Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU

2010-01-04 Terurut Topik Hendratno Agus
Refleksi akhir tahunnya ada yang kelupaan...pak De-2x. 

Hajat hidup manusia ditentukan dari geologi yang dihuninya. Sedangkan yang 
mengelola "ruang hunian masyarakat dan hunian ekonomi" (dari ekonomi yang 
ecek-ecek sampai strategis) di republik ini tugas pokok dan fungsi (tupoksi) 
ada di PU dan Bappenas, bukan di ESDM. Memang ESDM hanya urun rembug atau 
bagian dari tim BKTRN (badan koordinasi tata ruang nasional) atau tim 
perekonomian republik ini. Regulasi sudah ada dan OK baunget (walau perlu juga 
dikritisi...), tapi tragisnya (di level provinsi atau kabupaten) masih ada yang 
belum paham dan dibiarkannya konsultan-konsultan tata ruang dalam memahami 
unsur kegeologian dalam ekonomi daerah. Bahkan untuk urusan luar Jawa, tata 
ruang itu banyak yang belum clear..., sementara antrian ijin IUP Eksplorasi / 
IUP Produksi numpuk undung di Kabupaten!! atau WK Migas di on-shore yang 
menunda-nunda 3 th komitmen eksplorasi (/pengalihan komitmen ekpslorasi). Hal 
itu terjadi salah satunya adalah permasalahan dana (KKS
 tsb) juga permasalahan tata guna lahan / tata ruang. Sementara masyarakat 
makin kritis kalau ada industri (ekstraksi sumberdaya bumi) di sekitarnya yang 
mempunyai dampak penting dalam aktivitasnya. Alih fungsi lahan non.pertambangan 
menjadi lahan eksplorasi (apa pun yang dieksplorasi), selalu alot di level 
pemda, hehehe..., apalagi jika dilihat pemahaman regulasi (yang terkait dengan 
migas, tambang, tata ruang, mitigasi bencana, air tanah, pertahanan, 
infrastruktur, kesehatan lingkungan yang terkait dengan kondisi geologi 
wilayah, kemiskinan kultural dan struktural yang terkait dengan kondisi geologi 
wilayah), bagi pejabat publik di tingkat nasional seringkali kurang macth 
dengan pemahaman regulasi bagi pejabat publik di tingkat pemda!!.

Terkesan semua regulasi-regulasi yang terkait dengan bumi (baca : geologi dan 
implikasinya terhadap ekonomi, lingkungan, dan masyarakat) saat ini seperti 
berada pada "Puncak Kesunyian" saja!!!. Yang berada di "Puncak Keramaian" hanya 
diskusi-diskusi di berbagai forum,media, dan milist..tapi "sepi dan sunyi" di 
level implementasi regulasi atau tidak ada koneksitas yang signifikan antara 
regulasi dengan implementasi di lapangan. Makanya saya menganggap ada sisi 
geologi sekarang berada di tepian dari "Puncak Kesunyian" itu, sementara sektor 
geologi yang lain, sedang menuju "Puncak Keramaian" khususnya "keramaian" yang 
bersinggungan dengan urusan politik.., hehehe...

Saatnya komunitas geologi indonesia "menyiapkan kapal NUH" bagi bangsa dan 
peradaban bangsa indonesia (yang katanya sudah merdeka lebih dari 64th) untuk 
menghindarkan asset geologi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia dari 
terjangan "banjir bandang" (dalam arti seluas-luasnya, karena tekanan ekonomi 
global, tekanan mafia hukum, tekanan perubahan iklim global, tekanan 
konflik-konflik sosial karena rebutan sumberdaya bumi, tekanan bahaya geologi 
yang datang tanpa kulo nuwun..., dll)..

Salam, 
agus hendratno.89 ugm.








From: ET Paripurno 
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Mon, January 4, 2010 3:18:04 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI 
ESDM YG BARU

Paklik Andang Yayang & Paklik Vick yang baek. Perkara reaksi cepat, 
rehabilitasi dan rekontruksi, bukan hanya masalah uang, tapi memang  masih 
seperti itu padigma penanggulangan bencana yang ada di kepalanya. Artinya, 
pencegahan, mitigasi, peringatan dini dan kesiapsiagaan tidak terlalu melekat. 
Artinya lagi, beliau2 itu (walaupun pemilik mandat penanggulangan bencana) ngga 
terlalu mendarah-dagigi ruh undang-undang penanggulangan bencana kita yang 
berprinsip perlindungan dengan menekankan ke upaya pra bencana Aku sepakat 
agar kita tidak henti kampanye mitigasi (juga pencegahan dan kesiapsiagaan). 
Pokoknya prinsip perlindungan dalam penanggulangan bencana mesti 
dikobarkan... Setuju juga kalo dibuat motto:  "Mari kita buat  mitigasi dahsyat 
 untuk menganggurkan reaksi cepat".

Salam

ET Paripurno

Andang Bachtiar wrote:
> RDP,...bukan ESDM yang nggak ngeh, Vick,.. tapi paradigma yang dibentuk oleh 
> sistim kementrian portofolio-lah yang membuat pembicaraan tentang Badan 
> Geologi atau Survei Geologi atau Djawatan Geologi atau IGS (Indonesian 
> Geological Survey) menjadi hilang dari wacana  dan itu terasa sekali di 
> suasana temu muka kemaren sampai akhirnya aku coba ... memecahkan hal tsb 
> lewat ungkapan tentang mitigasi, badan geologi, dsbnya itu.
> 
> Untuk bicara lebih jauh tentang BG yang melepaskan diri menjadi lembaga 
> langsung di bawah presiden, nampaknya kurang cocok forum tsb dijejali dg hal2 
> dimaksud,..walaupun sebenarnya hal tsb sdh jadi usulan formal IAGI 2005 (5 
> tahun yg lalu),..yaitu memasukkan Konsep Badan Geologi Indonesia ke Presiden 
> lewat Sekneg. Soal apakah ini saatnya melepaskan diri atau tidak,..itu 
> sepenuhnya adalah gerakan politik birokrasi,..diluar kuasa kita2 yang ada di 
> luar birok

Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU

2010-01-04 Terurut Topik Ariadi Subandrio
Sisi lain dalam melihat laporan kinerja dept ESDM.
 
ESDM
Visi : terwujudnya ketahanan dan kemandirian energi serta peningkatan nilai 
tambah energi dan mineral yang berwawasan lingkungan untuk memberikan manfaat 
yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
 
Kinerja
Penerimaan sektor ESDM-2009
    Perkiraan 
Realisasi   Target
1. Penerimaan Migas    182.63 Trilyun  ( 
183.61 Trilyun)
2. Penerimaan Pertambangan Umum     51.58 Trilyun  (   
45.50 Trilyun)
3. Penerimaan Lain-lain     1.10 Trilyun  
( 1.10 Trilyun)
Total    235.31 
Trilyun  ( 230.21 Trilyun)
 
Pertanyaannya:
1. Visi pada departemen ini tanpa keterangan waktu. Jadi kapan 
terwujudnya?
2. Gambar2 yang ditampilkan dalam laporan kinerja oleh departemen ESDM 
’melulu’ revenue dari sumberdaya alam (migas dan pertambangan), sementara 
tupoksi nya seabreg-abregseperti digambarkan adb tentang mitigasi yang 
terpinggirkan, gunungapi, sumberdaya air, dll.
3. Laporan diatas tidak dijelaskan nilai kurs yang digunakan.
4. Misi pertama departemen ini adalah : ”meningkatkan keamanan pasokan 
energi dan mineral DN”, sementara seperti sepengetahun kita bersama bahwa gas, 
batubara juga digunakan oleh PLN, industri semen, industri2 lainnya di DN, 
. pemakaian2nya ini tak tergambar seberapa besar volume, sehingga kita tak 
tahu distribusi pendapatan diatas dari seberapa besar volume yang terekspor 
(perolehan devisanya dan perolehan uang rupiah dari aktivitas perekonomian di 
DN.
5. Dalam laporan2 ESDM yang bersifat satuan non rupiah (alias satuan 
volume), gambar yang tampil adalah perbandingan tahun 2008 dan perkiraan 
realisasi 2009, sejujurnya tak tergambar antara targetan (rencana) dengan 
capaian realisasi.
6. Pemboran air untuk daerah sulit air. Pada tahun 2008 sejumlah 139, 
tahun 2009 ‘hanya’ 25.apakah memang di Indonesia ini daerah sulit air 
semakin sedikit ?
7. Desa Mandiri Energi (DME)meningkat dari 138 menjadi 183 untuk 
yang berbasis BBN, sementara yang berbasis non-BBN dari 286 menjadi 429. 
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan DME ini, mandiri listrik ? atau mandiri 
energi liquid ?.
8. Masih DME, desa-desa dimana saja sih yang energi-nya 
mandiri?penglihatan yang tampak selama ini DME berada di kawasan yang 
listriknya limpah ruah, beberapa ada yang mendapat sumbangan proyek biogas, 
kemudian dinyatakan sebagai DME..duh.
9. produksi energi fosil, minyak turun menjadi 949 bbl/hr, gas naik 
jadi 7951 mmcfd dari 2008 yg 7883.
10. Oil Equivalent per Day terbesar adalah batubara yang mencapai 2921 
ribu per day dari produksi sejumlah 254 juta ton per tahun. Namun kontribusi 
pendapatan jauh lebih kecil dibandingkan dengan migas, lantas buat apa harus 
ditampilkan dalam bentuk BOEPD ?, sementara laporan ESDM adalah dalam satuan 
barel oil ekivalen per day (BOEPD), namun tidak terjelaskan distribusi 
BOEPD-nya untuk pemakaian DN dan ekspor.
11. energi non fosil mengalami perubahan kecil sekali, perubahan ini 
pun kontribusi geothermal yang menjadi 1189 MW dari 1052 MW tahun sebelumnya.
12. Biodiesel, bioetanol, biooil hampir2 tak ada 
perubahan(pemihakan kebijakan pada pemakaian energi ini sangat marjinal, 
sementara DPR sudah menyetujui subsidi u/ BBN hingga lebih 900 milyar rupiah) 
dan dalam visi ESDM juga berbicara tentang wawasan lingkungan.
13. produksi mineral & non mineral dilaporkan meningkat banyak, juga 
harga2 komoditasnya.namun kontribusi pada pendapatan kurang begitu 
tercermin.
14. masih buanyak lagi pertanyaan kalau mau dilihat satu per satu
 
So what gitu loh 
lam-salam,
ar-.




From: Andang Bachtiar 
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Mon, January 4, 2010 10:58:07 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI 
ESDM YG BARU

RDP,...bukan ESDM yang nggak ngeh, Vick,.. tapi paradigma yang dibentuk oleh 
sistim kementrian portofolio-lah yang membuat pembicaraan tentang Badan Geologi 
atau Survei Geologi atau Djawatan Geologi atau IGS (Indonesian Geological 
Survey) menjadi hilang dari wacana  dan itu terasa sekali di suasana temu 
muka kemaren sampai akhirnya aku coba ... memecahkan hal tsb lewat ungkapan 
tentang mitigasi, badan geologi, dsbnya itu.

Untuk bicara lebih jauh tentang BG yang melepaskan diri menjadi lembaga 
langsung di bawah presiden, nampaknya kurang cocok forum tsb dijejali dg hal2 
dimaksud,..walaupun sebenarnya hal tsb sdh jadi usulan formal IAGI 2005 (5 
tahun yg lalu),..yaitu memasukkan Konsep Badan Geologi Indonesia ke Presiden 
lewat Sekneg. Soal apakah ini saatnya melepaskan diri atau tidak,..itu 
sepenuhnya adalah gerakan politik birokrasi,..diluar kuasa kita2 yang ada di 
lua

RE: [iagi-net-l] Kecerdasan Khalayak-Tempo Interaktif

2010-01-04 Terurut Topik yanto R.Sumantri



> 
Seperti kata pepatah " Kepala sama berambut tetapi
pikiran tetaplah bisa berbeda".
Yang bagus dari kasus kasus ini
adalah contoh bagaimana  mass media sangat  berkuasa , Jadi hati
hatilah jangan sampai terjadi mafia peradilan yad adalah mass media yang
melakukan " pencitraan negatip" untuk tujan tujuan tertentu.
Kan sama saja akibatnya dengan mafia pengadilan .
Jadi khalayak
harus lebih pintar agar jangan mudah digiring kearah tertentu.
Mudah
? Ya , kwalitas SDM rakyatlah yang akan berperan disamping tentunya
kepentingan subjektif rakyat / khalayak itu sendiri.
Semoga saja
demokrasi kita tetap ppositip . Amin.

Si Abah

    Kecerdasan khalayak apakah mewakili seluruh rakyat di
negeri ini?
> Perlu di data nih pak !!
> 
>
-Original Message-
>
From: budi santoso
[mailto:stjbudisant...@yahoo.com]
> Sent: Wednesday, December 30,
2009 1:18 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject:
[iagi-net-l] Kecerdasan Khalayak-Tempo Interaktif
> 
>
Dari Kang Iwab MUnajat; seorang rekan di MGEI:
> 
>
Salam
> STJ
> 
> 
> 
>

> 
>
From: munajat
iwan 
> To: ia-...@yahoogroups.com;
angg...@mahawarman.net;
> economicgeol...@yahoogroups.com;
pekerjatamb...@yahoogroups.com
> Sent: Wed, December 30, 2009
3:40:55 AM
> Subject: [economicgeology] Kecerdasan Khalayak
> 
> 
> 
> http://tempointerak
tif.com/khusus/ selusur/tokoh. 2009/index. php
> 
>
Kecerdasan Khalayak
> Tidak setiap masa menorehkan sejarah besar.
Kita tahu, tahun 2009, yang
> segera berlalu ini, penuh sesak oleh
peristiwa penting, mulai pemilihan
> umum legislatif dan pemilihan
presiden hingga kasus Bank Century. Manakah
> di antara sederet
kejadian itu yang paling fenomenal? Tim redaksi Koran
> Tempo
tidak terlalu terkesan terhadap pemilihan presiden karena itu
>
bukanlah hal yang baru. Tidak pula pemilu legislatif, yang kali ini
> menonjolkan nama-nama calon legislator ketimbang partai politik.
Bukan
> juga kasus Century, yang belum jelas ujungnya.
>

> Kami justru sepakat untuk menyoroti masalah seputar kasus Bibit
Samad
> Rianto dan Chandra Hamzah, dua pejabat Komisi
Pemberantasan Korupsi.
> Khalayak telah menyimbolkan mereka
sebagai korban rekayasa kekuatan yang
> berusaha menghabisi KPK.
Tersudutnya kepolisian, kejaksaan, juga Presiden,
> menghadapi
perlawanan pendukung Bibit-Chandra sungguh gejala baru. Bahkan
>
akhirnya pemerintah dipaksa memberikan kemenangan bagi gerakan ini.
> 
> Gejala yang sama mencuat dalam kasus Prita Mulyasari. Ia
mendapat sokongan
> penuh dari masyarakat ketika harus berhadapan
dengan Rumah Sakit Omni,
> Serpong, Tangerang. Ibu dua anak ini
diperkarakan secara pidana dan
> perdata hanya karena menulis
keluhan mengenai layanan rumah sakit itu
> lewat e-mail.
>

> Prita, Bibit, dan Chandra jelas merupakan tokoh penting tahun
ini. Begitu
> pula mungkin Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md.,
yang memutar rekaman
> percakapan Anggodo dengan penegak hukum
yang menghebohkan itu. Tapi kami
> setuju, ada aktor lain yang
jauh lebih besar di luar mereka, yakni publik,
> Anda semua.
> 
> Kami lebih terkesima oleh kepedulian dan gerakan Anda
semua dalam
> mendukung sosok-sosok yang merupakan korban dari
ketidakadilan itu. Daya
> tekan publik dan perannya tak terkira
besarnya, dan mereka beraksi dengan
> cara-cara yang sama sekali
baru. Menggunakan jejaring sosial, dari
> Facebook, blog, hingga
e-mail, jutaan orang memobilisasi diri dalam waktu
> singkat untuk
menantang kriminalisasi KPK dan membela Prita.
> 
> Di
sana tak ada tokoh yang tak memiliki kemampuan mengobarkan semangat
> sekelas Bung Tomo atau Bung Karno. Tapi rupanya publik, Anda semua,
amat
> cerdas menelisik ketidakadilan, lalu bergerak bersama-sama
untuk melawan.
> 
> 
>

> Pemerintahan yang jujur bersih?
Mungkin nggak ya?
> Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!
> __._,_.___
> Reply to sender | Reply to group Messages in
this topic (1)
> Recent Activity:* New Members 1
>
Visit Your Group Start a New Topic
> MARKETPLACE
> Going
Green: Your Yahoo! Groups resource for green living
> 
>

> Mom Power: Discover the
community of moms doing more for their families,
> for the world
and for each other
> 
> Switch to: Text-Only, Daily Digest
• Unsubscribe • Terms of Use
>
.
> 
> __,_._,___
> 
> 
> 
> 
> "This email (including attachments) is intended
only for personal and
> confidential use of designated
recipient(s).  If you are not the intended
> recipient, you are
hereby notified that any review, dissemination,
> distribution or
copying of this email (including attachments) is strictly
>
prohibited and you must delete this email (including attachments)
> immediately.
> 
> Email transmission cannot be
guaranteed to be error-free. Therefore, we do
> not represent that
this information is complete or accurate and it should
> not be
relied upon as such.  Although PT Antam Tbk is implementing anti
>
virus software for this email and attachments, PT Antam Tbk accepts no
>

Re: [iagi-net-l] "Geologic Transect of Central Java" (Fieldtrip BPMIGAS , 27-30 Desember 2009)

2010-01-04 Terurut Topik Awang Satyana
Abah,
 
Tahun 1976 sampai 2009 berselang 33 tahun, waktu yang cukup lama untuk sebuah 
bongkah lenyap karena dimanfaatkan orang atau ditelan pelapukan dan erosi. Saya 
tak tahu pasti apakah bongkah di Karangkobar itu masih ada atau tidak, tetapi 
kami tak mengunjunginya pada kegiatan ekskursi kemarin.
 
Namun, keterangan Abah menguatkan pendapat van Bemmelen (1949) yang saya yakini 
benar bahwa di Serayu Utara, termasuk Karangkobar, bermain yang namanya gliding 
tectonics karena differential gravity movement ("geantiklin Serayu Selatan 
terangkat, membentuk "geosinklin" Serayu Utara). Di Serayu Utara juga sebuah 
contoh ideal bagaimana pola pikir van Bemmelen (1949) tentang geosinklin yang 
menjadi antiklinorium terwujud. Saya baru bisa memahaminya setelah dalam lima 
tahun ini merenungi hubungan antara Serayu Utara (Karangkobar) dan Serayu 
Selatan (Karangsambung).
 
Akan halnya bongkah Nummulites (Eosen, kemungkinan milik Karangsambung) dapat 
masuk ke Karangsambung itu adalah permainan gliding tectonics semata. Serayu 
Selatan terangkat pada saat Oligo-Miosen dan sepanjang Miosen mengikuti 
old-andesite volcanism dan beberapa periode tektonik berikutnya. Banyak formasi 
batuan tua terangkat dan menjadi provenance buat sedimen yang diendapkan di 
depresi Serayu Utara yang terbentuk akibat kompensasi isosatik pengangkatan 
Serayu Selatan. Sebagian batusedimen itu adalah batugamping Nummulites yang 
diendapkan sebagai bongkah di Serayu Utara. Saya yakin dulu di sekitar bongkah 
itu ada sedimen2 lain yang lebih halus sebagai sedimen pengisi Serayu Utara, 
hanya tererosi dan kemudian meninggalkan bongkah Nummulites.
 
Peter Lunt, mantan ahli geologi Lundin, saat masih aktif di Lundin Banyumas dan 
Lundin Blora, mau tak mau banyak meneliti wilayah Serayu Selatan dan Serayu 
Utara. Beberapa sedimen di Serayu Utara dikatakannya sebagai olistostrom dari 
provenace Serayu Selatan, misalnya Worawari di wilayah Bagelen. Saya 
meyakininya, begitu pula yang ditunjukkan van Bemmelen (1949). Apa yang bukan 
volkaniklastik di Serayu Utara, sebagian besar harus dicurigai sebagai sedimen 
eksternal yang dipasok dari Serayu Selatan dengan mekanisme pengendapan 
sebagian sebagai olistostrom. Maka bongkah Nummulites di Karangkobar itu bisa 
saja dulunya sebuah olistolith.
 
Di Serayu Selatan pun ada dua jenis Nummulites, Nummulites klasik yang seperti 
duit logam ketip atau koin, khas Eosen (Tengah) Bayat, kepunyaan Formasi Karang 
Sambung; dan ada Nummulites lain yang lebih primitif yang tak gampang dilihat 
kalau tak jeli, yang belum lama ditemukan oleh penelitian S3 Pak Prasetyadi 
(UPN) di Blok Luk Ulo yaitu Formasi Bulukuning, yang berumur sedikit lebih tua 
: Eosen Awal. Yang di Karangkobar saya yakin Nummulites Eosen Tengah 
Karangsambung.
 
Sumur2 Belanda di wilayah Karangkobar memang ada, tetapi dangkal saja dan 
merupakan sumur stratigrafi, lokasinya bisa dilihat di buku jilid II van 
Bemmelen (1949). Beberapa menemukan indikasi minyak/gas. Bila serius, maka 
semua rembesan minyak dan sumur minyak di Serayu Utara harus dianalisis asal 
minyaknya -ini penting untuk membangun analisis dan sintesis petroleum system 
wilayah ini.
 
Lapangan Cipluk di-KSO-kan (kerja sama operasi) Pertamina kepada pihak ketiga. 
Siapa operatornya, kawan2 dari Pertamina Jawa barangkali bisa menambahkan.
 
Serayu Utara dekat saja dari sini, tetapi dalam petroleum geology harus diakui 
bahwa ia merupakan "terra incognita" sebab kita telah mengabaikannya. Untuk 
meneliti Serayu Utara, saya membuka kembali publikasi2 lama tentang Jawa 
Tengah, misal dari Harloff (1935), dari ter Haar (1935), dari Hetzel (1936), 
van Bemmelen (1949), dan paper klasik tentang sedimentasi regional Jawa yang 
saya sukai tulisan FX Sujanto dan Abah sendiri (Sujanto dan Sumantri, 1977) : 
Preliminary study on the Tertiary depositional
patterns of Java, Proceedings Indonesian Petroleum Assoc., 6th Annu. Conv., p. 
183-
213.
 
salam,
Awang

--- Pada Sen, 4/1/10, yanto R.Sumantri  menulis:


Dari: yanto R.Sumantri 
Judul: Re: [iagi-net-l] "Geologic Transect of Central Java" (Fieldtrip BPMIGAS 
, 27-30 Desember 2009)
Kepada: "iagi-net" 
Tanggal: Senin, 4 Januari, 2010, 2:35 PM





> Awang

Perjalanan Anda mengingatkan saya ke tahun
1976 , waktu saya menjadi filed geologist, sangat indah memang hidup
sebagai fiield geologist itu. Sayang saat itu saya masih
"culun"  heheheh
Seingat saya waktu itu didaerah
Karang Kobar ( waktu itu kami menginap/base camp di kampungnya Ebiet G
Ade) , kami menemukan bongkahan besar batu gammping ditengah sawah 
dengan fosil nummulites didalamnya .Apakah Anda sempat kesana .

Kalau tidak salah  ada pemboran yang dilakukan pada zaman Belanda ,
yang juga mengeluarkan gas.

Seperti Anda katakan memang Serayu
ini merupakan misteri bagi pemburu migas.
Katanya ada rencaa
mengembangkan lapangan Cipluk , siapa operatornya ? Apakah Pertamina.

Si Abah.


   Di dalam waktu dua hari
perjalanan lapangan di Jawa Tengah (28-29 Desember
> 2009),
sembilan 

Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU

2010-01-04 Terurut Topik ET Paripurno
Paklik Andang Yayang & Paklik Vick yang baek. Perkara reaksi cepat, 
rehabilitasi dan rekontruksi, bukan hanya masalah uang, tapi memang  
masih seperti itu padigma penanggulangan bencana yang ada di kepalanya. 
Artinya, pencegahan, mitigasi, peringatan dini dan kesiapsiagaan tidak 
terlalu melekat. Artinya lagi, beliau2 itu (walaupun pemilik mandat 
penanggulangan bencana) ngga terlalu mendarah-dagigi ruh undang-undang 
penanggulangan bencana kita yang berprinsip perlindungan dengan 
menekankan ke upaya pra bencana Aku sepakat agar kita tidak henti 
kampanye mitigasi (juga pencegahan dan kesiapsiagaan). Pokoknya 
prinsip perlindungan dalam penanggulangan bencana mesti dikobarkan... 
Setuju juga kalo dibuat motto:  "Mari kita buat  mitigasi dahsyat  untuk 
menganggurkan reaksi cepat".


Salam

ET Paripurno

Andang Bachtiar wrote:
RDP,...bukan ESDM yang nggak ngeh, Vick,.. tapi paradigma yang 
dibentuk oleh sistim kementrian portofolio-lah yang membuat 
pembicaraan tentang Badan Geologi atau Survei Geologi atau Djawatan 
Geologi atau IGS (Indonesian Geological Survey) menjadi hilang dari 
wacana  dan itu terasa sekali di suasana temu muka kemaren sampai 
akhirnya aku coba ... memecahkan hal tsb lewat ungkapan tentang 
mitigasi, badan geologi, dsbnya itu.


Untuk bicara lebih jauh tentang BG yang melepaskan diri menjadi 
lembaga langsung di bawah presiden, nampaknya kurang cocok forum tsb 
dijejali dg hal2 dimaksud,..walaupun sebenarnya hal tsb sdh jadi 
usulan formal IAGI 2005 (5 tahun yg lalu),..yaitu memasukkan Konsep 
Badan Geologi Indonesia ke Presiden lewat Sekneg. Soal apakah ini 
saatnya melepaskan diri atau tidak,..itu sepenuhnya adalah gerakan 
politik birokrasi,..diluar kuasa kita2 yang ada di luar birokrasi


Soal Tim Reaksi Cepat,..hehehehe.. itulah yang seringkali 
digembar-gemborkan (dan memang yg banyak duitnya disitu: tanggap 
darurat dan rehabilitasi recovery) padahal domain yang musti kita 
advokasi terus menerus: MITIGAS dan MITIGASI mitigasi jadi kalah 
pamor dg tim reaksi cepat Mitigasi yang baik akan membuat tim 
reaksi cepat nganggur, broer.


Soal data spec: Sip hal yang sama juga sudah diungkapkan 
tertulis baik oleh IAGI (2002, 2005),..maupun lwt MMGI (2007, 2008) ke 
Menteri yang sama dirjen yang berbeda-beda. Kita hrs gak 
bosen-bosennya teriak ke mereka.sippp suwun infot tambahn e


Salam

ADB

- Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" 


To: 
Sent: Monday, January 04, 2010 9:19 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE 
MENTERI ESDM YG BARU




Kang ADB dan kawan-kawan IAGI.

Point 1.
Saat ini memang kita sudah memiliki Badan Geologi. Tapi kalau memang 
ESDM

ngga ngeh keberadaannya sebenernya ini saat tepat bagi BG utk melepaskan
diri dari ESDM. Seperti design awalnya dulu, dimana BG semestinya 
menjadi

Badan Independent dibawah Presiden seperti Badan-badan nasional lainnya.

Utk soal Mitigasi, supaya tidak tumpang-tindih dengan BNPB yang menjadi
Badan Nasional dibawah Presiden
sesuai Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selama ini BNPB melakukan mitigasi sendiri. Kalau saja BNPB dan BG 
menjadi
dua badan yang sama-sama dibawah Presiden mungkin kita memotong satu 
jalur
kementrian yang semoga semakin memebrikan arti kepada proses 
penanggulangan

bencana.

Btw, BNPB sejak Desember lalu sudah memiliki Tim Reaksi Cepat. Saya 
dengar

mereka juga menyiagakan 2 Hercules plus personilnya. Mereka siap
diterbangkan bila ada kejadian bencana di negeri ini. Idealnya memang 
mirip
FEMA-nya Amrik. Dimana personilnya termasuk pasukan militer yang 
memiliki

fasilitas khusus menangani kondisi darurat.
Jadi, sudah proaktif ... ndak perlu nunggu-nunggu laporan korban :)

Point 3.
Hehehe ... soal data spec kok sama dengan komentarku di Majalah 
Eksplo dua

bulan lalu :)

Salam

RDP


2010/1/4 Andang Bachtiar 

Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) 
bersama

menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas
kinerja dan target esdm (2009 & next 5 years), dan atas seijin pak 
Presiden

& Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal:

1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan 
target
ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk 
disinggung
ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 
mendatang,
pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi 
bencana... dan

selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan
budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program 
maupun
bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan 
pencapaian dept

lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat
bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran
dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg
lainnya) dan menyatakan bhw "kritikan" dr IAGI