Re: Fw: [balita-anda] akibat antibiotik

2004-08-29 Terurut Topik Evi Eryani
Terimakasih banyak mbak infonya.

Best Regards,

Evi Eryani
Tax Planning & Control



"Luluk Lely Soraya I" <[EMAIL PROTECTED]> 
30-08-2004 08:22
Please respond to
[EMAIL PROTECTED]


To
[EMAIL PROTECTED]
cc

Subject
Re: Fw: [balita-anda] akibat antibiotik






Mbak Evi,

Setahu saya lebih dari 80% penyebab radang tenggorokan pada anak (bayi - 5
th) adalah virus. Virus penyebab radang tenggrokan ini yg paling terkenal
adalh virus Coxsackie.
Untuk anak yg lebih besar, penyebab radang tenggorokan bisa juga karena
bakteri.

Tapi baik bakteri apalagi virus, ternyata tidak diobati dg antibiotik.
Pada kasus radang tenggorokan ini pemberian antibiotik justru relatif
menyebabkan hal yg lebih serius spt infeksi telinga ataupun sinus
(hidung).

Itu ringkasan dari artikel di bawah yg saya ambil dari American Academy of
Pediatrics, yaitu Kumpulan DSA-DSA di amerika.
Saran saya, coba print artikel ini dan diskusikan dg DSAnya mbak.
Itu yg biasanya saya lakukan.
Oya, saya bukan anti antibiotik. Antibiotik itu penemuan terbaik yg pernah
ada utk menolong manusia. Hanya jika tidak digunakan dg tepat di waktu yg
tepat, maka antibiotik justru akan jadi bumerang buat kita.

Semoga membantu.

Lulu
-
http://www.medem.com/medlb/article_detaillb_for_printer.cfm?article_ID=ZZZ4LP9BH4C&sub_cat=107


Sore Throats

Viral and Bacterial Sore Throats
The terms sore throat, strep throat, and tonsillitis are often used
interchangeably, but they don't necessarily mean the same thing.

Tonsillitis refers to tonsils that are inflamed. When your child has a
sore throat or strep throat, the tonsils may be inflamed or the
inflammation may affect the surrounding part of the throat but not the
tonsils. Infectious mononucleosis also can produce a sore throat, often
with marked tonsillitis.

In infants, toddlers, and preschoolers, the most frequent cause of sore
throats is a viral infection. No specific treatment is required when a
virus is responsible, and your child should get better over a three- to
five-day period. Often, children who have sore throats due to viruses also
have a cold at the same time. They may develop a mild fever, too, but they
generally aren't very sick.

One particular virus (called Coxsackie), seen most often during the summer
and fall, may cause the child to have a somewhat higher fever, more
difficulty swallowing, and a sicker overall feeling. If your child has a
Coxsackie infection, she also may have one or more blisters in her throat,
which your pediatrician will look for during the examination.

Strep throat is caused by a bacterium called Streptococcus pyogenes. To
some extent, the symptoms of strep throat may depend on the child's age.
Infants may have only a low fever and a thickened, bloody nasal discharge.
Toddlers (ages one to three) also may have a thickened, bloody nasal
discharge with a fever. Such children are usually quite cranky and have no
appetite and often swollen glands in the neck. Children over three years
of age with strep are often more ill; they may have an extremely painful
throat, fever over 102 degrees Fahrenheit (38.9 degrees Celsius), swollen
glands in the neck, and pus on the tonsils. It's important to be able to
distinguish a strep throat from a viral sore throat because strep
infections must be treated with antibiotics.

Any time your child has a sore throat that persists (one that doesn't go
away after her first drink of juice in the morning), whether or not it is
accompanied by fever, headache, stomachache, or extreme fatigue, you
should call your pediatrician. That call should be made even more urgently
if your child seems extremely ill, or if he has difficulty breathing or
extreme trouble swallowing (causing him to drool). This may indicate a
more serious infection.

The pediatrician will examine your child and may perform a throat culture
to determine the nature of the infection. To do this, he will touch the
back of your child's throat and tonsils with a cotton-tipped applicator
and then smear the tip onto a special culture dish that allows the strep
bacteria to grow if they are present. The culture dish usually is examined
24 hours later for the presence of the bacteria.

Most pediatric offices now are doing quick-result strep tests that provide
findings within minutes. However, when these tests are negative, their
results still need to be confirmed with a 24-hour culture. If the result
of the culture is still negative, the infection usually is presumed to be
due to a virus. In that case, antibiotics will not help and should not be
prescribed.

If your child's strep test is positive, your pediatrician will prescribe
an antibiotic to be taken by mouth or by injection. If your child is given
the oral medication, it's very important that she take it for the full
10-day course, as prescribed, even if the symptoms get better or go away.

If your child's strep throat is not t

Re: Fw: [balita-anda] akibat antibiotik

2004-08-28 Terurut Topik vhendra

Tampaknya, kita sebagai orang tua, memang mesti memiliki informasi yg banyak soal 
kesehatan anak kita.

Baru-baru ini, saya mengalami pelajaran berharga soal DSA.

Anak saya sedang terapi TB.
Sekarang ini sedang masuk bulan keenam.
Hampir selesai.

Krn DSA langganan ke Mexico, saya ajak anak saya cek rutin ke DSA yg ada di RS 
tersebut.
Pikir2, toh saya hanya perlu DSA menulis resep obat yg sama untuk diminum bulan depan.

Ternyata, DSA ini ngomong aneh2.

Pertama, dia mempertanyakan kenapa berat badan anak saya sangat rendah.
Dia tak cek riwayat mengapa berat badan anak saya cuman segitu.

Lalu saya bercerita minggu lalu anak saya batuk.
Dia cek tenggorokan anak saya: "kena radang tenggorokan!"
Saya agak bingung, sebab batuknya minggu lalu kok radangnya baru sekarang, lagian saya 
katakan "Tapi badannya gak panas, dok?"
Saya pikir, buat anak batita, radang apa pun pasti bikin badannya jadi panas.

DSA berkilah, "artinya badan anak ibu masih kuat. Jadi gak panas"
Anehnya, dia tetap meresepkan Amoksan (antibiotik) untuk 'radang tenggorokan' itu.
"Apa perlu antibiotik, dok?" saya coba tanya kan hal itu.
"Yah. Kalau radang harus antibiotik"
Ugh...

Selanjutnya, DSA kembali bahas soal berat badan yg rendah itu.
Dia langsung 'judge' bahwa terapi TB pada anak saya gagal total.
"Kalau keadaannya seperti ini, pengobatan bisa sampai 9 bulan."
Duh.

Saya ingat soal benjolan kecil2 di lehernya.
"Kalau ada benjolan di leher, artinya pengobatan bisa sampai 1 tahun!"
Nah loh!
DSA mengatakan hal itu tanpa mengecek benjolan seperti apa yg saya ceritakan itu.

Saya benar2 shok dgn pernyataannya itu.

DSA kembali menambahkan, "Dgn keadaan seperti ini, anak ibu tak usah di rontgen lagi, 
percuma. Sudah pasti masih ada flek di paru2nya."
Waduh.
"Saya yakin, ini mesti diobati sampai 1 tahun"

Lalu dia menentukan tanggal appointment selanjutnya, padahal dia tahu bahwa anak saya 
bukan pasien langganannya.
Saya ke DSA itu hanya krn DSA langganan tak ada di tempat.

Saya keluar dari ruang praktek dgn perasaan sangat sedih.

Soal antibiotik untuk radang tenggorokan, saya tidak tebus di apotik, sebab saya yakin 
anak saya sedang tidak kena radang tenggorokan.
Lagi pula, yg saya pernah baca, radang tenggorokan pada anak umumnya krn virus, bukan 
bakteri.
Tak perlu antibiotik.

Tiga hari kemudian, saya coba untuk cari second opinion ke Dr Bambang Supriyatno, RS 
Hermina Jatinegara.
Berharap saya mendapatkan kabar yg lebih baik.

Ada banyak hal positif yg saya dapatkan dari Dr Bambang.

Pertama, dia mengabaikan semua omongan dan cerita, yg dia minta dari saya adalah 
"Lakukan rontgen sekarang, nanti saya baca dari hasil rontgen itu".

Kedua, ketika saya tanya soal benjolan, Dr Bambang langsung periksa benjolan di leher 
itu: dengan tangannya sendiri, bukan langsung percaya pada omongan saya.
Katanya, "ini benjolan kecil. Bukan masalah."

Ketiga, Dr Bambang menyatakan anak saya sehat. Tak ada radang tenggorokan.

Lalu anak saya menjalani rontgen dari 2 arah: depan dan samping.
Dari hasil foto itu, barulah Dr Bambang mengatakan, "Hasilnya bagus. Pengobatan bisa 
distop bulan depan"

Saya sungguh sangat bersyukur mendengar hal itu.
Entah bagaimana jadinya kalau saya percaya begitu saja pada omongan DSA sebelumnya.
Bisa2, anak saya dicekoki obat tanpa alasan.

Sungguh mengerikan.

Maaf kalau cerita saya kepanjangan...
Moga bermanfaat

Salam,
vhendra


*** REPLY SEPARATOR  ***

On 8/28/2004 at 8:30 AM [EMAIL PROTECTED] wrote:

>Baca cerita ayahnya Irfan saya jadi ingat kejadian berapa bulan yang lalu
>anak saya waktu itu 11 bulan.
>Ceritanya gini, anak saya pilek.. ( tapi tidak batuk.. )
>Senin subuh jam 5.00 badannya panas 38 C, saya kasih tempra..sampai sore
>panasnya tidak turun juga..
>akhirnya saya ke dr A (ini dokter lumayan ngetop, pasiennya rame sekali )
>di daerah Pluit.
>dr A kasih resep 1. racikan untuk pilek , 2. puyer untuk turun panas (kalo
>tidak salah sanmol) 3. Antibiotik sirup.
>Saya kaget, biasanya antibiotik di kasih berupa puyer campur dgn obat lain
>( racikan ) tapi kali ini kok bentuknya sirup
>saya tanya dokternya apa harus dihabiskan dlm 1 botol ? kata dr iya, harus
>habis. katanya anak saya tenggorokannya ada radang, padahal dia tidak
>batuk..
>walau ragu saya beli juga semua obatnya.. antibiotiknya itu botol sirup
>seperti botol obat batuk.. (anak sekecil itu masa disuruh minum antibiotik
>1 botol sirup ? ) namun karena tidak mengerti dan pingin anak cepat sembuh
>saya kasih juga.
>Ternyata insting seorang ibu memang benar... sorenya anak saya mencret2
>hebat..
>Saya pikir mencret karena panasnya sudah turun ( kata orang tua buang panas
>).
-cut-


-
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



Fw: [balita-anda] akibat antibiotik

2004-08-27 Terurut Topik Lidwina_L_Ligasetiawan

Baca cerita ayahnya Irfan saya jadi ingat kejadian berapa bulan yang lalu
anak saya waktu itu 11 bulan.
Ceritanya gini, anak saya pilek.. ( tapi tidak batuk.. )
Senin subuh jam 5.00 badannya panas 38 C, saya kasih tempra..sampai sore
panasnya tidak turun juga..
akhirnya saya ke dr A (ini dokter lumayan ngetop, pasiennya rame sekali )
di daerah Pluit.
dr A kasih resep 1. racikan untuk pilek , 2. puyer untuk turun panas (kalo
tidak salah sanmol) 3. Antibiotik sirup.
Saya kaget, biasanya antibiotik di kasih berupa puyer campur dgn obat lain
( racikan ) tapi kali ini kok bentuknya sirup
saya tanya dokternya apa harus dihabiskan dlm 1 botol ? kata dr iya, harus
habis. katanya anak saya tenggorokannya ada radang, padahal dia tidak
batuk..
walau ragu saya beli juga semua obatnya.. antibiotiknya itu botol sirup
seperti botol obat batuk.. (anak sekecil itu masa disuruh minum antibiotik
1 botol sirup ? ) namun karena tidak mengerti dan pingin anak cepat sembuh
saya kasih juga.
Ternyata insting seorang ibu memang benar... sorenya anak saya mencret2
hebat..
Saya pikir mencret karena panasnya sudah turun ( kata orang tua buang panas
).

Selasa..
Namun besoknya anak saya  masih mencret .. bayangkan dalam sehari 10 x  ..
anak saya sampai kurus & pucat..
tidak mau makan, tidak mau minum susu, bahkan minum airpun tidak mau..

Rabu ..
Akhirnya rabu sore saya balik lagi ke dr. A.. sambil periksa feses anak
saya di lab. hasilnya semua bagus.
saya tanya apa pengaruh dari antibiotik dok ? dia bilang Tidak .
Dia kasih resep untuk mencret, antara lain Smecta. Dan satu lagi enzym
untuk pencernaan yg bungkusnya dalam sachet panjang..
Trus saya tanya : antibiotiknya tetap dihabiskan dok ?
Kata dokter : tidak usah, diminum 5 hari saja, ini sudah hari ke 3 ya, jadi
minum 2 hari lagi saja.
kata saya : kalau besok masih mencret gimana dok ?
dokter : memang masih akan mencret 2 hari lagi .
( Lho ! kok dokternya bisa yakin gitu anak saya pasti masih mencret dlm 2
hari ? berarti pengaruh antibiotik dong ? kan dia suruh minum 2 hari lagi
... )

Kamis- Jumat anak saya masih mencret hebat.. sedih sekali liat dia BB nya
sampai turun 2 kg dan masih tidak mau makan / minum susu.. susunya saya
sudah ganti yang low - lactose..

Sabtu siang saya ke DSA lain... cuma di kasih obat pencernaan untuk baby
kalau kuning ( saya lupa namanya )
dan sorenya pup anak saya sudah mulai membaik ..

Waktu saya tanyakan ke dr . umum antibiotik yang di kasih dr. A .. .kata
dr. umum ini antibiotik hanya untuk gejala typus.
Dia bilang kalau tidak perlu jangan minum antibiotik ini ..
Bayangkan , anak saya baru panas 1 hari sudah dikasih antibiotik seberat
itu ?

Saya & suami memutuskan untuk tidak pergi ke dr. A lagi.. anak saya sampai
mencret 1 minggu . & setelah itu saya jatuh sakit . Tidak untuk imunisasi
sekalipun.. karena pernah mengalami hal buruk waktu imunisasi dgn dr. ini
..

Mohon maaf cerita saya terlalu panjang.. saya hanya sharing ke moms  & dads
.. agar tidak begitu saja percaya dgn dokter .. & hati2 bila di beri
antibiotik .. yg sebenarnya tidak perlu. ( baca attached file di bawah )

Regards,




   

   

   To:   [EMAIL PROTECTED] 
  
   cc: 

"[EMAIL PROTECTED]" Subject:  [balita-anda] antara dr 
XX , dr XXX dan...dr agus 
> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]