dari
situ terbentuk gas yang terlalu banyak (kentut melulu), sehingga bayi
merasa tak nyaman (kolik).
Mestinya yang bagus itu tidak hijau terus, tapi hijau kuning, hijau dan
kuning, bergantian. "Ini berarti bayi mendapat ASI yang komplet, dari
foremilk sampai hindmilk supaya kandungan gizinya komplet. Nah, ibu
harus mengusahakan agar bayinya mendapat foremilk dan hindmilk
sekaligus."
Sayangnya, disamping ASI, ibu juga kerap memberikan tambahan susu
formula. Sebelum proses menyusunya mencapai hindmilk, anak sudah
telanjur diberi susu formula hingga kenyang. Akibatnya, ia hanya
mendapat ASI foremilk saja.
Waldi menyarankan, "Berikan ASI secara eksklusif. Perbaiki
penatalaksanaan pemberiannya agar bayi bisa mendapat foremilk dan
hindmilk." Kiatnya mudah; susui bayi dengan salah satu payudara sampai
ASI di situ habis, baru pindah ke payudara berikutnya.
Merah
Warna merah pada kotoran bayi bisa disebabkan adanya tetesan darah yang
menyertai. Namun dokter tetap akan melihat, apakah merah itu disebabkan
darah dari tubuhnya sendiri atau dari ibunya.
Jika bayi sempat mengisap darah ibunya pada proses persalinan, maka pada
fesesnya akan ditemukan bercak hitam yang merupakan darah. Umumnya
bercak itu muncul selama satu sampai tiga hari. "Jadi, tinggal dites
saja, asalnya dari mana? Dari darah ibu atau darah bayi." Bila darah itu
tetap muncul pada fesesnya (bisa cair ataupun bergumpal), dan ternyata
bukan berasal dari darah ibu, maka perlu diperiksa lebih lanjut.
Kemungkinannya hanya dua, yaitu alergi susu formula bila bayi sudah
mendapatkannya, dan penyumbatan pada usus yang disebut invaginasi.
Dua-duanya butuh penanganan. Kalau ternyata invaginasi, bayi harus
segera dioperasi.
"Darah ini sangat jarang berasal dari disentri amuba atau basiler,
karena makanan ba