[balita-anda] TANYA JAWAB SEPUTAR PERKEMBANGAN OTAK BAYI

2006-09-27 Terurut Topik Taufiq Rohman
Otak bayi bukan miniatur otak dewasa. Ia masih akan menjadi besar dan 
berkembang dari otak yang semula imatur menjadi matur. 
 
Selama otak berkembang pesat di tahun-tahun pertama kehidupan anak, inilah saat 
paling tepat untuk menstimulasinya. Lalu banyak pertanyaan muncul, mengapa 
stimulasi yang interaktif harus diberikan di masa-masa tersebut. Inilah jawaban 
yang diberikan Dr. Dwi Putro Widodo Sp.A(K), M.Med., Ketua Kelompok Kerja 
Neurologi Anak PP IDAI Pusat, atas pertanyaan-pertanyaan seputar tumbuh kembang 
otak bayi. 
 
Kapan organ otak mulai terbentuk? 
 
Otak mulai tumbuh dan berkembang sejak bayi masih dalam kandungan, tepatnya 
setelah usia kehamilan 8 minggu. Susunan saraf pusat atau otak merupakan organ 
yang pertama kali terbentuk. Pada awalnya dimulai dengan pembentukan lempeng 
saraf (neural plate) pada sekitar hari ke-16 kehamilan. Kemudian, lempeng saraf 
ini menggulung membentuk tabung saraf (neural tube) pada hari ke-22. Lalu, 
mulailah diproduksi sel-sel saraf. 
 
Nah, pada hari ke­35 kehamilan atau sekitar minggu kelima, mulai terlihat 
cikal-bakal otak besar di ujung tabung saraf. Selanjutnya, terbentuklah batang 
otak, otak kecil dan bagian-bagian lainnya. Mulai usia delapan minggu 
kehamilan, terjadilah produksi sel saraf luar biasa cepatnya, kira-kira 
mencapai 250 ribu per detik. Pertumbuhan dan perkembangan otak juga berlangsung 
cepat sekali, terutama mulai di trimester ketiga, kira-kira saat kehamilan 
berumur 25 minggu hingga anak berusia 2 tahun. 
 
Bagaimana tahap perkembangan otak? 
 
Proses tumbuh kembang otak sangat kompleks dan melalui beberapa tahapan, yaitu 
penambahan sel-sel saraf (poliferasi), perpindahan sel saraf (migrasi), 
perubahan sel saraf (diferensiasi), pembentukan jalinan saraf satu dengan yang 
lainnya (si- naps), dan pembentukan selubung saraf (mielinasi). 
 
1. Poliferasi 
 
Pada awalnya, bentuk sel saraf (neuron) masih sederhana. Kemudian, mengalami 
pembelahan sehingga menjadi banyak. Inilah yang disebut proses penambahan 
(poliferasi) sel saraf. Proses proliferasi ini berlangsung pada usia kehamilan 
sekitar 4-24 minggu. Proses poliferasi sel saraf selesai/berhenti pada waktu 
bayi lahir. 
 
2. Migrasi 
 
Setelah proses poliferasi, sel saraf akan mengalami migrasi atau berpindah ke 
tempatnya masing-masing. Ada yang menempati wilayah depan, belakang, samping, 
dan bagian atas otak. Waktu terjadi perpindahannya berbeda-beda sesuai program 
yang sudah dibentuk secara genetik dan alamiah. 
 
Setelah sampai di "rumahnya" masing-masing, sel-sel saraf lalu berkembang. 
Setiap "rumah" memiliki kurva pertumbuhan sendiri-sendiri. Percepatan 
pertumbuhannya juga berbeda-beda. Tak heran kalau kemampuan otak setiap anak 
juga berbeda. Proses migrasi sebenarnya berlangsung sejak kehamilan 16 minggu 
sampai akhir bulan ke-6. Proses migrasi ini terjadi secara bergelombang. 
Artinya, sel saraf yang bermigrasi lebih awal akan menempati lapisan dalam dan 
yang bermigrasi berikutnya menempati lapisan luar (korteks serebri). 
 
3. Diferensiasi
 
Pada akhir bulan ke-6 kehamilan, lempeng korteks sudah memiliki komponen sel 
saraf yang lengkap. Seiring dengan itu juga sudah tampak adanya diferensiasi. 
Yaitu perubahan bentuk, komposisi dan fungsi sel saraf menjadi enam lapis 
seperti pada orang dewasa. 
Sel saraf kemudian berubah menjadi sel neuron yang bercabang-cabang dan juga 
berubah menjadi sel penunjang (sel glia). Sel penunjang ini tumbuh banyak 
setelah sel saraf menjadi matang dan besar. Fungsi sel glia juga mengatur 
kehidupan individu sehari-hari. 
4. Sinaps 
 
Selanjutnya terjadi pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya 
(sinaps). Setelah menjalani mielinisasi (proses pematangan selubung saraf), 
sinaps makin bertambah banyak. 
 
5. Mielinisasi 
 
Proses pematangan selubung saraf (myelin) yang disebut mielinisasi masih terus 
berkembang. Proses ini terjadi terutama beberapa saat sebelum terjadi 
kehamilan. Pematangan selubung saraf mencapai puncaknya ketika bayi berumur 
satu tahun. Setelah bayi lahir terjadi pertumbuhan serabut saraf. Lalu, terjadi 
peningkatan jumlah sel glia yang luar biasa serta proses mielinisasi. 
 
Semua proses tersebut, selain berlangsung alamiah, juga dipengaruhi oleh 
stimulasi dan nutrisi. Nah, di sinilah pentingnya peranan orang tua pada masa 
prenatal (kehamilan) dan pascanatal (setelah kelahiran) dalam perkembangan otak 
anak. Karena itu, jika ibu atau ayah menghendaki si kecil mempunyai otak yang 
berkualitas, maka perlu memahami tahapan perkembangan otak anak meskipun secara 
garis besar saja. Persiapan agar anak memiliki otak yang berkualitas harus 
dimulai sebelum kehamilan, selama masa hamil, dan setelah bayi lahir sampai 
proses perkembangan otak itu selesai. 
 
Berapa berat otak bayi? 
 
Berdasarkan hasil penelitian, dibandingkan dengan seluruh berat badan ternyata 
berat otak hanya mencapai 2-3 persen. Rata-rata ketika baru lahir berat otak 
bayi adalah 350 gram. Kemudian, menginjak usia 1 tahun bertambah me

[balita-anda] TANYA JAWAB SEPUTAR PERKEMBANGAN OTAK BAYI

2006-01-24 Terurut Topik Dede

TANYA JAWAB SEPUTAR PERKEMBANGAN OTAK BAYI
Otak bayi bukan miniatur otak dewasa. Ia masih akan menjadi besar dan
berkembang dari otak yang semula imatur menjadi matur. 

Selama otak berkembang pesat di tahun-tahun pertama kehidupan anak,
inilah saat paling tepat untuk menstimulasinya. Lalu banyak pertanyaan
muncul, mengapa stimulasi yang interaktif harus diberikan di masa-masa
tersebut. Inilah jawaban yang diberikan Dr. Dwi Putro Widodo Sp.A(K),
M.Med., Ketua Kelompok Kerja Neurologi Anak PP IDAI Pusat, atas
pertanyaan-pertanyaan seputar tumbuh kembang otak bayi. 

Kapan organ otak mulai terbentuk? 

Otak mulai tumbuh dan berkembang sejak bayi masih dalam kandungan,
tepatnya setelah usia kehamilan 8 minggu. Susunan saraf pusat atau otak
merupakan organ yang pertama kali terbentuk. Pada awalnya dimulai dengan
pembentukan lempeng saraf (neural plate) pada sekitar hari ke-16
kehamilan. Kemudian, lempeng saraf ini menggulung membentuk tabung saraf
(neural tube) pada hari ke-22. Lalu, mulailah diproduksi sel-sel saraf. 

Nah, pada hari ke­35 kehamilan atau sekitar minggu kelima, mulai
terlihat cikal-bakal otak besar di ujung tabung saraf. Selanjutnya,
terbentuklah batang otak, otak kecil dan bagian-bagian lainnya. Mulai
usia delapan minggu kehamilan, terjadilah produksi sel saraf luar biasa
cepatnya, kira-kira mencapai 250 ribu per detik. Pertumbuhan dan
perkembangan otak juga berlangsung cepat sekali, terutama mulai di
trimester ketiga, kira-kira saat kehamilan berumur 25 minggu hingga anak
berusia 2 tahun. 

Bagaimana tahap perkembangan otak? 

Proses tumbuh kembang otak sangat kompleks dan melalui beberapa tahapan,
yaitu penambahan sel-sel saraf (poliferasi), perpindahan sel saraf
(migrasi), perubahan sel saraf (diferensiasi), pembentukan jalinan saraf
satu dengan yang lainnya (si- naps), dan pembentukan selubung saraf
(mielinasi). 

1. Poliferasi 

Pada awalnya, bentuk sel saraf (neuron) masih sederhana. Kemudian,
mengalami pembelahan sehingga menjadi banyak. Inilah yang disebut proses
penambahan (poliferasi) sel saraf. Proses proliferasi ini berlangsung
pada usia kehamilan sekitar 4-24 minggu. Proses poliferasi sel saraf
selesai/berhenti pada waktu bayi lahir. 

2. Migrasi 

Setelah proses poliferasi, sel saraf akan mengalami migrasi atau
berpindah ke tempatnya masing-masing. Ada yang menempati wilayah depan,
belakang, samping, dan bagian atas otak. Waktu terjadi perpindahannya
berbeda-beda sesuai program yang sudah dibentuk secara genetik dan
alamiah. 

Setelah sampai di "rumahnya" masing-masing, sel-sel saraf lalu
berkembang. Setiap "rumah" memiliki kurva pertumbuhan sendiri-sendiri.
Percepatan pertumbuhannya juga berbeda-beda. Tak heran kalau kemampuan
otak setiap anak juga berbeda. Proses migrasi sebenarnya berlangsung
sejak kehamilan 16 minggu sampai akhir bulan ke-6. Proses migrasi ini
terjadi secara bergelombang. Artinya, sel saraf yang bermigrasi lebih
awal akan menempati lapisan dalam dan yang bermigrasi berikutnya
menempati lapisan luar (korteks serebri). 

3. Diferensiasi

Pada akhir bulan ke-6 kehamilan, lempeng korteks sudah memiliki komponen
sel saraf yang lengkap. Seiring dengan itu juga sudah tampak adanya
diferensiasi. Yaitu perubahan bentuk, komposisi dan fungsi sel saraf
menjadi enam lapis seperti pada orang dewasa. 
Sel saraf kemudian berubah menjadi sel neuron yang bercabang-cabang dan
juga berubah menjadi sel penunjang (sel glia). Sel penunjang ini tumbuh
banyak setelah sel saraf menjadi matang dan besar. Fungsi sel glia juga
mengatur kehidupan individu sehari-hari. 
4. Sinaps 

Selanjutnya terjadi pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya
(sinaps). Setelah menjalani mielinisasi (proses pematangan selubung
saraf), sinaps makin bertambah banyak. 

5. Mielinisasi 

Proses pematangan selubung saraf (myelin) yang disebut mielinisasi masih
terus berkembang. Proses ini terjadi terutama beberapa saat sebelum
terjadi kehamilan. Pematangan selubung saraf mencapai puncaknya ketika
bayi berumur satu tahun. Setelah bayi lahir terjadi pertumbuhan serabut
saraf. Lalu, terjadi peningkatan jumlah sel glia yang luar biasa serta
proses mielinisasi. 

Semua proses tersebut, selain berlangsung alamiah, juga dipengaruhi oleh
stimulasi dan nutrisi. Nah, di sinilah pentingnya peranan orang tua pada
masa prenatal (kehamilan) dan pascanatal (setelah kelahiran) dalam
perkembangan otak anak. Karena itu, jika ibu atau ayah menghendaki si
kecil mempunyai otak yang berkualitas, maka perlu memahami tahapan
perkembangan otak anak meskipun secara garis besar saja. Persiapan agar
anak memiliki otak yang berkualitas harus dimulai sebelum kehamilan,
selama masa hamil, dan setelah bayi lahir sampai proses perkembangan
otak itu selesai. 

Berapa berat otak bayi? 

Berdasarkan hasil penelitian, dibandingkan dengan seluruh berat badan
ternyata berat otak hanya mencapai 2-3 persen. Rata-rata ketika baru
lahir berat otak bayi adalah 350 gram. Kemudian, menginjak usia 1 tahun
bertambah menjadi 1.200 gram. Percepatan