RE: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia
Iya pak... anda emang bukan ngebossy cuman pake jalan PREMANISME ... (duh... istilah apa lagi tuu yaa) --- APJII <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > At 06:45 PM 10/14/2005, Andy Hendrata wrote: > > ... edited ... > > >Gayanya aja bossi gitu trus ngak pernah mau kasih > tanggapan di milis. > > Aneh, selama ini aku menerima cercaan, cemooh, > fitnah, dll > dari kelompok Anda, kok malah dibilangin bossy? > rgd, Kusnandar.ZET |YM : kusnandar_id |URL: http://www.ANEUKACEH.com __ Yahoo! Music Unlimited Access over 1 million songs. Try it free. http://music.yahoo.com/unlimited/ --- Untuk unsubscribe: kirim e-mail ke <[EMAIL PROTECTED]> dengan Subject: unsubscribe ---
RE: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia
> >Jadi APJII sudah menuduh Irwan sebagai profokator dan agitator dan juga > >sok pinter segala. > >Terus APJII mau main keras (apapun itu artinya) dengan ELECTED SECRETARY > >of ISOC Chapter Indonesia. > >Ini masuk katagori perbuatan tidak menyenangkan kali yah. > > Bung Andi, Anda masih belum paham. Jelasin dong! > >Pengen tau apa bisa diskusi dengan TAP. Ngerti ngak sih dia arti diskusi > >panel itu apa! > > Nah ini kelompok "Keminter", "sok merasa paling pinter" sendiri. Biarin disebut keminter, tapi gw ngak tulis Direktur Operasional di CV gw... Ha ha ha! > >Buktiin oom, jangan omdo doang! Mulai aja dengan kasih > penjelasan di milis > >ini tentang semuanya, sejelas2nya! > >Beranikah anda? > > Siapa yang takut? Mengapa harus di milis ini?. > Lihat saja website APJII. Atau tanyakan saja > ke ccTLD Manager, Rekan Budi Rahardjo? Mana? Jujurlah jadi orang! Pengecut! --- Untuk unsubscribe: kirim e-mail ke <[EMAIL PROTECTED]> dengan Subject: unsubscribe ---
Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia
kalo sudah, tolong hasilnya diposting di milis.. terima kasih..On 10/14/05, Irwan Effendi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: ok, kapan dan dimana? minimal janjian 2 x 24 jam sebelumnya, saya banyak kerjaan. - Original Message - From: APJII To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, October 14, 2005 6:02 PM Subject: Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia Saudara Irwan,Ah anda Profokator dan agitator!!!. Temuin saya, mari diskusi panel.Kesabaran saya ada batasnya. Pendapat saya priadi, anda itu"keminter" sok pinterMaaf bahasa aku keras. Mau main keras mari-teddyAt 02:03 PM 10/4/2005, Irwan Effendi wrote: Tindakan memaksakan pergantian pengelolaan itu sendiri sudah masuk kategoritidak bijaksana. Coba dipikir, Indonesia ingin mengatur internetnya sendiri,Cina ingin mengatur internetnya sendiri, Brazil ingin mengatur internetnyasendiri, nah kalau semua sudah dibiarkan mengatur sendiri-sendiri, apakahnamanya masih internet ? Itukan sudah jadi Intranet Indonesia, Intranet Cinadan Intranet Brazil? Kalau dikatakan bahwa pengaturannya akan dilakukansecara bersama-sama, mengapa mesti buat organisasi baru? mengapa tidak bisapush saja untuk ICANN menyediakan satu kursi khusus untuk wakil dari tiapnegara?Kalau dianalisa lebih jauh, apa yang diperbuat oleh pemerintah kita saat initidak ada bedanya dengan yang dilakukan oleh TAP. Pemerintah mengatasnamakanITU dan TAP mengatasnamakan APJII. Bahkan kekonyolannya pun sama, yaknisama-sama tidak mampu memperoleh informasi mengenai peta permainan yangsesungguhnya.Yang namanya USA itu udah sejak jaman awalnya pemerintahan Bush Jr sudahpengen banget menguasai total internet dunia, tapi tidak bisa mereka lakukankarena masyarakatnya sendiri tidak setuju dengan konggressnya. Itu sebabnyamereka mati-matian tidak mau melepaskan ICANN dari perjanjian denganDepartment of Commerce. Hanya saja, belakangan ini mereka agak resah karenadalam ICANN sendiri timbul keinginan-keinginan untuk memberlakukan sistimtarif interkoneksi berimbang, yakni dimana perusahaan telecom di USA jugawajib menanggung biaya interkoneksi, yang dihitung dari perbandingan antaraarus data dari USA ke suatu negara dan sebaliknya. Ini bukan bicara uangkecil, nilainya puluhan miliar dolar penghasilan yang akan hilang apabilahal ini menjadi ketentuan dan diberlakukan secara merata. Dari NSA keluarusulan untuk mengubah arus data internet menjadi komoditi, salah satunyadengan ide mengenakan "biaya perangko" untuk email yang dikirimkan dari USAke luar negeri, namun ide ini dicibirkan oleh dunia usaha yang menganggaphal itu akan menjadi bumerang terhadap export.Kemudian administrasi Bush Jr mendapat ide, bagaimana kalau ICANN dibubarkandan diganti dengan badan yang sepenuhnya di bawah kendali USA? Toh sampaisaat ini mayoritas netters di seluruh dunia masih tergantung pada akses kesitus-situs yang berasal dari USA. Walaupun Cina sudah memiliki banyaksekali situs, namun karena bahasanya sulit diakses oleh bangsa lain, danisinya rata-rata disensor kurang menarik, jadi situs USA tetap pilihanutama. Kesulitan utama dalam hal ini hanya satu, yakni bagaimana membubarkanICANN dengan tidak menarik kecaman dunia internasional, maka dimulailahhembusan angin-angin hasutan di UN yang diwujudkan dalam kancah WSIS.Ternyata strategi mereka membawa hasil. Mereka pura-pura terpojok dalammasalah Internet Governance, sementara lobby intensif mereka lakukan dalammasalah Intellectual Property. Tujuan akhirnya adalah, ICANN dibubarkan danUN membentuk badan baru, yang kemudian USA menolak ikut serta dan memutuskanbahwa Internet di USA akan ditangani oleh USA sendiri.Pengendalian penuh oleh pemerintah USA, ditambah dengan perjanjianinternasional mengenai Intellectual Property yang bertambah luas cakupannyaakan membuat Pemerintah USA berhak mewajibkan setiap negara lain, tidakhanya membayar untuk data, namun juga membayar royalty untuk setiapteknologi yang pada dasarnya tersedia gratis di USA sendiri, misalnyasoftware-software open source dan protocol-protocol komunikasi dan enkripsidata. Dengan ide "fragmented root", hal ini dapat diterapkan secara efektifkarena NSA memang berhak untuk memfilter setiap komunikasi yang dilakukandengan negara asing, terutama yang berpotensi membahayakan "HomelandSecurity" USA.Cina sendiri dengan 700 juta web site berbahasa cina dan kebijakan sensor,akan menggunakan alasan ini untuk tidak lagi memberikan akses internetsecara bebas bagi warganya, dan akan mengunci akses sebatas keperluankegiatan komersil saja.Indonesia? walahualam, gigit jari, persis seperti kasus .id saat iniIrwan
RE: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia
At 06:45 PM 10/14/2005, Andy Hendrata wrote: Ini dia yang gw tunggu! Senang Anda?! TAP kirim pake email APJII jadi mewakili APJII. Iya. Mau Apa?! Jadi APJII sudah menuduh Irwan sebagai profokator dan agitator dan juga sok pinter segala. Terus APJII mau main keras (apapun itu artinya) dengan ELECTED SECRETARY of ISOC Chapter Indonesia. Ini masuk katagori perbuatan tidak menyenangkan kali yah. Bung Andi, Anda masih belum paham. Tapi boleh dong ikutan kalau mau diskusi panel :-) Boleh kenapa tidak? Terbuka. Pengen tau apa bisa diskusi dengan TAP. Ngerti ngak sih dia arti diskusi panel itu apa! Nah ini kelompok "Keminter", "sok merasa paling pinter" sendiri. Gayanya aja bossi gitu trus ngak pernah mau kasih tanggapan di milis. Aneh, selama ini aku menerima cercaan, cemooh, fitnah, dll dari kelompok Anda, kok malah dibilangin bossy? Buktiin oom, jangan omdo doang! Mulai aja dengan kasih penjelasan di milis ini tentang semuanya, sejelas2nya! Beranikah anda? Siapa yang takut? Mengapa harus di milis ini?. Lihat saja website APJII. Atau tanyakan saja ke ccTLD Manager, Rekan Budi Rahardjo? -teddy Andy -Original Message- From: APJII [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, October 14, 2005 6:03 PM To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia Saudara Irwan, Ah anda Profokator dan agitator!!!. Temuin saya, mari diskusi panel. Kesabaran saya ada batasnya. Pendapat saya priadi, anda itu "keminter" sok pinter Maaf bahasa aku keras. Mau main keras mari -teddy At 02:03 PM 10/4/2005, Irwan Effendi wrote: Tindakan memaksakan pergantian pengelolaan itu sendiri sudah masuk kategori tidak bijaksana. Coba dipikir, Indonesia ingin mengatur internetnya sendiri, Cina ingin mengatur internetnya sendiri, Brazil ingin mengatur internetnya sendiri, nah kalau semua sudah dibiarkan mengatur sendiri-sendiri, apakah namanya masih internet ? Itukan sudah jadi Intranet Indonesia, Intranet Cina dan Intranet Brazil? Kalau dikatakan bahwa pengaturannya akan dilakukan secara bersama-sama, mengapa mesti buat organisasi baru? mengapa tidak bisa push saja untuk ICANN menyediakan satu kursi khusus untuk wakil dari tiap negara? Kalau dianalisa lebih jauh, apa yang diperbuat oleh pemerintah kita saat ini tidak ada bedanya dengan yang dilakukan oleh TAP. Pemerintah mengatasnamakan ITU dan TAP mengatasnamakan APJII. Bahkan kekonyolannya pun sama, yakni sama-sama tidak mampu memperoleh informasi mengenai peta permainan yang sesungguhnya. Yang namanya USA itu udah sejak jaman awalnya pemerintahan Bush Jr sudah pengen banget menguasai total internet dunia, tapi tidak bisa mereka lakukan karena masyarakatnya sendiri tidak setuju dengan konggressnya. Itu sebabnya mereka mati-matian tidak mau melepaskan ICANN dari perjanjian dengan Department of Commerce. Hanya saja, belakangan ini mereka agak resah karena dalam ICANN sendiri timbul keinginan-keinginan untuk memberlakukan sistim tarif interkoneksi berimbang, yakni dimana perusahaan telecom di USA juga wajib menanggung biaya interkoneksi, yang dihitung dari perbandingan antara arus data dari USA ke suatu negara dan sebaliknya. Ini bukan bicara uang kecil, nilainya puluhan miliar dolar penghasilan yang akan hilang apabila hal ini menjadi ketentuan dan diberlakukan secara merata. Dari NSA keluar usulan untuk mengubah arus data internet menjadi komoditi, salah satunya dengan ide mengenakan "biaya perangko" untuk email yang dikirimkan dari USA ke luar negeri, namun ide ini dicibirkan oleh dunia usaha yang menganggap hal itu akan menjadi bumerang terhadap export. Kemudian administrasi Bush Jr mendapat ide, bagaimana kalau ICANN dibubarkan dan diganti dengan badan yang sepenuhnya di bawah kendali USA? Toh sampai saat ini mayoritas netters di seluruh dunia masih tergantung pada akses ke situs-situs yang berasal dari USA. Walaupun Cina sudah memiliki banyak sekali situs, namun karena bahasanya sulit diakses oleh bangsa lain, dan isinya rata-rata disensor kurang menarik, jadi situs USA tetap pilihan utama. Kesulitan utama dalam hal ini hanya satu, yakni bagaimana membubarkan ICANN dengan tidak menarik kecaman dunia internasional, maka dimulailah hembusan angin-angin hasutan di UN yang diwujudkan dalam kancah WSIS. Ternyata strategi mereka membawa hasil. Mereka pura-pura terpojok dalam masalah Internet Governance, sementara lobby intensif mereka lakukan dalam masalah Intellectual Property. Tujuan akhirnya adalah, ICANN dibubarkan dan UN membentuk badan baru, yang kemudian USA menolak ikut serta dan memutuskan bahwa Internet di USA akan ditangani oleh USA sendiri. Pengendalian penuh oleh pemerintah USA, ditambah dengan perjanjian internasional mengenai Intellectual Property yang bertambah luas cakupannya akan membuat Pemerintah USA berhak mewajibkan setiap negara lain, tidak hanya membayar untuk data, namun juga membayar royalty untuk setiap teknolo
Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia
At 09:14 PM 10/14/2005, :: nws :: wrote: sepertinya pak tap kena juga emosinya. mungkin karena isoc-id "miliknya" akhirnya di-revoke gara-gara ulah profokator =)) Revoke? Tidak emosi "swear", aku lagi ngikutin gaya2 kelompok keminter kata orang jawa (sok pinter sendiri). Biar milis ini jadi lebih "DINAMIS" lagi, begitu kan maunya?!!! -teddy --- Untuk unsubscribe: kirim e-mail ke <[EMAIL PROTECTED]> dengan Subject: unsubscribe ---
Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia
diskusi panel yang mana??? lau yang namanya millist itu apa??? kalau punya sesuatu yang ingin dibagi dan transparan ya silahkan kasih tahu di forum ini,... prisip harus keras, tapi ngak ada pemaksaan kehendak dong,... bapak tedy yang terhormat, kami ini bukan orang bodoh, kami membaca, dan mencerna, kalau memang ada yang perlu diklarifikasi ya silahkan beri tahu kami,.. jadi jangan takut kami salah persepsi, kami menilai dengan kesadaran kami, jangan berprasangka buruk untuk menuduh orang berfikiran buruk, ... DEWASALAHHH, kami tetap mendengar dan menilai,... silahkan diskusi yang hangat,... wihanda. On Fri, 14 Oct 2005 18:45:25 +0700 "Andy Hendrata" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ini dia yang gw tunggu! TAP kirim pake email APJII jadi mewakili APJII. Jadi APJII sudah menuduh Irwan sebagai profokator dan agitator dan juga sok pinter segala. Terus APJII mau main keras (apapun itu artinya) dengan ELECTED SECRETARY of ISOC Chapter Indonesia. Ini masuk katagori perbuatan tidak menyenangkan kali yah. Tapi boleh dong ikutan kalau mau diskusi panel :-) Pengen tau apa bisa diskusi dengan TAP. Ngerti ngak sih dia arti diskusi panel itu apa! Gayanya aja bossi gitu trus ngak pernah mau kasih tanggapan di milis. Buktiin oom, jangan omdo doang! Mulai aja dengan kasih penjelasan di milis ini tentang semuanya, sejelas2nya! Beranikah anda? Andy -Original Message- From: APJII [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, October 14, 2005 6:03 PM To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia Saudara Irwan, Ah anda Profokator dan agitator!!!. Temuin saya, mari diskusi panel. Kesabaran saya ada batasnya. Pendapat saya priadi, anda itu "keminter" sok pinter Maaf bahasa aku keras. Mau main keras mari -teddy At 02:03 PM 10/4/2005, Irwan Effendi wrote: Tindakan memaksakan pergantian pengelolaan itu sendiri sudah masuk kategori tidak bijaksana. Coba dipikir, Indonesia ingin mengatur internetnya sendiri, Cina ingin mengatur internetnya sendiri, Brazil ingin mengatur internetnya sendiri, nah kalau semua sudah dibiarkan mengatur sendiri-sendiri, apakah namanya masih internet ? Itukan sudah jadi Intranet Indonesia, Intranet Cina dan Intranet Brazil? Kalau dikatakan bahwa pengaturannya akan dilakukan secara bersama-sama, mengapa mesti buat organisasi baru? mengapa tidak bisa push saja untuk ICANN menyediakan satu kursi khusus untuk wakil dari tiap negara? Kalau dianalisa lebih jauh, apa yang diperbuat oleh pemerintah kita saat ini tidak ada bedanya dengan yang dilakukan oleh TAP. Pemerintah mengatasnamakan ITU dan TAP mengatasnamakan APJII. Bahkan kekonyolannya pun sama, yakni sama-sama tidak mampu memperoleh informasi mengenai peta permainan yang sesungguhnya. Yang namanya USA itu udah sejak jaman awalnya pemerintahan Bush Jr sudah pengen banget menguasai total internet dunia, tapi tidak bisa mereka lakukan karena masyarakatnya sendiri tidak setuju dengan konggressnya. Itu sebabnya mereka mati-matian tidak mau melepaskan ICANN dari perjanjian dengan Department of Commerce. Hanya saja, belakangan ini mereka agak resah karena dalam ICANN sendiri timbul keinginan-keinginan untuk memberlakukan sistim tarif interkoneksi berimbang, yakni dimana perusahaan telecom di USA juga wajib menanggung biaya interkoneksi, yang dihitung dari perbandingan antara arus data dari USA ke suatu negara dan sebaliknya. Ini bukan bicara uang kecil, nilainya puluhan miliar dolar penghasilan yang akan hilang apabila hal ini menjadi ketentuan dan diberlakukan secara merata. Dari NSA keluar usulan untuk mengubah arus data internet menjadi komoditi, salah satunya dengan ide mengenakan "biaya perangko" untuk email yang dikirimkan dari USA ke luar negeri, namun ide ini dicibirkan oleh dunia usaha yang menganggap hal itu akan menjadi bumerang terhadap export. Kemudian administrasi Bush Jr mendapat ide, bagaimana kalau ICANN dibubarkan dan diganti dengan badan yang sepenuhnya di bawah kendali USA? Toh sampai saat ini mayoritas netters di seluruh dunia masih tergantung pada akses ke situs-situs yang berasal dari USA. Walaupun Cina sudah memiliki banyak sekali situs, namun karena bahasanya sulit diakses oleh bangsa lain, dan isinya rata-rata disensor kurang menarik, jadi situs USA tetap pilihan utama. Kesulitan utama dalam hal ini hanya satu, yakni bagaimana membubarkan ICANN dengan tidak menarik kecaman dunia internasional, maka dimulailah hembusan angin-angin hasutan di UN yang diwujudkan dalam kancah WSIS. Ternyata strategi mereka membawa hasil. Mereka pura-pura terpojok dalam masalah Internet Governance, sementara lobby intensif mereka lakukan dalam masalah Intellectual Property. Tujuan akhirnya adalah, I
Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia
ok, kapan dan dimana? minimal janjian 2 x 24 jam sebelumnya, saya banyak kerjaan. - Original Message - From: APJII To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, October 14, 2005 6:02 PM Subject: Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia Saudara Irwan,Ah anda Profokator dan agitator!!!. Temuin saya, mari diskusi panel.Kesabaran saya ada batasnya. Pendapat saya priadi, anda itu"keminter" sok pinterMaaf bahasa aku keras. Mau main keras mari-teddyAt 02:03 PM 10/4/2005, Irwan Effendi wrote: Tindakan memaksakan pergantian pengelolaan itu sendiri sudah masuk kategoritidak bijaksana. Coba dipikir, Indonesia ingin mengatur internetnya sendiri,Cina ingin mengatur internetnya sendiri, Brazil ingin mengatur internetnyasendiri, nah kalau semua sudah dibiarkan mengatur sendiri-sendiri, apakahnamanya masih internet ? Itukan sudah jadi Intranet Indonesia, Intranet Cinadan Intranet Brazil? Kalau dikatakan bahwa pengaturannya akan dilakukansecara bersama-sama, mengapa mesti buat organisasi baru? mengapa tidak bisapush saja untuk ICANN menyediakan satu kursi khusus untuk wakil dari tiapnegara?Kalau dianalisa lebih jauh, apa yang diperbuat oleh pemerintah kita saat initidak ada bedanya dengan yang dilakukan oleh TAP. Pemerintah mengatasnamakanITU dan TAP mengatasnamakan APJII. Bahkan kekonyolannya pun sama, yaknisama-sama tidak mampu memperoleh informasi mengenai peta permainan yangsesungguhnya.Yang namanya USA itu udah sejak jaman awalnya pemerintahan Bush Jr sudahpengen banget menguasai total internet dunia, tapi tidak bisa mereka lakukankarena masyarakatnya sendiri tidak setuju dengan konggressnya. Itu sebabnyamereka mati-matian tidak mau melepaskan ICANN dari perjanjian denganDepartment of Commerce. Hanya saja, belakangan ini mereka agak resah karenadalam ICANN sendiri timbul keinginan-keinginan untuk memberlakukan sistimtarif interkoneksi berimbang, yakni dimana perusahaan telecom di USA jugawajib menanggung biaya interkoneksi, yang dihitung dari perbandingan antaraarus data dari USA ke suatu negara dan sebaliknya. Ini bukan bicara uangkecil, nilainya puluhan miliar dolar penghasilan yang akan hilang apabilahal ini menjadi ketentuan dan diberlakukan secara merata. Dari NSA keluarusulan untuk mengubah arus data internet menjadi komoditi, salah satunyadengan ide mengenakan "biaya perangko" untuk email yang dikirimkan dari USAke luar negeri, namun ide ini dicibirkan oleh dunia usaha yang menganggaphal itu akan menjadi bumerang terhadap export.Kemudian administrasi Bush Jr mendapat ide, bagaimana kalau ICANN dibubarkandan diganti dengan badan yang sepenuhnya di bawah kendali USA? Toh sampaisaat ini mayoritas netters di seluruh dunia masih tergantung pada akses kesitus-situs yang berasal dari USA. Walaupun Cina sudah memiliki banyaksekali situs, namun karena bahasanya sulit diakses oleh bangsa lain, danisinya rata-rata disensor kurang menarik, jadi situs USA tetap pilihanutama. Kesulitan utama dalam hal ini hanya satu, yakni bagaimana membubarkanICANN dengan tidak menarik kecaman dunia internasional, maka dimulailahhembusan angin-angin hasutan di UN yang diwujudkan dalam kancah WSIS.Ternyata strategi mereka membawa hasil. Mereka pura-pura terpojok dalammasalah Internet Governance, sementara lobby intensif mereka lakukan dalammasalah Intellectual Property. Tujuan akhirnya adalah, ICANN dibubarkan danUN membentuk badan baru, yang kemudian USA menolak ikut serta dan memutuskanbahwa Internet di USA akan ditangani oleh USA sendiri.Pengendalian penuh oleh pemerintah USA, ditambah dengan perjanjianinternasional mengenai Intellectual Property yang bertambah luas cakupannyaakan membuat Pemerintah USA berhak mewajibkan setiap negara lain, tidakhanya membayar untuk data, namun juga membayar royalty untuk setiapteknologi yang pada dasarnya tersedia gratis di USA sendiri, misalnyasoftware-software open source dan protocol-protocol komunikasi dan enkripsidata. Dengan ide "fragmented root", hal ini dapat diterapkan secara efektifkarena NSA memang berhak untuk memfilter setiap komunikasi yang dilakukandengan negara asing, terutama yang berpotensi membahayakan "HomelandSecurity" USA.Cina sendiri dengan 700 juta web site berbahasa cina dan kebijakan sensor,akan menggunakan alasan ini untuk tidak lagi memberikan akses internetsecara bebas bagi warganya, dan akan mengunci akses sebatas keperluankegiatan komersil saja.Indonesia? walahualam, gigit jari, persis seperti kasus .id saat iniIrwan Effendi- Original Message -From: "JPN. Sumarno" <[EMAIL PROTECTED]>To: <[EMAIL PROTECTED]>Cc: Sen
Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia
sepertinya pak tap kena juga emosinya. mungkin karena isoc-id "miliknya" akhirnya di-revoke gara-gara ulah profokator =))
RE: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia
Ini dia yang gw tunggu! TAP kirim pake email APJII jadi mewakili APJII. Jadi APJII sudah menuduh Irwan sebagai profokator dan agitator dan juga sok pinter segala. Terus APJII mau main keras (apapun itu artinya) dengan ELECTED SECRETARY of ISOC Chapter Indonesia. Ini masuk katagori perbuatan tidak menyenangkan kali yah. Tapi boleh dong ikutan kalau mau diskusi panel :-) Pengen tau apa bisa diskusi dengan TAP. Ngerti ngak sih dia arti diskusi panel itu apa! Gayanya aja bossi gitu trus ngak pernah mau kasih tanggapan di milis. Buktiin oom, jangan omdo doang! Mulai aja dengan kasih penjelasan di milis ini tentang semuanya, sejelas2nya! Beranikah anda? Andy -Original Message-From: APJII [mailto:[EMAIL PROTECTED]Sent: Friday, October 14, 2005 6:03 PMTo: [EMAIL PROTECTED]Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]Subject: Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah IndonesiaSaudara Irwan,Ah anda Profokator dan agitator!!!. Temuin saya, mari diskusi panel.Kesabaran saya ada batasnya. Pendapat saya priadi, anda itu"keminter" sok pinterMaaf bahasa aku keras. Mau main keras mari-teddyAt 02:03 PM 10/4/2005, Irwan Effendi wrote: Tindakan memaksakan pergantian pengelolaan itu sendiri sudah masuk kategoritidak bijaksana. Coba dipikir, Indonesia ingin mengatur internetnya sendiri,Cina ingin mengatur internetnya sendiri, Brazil ingin mengatur internetnyasendiri, nah kalau semua sudah dibiarkan mengatur sendiri-sendiri, apakahnamanya masih internet ? Itukan sudah jadi Intranet Indonesia, Intranet Cinadan Intranet Brazil? Kalau dikatakan bahwa pengaturannya akan dilakukansecara bersama-sama, mengapa mesti buat organisasi baru? mengapa tidak bisapush saja untuk ICANN menyediakan satu kursi khusus untuk wakil dari tiapnegara?Kalau dianalisa lebih jauh, apa yang diperbuat oleh pemerintah kita saat initidak ada bedanya dengan yang dilakukan oleh TAP. Pemerintah mengatasnamakanITU dan TAP mengatasnamakan APJII. Bahkan kekonyolannya pun sama, yaknisama-sama tidak mampu memperoleh informasi mengenai peta permainan yangsesungguhnya.Yang namanya USA itu udah sejak jaman awalnya pemerintahan Bush Jr sudahpengen banget menguasai total internet dunia, tapi tidak bisa mereka lakukankarena masyarakatnya sendiri tidak setuju dengan konggressnya. Itu sebabnyamereka mati-matian tidak mau melepaskan ICANN dari perjanjian denganDepartment of Commerce. Hanya saja, belakangan ini mereka agak resah karenadalam ICANN sendiri timbul keinginan-keinginan untuk memberlakukan sistimtarif interkoneksi berimbang, yakni dimana perusahaan telecom di USA jugawajib menanggung biaya interkoneksi, yang dihitung dari perbandingan antaraarus data dari USA ke suatu negara dan sebaliknya. Ini bukan bicara uangkecil, nilainya puluhan miliar dolar penghasilan yang akan hilang apabilahal ini menjadi ketentuan dan diberlakukan secara merata. Dari NSA keluarusulan untuk mengubah arus data internet menjadi komoditi, salah satunyadengan ide mengenakan "biaya perangko" untuk email yang dikirimkan dari USAke luar negeri, namun ide ini dicibirkan oleh dunia usaha yang menganggaphal itu akan menjadi bumerang terhadap export.Kemudian administrasi Bush Jr mendapat ide, bagaimana kalau ICANN dibubarkandan diganti dengan badan yang sepenuhnya di bawah kendali USA? Toh sampaisaat ini mayoritas netters di seluruh dunia masih tergantung pada akses kesitus-situs yang berasal dari USA. Walaupun Cina sudah memiliki banyaksekali situs, namun karena bahasanya sulit diakses oleh bangsa lain, danisinya rata-rata disensor kurang menarik, jadi situs USA tetap pilihanutama. Kesulitan utama dalam hal ini hanya satu, yakni bagaimana membubarkanICANN dengan tidak menarik kecaman dunia internasional, maka dimulailahhembusan angin-angin hasutan di UN yang diwujudkan dalam kancah WSIS.Ternyata strategi mereka membawa hasil. Mereka pura-pura terpojok dalammasalah Internet Governance, sementara lobby intensif mereka lakukan dalammasalah Intellectual Property. Tujuan akhirnya adalah, ICANN dibubarkan danUN membentuk badan baru, yang kemudian USA menolak ikut serta dan memutuskanbahwa Internet di USA akan ditangani oleh USA sendiri.Pengendalian penuh oleh pemerintah USA, ditambah dengan perjanjianinternasional mengenai Intellectual Property yang bertambah luas cakupannyaakan membuat Pemerintah USA berhak mewajibkan setiap negara lain, tidakhanya membayar untuk data, namun juga membayar royalty untuk setiapteknologi yang pada dasarnya tersedia gratis di USA sendiri, misalnyasoftware-software open source dan protocol-protocol komunikasi dan enkripsidata. Dengan ide "fragmented root", hal ini dapat diterapkan secara efektifkarena NSA memang berhak untuk memfilter setiap komunikasi yang dilakukande
Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia
Saudara Irwan, Ah anda Profokator dan agitator!!!. Temuin saya, mari diskusi panel. Kesabaran saya ada batasnya. Pendapat saya priadi, anda itu "keminter" sok pinter Maaf bahasa aku keras. Mau main keras mari -teddy At 02:03 PM 10/4/2005, Irwan Effendi wrote: Tindakan memaksakan pergantian pengelolaan itu sendiri sudah masuk kategori tidak bijaksana. Coba dipikir, Indonesia ingin mengatur internetnya sendiri, Cina ingin mengatur internetnya sendiri, Brazil ingin mengatur internetnya sendiri, nah kalau semua sudah dibiarkan mengatur sendiri-sendiri, apakah namanya masih internet ? Itukan sudah jadi Intranet Indonesia, Intranet Cina dan Intranet Brazil? Kalau dikatakan bahwa pengaturannya akan dilakukan secara bersama-sama, mengapa mesti buat organisasi baru? mengapa tidak bisa push saja untuk ICANN menyediakan satu kursi khusus untuk wakil dari tiap negara? Kalau dianalisa lebih jauh, apa yang diperbuat oleh pemerintah kita saat ini tidak ada bedanya dengan yang dilakukan oleh TAP. Pemerintah mengatasnamakan ITU dan TAP mengatasnamakan APJII. Bahkan kekonyolannya pun sama, yakni sama-sama tidak mampu memperoleh informasi mengenai peta permainan yang sesungguhnya. Yang namanya USA itu udah sejak jaman awalnya pemerintahan Bush Jr sudah pengen banget menguasai total internet dunia, tapi tidak bisa mereka lakukan karena masyarakatnya sendiri tidak setuju dengan konggressnya. Itu sebabnya mereka mati-matian tidak mau melepaskan ICANN dari perjanjian dengan Department of Commerce. Hanya saja, belakangan ini mereka agak resah karena dalam ICANN sendiri timbul keinginan-keinginan untuk memberlakukan sistim tarif interkoneksi berimbang, yakni dimana perusahaan telecom di USA juga wajib menanggung biaya interkoneksi, yang dihitung dari perbandingan antara arus data dari USA ke suatu negara dan sebaliknya. Ini bukan bicara uang kecil, nilainya puluhan miliar dolar penghasilan yang akan hilang apabila hal ini menjadi ketentuan dan diberlakukan secara merata. Dari NSA keluar usulan untuk mengubah arus data internet menjadi komoditi, salah satunya dengan ide mengenakan "biaya perangko" untuk email yang dikirimkan dari USA ke luar negeri, namun ide ini dicibirkan oleh dunia usaha yang menganggap hal itu akan menjadi bumerang terhadap export. Kemudian administrasi Bush Jr mendapat ide, bagaimana kalau ICANN dibubarkan dan diganti dengan badan yang sepenuhnya di bawah kendali USA? Toh sampai saat ini mayoritas netters di seluruh dunia masih tergantung pada akses ke situs-situs yang berasal dari USA. Walaupun Cina sudah memiliki banyak sekali situs, namun karena bahasanya sulit diakses oleh bangsa lain, dan isinya rata-rata disensor kurang menarik, jadi situs USA tetap pilihan utama. Kesulitan utama dalam hal ini hanya satu, yakni bagaimana membubarkan ICANN dengan tidak menarik kecaman dunia internasional, maka dimulailah hembusan angin-angin hasutan di UN yang diwujudkan dalam kancah WSIS. Ternyata strategi mereka membawa hasil. Mereka pura-pura terpojok dalam masalah Internet Governance, sementara lobby intensif mereka lakukan dalam masalah Intellectual Property. Tujuan akhirnya adalah, ICANN dibubarkan dan UN membentuk badan baru, yang kemudian USA menolak ikut serta dan memutuskan bahwa Internet di USA akan ditangani oleh USA sendiri. Pengendalian penuh oleh pemerintah USA, ditambah dengan perjanjian internasional mengenai Intellectual Property yang bertambah luas cakupannya akan membuat Pemerintah USA berhak mewajibkan setiap negara lain, tidak hanya membayar untuk data, namun juga membayar royalty untuk setiap teknologi yang pada dasarnya tersedia gratis di USA sendiri, misalnya software-software open source dan protocol-protocol komunikasi dan enkripsi data. Dengan ide "fragmented root", hal ini dapat diterapkan secara efektif karena NSA memang berhak untuk memfilter setiap komunikasi yang dilakukan dengan negara asing, terutama yang berpotensi membahayakan "Homeland Security" USA. Cina sendiri dengan 700 juta web site berbahasa cina dan kebijakan sensor, akan menggunakan alasan ini untuk tidak lagi memberikan akses internet secara bebas bagi warganya, dan akan mengunci akses sebatas keperluan kegiatan komersil saja. Indonesia? walahualam, gigit jari, persis seperti kasus .id saat ini Irwan Effendi - Original Message - From: "JPN. Sumarno" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Cc: Sent: Monday, October 03, 2005 5:15 PM Subject: Re: [ccTLD-ID] salam ... > Mudah mudahan pemerintah RI diberikan kebijaksanaan yang bijaksana dan > tidak mengabaikan soal riset dan development Internetnya baik di > lingkungan nasional maupun Internasional. > > Sampai hari ini, dalam riset Internet, Indonesia masih diwakili oleh > lembaga pendidikan tinggi saja . padahal dalam riset itu banyak wakil > negara lain duduk disana sebagai "wakil negara" yang melakukan risetnya > kita masih sibuk mempetentangkan soal tata krama dan harga bbm. > > Wassalam > -marno- > > > On Mon, 3 Oct 2005, Irwan Effendi wrote
Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia ?
ya, memang kalau akhirnya terjadi kesana, kita mesti kerja keras mengembangkan intranet Indonesia, kalau ga ya, ga maju-maju dah. Soal materi-materi dari luar, kita berlakukan saja hukum hak cipta yang menyatakan bahwa kalau dalam waktu 7 tahun tidak ada dari pemilik hak cipta yang menterjemahkan ke bahasa indonesia, maka demi kepentingan bangsa, kita berhak terjemahkan sendiri. setuju ga? salam, Irwan Effendi - Original Message - From: "JPN. Sumarno" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Cc: Sent: Wednesday, October 05, 2005 11:22 AM Subject: Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia ? > On Tue, 4 Oct 2005, Irwan Effendi wrote: > > Tindakan memaksakan pergantian pengelolaan itu sendiri sudah masuk > > kategori tidak bijaksana. > > Coba dipikir, Indonesia ingin mengatur > > internetnya sendiri, Cina ingin mengatur internetnya sendiri, Brazil > > ingin mengatur internetnya sendiri, nah kalau semua sudah dibiarkan > > mengatur sendiri-sendiri, apakah namanya masih internet ? Itukan sudah > > jadi Intranet Indonesia, Intranet Cina dan Intranet Brazil? > > mereka bersikap begitu karena dunia Internasional tidak pernah kasih > bantuan gratis buat bikin backbone nasionalnya termasuk ongkos listrik > dllnya pak. Kalau begitu bagus dong pak, ada Intranet Indonesia dan > Internet Indonesia :-). Agar supaya pemilik situs sekolah dan usaha kecil > s/d besar nasional bisa dikenal masyarakat via intranet yg murah, cepat > aksesnya dan tidak ada alasan bandwith mahal hehehehehe kan intranet > ya... kalau mereka mau tersambung ke Internet baru dikenakan biaya > tambahan sesuai harga bandwithnya. > > > Kalau > > dikatakan bahwa pengaturannya akan dilakukan secara bersama-sama, > > mengapa mesti buat organisasi baru? mengapa tidak bisa push saja untuk > > ICANN menyediakan satu kursi khusus untuk wakil dari tiap negara? > > ICANN . ITU .. haruskah bangsa Indonesia dikendalikan oleh kedua > lembaga itu ? tentu saja tidak ya pak . karena kita tidak terikat > kontrak mati dg lembaga lembaga itu... kita masih merdeka sebagai bangsa. > > Salam, > -marno- > "Selamat menunaikan ibadah di Bl Ramadhan" > > -- - > Untuk unsubscribe: kirim e-mail ke <[EMAIL PROTECTED]> > dengan Subject: unsubscribe > -- - > > > > --- Untuk unsubscribe: kirim e-mail ke <[EMAIL PROTECTED]> dengan Subject: unsubscribe ---
Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia ?
On Tue, 4 Oct 2005, Irwan Effendi wrote: Tindakan memaksakan pergantian pengelolaan itu sendiri sudah masuk kategori tidak bijaksana. Coba dipikir, Indonesia ingin mengatur internetnya sendiri, Cina ingin mengatur internetnya sendiri, Brazil ingin mengatur internetnya sendiri, nah kalau semua sudah dibiarkan mengatur sendiri-sendiri, apakah namanya masih internet ? Itukan sudah jadi Intranet Indonesia, Intranet Cina dan Intranet Brazil? mereka bersikap begitu karena dunia Internasional tidak pernah kasih bantuan gratis buat bikin backbone nasionalnya termasuk ongkos listrik dllnya pak. Kalau begitu bagus dong pak, ada Intranet Indonesia dan Internet Indonesia :-). Agar supaya pemilik situs sekolah dan usaha kecil s/d besar nasional bisa dikenal masyarakat via intranet yg murah, cepat aksesnya dan tidak ada alasan bandwith mahal hehehehehe kan intranet ya... kalau mereka mau tersambung ke Internet baru dikenakan biaya tambahan sesuai harga bandwithnya. Kalau dikatakan bahwa pengaturannya akan dilakukan secara bersama-sama, mengapa mesti buat organisasi baru? mengapa tidak bisa push saja untuk ICANN menyediakan satu kursi khusus untuk wakil dari tiap negara? ICANN . ITU .. haruskah bangsa Indonesia dikendalikan oleh kedua lembaga itu ? tentu saja tidak ya pak . karena kita tidak terikat kontrak mati dg lembaga lembaga itu... kita masih merdeka sebagai bangsa. Salam, -marno- "Selamat menunaikan ibadah di Bl Ramadhan" --- Untuk unsubscribe: kirim e-mail ke <[EMAIL PROTECTED]> dengan Subject: unsubscribe ---
[ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia
Tindakan memaksakan pergantian pengelolaan itu sendiri sudah masuk kategori tidak bijaksana. Coba dipikir, Indonesia ingin mengatur internetnya sendiri, Cina ingin mengatur internetnya sendiri, Brazil ingin mengatur internetnya sendiri, nah kalau semua sudah dibiarkan mengatur sendiri-sendiri, apakah namanya masih internet ? Itukan sudah jadi Intranet Indonesia, Intranet Cina dan Intranet Brazil? Kalau dikatakan bahwa pengaturannya akan dilakukan secara bersama-sama, mengapa mesti buat organisasi baru? mengapa tidak bisa push saja untuk ICANN menyediakan satu kursi khusus untuk wakil dari tiap negara? Kalau dianalisa lebih jauh, apa yang diperbuat oleh pemerintah kita saat ini tidak ada bedanya dengan yang dilakukan oleh TAP. Pemerintah mengatasnamakan ITU dan TAP mengatasnamakan APJII. Bahkan kekonyolannya pun sama, yakni sama-sama tidak mampu memperoleh informasi mengenai peta permainan yang sesungguhnya. Yang namanya USA itu udah sejak jaman awalnya pemerintahan Bush Jr sudah pengen banget menguasai total internet dunia, tapi tidak bisa mereka lakukan karena masyarakatnya sendiri tidak setuju dengan konggressnya. Itu sebabnya mereka mati-matian tidak mau melepaskan ICANN dari perjanjian dengan Department of Commerce. Hanya saja, belakangan ini mereka agak resah karena dalam ICANN sendiri timbul keinginan-keinginan untuk memberlakukan sistim tarif interkoneksi berimbang, yakni dimana perusahaan telecom di USA juga wajib menanggung biaya interkoneksi, yang dihitung dari perbandingan antara arus data dari USA ke suatu negara dan sebaliknya. Ini bukan bicara uang kecil, nilainya puluhan miliar dolar penghasilan yang akan hilang apabila hal ini menjadi ketentuan dan diberlakukan secara merata. Dari NSA keluar usulan untuk mengubah arus data internet menjadi komoditi, salah satunya dengan ide mengenakan "biaya perangko" untuk email yang dikirimkan dari USA ke luar negeri, namun ide ini dicibirkan oleh dunia usaha yang menganggap hal itu akan menjadi bumerang terhadap export. Kemudian administrasi Bush Jr mendapat ide, bagaimana kalau ICANN dibubarkan dan diganti dengan badan yang sepenuhnya di bawah kendali USA? Toh sampai saat ini mayoritas netters di seluruh dunia masih tergantung pada akses ke situs-situs yang berasal dari USA. Walaupun Cina sudah memiliki banyak sekali situs, namun karena bahasanya sulit diakses oleh bangsa lain, dan isinya rata-rata disensor kurang menarik, jadi situs USA tetap pilihan utama. Kesulitan utama dalam hal ini hanya satu, yakni bagaimana membubarkan ICANN dengan tidak menarik kecaman dunia internasional, maka dimulailah hembusan angin-angin hasutan di UN yang diwujudkan dalam kancah WSIS. Ternyata strategi mereka membawa hasil. Mereka pura-pura terpojok dalam masalah Internet Governance, sementara lobby intensif mereka lakukan dalam masalah Intellectual Property. Tujuan akhirnya adalah, ICANN dibubarkan dan UN membentuk badan baru, yang kemudian USA menolak ikut serta dan memutuskan bahwa Internet di USA akan ditangani oleh USA sendiri. Pengendalian penuh oleh pemerintah USA, ditambah dengan perjanjian internasional mengenai Intellectual Property yang bertambah luas cakupannya akan membuat Pemerintah USA berhak mewajibkan setiap negara lain, tidak hanya membayar untuk data, namun juga membayar royalty untuk setiap teknologi yang pada dasarnya tersedia gratis di USA sendiri, misalnya software-software open source dan protocol-protocol komunikasi dan enkripsi data. Dengan ide "fragmented root", hal ini dapat diterapkan secara efektif karena NSA memang berhak untuk memfilter setiap komunikasi yang dilakukan dengan negara asing, terutama yang berpotensi membahayakan "Homeland Security" USA. Cina sendiri dengan 700 juta web site berbahasa cina dan kebijakan sensor, akan menggunakan alasan ini untuk tidak lagi memberikan akses internet secara bebas bagi warganya, dan akan mengunci akses sebatas keperluan kegiatan komersil saja. Indonesia? walahualam, gigit jari, persis seperti kasus .id saat ini Irwan Effendi - Original Message - From: "JPN. Sumarno" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Cc: Sent: Monday, October 03, 2005 5:15 PM Subject: Re: [ccTLD-ID] salam ... > Mudah mudahan pemerintah RI diberikan kebijaksanaan yang bijaksana dan > tidak mengabaikan soal riset dan development Internetnya baik di > lingkungan nasional maupun Internasional. > > Sampai hari ini, dalam riset Internet, Indonesia masih diwakili oleh > lembaga pendidikan tinggi saja . padahal dalam riset itu banyak wakil > negara lain duduk disana sebagai "wakil negara" yang melakukan risetnya > kita masih sibuk mempetentangkan soal tata krama dan harga bbm. > > Wassalam > -marno- > > > On Mon, 3 Oct 2005, Irwan Effendi wrote: > > > Depkominfo ngotot mendukung pembentukan lembaga pengendali internet baru > > dibawah ITU, walaupun tidak ada dukungan dari komunitas-komunitas internet. > > Alasannya, supaya bisa "sama-sama" mengendalikan internet, pertanyaannya: > > sama siapa? > > > > Kal