Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
Refleksi akhir tahunnya ada yang kelupaan...pak De-2x. Hajat hidup manusia ditentukan dari geologi yang dihuninya. Sedangkan yang mengelola "ruang hunian masyarakat dan hunian ekonomi" (dari ekonomi yang ecek-ecek sampai strategis) di republik ini tugas pokok dan fungsi (tupoksi) ada di PU dan Bappenas, bukan di ESDM. Memang ESDM hanya urun rembug atau bagian dari tim BKTRN (badan koordinasi tata ruang nasional) atau tim perekonomian republik ini. Regulasi sudah ada dan OK baunget (walau perlu juga dikritisi...), tapi tragisnya (di level provinsi atau kabupaten) masih ada yang belum paham dan dibiarkannya konsultan-konsultan tata ruang dalam memahami unsur kegeologian dalam ekonomi daerah. Bahkan untuk urusan luar Jawa, tata ruang itu banyak yang belum clear..., sementara antrian ijin IUP Eksplorasi / IUP Produksi numpuk undung di Kabupaten!! atau WK Migas di on-shore yang menunda-nunda 3 th komitmen eksplorasi (/pengalihan komitmen ekpslorasi). Hal itu terjadi salah satunya adalah permasalahan dana (KKS tsb) juga permasalahan tata guna lahan / tata ruang. Sementara masyarakat makin kritis kalau ada industri (ekstraksi sumberdaya bumi) di sekitarnya yang mempunyai dampak penting dalam aktivitasnya. Alih fungsi lahan non.pertambangan menjadi lahan eksplorasi (apa pun yang dieksplorasi), selalu alot di level pemda, hehehe..., apalagi jika dilihat pemahaman regulasi (yang terkait dengan migas, tambang, tata ruang, mitigasi bencana, air tanah, pertahanan, infrastruktur, kesehatan lingkungan yang terkait dengan kondisi geologi wilayah, kemiskinan kultural dan struktural yang terkait dengan kondisi geologi wilayah), bagi pejabat publik di tingkat nasional seringkali kurang macth dengan pemahaman regulasi bagi pejabat publik di tingkat pemda!!. Terkesan semua regulasi-regulasi yang terkait dengan bumi (baca : geologi dan implikasinya terhadap ekonomi, lingkungan, dan masyarakat) saat ini seperti berada pada "Puncak Kesunyian" saja!!!. Yang berada di "Puncak Keramaian" hanya diskusi-diskusi di berbagai forum,media, dan milist..tapi "sepi dan sunyi" di level implementasi regulasi atau tidak ada koneksitas yang signifikan antara regulasi dengan implementasi di lapangan. Makanya saya menganggap ada sisi geologi sekarang berada di tepian dari "Puncak Kesunyian" itu, sementara sektor geologi yang lain, sedang menuju "Puncak Keramaian" khususnya "keramaian" yang bersinggungan dengan urusan politik.., hehehe... Saatnya komunitas geologi indonesia "menyiapkan kapal NUH" bagi bangsa dan peradaban bangsa indonesia (yang katanya sudah merdeka lebih dari 64th) untuk menghindarkan asset geologi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia dari terjangan "banjir bandang" (dalam arti seluas-luasnya, karena tekanan ekonomi global, tekanan mafia hukum, tekanan perubahan iklim global, tekanan konflik-konflik sosial karena rebutan sumberdaya bumi, tekanan bahaya geologi yang datang tanpa kulo nuwun..., dll).. Salam, agus hendratno.89 ugm. From: ET Paripurno To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Mon, January 4, 2010 3:18:04 PM Subject: Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU Paklik Andang Yayang & Paklik Vick yang baek. Perkara reaksi cepat, rehabilitasi dan rekontruksi, bukan hanya masalah uang, tapi memang masih seperti itu padigma penanggulangan bencana yang ada di kepalanya. Artinya, pencegahan, mitigasi, peringatan dini dan kesiapsiagaan tidak terlalu melekat. Artinya lagi, beliau2 itu (walaupun pemilik mandat penanggulangan bencana) ngga terlalu mendarah-dagigi ruh undang-undang penanggulangan bencana kita yang berprinsip perlindungan dengan menekankan ke upaya pra bencana Aku sepakat agar kita tidak henti kampanye mitigasi (juga pencegahan dan kesiapsiagaan). Pokoknya prinsip perlindungan dalam penanggulangan bencana mesti dikobarkan... Setuju juga kalo dibuat motto: "Mari kita buat mitigasi dahsyat untuk menganggurkan reaksi cepat". Salam ET Paripurno Andang Bachtiar wrote: > RDP,...bukan ESDM yang nggak ngeh, Vick,.. tapi paradigma yang dibentuk oleh > sistim kementrian portofolio-lah yang membuat pembicaraan tentang Badan > Geologi atau Survei Geologi atau Djawatan Geologi atau IGS (Indonesian > Geological Survey) menjadi hilang dari wacana dan itu terasa sekali di > suasana temu muka kemaren sampai akhirnya aku coba ... memecahkan hal tsb > lewat ungkapan tentang mitigasi, badan geologi, dsbnya itu. > > Untuk bicara lebih jauh tentang BG yang melepaskan diri menjadi lembaga > langsung di bawah presiden, nampaknya kurang cocok forum tsb dijejali dg hal2 > dimaksud,..walaupun sebenarnya hal tsb sdh jadi usulan formal IAGI 2005 (5 > tahun yg lalu),..yaitu memasukkan Konsep Badan Geologi Indonesia ke Presiden > lewat Sekneg. Soal apakah ini saatnya melepaskan diri atau tidak,..itu > sepenuhnya adalah gerakan politik birokrasi,..diluar kuasa kita2 yang ada di > luar birok
Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
Sisi lain dalam melihat laporan kinerja dept ESDM. ESDM Visi : terwujudnya ketahanan dan kemandirian energi serta peningkatan nilai tambah energi dan mineral yang berwawasan lingkungan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Kinerja Penerimaan sektor ESDM-2009 Perkiraan Realisasi Target 1. Penerimaan Migas 182.63 Trilyun ( 183.61 Trilyun) 2. Penerimaan Pertambangan Umum 51.58 Trilyun ( 45.50 Trilyun) 3. Penerimaan Lain-lain 1.10 Trilyun ( 1.10 Trilyun) Total 235.31 Trilyun ( 230.21 Trilyun) Pertanyaannya: 1. Visi pada departemen ini tanpa keterangan waktu. Jadi kapan terwujudnya? 2. Gambar2 yang ditampilkan dalam laporan kinerja oleh departemen ESDM ’melulu’ revenue dari sumberdaya alam (migas dan pertambangan), sementara tupoksi nya seabreg-abregseperti digambarkan adb tentang mitigasi yang terpinggirkan, gunungapi, sumberdaya air, dll. 3. Laporan diatas tidak dijelaskan nilai kurs yang digunakan. 4. Misi pertama departemen ini adalah : ”meningkatkan keamanan pasokan energi dan mineral DN”, sementara seperti sepengetahun kita bersama bahwa gas, batubara juga digunakan oleh PLN, industri semen, industri2 lainnya di DN, . pemakaian2nya ini tak tergambar seberapa besar volume, sehingga kita tak tahu distribusi pendapatan diatas dari seberapa besar volume yang terekspor (perolehan devisanya dan perolehan uang rupiah dari aktivitas perekonomian di DN. 5. Dalam laporan2 ESDM yang bersifat satuan non rupiah (alias satuan volume), gambar yang tampil adalah perbandingan tahun 2008 dan perkiraan realisasi 2009, sejujurnya tak tergambar antara targetan (rencana) dengan capaian realisasi. 6. Pemboran air untuk daerah sulit air. Pada tahun 2008 sejumlah 139, tahun 2009 ‘hanya’ 25.apakah memang di Indonesia ini daerah sulit air semakin sedikit ? 7. Desa Mandiri Energi (DME)meningkat dari 138 menjadi 183 untuk yang berbasis BBN, sementara yang berbasis non-BBN dari 286 menjadi 429. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan DME ini, mandiri listrik ? atau mandiri energi liquid ?. 8. Masih DME, desa-desa dimana saja sih yang energi-nya mandiri?penglihatan yang tampak selama ini DME berada di kawasan yang listriknya limpah ruah, beberapa ada yang mendapat sumbangan proyek biogas, kemudian dinyatakan sebagai DME..duh. 9. produksi energi fosil, minyak turun menjadi 949 bbl/hr, gas naik jadi 7951 mmcfd dari 2008 yg 7883. 10. Oil Equivalent per Day terbesar adalah batubara yang mencapai 2921 ribu per day dari produksi sejumlah 254 juta ton per tahun. Namun kontribusi pendapatan jauh lebih kecil dibandingkan dengan migas, lantas buat apa harus ditampilkan dalam bentuk BOEPD ?, sementara laporan ESDM adalah dalam satuan barel oil ekivalen per day (BOEPD), namun tidak terjelaskan distribusi BOEPD-nya untuk pemakaian DN dan ekspor. 11. energi non fosil mengalami perubahan kecil sekali, perubahan ini pun kontribusi geothermal yang menjadi 1189 MW dari 1052 MW tahun sebelumnya. 12. Biodiesel, bioetanol, biooil hampir2 tak ada perubahan(pemihakan kebijakan pada pemakaian energi ini sangat marjinal, sementara DPR sudah menyetujui subsidi u/ BBN hingga lebih 900 milyar rupiah) dan dalam visi ESDM juga berbicara tentang wawasan lingkungan. 13. produksi mineral & non mineral dilaporkan meningkat banyak, juga harga2 komoditasnya.namun kontribusi pada pendapatan kurang begitu tercermin. 14. masih buanyak lagi pertanyaan kalau mau dilihat satu per satu So what gitu loh lam-salam, ar-. From: Andang Bachtiar To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Mon, January 4, 2010 10:58:07 AM Subject: Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU RDP,...bukan ESDM yang nggak ngeh, Vick,.. tapi paradigma yang dibentuk oleh sistim kementrian portofolio-lah yang membuat pembicaraan tentang Badan Geologi atau Survei Geologi atau Djawatan Geologi atau IGS (Indonesian Geological Survey) menjadi hilang dari wacana dan itu terasa sekali di suasana temu muka kemaren sampai akhirnya aku coba ... memecahkan hal tsb lewat ungkapan tentang mitigasi, badan geologi, dsbnya itu. Untuk bicara lebih jauh tentang BG yang melepaskan diri menjadi lembaga langsung di bawah presiden, nampaknya kurang cocok forum tsb dijejali dg hal2 dimaksud,..walaupun sebenarnya hal tsb sdh jadi usulan formal IAGI 2005 (5 tahun yg lalu),..yaitu memasukkan Konsep Badan Geologi Indonesia ke Presiden lewat Sekneg. Soal apakah ini saatnya melepaskan diri atau tidak,..itu sepenuhnya adalah gerakan politik birokrasi,..diluar kuasa kita2 yang ada di lua
RE: [iagi-net-l] Kecerdasan Khalayak-Tempo Interaktif
> Seperti kata pepatah " Kepala sama berambut tetapi pikiran tetaplah bisa berbeda". Yang bagus dari kasus kasus ini adalah contoh bagaimana mass media sangat berkuasa , Jadi hati hatilah jangan sampai terjadi mafia peradilan yad adalah mass media yang melakukan " pencitraan negatip" untuk tujan tujuan tertentu. Kan sama saja akibatnya dengan mafia pengadilan . Jadi khalayak harus lebih pintar agar jangan mudah digiring kearah tertentu. Mudah ? Ya , kwalitas SDM rakyatlah yang akan berperan disamping tentunya kepentingan subjektif rakyat / khalayak itu sendiri. Semoga saja demokrasi kita tetap ppositip . Amin. Si Abah Kecerdasan khalayak apakah mewakili seluruh rakyat di negeri ini? > Perlu di data nih pak !! > > -Original Message- > From: budi santoso [mailto:stjbudisant...@yahoo.com] > Sent: Wednesday, December 30, 2009 1:18 PM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: [iagi-net-l] Kecerdasan Khalayak-Tempo Interaktif > > Dari Kang Iwab MUnajat; seorang rekan di MGEI: > > Salam > STJ > > > > > > From: munajat iwan > To: ia-...@yahoogroups.com; angg...@mahawarman.net; > economicgeol...@yahoogroups.com; pekerjatamb...@yahoogroups.com > Sent: Wed, December 30, 2009 3:40:55 AM > Subject: [economicgeology] Kecerdasan Khalayak > > > > http://tempointerak tif.com/khusus/ selusur/tokoh. 2009/index. php > > Kecerdasan Khalayak > Tidak setiap masa menorehkan sejarah besar. Kita tahu, tahun 2009, yang > segera berlalu ini, penuh sesak oleh peristiwa penting, mulai pemilihan > umum legislatif dan pemilihan presiden hingga kasus Bank Century. Manakah > di antara sederet kejadian itu yang paling fenomenal? Tim redaksi Koran > Tempo tidak terlalu terkesan terhadap pemilihan presiden karena itu > bukanlah hal yang baru. Tidak pula pemilu legislatif, yang kali ini > menonjolkan nama-nama calon legislator ketimbang partai politik. Bukan > juga kasus Century, yang belum jelas ujungnya. > > Kami justru sepakat untuk menyoroti masalah seputar kasus Bibit Samad > Rianto dan Chandra Hamzah, dua pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi. > Khalayak telah menyimbolkan mereka sebagai korban rekayasa kekuatan yang > berusaha menghabisi KPK. Tersudutnya kepolisian, kejaksaan, juga Presiden, > menghadapi perlawanan pendukung Bibit-Chandra sungguh gejala baru. Bahkan > akhirnya pemerintah dipaksa memberikan kemenangan bagi gerakan ini. > > Gejala yang sama mencuat dalam kasus Prita Mulyasari. Ia mendapat sokongan > penuh dari masyarakat ketika harus berhadapan dengan Rumah Sakit Omni, > Serpong, Tangerang. Ibu dua anak ini diperkarakan secara pidana dan > perdata hanya karena menulis keluhan mengenai layanan rumah sakit itu > lewat e-mail. > > Prita, Bibit, dan Chandra jelas merupakan tokoh penting tahun ini. Begitu > pula mungkin Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md., yang memutar rekaman > percakapan Anggodo dengan penegak hukum yang menghebohkan itu. Tapi kami > setuju, ada aktor lain yang jauh lebih besar di luar mereka, yakni publik, > Anda semua. > > Kami lebih terkesima oleh kepedulian dan gerakan Anda semua dalam > mendukung sosok-sosok yang merupakan korban dari ketidakadilan itu. Daya > tekan publik dan perannya tak terkira besarnya, dan mereka beraksi dengan > cara-cara yang sama sekali baru. Menggunakan jejaring sosial, dari > Facebook, blog, hingga e-mail, jutaan orang memobilisasi diri dalam waktu > singkat untuk menantang kriminalisasi KPK dan membela Prita. > > Di sana tak ada tokoh yang tak memiliki kemampuan mengobarkan semangat > sekelas Bung Tomo atau Bung Karno. Tapi rupanya publik, Anda semua, amat > cerdas menelisik ketidakadilan, lalu bergerak bersama-sama untuk melawan. > > > > Pemerintahan yang jujur bersih? Mungkin nggak ya? > Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! > __._,_.___ > Reply to sender | Reply to group Messages in this topic (1) > Recent Activity:* New Members 1 > Visit Your Group Start a New Topic > MARKETPLACE > Going Green: Your Yahoo! Groups resource for green living > > > Mom Power: Discover the community of moms doing more for their families, > for the world and for each other > > Switch to: Text-Only, Daily Digest • Unsubscribe • Terms of Use > . > > __,_._,___ > > > > > "This email (including attachments) is intended only for personal and > confidential use of designated recipient(s). If you are not the intended > recipient, you are hereby notified that any review, dissemination, > distribution or copying of this email (including attachments) is strictly > prohibited and you must delete this email (including attachments) > immediately. > > Email transmission cannot be guaranteed to be error-free. Therefore, we do > not represent that this information is complete or accurate and it should > not be relied upon as such. Although PT Antam Tbk is implementing anti > virus software for this email and attachments, PT Antam Tbk accepts no >
Re: [iagi-net-l] "Geologic Transect of Central Java" (Fieldtrip BPMIGAS , 27-30 Desember 2009)
Abah, Tahun 1976 sampai 2009 berselang 33 tahun, waktu yang cukup lama untuk sebuah bongkah lenyap karena dimanfaatkan orang atau ditelan pelapukan dan erosi. Saya tak tahu pasti apakah bongkah di Karangkobar itu masih ada atau tidak, tetapi kami tak mengunjunginya pada kegiatan ekskursi kemarin. Namun, keterangan Abah menguatkan pendapat van Bemmelen (1949) yang saya yakini benar bahwa di Serayu Utara, termasuk Karangkobar, bermain yang namanya gliding tectonics karena differential gravity movement ("geantiklin Serayu Selatan terangkat, membentuk "geosinklin" Serayu Utara). Di Serayu Utara juga sebuah contoh ideal bagaimana pola pikir van Bemmelen (1949) tentang geosinklin yang menjadi antiklinorium terwujud. Saya baru bisa memahaminya setelah dalam lima tahun ini merenungi hubungan antara Serayu Utara (Karangkobar) dan Serayu Selatan (Karangsambung). Akan halnya bongkah Nummulites (Eosen, kemungkinan milik Karangsambung) dapat masuk ke Karangsambung itu adalah permainan gliding tectonics semata. Serayu Selatan terangkat pada saat Oligo-Miosen dan sepanjang Miosen mengikuti old-andesite volcanism dan beberapa periode tektonik berikutnya. Banyak formasi batuan tua terangkat dan menjadi provenance buat sedimen yang diendapkan di depresi Serayu Utara yang terbentuk akibat kompensasi isosatik pengangkatan Serayu Selatan. Sebagian batusedimen itu adalah batugamping Nummulites yang diendapkan sebagai bongkah di Serayu Utara. Saya yakin dulu di sekitar bongkah itu ada sedimen2 lain yang lebih halus sebagai sedimen pengisi Serayu Utara, hanya tererosi dan kemudian meninggalkan bongkah Nummulites. Peter Lunt, mantan ahli geologi Lundin, saat masih aktif di Lundin Banyumas dan Lundin Blora, mau tak mau banyak meneliti wilayah Serayu Selatan dan Serayu Utara. Beberapa sedimen di Serayu Utara dikatakannya sebagai olistostrom dari provenace Serayu Selatan, misalnya Worawari di wilayah Bagelen. Saya meyakininya, begitu pula yang ditunjukkan van Bemmelen (1949). Apa yang bukan volkaniklastik di Serayu Utara, sebagian besar harus dicurigai sebagai sedimen eksternal yang dipasok dari Serayu Selatan dengan mekanisme pengendapan sebagian sebagai olistostrom. Maka bongkah Nummulites di Karangkobar itu bisa saja dulunya sebuah olistolith. Di Serayu Selatan pun ada dua jenis Nummulites, Nummulites klasik yang seperti duit logam ketip atau koin, khas Eosen (Tengah) Bayat, kepunyaan Formasi Karang Sambung; dan ada Nummulites lain yang lebih primitif yang tak gampang dilihat kalau tak jeli, yang belum lama ditemukan oleh penelitian S3 Pak Prasetyadi (UPN) di Blok Luk Ulo yaitu Formasi Bulukuning, yang berumur sedikit lebih tua : Eosen Awal. Yang di Karangkobar saya yakin Nummulites Eosen Tengah Karangsambung. Sumur2 Belanda di wilayah Karangkobar memang ada, tetapi dangkal saja dan merupakan sumur stratigrafi, lokasinya bisa dilihat di buku jilid II van Bemmelen (1949). Beberapa menemukan indikasi minyak/gas. Bila serius, maka semua rembesan minyak dan sumur minyak di Serayu Utara harus dianalisis asal minyaknya -ini penting untuk membangun analisis dan sintesis petroleum system wilayah ini. Lapangan Cipluk di-KSO-kan (kerja sama operasi) Pertamina kepada pihak ketiga. Siapa operatornya, kawan2 dari Pertamina Jawa barangkali bisa menambahkan. Serayu Utara dekat saja dari sini, tetapi dalam petroleum geology harus diakui bahwa ia merupakan "terra incognita" sebab kita telah mengabaikannya. Untuk meneliti Serayu Utara, saya membuka kembali publikasi2 lama tentang Jawa Tengah, misal dari Harloff (1935), dari ter Haar (1935), dari Hetzel (1936), van Bemmelen (1949), dan paper klasik tentang sedimentasi regional Jawa yang saya sukai tulisan FX Sujanto dan Abah sendiri (Sujanto dan Sumantri, 1977) : Preliminary study on the Tertiary depositional patterns of Java, Proceedings Indonesian Petroleum Assoc., 6th Annu. Conv., p. 183- 213. salam, Awang --- Pada Sen, 4/1/10, yanto R.Sumantri menulis: Dari: yanto R.Sumantri Judul: Re: [iagi-net-l] "Geologic Transect of Central Java" (Fieldtrip BPMIGAS , 27-30 Desember 2009) Kepada: "iagi-net" Tanggal: Senin, 4 Januari, 2010, 2:35 PM > Awang Perjalanan Anda mengingatkan saya ke tahun 1976 , waktu saya menjadi filed geologist, sangat indah memang hidup sebagai fiield geologist itu. Sayang saat itu saya masih "culun" heheheh Seingat saya waktu itu didaerah Karang Kobar ( waktu itu kami menginap/base camp di kampungnya Ebiet G Ade) , kami menemukan bongkahan besar batu gammping ditengah sawah dengan fosil nummulites didalamnya .Apakah Anda sempat kesana . Kalau tidak salah ada pemboran yang dilakukan pada zaman Belanda , yang juga mengeluarkan gas. Seperti Anda katakan memang Serayu ini merupakan misteri bagi pemburu migas. Katanya ada rencaa mengembangkan lapangan Cipluk , siapa operatornya ? Apakah Pertamina. Si Abah. Di dalam waktu dua hari perjalanan lapangan di Jawa Tengah (28-29 Desember > 2009), sembilan
Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
Paklik Andang Yayang & Paklik Vick yang baek. Perkara reaksi cepat, rehabilitasi dan rekontruksi, bukan hanya masalah uang, tapi memang masih seperti itu padigma penanggulangan bencana yang ada di kepalanya. Artinya, pencegahan, mitigasi, peringatan dini dan kesiapsiagaan tidak terlalu melekat. Artinya lagi, beliau2 itu (walaupun pemilik mandat penanggulangan bencana) ngga terlalu mendarah-dagigi ruh undang-undang penanggulangan bencana kita yang berprinsip perlindungan dengan menekankan ke upaya pra bencana Aku sepakat agar kita tidak henti kampanye mitigasi (juga pencegahan dan kesiapsiagaan). Pokoknya prinsip perlindungan dalam penanggulangan bencana mesti dikobarkan... Setuju juga kalo dibuat motto: "Mari kita buat mitigasi dahsyat untuk menganggurkan reaksi cepat". Salam ET Paripurno Andang Bachtiar wrote: RDP,...bukan ESDM yang nggak ngeh, Vick,.. tapi paradigma yang dibentuk oleh sistim kementrian portofolio-lah yang membuat pembicaraan tentang Badan Geologi atau Survei Geologi atau Djawatan Geologi atau IGS (Indonesian Geological Survey) menjadi hilang dari wacana dan itu terasa sekali di suasana temu muka kemaren sampai akhirnya aku coba ... memecahkan hal tsb lewat ungkapan tentang mitigasi, badan geologi, dsbnya itu. Untuk bicara lebih jauh tentang BG yang melepaskan diri menjadi lembaga langsung di bawah presiden, nampaknya kurang cocok forum tsb dijejali dg hal2 dimaksud,..walaupun sebenarnya hal tsb sdh jadi usulan formal IAGI 2005 (5 tahun yg lalu),..yaitu memasukkan Konsep Badan Geologi Indonesia ke Presiden lewat Sekneg. Soal apakah ini saatnya melepaskan diri atau tidak,..itu sepenuhnya adalah gerakan politik birokrasi,..diluar kuasa kita2 yang ada di luar birokrasi Soal Tim Reaksi Cepat,..hehehehe.. itulah yang seringkali digembar-gemborkan (dan memang yg banyak duitnya disitu: tanggap darurat dan rehabilitasi recovery) padahal domain yang musti kita advokasi terus menerus: MITIGAS dan MITIGASI mitigasi jadi kalah pamor dg tim reaksi cepat Mitigasi yang baik akan membuat tim reaksi cepat nganggur, broer. Soal data spec: Sip hal yang sama juga sudah diungkapkan tertulis baik oleh IAGI (2002, 2005),..maupun lwt MMGI (2007, 2008) ke Menteri yang sama dirjen yang berbeda-beda. Kita hrs gak bosen-bosennya teriak ke mereka.sippp suwun infot tambahn e Salam ADB - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" To: Sent: Monday, January 04, 2010 9:19 AM Subject: Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU Kang ADB dan kawan-kawan IAGI. Point 1. Saat ini memang kita sudah memiliki Badan Geologi. Tapi kalau memang ESDM ngga ngeh keberadaannya sebenernya ini saat tepat bagi BG utk melepaskan diri dari ESDM. Seperti design awalnya dulu, dimana BG semestinya menjadi Badan Independent dibawah Presiden seperti Badan-badan nasional lainnya. Utk soal Mitigasi, supaya tidak tumpang-tindih dengan BNPB yang menjadi Badan Nasional dibawah Presiden sesuai Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selama ini BNPB melakukan mitigasi sendiri. Kalau saja BNPB dan BG menjadi dua badan yang sama-sama dibawah Presiden mungkin kita memotong satu jalur kementrian yang semoga semakin memebrikan arti kepada proses penanggulangan bencana. Btw, BNPB sejak Desember lalu sudah memiliki Tim Reaksi Cepat. Saya dengar mereka juga menyiagakan 2 Hercules plus personilnya. Mereka siap diterbangkan bila ada kejadian bencana di negeri ini. Idealnya memang mirip FEMA-nya Amrik. Dimana personilnya termasuk pasukan militer yang memiliki fasilitas khusus menangani kondisi darurat. Jadi, sudah proaktif ... ndak perlu nunggu-nunggu laporan korban :) Point 3. Hehehe ... soal data spec kok sama dengan komentarku di Majalah Eksplo dua bulan lalu :) Salam RDP 2010/1/4 Andang Bachtiar Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas kinerja dan target esdm (2009 & next 5 years), dan atas seijin pak Presiden & Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal: 1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang, pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg lainnya) dan menyatakan bhw "kritikan" dr IAGI