Re: [balita-anda] FW: Rematik pada anak - anak [FYI]
satu lagi artikel ttg si rematik ini. AKu pernah kena, di sendi tulang belakang, gil bok rasanya, sakit sekali dipakai jalan dan berdiri, jadi bisanya membungkuk, minum obat celebrex, langsung baikan, kapok dah kena ginian. artikel di bawah diunduh dari mayoclinic.com Juvenile rheumatoid arthritis Introduction Juvenile rheumatoid arthritis (JRA) — which causes joint inflammation for at least six weeks in children 16 years old or younger — is the most common type of childhood arthritis. In most cases, symptoms of juvenile rheumatoid arthritis may fade after several months or years. Juvenile rheumatoid arthritis can be complicated. There are several types of juvenile rheumatoid arthritis, classified based on the joints affected, symptoms and test results. Treatment of juvenile rheumatoid arthritis focuses on preserving physical activity to maintain full joint movement and strength, preventing damage and controlling pain. Signs and symptoms If you're a parent or caretaker, watch for signs and symptoms of juvenile rheumatoid arthritis, particularly in young children. Symptoms depend upon the category of JRA, and the main categories of JRA are: - *Pauciarticular JRA.* This affects four or fewer joints — typically larger joints, such as the knees. This is the most common form of JRA. - *Polyarticular JRA.* This affects five or more joints — typically small joints, such as those in the hands and feet. Polyarticular JRA often affects the same joint on both sides of a child's body. - *Systemic JRA.* Also known as Still's disease, systemic JRA affects many areas of the body, including joints and internal organs. This is the least common form of JRA. Signs and symptoms of juvenile rheumatoid arthritis may include: - *Joint swelling, with pain and stiffness.* This may be more pronounced in the morning or after a nap. Commonly it affects the knees and the joints in the hands and feet. Children may complain of pain, or you might notice them limping. - *Fever and rash.* These can be associated with many medical conditions, but if they're persistent, they may signal systemic JRA. Fever and rash caused by systemic JRA may appear and disappear quickly. - *Swelling of lymph nodes.* This sign may occur in children with systemic JRA. - *Eye inflammation.* This problem, which occurs mostly in children with pauciarticular JRA, initially produces no signs or symptoms in most of those affected. Routine eye examinations are recommended because eye inflammation may result in blindness. Like other forms of arthritis, JRA is characterized by times when symptoms are present (flares) and times when symptoms disappear (remissions). Causes CLICK TO ENLARGE [image: Illustration of immune system] Your immune system Doctors believe that juvenile rheumatoid arthritis is an autoimmune disorder. This means that the body's immune system attacks its own cells and tissues. It's unknown why this happens, but both heredity and environment seem to play a role. It may be that a virus or bacterium triggers the development of juvenile rheumatoid arthritis in children with certain genetic profiles. These genetic profiles are detected in some children with juvenile rheumatoid arthritis and are considered genetic markers for juvenile rheumatoid arthritis. However, not all children with the markers develop juvenile rheumatoid arthritis, and children without the markers can develop the condition. When to seek medical advice Take your child to your primary care doctor if your child: - Shows signs of joint swelling, stiffness or pain - Limps for no obvious reason Also, if your child has a fever of 102 F that persists for longer than two or three days, take him or her to the doctor. A fever that signals juvenile rheumatoid arthritis may come and go one or two times during a day and last a few hours each time. It's frequently noted in the afternoons or evenings. *After a diagnosis * If your child has received a diagnosis of juvenile rheumatoid arthritis, take him or her to your doctor regularly to monitor the development of the disease and its treatment. Children with pauciarticular JRA need regular screening for eye inflammation. A child diagnosed before age 7 with pauciarticular arthritis should have his or her eyes checked every three months if a blood test shows the child is anti-nuclear antibody (ANA) positive. Anti-nuclear antibodies are proteins generally found in people who have connective tissue or autoimmune disorders, such as arthritis. If your child is ANA negative, your doctor will recommend an eye screening schedule based on your child's risk of developing eye problems. Screening and diagnosis If your pediatrician or family doctor suspects that your child has juvenile rheumatoid arthritis, he or she will refer you to a doctor who specializes in arthritis (rheumatologist) to confirm the diagnosis and for treatment. The diagnosis of juvenile rheumatoid art
Re: [balita-anda] FW: Rematik pada anak - anak [FYI]
ibu-ibu, jangan langsung panik dulu ya, tenang tenang ya... ini saya ada sedikit artikelnya. Curiga jika sendi2 ditekan eh malah jadi kesakitan, dan pegel2 yang sering menyerang *Penyakit Jompo Menyerang Bocah* *Seorang anak berusia 13 tahun di Mojokerto terserang penyakit radang rematik. Gejala penyakit ini masih sulit dideteksi. Jika abai, bisa mengakibatkan kelumpuhan.* Usai Herlina baru 13 tahun. Namun, di usia energik itu, Herlina malah diserang kelumpuhan. Penderitaan gadis kelahiran Mojokerto, Jawa Timur, ini dimulai saat dia berusia enam tahun. Herlina mulai sering dilanda nyeri dan pegal-pegal yang luar biasa pada persendian. Oleh orangtuanya, penyakit ini dianggap nyeri sendi biasa. Herlina pun hanya diobati ke tukang pijat. Alih-alih sembuh, penyakit Herlina malah bertambah parah. Lehernya tak bisa digerakkan dan suhu tubuhnya melonjak tinggi. Herlina pun dilarikan ke RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo, Mojokerto. Namun dia dirujuk ke RS Rekso Waluyo. Lantaran tak ada perkembangan, tahun 2000 Herlina dibawa ke RSU Dr. Soetomo, Surabaya. Akhirnya ketahuan, penyebab kelumpuhan Herlina adalah reumatoid arthritis alias radang rematik. Dalam catatan Gatra, Herlina bukan satu-sarunya anak berusia muda yang terserang radang rematik. Beberapa waktu lalu, di RS Bhakti Husada, pernah terjadi kasus serupa yang menimpa perempuan berusia 23 tahun bernama Fitria. Warga Sawangan, Depok, ini mulai terjangkit radang rematik sekitar enam tahun lalu. Awalnya ia terserang diare dan alergi. Perutnya mulas plus gatal-gatal di sekujur tubuh. Setelah diobati, diarenya sembuh. Tapi alerginya tak kunjung hilang, malah kemudian Fitria makin sulit menggerakkan seluruh tubuhnya, seperti lumpuh. Penyakitnya baru ketahuan setelah dia berobat ke Pusat Layanan Cuma-Cuma di Ciputat, Tangerang. Ia terkena radang sendi jenis rheumatoid arthritis. Beruntung, setelah ia rutin menjalani terapi, rasa sakitnya berkurang. Beberapa oragan tubuhnya sudah bisa digerakkan. Kini ia rajin berobat ke Poliklinik RSCM. Selain Fitri, ada juga Dewi Mardiana, 25 tahun. Dia mengidap radang sendi selama tiga tahun. Gara-gara penyakit itu, Dewi terpaksa meninggalkan pekerjaannya sebagai pramuniaga Pasar Serba Ada Carrefour. Kata dokter, penyakit itu tak bisa disembuhkan. Tapi ia optimistis bisa sembuh. Sebernya penyakit macam apa radang rematik itu? Secara umum, radang rematik adalah jenis rematik yang dapat menyerang semua umur. Yang terserang terutama sendi-sendi tangan. Gejalanya, kedua tangan terasa kaku saat bangun pagi hari, badang kurang nyaman akibat kaku dan nyeri sendi, bagian tubuh yang sakit akan terasa hangat, bengkak, dan kemerah-merahan. Nah, jenis radang rematik yang menyerang anak-anak seperti Herlina, menurut Ketua Divisi Rheumatology Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Bambang setiyohadi, termasuk dalam kelompok juvenile rheumatoid arthritis (JRA). Kriteria diagnostiknya bisa timbul bila mnyerang pada usia di bawah 16 tahun. Kata bambang, jenis rematik yang menyerang anak-anak ini berbeda dengan rematik yang menyerang orang dewasa. Perbedaannya, selain tempat sendi yang diserang, perkiraan medis perjalanan penyakit (prognostik) juga berbeda. "Prognostik, JRA lebih jelek," katanya. Rangan rematik disebut JRA apabial menyerang anak-anak di bawah usia 16 tahun. Jenisnya ada tiga macam, yaitu oligo arthritis, poli arthritis, dan systemic arthritis. Di sebut oligo arthritis apabila jumlah sendi yang diserang kurang dari empat. "Biasanya sendi lutut, pergelangan kaki, dan pinggul," ujarnya. Kemudian disebut poli arthritis jika yang diserang lebih dari tiga sendi. "Bentuknya hampir sama dengan yang menyerang dewasa, sendi siku dan bahu," tuturnya. Sementara tipe systemic arthritis tidak dominan pada sakit dipersendian, tetapi penerita akan mengalami panas yang tinggi. "Meski sudah diberi berbagi obat dan antibodi, demamnya tidak turun," kata Bambang. Menurut dia, JRA terjadi karena ada gangguan pada sistem kekebalan si anak. "ada antibodi berlebihan dalam badan yang menyerang sendi," ujar Bambang. Meskipun kemungkinan ada kelainan genetik, belum semua dapat diungkapkan karena variabelnya sangat banyak. Bagaimana mengatasi penyakit ini? Menurut Bambang Setiyohadi, terapi yang bisa dilakukan adalah memberikan obat-obatan. Yang paling penting adalah pengobatan secara agrasif. Sebab proses perusakan sendi pada JRA sangat cepat, berbeda dengan yang menyerang orang dewasa yang proses perusakan sendinya lambat. Bambang menyarankan, selain mengobati, orangtua penderita juga jangan memanjakan si anak dengan membiarkannya tidak bergerak. "Kalau tidak dilatih gerak, akan memburuk dan cacat," ia menegaskan. Meskipun. Meskipun antara pasien satu dan lain berbeda, jangka waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menjadi cacat adalah satu tahun. Jika dibiarkan, penyakit ini bisa menyerang seluruh sendi. Untuk itulah, apabila penyakitnya sudah bisa terdiagnosis, rencana pengobatannya harus sege
RE: [balita-anda] FW: Rematik pada anak - anak [FYI]
anakkku (1 thn 5 bln) klo udah kecapean jalan atau sedang apa suka nunjuk kakinyaterus sama mba suka di pejet juga... mulai umur berapa bisa terlihat gejala ini...terus yang second opinion harus ke dokter mana... -Original Message- From: Santi Saraswati [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, June 19, 2008 2:06 PM To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] FW: Rematik pada anak - anak [FYI] FYI, bener gak sih? jadi takut juga.. soalnya Gilang (6th) suka ngeluh pegel.. minta aku pijitin.. sebaiknya bawa ke lab gak ya? *From:* [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] *Sent:* 19 Juni 2008 12:15 *To:* [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Matu ; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] *Subject:* Fw: Rematik pada anak - anak [FYI] *Subject:* Rematik pada anak - anak -- > Sekedar berbagi pengalaman, yang ceritanya saya dapat dari teman saya > sendiri, dan semoga ini bisa menjadi tambahan pengetahuan buat kita semua. > > > Pernah dengar Rematik pada anak-anak ??? Ternyata kasusnya lumayan sering > namun banyak diabaikan oleh para orang tua, why ??? karena dianggap biasa > bahwa anak-anak pegal kaki habis bermain-main seharian, namun mungkin > rekan-rekan yang lain akan kaget mendengar cerita ini. > > > Teman saya adalah seorang istri yang bekerja, yang jam kerjanya sibuk dan > terkadang harus sering keluar kota , begitupun suaminya yang wiraswata dan > juga sering keluar kota . Alhasil anaknya banyak dijaga oleh orang tuanya. > Anak laki-lakinya yang berumur sekitar 4 thn, sering mengeluh kakinya > pegal, dan sering minta dipijit , karena si anak memang aktif maka orang > tua dan teman saya mengganggap itu adalah hal yang wajar-wajar saya, dan > mungkin minta perhatian pada ibu dan Bapaknya. Pas ketika anaknya ini sakit > radang tenggorokan, teman saya membawa anaknya ke dokter dan sekaligus > menanyakan masalah "pegal" tsb, dan persis seperti dugaannya, Dokter tsb > pun menjawab "mungkin si anak kakinya pegal karena kecapeaan habis bermain" > setelah Dokter tersebut berusaha menanggapi keluhan teman saya dengan > seadanya dan bertanya apakah pegalnya di persendian/lutut ? karena kalau di > lutut kemungkinan bisa karena radang atau polio. Teman saya dan anaknya > menjawab, bahwa pegal tersebut di ke dua pergelangan kakinya dan di kedua > betisnya. Hasil kesimpulan Dr tersebut adalah, anak tsb memang pegal karena > sering bermain atau memang karena ada peradangan di tenggorokannya membuat > badan si anak sering pegal-pegal. Waktu teman saya bertanya apakah perlu > cek Lab, si Dr bilang tidak perlu. Akhirnya teman saya pulang namun masih > setengah penasaran, karena nalurinya mengatakan ada yang kurang beres, > namun dia sadar bahwa Dr pun manusia, dan dia berpikir apabila anaknya > masih mengeluh kesakitan maka dia akan berusaha ke Dr anak yang lain yang > bisa memberikan Second Opinion. Suatu ketika teman saya cerita bahwa 2 > malam terakhir dia kurang tidur karena si Anak sering terbangun malam hari > sambil menangis minta di pijat. dan diapun kecapekan karena memang harus > memijit kaki anaknya yang sering terbangun beberapa kali sambil menangis. > Dia bingung mau dibawa ke Dr mana anaknya, pas waktu itu adalah hari sabtu, > praktek Dr pada libur. Waktu dia bertanya kepada saya, saya sarankan ke Dr > Anak yang memang praktek di Rumah, dan setahu saya memang Dr nya ramah dan > memang berilmu. > > Ketika dia ke Dr B, maka dia mendapat 3 penjelasan, bahwa pegal pada > anak-anak bisa di sebabkan oleh 3 hal : antara lain > 1. Disebabkan oleh kuman, saya lupa apakah kuman streptococus atau > staphylococus, yang pasti penyebabnya adalah kuman. > 2. Radang pada kaki yang di tandai dengan pembengkakan/pembesaran pada > kaki > 3. Rematik. Rematik pada tubuh apabila dibiarkan maka akan menyebabkan > Rematik jantung, yang berdampak, jaringan jantung rusak, bocor dsb, > dst….. > > Untuk mengetahui penyebabnya, di perlukan tes Lab. Bayangkan Dr sebelumnya > bilang tidak perlu cek lab ?? dan bilang pegal kaki adalah biasa ! padahal > 3 hal penyebab kaki pegal diatas cukup mengkhawatirkan. > > Keesokan harinya, teman saya mengajak anaknya cek lab, dan ketika dia > membaca hasilnya, sungguh dia kaget, anaknya dinyatakan dengan jelas > REMATIK !!! Bayangkan anak 4 tahun rematik, pernah kan lihat orang tua yang > rematik ? kelihatannya menderita banget. > Hal yang menggembirakannya adalah, karena dia membawa anaknya dengan cepat, > alhamdulilah 6 bln lebih cepat, maka rematik belum menyerang jantung > anaknya, karena pada waktu Dr memeriksanya, Drnya bilang jantungnya masih > sehat (Drnya memang sub Specialist Jantung Anak). Kasus ini sudah sering > ditemukannya, namun kebanyakan sudah sangat terlambat, kondisi yang sering > ditemukannya adalah jantung pasien sudah bocor dimana-mana. > > Hal yang menyedihkan teman saya adalah, anaknya harus di terapy antibiotik > golongan Erytromycin selama 1 TAHUN !!!