Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Perkenalan
... betul serotype yg ada di Indonesia ajah blm ketemu jenisnya tapi vaksinnya udah ditawar2in... Tanya ke dsa perlu apa tidak eh untungnya dsa nya mau jujur bilang blm perlu lah cuma lagi nge-trend doang aja. Kasihan anaknya di suntik2 mulu... Yg perlu ajah dulu katanya... Yg banyak uang kalo mau ya gak apa... (untung juga tuh dokter gak mata duitan, dengernya kan tindakan vaksin IPD, biaya dokternya mahal, entah mahal dimana). Oh ya katanya sih suhu vaksin IPD rusak jika tidak pada suhu 2-8 derajat. Hmm kalo udah byr mahal2 dpt yg rusak, gak efek juga kan... Mesti hati2 deh. Barangkali ada info bedain yg rusak gimana? Regards, Renny S. http://kevinnathaniel.multiply.com - Original Message - From: "intan dima" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, January 18, 2007 3:48 PM Subject: Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Perkenalan maaf ya, mo ngasi pendapat dari sudt pandang yg berbeda... dari yg saya baca, kalo di amrik sana, IPD memang diaunjuurkan karena dah ada penelitiannya nah kalo di indo, belum ada penelitian pnuemokokus pada anak balita. jadi, efektifitas vaksin IPD ini masih diragukan... ditambah lagi adanya statistik bahwa radang tenggorokan pada balita hampir 90% disebabkan oleh virus... dan pada orang dewasa sebagian besar karena bakteri streptokokus... jadi vaksin IPD gak bakalan nyambung... selain itu, seperti yg saya tulis diatas, indo belum ada penelitian jenis2 kuman pnumoniae yg mana yg beredar... jadi, vaksin IPD sendiri keampuhannya masih diragukan kalau diberikan di indonesia... tapi, kalau ada uang lebih, monggo divaksin IPD ya... gak ada ruginya kok... cuma, kalo dah divaksin tapi anak masih terkena pneumococcus, ya harap dimengerti aja :) -- Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Perkenalan
yup mbak Intan...dsa-nya VaNifTa juga bilang gitu... berhubung dana yang dikeluarkan cukup besar...jadi kata dsa-nya mending buat beli makanan yang bergizi aja...biar kondisi anak2 sehat selalu... - Original Message - From: "intan dima" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, January 18, 2007 3:48 PM Subject: Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Perkenalan maaf ya, mo ngasi pendapat dari sudt pandang yg berbeda... dari yg saya baca, kalo di amrik sana, IPD memang diaunjuurkan karena dah ada penelitiannya nah kalo di indo, belum ada penelitian pnuemokokus pada anak balita. jadi, efektifitas vaksin IPD ini masih diragukan... ditambah lagi adanya statistik bahwa radang tenggorokan pada balita hampir 90% disebabkan oleh virus... dan pada orang dewasa sebagian besar karena bakteri streptokokus... jadi vaksin IPD gak bakalan nyambung... selain itu, seperti yg saya tulis diatas, indo belum ada penelitian jenis2 kuman pnumoniae yg mana yg beredar... jadi, vaksin IPD sendiri keampuhannya masih diragukan kalau diberikan di indonesia... tapi, kalau ada uang lebih, monggo divaksin IPD ya... gak ada ruginya kok... cuma, kalo dah divaksin tapi anak masih terkena pneumococcus, ya harap dimengerti aja :) - Original Message - From: "Sandy Nugraha" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, January 18, 2007 3:25 PM Subject: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Perkenalan Bunda Salwaa, thanks atas tips nya, akan saya coba mudah-mudahan berhasil kalau hari minggu saya sediakan waktu saya full untuk anak istri saya pernah dengar ada imunisasi IPD , anak saya kebetulan belum pernah imunisasi IPD , mungkin ada yang bisa bantu menerangkan apa gunanya ? lalu kira-kira berapa biayanya ? thanks -- Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED] -- Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Perkenalan
Kemarin baru saja teman kantor crita ditawarin di Hermina Daan Mogot. Vaksinnya saja 480rb. dokternya 600rb-an. Total 1jt lebih... Itu sekali doang lho.. Untuk anak < 1th kan harus diberikan > 1kali.. Tinggal jumlah deh tuh.. Totalnya berapa... Tuing-tuing muahal tenan - Original Message - From: "Bunda_Salwaa" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, January 18, 2007 3:42 PM Subject: Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Perkenalan sama-sama Pak. dari artikel ttg IPD dari Mbak Irma, kalo g salah ingat, itu suntikan yg 600-an rb skali suntik yak? kalo g salah lo -- Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Perkenalan
maaf ya, mo ngasi pendapat dari sudt pandang yg berbeda... dari yg saya baca, kalo di amrik sana, IPD memang diaunjuurkan karena dah ada penelitiannya nah kalo di indo, belum ada penelitian pnuemokokus pada anak balita. jadi, efektifitas vaksin IPD ini masih diragukan... ditambah lagi adanya statistik bahwa radang tenggorokan pada balita hampir 90% disebabkan oleh virus... dan pada orang dewasa sebagian besar karena bakteri streptokokus... jadi vaksin IPD gak bakalan nyambung... selain itu, seperti yg saya tulis diatas, indo belum ada penelitian jenis2 kuman pnumoniae yg mana yg beredar... jadi, vaksin IPD sendiri keampuhannya masih diragukan kalau diberikan di indonesia... tapi, kalau ada uang lebih, monggo divaksin IPD ya... gak ada ruginya kok... cuma, kalo dah divaksin tapi anak masih terkena pneumococcus, ya harap dimengerti aja :) - Original Message - From: "Sandy Nugraha" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, January 18, 2007 3:25 PM Subject: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Perkenalan Bunda Salwaa, thanks atas tips nya, akan saya coba mudah-mudahan berhasil kalau hari minggu saya sediakan waktu saya full untuk anak istri saya pernah dengar ada imunisasi IPD , anak saya kebetulan belum pernah imunisasi IPD , mungkin ada yang bisa bantu menerangkan apa gunanya ? lalu kira-kira berapa biayanya ? thanks -- Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Perkenalan
Hasilnya mungkin baru tahun depan diketahui dengan pasti. Keterangan: 1: dr. JS Wibisono, SpA 2: dr. Purnamawati, MMPed. SpA(K) 3: Prof. Hardiono Pusponegoro, SpA(K) 4: Prof. Cissy Kartasasmita, SpA(K) 5: Prof. Soewignyo, SpPD(K)- Original Message - From: "Irma Sri Aryani" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, January 18, 2007 3:36 PM Subject: RE: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Perkenalan Coba bantu ya, ini ada artikel dr BA juga... http://www.republika.co.id/kirim_berita.asp?id=232300&kat_id=105&edisi=Cetak Waspadai Penyakit IPD Pada Anak (jar ) Penelitian menunjukkan, sebagian besar bayi dan anak di bawah usia dua tahun pernah menjadi carrier bakteri pneumokokus di dalam saluran pernapasan mereka. Sampai saat ini sebagian besar masyarakat belum mengenal dan memahami penyakit invasive pneumococcal disease (IPD) pada anak, khususnya anak berumur di bawah dua tahun. Padahal penyakit ini bisa mengakibatkan kematian dan kecacatan. Ahli respirologi anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad)/RS Hasan Sadikin Bandung, Prof Dr Cissy B Kartasasmita PhD MSc SpA (K), menjelaskan, IPD adalah sekelompok penyakit yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus (Streptococcus pneumoniae). Ini berupa serangan infeksi yang secara cepat masuk ke dalam sirkulasi darah dan merusak (invasive), seperti infeksi selaput otak (meningitis) atau biasa disebut radang otak. Menurut Cissy, apabila bakteri pneumokokus masuk dalam sirkulasi darah (disebut bakteremia), maka ia akan menyebabkan berbagai gangguan organ tubuh (disebut sepsis). Akhirnya ini bisa menimbulkan kegagalan fungsi organ (multi organ failure). ''Bakteri pneumokokus juga bisa menimbulkan penyakit secara lokal atau non-invasive, seperti infeksi telinga tengah atau otitis media, infeksi atau radang paru yang disebut pneumonia dan sinusitis,'' ungkapnya pada seminar media yang diselenggarakan PT Wyeth Indonesia, beberapa hari lalu di Jakarta. Menurut data WHO, lanjut Cissy, setidaknya dilaporkan satu juta anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap tahun akibat infeksi pneumokokus, terutama yang menyebabkan pneumonia. Gejala pneumonia di antaranya napas cepat, sesak, nyeri dada, menggigil, batuk dan demam. Otitis media adalah infeksi bakteri pada telinga tengah yang dapat menyertai infeksi saluran pernapasan. Gejalanya antara lain nyeri telinga, demam, rewel, dan gangguan pendengaran sementara. Infeksi telinga tengah cenderung terjadi pada masa bayi dan kanak-kanak sehingga bisa menyebabkan gangguan pendengaran yang menetap dan mengalami keterlambatan bicara. ''Gejala bakterimia pada bayi kadang-kadang sulit diketahui karena pada awalnya dapat serupa dengan infeksi virus biasa, seperti bayi menderita demam tinggi dan rewel terus-menerus diikuti dengan atau tanpa infeksi saluran pernapasan,'' jelas anggota satgas imunisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) ini. Bayi carrier Ada tiga bakteri penyebab meningitis, yaitu Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae tipe b, dan Niesseria meningitides. Dari ketiga itu Streptococcus pneumoniae adalah bakteri yang sering kali menyerang anak di bawah usia dua tahun. Gejala meningitis di antaranya demam tinggi, nyeri kepala hebat, mual, muntah, diare, leher kaku, dan takut pada cahaya (photophobia). Bayi rewel, tampak lemah dan lesu (lethargic), menolak makan, dan pada pemeriksaan teraba ubun-ubun menonjol, serta dapat terjadi penurunan kesadaran dan kejang. ''Meningitis karena bakteri pneumokokus dapat menyebabkan kematian pada 17 persen penderitanya hanya dalam waktu 48 jam. Dan apabila sembuh, sering kali meninggalkan kecacatan permanen, misalnya gangguan pendengaran dan saraf seperti gangguan motorik, kejang, keterbelakangan mental, dan kelumpuhan,'' Cissy menjelaskan. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bayi dan anak di bawah usia dua tahun pernah menjadi pembawa (carrier) bakteri pneumokokus di dalam saluran pernapasan mereka. Karena itu, lanjut Cissy, bayi baru lahir hingga usia dua tahun berisiko terkena penyakit IPD. Bakteri ini menyebar di udara saat seseorang bersin atau batuk. Ada beberapa lokasi yang berpotensi bagi penyebaran bakteri pneumokokus, yaitu interaksi antara anak dan manula yang mengidap penyakit ini secara terus-menerus, antar bayi dan anak di tempat-tempat umum, kendaraan umum, lingkungan tetangga, tempat penitipan anak (TPA), dan kelompok bermain (playgroup). Vaksinasi Ahli infeksi dan penyakit tropik anak FK UI/RSCM, Prof Dr dr Sri Rezeki S Hadinegoro SpA (K), mengatakan pengobatan IPD semakin dipersulit dengan adanya peningkatan bakteri pneomokokus terhadap beberapa jenis antibiotik, infeksi bakteri yang sangat cepat dan merusak organ tubuh dan sistem saraf, serta meninggalkan kecacacatan permanen yang akan menurunkan kualitas hidup anak sepanjang usianya. ''Karena itu kami sangat merekomendasikan u
Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Perkenalan
sama-sama Pak. dari artikel ttg IPD dari Mbak Irma, kalo g salah ingat, itu suntikan yg 600-an rb skali suntik yak? kalo g salah lo On 1/18/07, Sandy Nugraha <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bunda Salwaa, thanks atas tips nya, akan saya coba mudah-mudahan berhasil kalau hari minggu saya sediakan waktu saya full untuk anak istri saya pernah dengar ada imunisasi IPD , anak saya kebetulan belum pernah imunisasi IPD , mungkin ada yang bisa bantu menerangkan apa gunanya ? lalu kira-kira berapa biayanya ? thanks Bunda_Salwaa <[EMAIL PROTECTED]> wrote: hem, sama kek Ayahnya Salwaa dunk niy. trik aku, stiap ketemu aku slalu selipin obrolan ttg Ayahnya. trus,mejeng foto Ayahnya distiap tempat yg terlihat saat bermain atao mo tidur. dan pas kjadian saat ketemu, tidak lupa main bersama dan sering2 cium tangan/pipi dan peluk2 ayahnya. Alhamdulillah, Salwaa lumayan ingat dengan ayahnya. On 1/18/07, Sandy Nugraha wrote: > > Maaf .. > saya biasa dipanggil pak Sandy ... > Terima kasih atas sambutannya ... > Sepertinya banyak yg mau saya tanya nih, > anak saya 3 thn , sangat dekat sama mamanya, > kadang mau dengan saya hanya saat main saja. > saya kalau pulang kerja larut malam, anak sudah tidur, > berangkat pagi , anak belum bangun , sabtu kerja juga > Mungkin ada kiat-kita agar saya bisa lebih dekat dengan anak saya. > Terima kasih sebelumnya > > Bunda_Salwaa wrote: > welkam ya Mbak. > aku ibu dari anak perempuan, 3 tahun di 28 April tahun ini. > smoga betah di Balita Anda [ngekor aja ik si dr Intan Dima] -- feel complicated? be with me.. http://myidol88.blogspot.com - Sekarang dengan penyimpanan 1GB http://id.mail.yahoo.com/ -- feel complicated? be with me.. http://myidol88.blogspot.com
RE: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Perkenalan
Coba bantu ya, ini ada artikel dr BA juga... http://www.republika.co.id/kirim_berita.asp?id=232300&kat_id=105&edisi=Cetak Waspadai Penyakit IPD Pada Anak (jar ) Penelitian menunjukkan, sebagian besar bayi dan anak di bawah usia dua tahun pernah menjadi carrier bakteri pneumokokus di dalam saluran pernapasan mereka. Sampai saat ini sebagian besar masyarakat belum mengenal dan memahami penyakit invasive pneumococcal disease (IPD) pada anak, khususnya anak berumur di bawah dua tahun. Padahal penyakit ini bisa mengakibatkan kematian dan kecacatan. Ahli respirologi anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad)/RS Hasan Sadikin Bandung, Prof Dr Cissy B Kartasasmita PhD MSc SpA (K), menjelaskan, IPD adalah sekelompok penyakit yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus (Streptococcus pneumoniae). Ini berupa serangan infeksi yang secara cepat masuk ke dalam sirkulasi darah dan merusak (invasive), seperti infeksi selaput otak (meningitis) atau biasa disebut radang otak. Menurut Cissy, apabila bakteri pneumokokus masuk dalam sirkulasi darah (disebut bakteremia), maka ia akan menyebabkan berbagai gangguan organ tubuh (disebut sepsis). Akhirnya ini bisa menimbulkan kegagalan fungsi organ (multi organ failure). ''Bakteri pneumokokus juga bisa menimbulkan penyakit secara lokal atau non-invasive, seperti infeksi telinga tengah atau otitis media, infeksi atau radang paru yang disebut pneumonia dan sinusitis,'' ungkapnya pada seminar media yang diselenggarakan PT Wyeth Indonesia, beberapa hari lalu di Jakarta. Menurut data WHO, lanjut Cissy, setidaknya dilaporkan satu juta anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap tahun akibat infeksi pneumokokus, terutama yang menyebabkan pneumonia. Gejala pneumonia di antaranya napas cepat, sesak, nyeri dada, menggigil, batuk dan demam. Otitis media adalah infeksi bakteri pada telinga tengah yang dapat menyertai infeksi saluran pernapasan. Gejalanya antara lain nyeri telinga, demam, rewel, dan gangguan pendengaran sementara. Infeksi telinga tengah cenderung terjadi pada masa bayi dan kanak-kanak sehingga bisa menyebabkan gangguan pendengaran yang menetap dan mengalami keterlambatan bicara. ''Gejala bakterimia pada bayi kadang-kadang sulit diketahui karena pada awalnya dapat serupa dengan infeksi virus biasa, seperti bayi menderita demam tinggi dan rewel terus-menerus diikuti dengan atau tanpa infeksi saluran pernapasan,'' jelas anggota satgas imunisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) ini. Bayi carrier Ada tiga bakteri penyebab meningitis, yaitu Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae tipe b, dan Niesseria meningitides. Dari ketiga itu Streptococcus pneumoniae adalah bakteri yang sering kali menyerang anak di bawah usia dua tahun. Gejala meningitis di antaranya demam tinggi, nyeri kepala hebat, mual, muntah, diare, leher kaku, dan takut pada cahaya (photophobia). Bayi rewel, tampak lemah dan lesu (lethargic), menolak makan, dan pada pemeriksaan teraba ubun-ubun menonjol, serta dapat terjadi penurunan kesadaran dan kejang. ''Meningitis karena bakteri pneumokokus dapat menyebabkan kematian pada 17 persen penderitanya hanya dalam waktu 48 jam. Dan apabila sembuh, sering kali meninggalkan kecacatan permanen, misalnya gangguan pendengaran dan saraf seperti gangguan motorik, kejang, keterbelakangan mental, dan kelumpuhan,'' Cissy menjelaskan. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bayi dan anak di bawah usia dua tahun pernah menjadi pembawa (carrier) bakteri pneumokokus di dalam saluran pernapasan mereka. Karena itu, lanjut Cissy, bayi baru lahir hingga usia dua tahun berisiko terkena penyakit IPD. Bakteri ini menyebar di udara saat seseorang bersin atau batuk. Ada beberapa lokasi yang berpotensi bagi penyebaran bakteri pneumokokus, yaitu interaksi antara anak dan manula yang mengidap penyakit ini secara terus-menerus, antar bayi dan anak di tempat-tempat umum, kendaraan umum, lingkungan tetangga, tempat penitipan anak (TPA), dan kelompok bermain (playgroup). Vaksinasi Ahli infeksi dan penyakit tropik anak FK UI/RSCM, Prof Dr dr Sri Rezeki S Hadinegoro SpA (K), mengatakan pengobatan IPD semakin dipersulit dengan adanya peningkatan bakteri pneomokokus terhadap beberapa jenis antibiotik, infeksi bakteri yang sangat cepat dan merusak organ tubuh dan sistem saraf, serta meninggalkan kecacacatan permanen yang akan menurunkan kualitas hidup anak sepanjang usianya. ''Karena itu kami sangat merekomendasikan upaya preventif sedini mungkin dengan pemberian vaksin pneumokokus kepada bayi dan anak di bawah usia dua tahun,'' ujarnya. Badan POM, sebagai lembaga yang mengeluarkan izin edar, telah menyetujui vaksin untuk mencegah IPD kepada bayi dan anak di bawah usia dua tahun. Vaksin pneomokokus diberikan dengan jadwal pemberian empat kali pada usia 2, 4, 6, dan antara 12 hingga 15 bulan. Dalam hal ini, orang tua bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis anak mengenai jadwal pemberian vaksinasi yang tepat sesuai usia dan kondisi kesehatan anak