Bls: [iagi-net-l] Catalog Geological Map of Indonesia
Bisa dilihat di websitenya psg Pak Darman, ato di Makassar kalo dateng bisa ketemu saya banyak yang bisa kita obrolin? Coba searching aja ke ESDM, Badan Geologi terus PSG (Pusat Survei Geologi), atau bisa juga ke email saya. Ip Dari: "herman.dar...@shell.com" Kepada: iagi-net@iagi.or.id Dikirim: Selasa, 20 September 2011 18:20 Judul: [iagi-net-l] Catalog Geological Map of Indonesia Rekan2, Siapa yang bisa saya hubungi untuk cari catalog geological map of Indonesia? Apakah ada website-nya? Tahun 2003 saya dapat catalog dari pak Jajang Sukarna. Ternyata sekarang e-mailnya sudah tidak aktif lagi. Salam, Herman Darman
Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas
Mas Agus, Kalo saja ada yang memulai bikin Ensiklopedia ini? saya daftar untuk beli bukunya. Atau sudah ada yang menulis? Asiik banget tentunya buat jalan jalan. Shofi 2011/9/21 Agus : > Mas brahmantyo, bangganya ditambah jika tambora nya bisa masuk jalur geopark > dunia oleh unesco..., apalagi yg pernah trekking ke Tambora > Publik indonesia, pasti merindukan terbitnya buku ilmiah populer tentang > Gunungapi Indonesia, semacam Eksiklopedi dg domain geologi, wisata gunungapi, > flora fauna, juga budaya yg tumbuh terkait keberadaan gunungapi itu sendiri > (etno-vulkanologi). > Salam, gushend.89 > > Sent from my iPad > > On 20 Sep 2011, at 10:56, "F. Hasan Sidi" wrote: > > Wah, Tyo mulai melenceng nih. Boleh lah selama membuat diskusi ini > tidak boRing dan sedikit stress-release dari suffeRing :-) > > On 9/20/11, Brahmantyo Gunawan wrote: > Jadi, Geologist Indonesia boleh bangga sebagai 'Lord of the rings'(of fire) :) > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... > > Ayo siapkan diri! > Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29 > September 2011 > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > > For topics not directly related to Geology, users are advised to post the > email to: o...@iagi.or.id > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted > on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall > IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or > indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of > use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any > information posted on IAGI mailing list. > - > > PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29 September 2011 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas
Mas brahmantyo, bangganya ditambah jika tambora nya bisa masuk jalur geopark dunia oleh unesco..., apalagi yg pernah trekking ke Tambora Publik indonesia, pasti merindukan terbitnya buku ilmiah populer tentang Gunungapi Indonesia, semacam Eksiklopedi dg domain geologi, wisata gunungapi, flora fauna, juga budaya yg tumbuh terkait keberadaan gunungapi itu sendiri (etno-vulkanologi). Salam, gushend.89 Sent from my iPad On 20 Sep 2011, at 10:56, "F. Hasan Sidi" wrote: Wah, Tyo mulai melenceng nih. Boleh lah selama membuat diskusi ini tidak boRing dan sedikit stress-release dari suffeRing :-) On 9/20/11, Brahmantyo Gunawan wrote: Jadi, Geologist Indonesia boleh bangga sebagai 'Lord of the rings'(of fire) :) PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29 September 2011 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
[iagi-net-l] Cincin api, ring of fire, lingkaran api, Pacific Ring, etc.
Rekan-rekan geologiwan, Seperti yang dikatakan oleh Prof. Koesoemadinata, saya hanya ikut-ikutan unjuk rembug tentang penggunaan istilah "ring of fire". Bagi saya ini hanyalah upaya saya ikut suatu pembicaraan di waktu senggang. Dalam buku "Through the Looking Glass' cerita untuk anak-anak, Lewis Caroll (1871) menulis: "When I use a word," Humpty Dumpty said in rather a scornful tone, "it means just what I choose it to mean-neither more nor less." "The question is," said Alice, "whether you can make words mean so many different things." "The question is," said Humpty Dumpty, "which is to be master -- that's all." (Lewis Caroll, 1871, Through the Looking Glass: Chapter 6). J. ("Yo") Sumartojo (404) 216-0955(cell.) (770) 565-7663(line) sumar...@bellsouth.net
Re: [iagi-net-l] Catalog Geological Map of Indonesia
Bisa coba ke sini pak : http://psg.bgl.esdm.go.id/pameran/index.php?kategori=indeks-peta&halaman=ididx&title=Indeks%20Peta%20Geologi Regard Haikal Sedayo On 20 Sep 2011, at 18:20, wrote: > Rekan2, > > > > Siapa yang bisa saya hubungi untuk cari catalog geological map of Indonesia? > Apakah ada website-nya? > > Tahun 2003 saya dapat catalog dari pak Jajang Sukarna. Ternyata sekarang > e-mailnya sudah tidak aktif lagi. > > Salam, > > > > Herman Darman > > >
[iagi-net-l] Catalog Geological Map of Indonesia
Rekan2, Siapa yang bisa saya hubungi untuk cari catalog geological map of Indonesia? Apakah ada website-nya? Tahun 2003 saya dapat catalog dari pak Jajang Sukarna. Ternyata sekarang e-mailnya sudah tidak aktif lagi. Salam, Herman Darman
Re: [iagi-net-l] Issue Sains Kebumian di Masyarakat (was Ekspedisi Cincin Api - Kompas)
issue menarik untuk pelancong, tapi seharusnya ada rekayasa kenampakan objek yg bisa dikunjungi wisatawan. Seperti batu gantung di danau toba, objek membatunya malinkundang dll, legenda lainnya. Masalahnya siapa yg berani melakukannya? 2011/9/20 Rovicky Dwi Putrohari > 2011/9/20 : > > > Menurut saya istilah tidak salah dan sudah dikenal luas. Yang salah > adalah > > menganggap Indonesia sebagai "ring of fire" . Yang betul adalah Indonesia > > merupakan bagian dari ring of fire, yaitu Pasific Ring of fire yang > > melingkari samudra Pasifik (s.a.) > > > > Saya sependapat dengan pak Sukendar bahwa Indonesia merupakan *BAGIAN *dari > Pasific Ring of Fire. Dan seperti yang diungkapkan oleh Pak Awang bahwa > bagian yang paling aktif dari Ring of Fire ini adalah Indonesia. > > Akan halnya dengan issue Atlantis adalah Indonesia (Sunda), sebenernya Pak > Koesoema pernah menyinggung ttg hal ini, namun memberikan pandangan yang > menarik. Yaitu bagaimana supaya kita mampu mengambil *keuntungan finansial > dari issue ini.* Misalnya membuat kunjungan wisata utk "*psudo science*" > ini mirip dengan issue UFO, Lochness, dan juga Naga terbang yg mengeluarkan > api di UK. JAdi dicari-cari kira-kira daerah mana yang cocok dijadikan site > untuk wisata atlantis ini. Tentunya bukan dengan background murni sains. > Jadi hanya seperti layaknya menjual crita Nyiroro kidul. :D > > Saya sepakat dengan alasan ilmiah Pak Awang, bahwa unlikely kalau Indonesia > (Sunda) adalah benua yang hilang. Namun perlu kita mengambil manfaat lain > dari issue ini. Memang bukan untuk tujuan science yg menjadi basisnya > institusi pendidikan atau universitas, tapi untuk tujuan wisata saja. > > Saya kira akan menarik kalau ada yg pingin memiliki usaha Wisata Atlantis > ini, Tentunya jangan di-endorse organisasi profesi (IAGI). Tapi diendorse > oleh Departemen Budaya dan Pariwisata (Menbudpar) saja. > > Adakah risiko ilmiahnya ? > Mungkin saja ada. Mungkin akan banyak orang (termasuk mahasiswa geologi) > yang percaya klenik ketimbang sains. Lah wong media saja di Indonesia juga > ga bisa dipercaya juga. upst :) > > rdp > -- Sent from my Computer®
Re: [iagi-net-l] Issue Sains Kebumian di Masyarakat (was Ekspedisi Cincin Api - Kompas)
Hayoom rame rame jadi liberal yang ultra pragmatis ahahahahi aahah h a ha hiiik hhiiik si Abah On Tue, September 20, 2011 4:23 pm, Rovicky Dwi Putrohari wrote: > 2011/9/20 : >> Menurut saya istilah tidak salah dan sudah dikenal luas. Yang salah >> adalah >> menganggap Indonesia sebagai "ring of fire" . Yang betul adalah >> Indonesia >> merupakan bagian dari ring of fire, yaitu Pasific Ring of fire yang >> melingkari samudra Pasifik (s.a.) >> > > Saya sependapat dengan pak Sukendar bahwa Indonesia merupakan *BAGIAN > *dari > Pasific Ring of Fire. Dan seperti yang diungkapkan oleh Pak Awang bahwa > bagian yang paling aktif dari Ring of Fire ini adalah Indonesia. > > Akan halnya dengan issue Atlantis adalah Indonesia (Sunda), sebenernya Pak > Koesoema pernah menyinggung ttg hal ini, namun memberikan pandangan yang > menarik. Yaitu bagaimana supaya kita mampu mengambil *keuntungan finansial > dari issue ini.* Misalnya membuat kunjungan wisata utk "*psudo science*" > ini > mirip dengan issue UFO, Lochness, dan juga Naga terbang yg mengeluarkan > api > di UK. JAdi dicari-cari kira-kira daerah mana yang cocok dijadikan site > untuk wisata atlantis ini. Tentunya bukan dengan background murni sains. > Jadi hanya seperti layaknya menjual crita Nyiroro kidul. :D > > Saya sepakat dengan alasan ilmiah Pak Awang, bahwa unlikely kalau > Indonesia > (Sunda) adalah benua yang hilang. Namun perlu kita mengambil manfaat lain > dari issue ini. Memang bukan untuk tujuan science yg menjadi basisnya > institusi pendidikan atau universitas, tapi untuk tujuan wisata saja. > > Saya kira akan menarik kalau ada yg pingin memiliki usaha Wisata Atlantis > ini, Tentunya jangan di-endorse organisasi profesi (IAGI). Tapi diendorse > oleh Departemen Budaya dan Pariwisata (Menbudpar) saja. > > Adakah risiko ilmiahnya ? > Mungkin saja ada. Mungkin akan banyak orang (termasuk mahasiswa geologi) > yang percaya klenik ketimbang sains. Lah wong media saja di Indonesia juga > ga bisa dipercaya juga. upst :) > > rdp > -- ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.
Re: [iagi-net-l] Issue Sains Kebumian di Masyarakat (was Ekspedisi Cincin Api - Kompas)
2011/9/20 : > Menurut saya istilah tidak salah dan sudah dikenal luas. Yang salah adalah > menganggap Indonesia sebagai "ring of fire" . Yang betul adalah Indonesia > merupakan bagian dari ring of fire, yaitu Pasific Ring of fire yang > melingkari samudra Pasifik (s.a.) > Saya sependapat dengan pak Sukendar bahwa Indonesia merupakan *BAGIAN *dari Pasific Ring of Fire. Dan seperti yang diungkapkan oleh Pak Awang bahwa bagian yang paling aktif dari Ring of Fire ini adalah Indonesia. Akan halnya dengan issue Atlantis adalah Indonesia (Sunda), sebenernya Pak Koesoema pernah menyinggung ttg hal ini, namun memberikan pandangan yang menarik. Yaitu bagaimana supaya kita mampu mengambil *keuntungan finansial dari issue ini.* Misalnya membuat kunjungan wisata utk "*psudo science*" ini mirip dengan issue UFO, Lochness, dan juga Naga terbang yg mengeluarkan api di UK. JAdi dicari-cari kira-kira daerah mana yang cocok dijadikan site untuk wisata atlantis ini. Tentunya bukan dengan background murni sains. Jadi hanya seperti layaknya menjual crita Nyiroro kidul. :D Saya sepakat dengan alasan ilmiah Pak Awang, bahwa unlikely kalau Indonesia (Sunda) adalah benua yang hilang. Namun perlu kita mengambil manfaat lain dari issue ini. Memang bukan untuk tujuan science yg menjadi basisnya institusi pendidikan atau universitas, tapi untuk tujuan wisata saja. Saya kira akan menarik kalau ada yg pingin memiliki usaha Wisata Atlantis ini, Tentunya jangan di-endorse organisasi profesi (IAGI). Tapi diendorse oleh Departemen Budaya dan Pariwisata (Menbudpar) saja. Adakah risiko ilmiahnya ? Mungkin saja ada. Mungkin akan banyak orang (termasuk mahasiswa geologi) yang percaya klenik ketimbang sains. Lah wong media saja di Indonesia juga ga bisa dipercaya juga. upst :) rdp
Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas
Diterjemahkan menjadi "Gusti Pangeran Cincin"! - Original Message - From: "Brahmantyo Gunawan" To: Sent: Tuesday, September 20, 2011 10:49 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas Jadi, Geologist Indonesia boleh bangga sebagai 'Lord of the rings'(of fire) :) --- Pada Sel, 20/9/11, Awang Harun Satyana menulis: Dari: Awang Harun Satyana Judul: RE: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas Kepada: "'iagi-net@iagi.or.id'" Tanggal: Selasa, 20 September, 2011, 10:21 AM Zaman sekolah dasar dan menengah dulu, di pelajaran geografi "ring of fire" tidak diajarkan; yang diajarkan adalah bahwa di dunia ini ada dua dua jalur gunungapi: Sirkum-Pasifik dan Mediterania. Sirkum Pasifik-lah yang disebut "proper ring of fire", dan cocok sebab ia memang melingkari Pasifik dari Chile ke Alaska ke Jepang ke Papua ke Selandia Baru. Cincin Api bukan nama untuk Indonesia, Indonesia hanya 'tersenggol' sebagian saja di busur Sangihe dan Halmahera; seperti yang ditulis Pak Sukendar di bawah. Gunungapi2 di Sumatra-Jawa-Nusa Tenggara adalah jalur paling timur dari Mediterania (Belt of Alpide), perhatikan mereka menyebutnya belt - sabuk, dan cocok, bukan ring of Alpide. Boleh2 saja kalau Kompas menggunakan Cincin Api, walaupun bukan proper ring of fire sebab banyak literatur geologi populer juga menggolongkannya begitu. Popularitas yang masih bisa diterima sebab Kompas bukan publikasi ilmiah; tetapi bila kita mau menyorotnya secara ilmiah, tentu harus lebih ketat. Seperti yang saya tulis kemarin, jalur Mediterania kini terutama aktif di Indonesia, dan di jalur ini juga tumpang tindih dengan pegunungan lipatan ala Alpina dan Himalaya, jalur Tethys dalam pengertian yang lama. Salam, Awang -Original Message- From: asikin_suken...@yahoo.com [mailto:asikin_suken...@yahoo.com] Sent: 20 September 2011 8:39 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas Saya kira "ring disini adalah yang mengitari samudra Pasifik". Sedangkan Indonesia sebetulnya kalau saya kuliah, selalu mengatakan :merupakan bagian dari "ring of fire". Dan ini sudah sangat lazim dalam tektonik. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: "Hendri Harsian" Date: Tue, 20 Sep 2011 07:37:58 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas Bapak-bapak, Saya sependapat dengan Pak Koesoema, bahasa 'ring of fire' punya Kompas menurut saya adalah bahasa 'tag line' koran. Orang awam akan lebih tertarik mendengar 'ring of fire' karena diambil dari Bahasa Inggris. Karena itu juga mungkin Kompas tidak memakai istilah 'cincin api' dalam Bahasa Indonesia. Kita sebaiknya sih mengembalikan istilah kearti sebenarnya, jalur gunung api di Indonesia kan memang tidak berbentuk cincin (circle) tapi lebih seperti sabuk. Sekalian memberikan edukasi ke masyarakat awam dan tidak menyesatkan. Sekedar pendapat. Salam Hendri On 20 Sep 2011, at 04:37, "koeso...@melsa.net.id" wrote: > Hampir saya katakan kepada sang seniman: 'Kalau urusan cincin dengan permata api itu harus ditanyakan kepada Pak Sudjatmiko, ahli batu mulia dan permata', tetapi keburu sadar yg dimaksud. > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: Awang Satyana > Date: Tue, 20 Sep 2011 01:24:36 > To: > Reply-To: > Cc: Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS; Geo Unpad > Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas > > Pak Koesoema dan rekan2, > > Multatuli (1860) : ”...een gordel van smaragd die zich slingert rond de evenaar...” (sabuk zamrud yang berjajar sepanjang khatulistiwa). > > Zamrud (smaragd) permata berwarna hijau lumut tentu dimaksudkan Multatuli sebagai busur pulau2 volkanik dengan tutupan vegetasi hutannya yang hijau yang membusur menyembul di antara biru lautan di sepanjang khatulistiwa (evenaar). > > Indonesia dikepung dan dibelit cincin api... adalah bermakna konotatif yang mempersonifikasikan benda mati sebagai berjiwa, ini adalah suatu gaya penulisan, tetapi cukup bermakna denotatif juga sebab saya membingkainya dalam dimensi ruang dan waktu. Waktu kini mungkin tak terlihat lagi, tetapi jalur2 gunungapi Indonesia bukan hanya timbul Kuarter saja, dari Eosen pun sudah ada, bahkan yang lebih tua seperti Perem di Sumatra; maka sebenarnya Indonesia dikelilingi oleh berbagai jalur gunungapi dalam sejarahnya maupun kini. Dikepung, dibelit, dikelilingi, dilingkari semuanya satu pengertian (lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI, edisi ke-3, Balai Pustaka, 2007). > > "Cincin" biasanya memang ukurannya kecil, tetapi itu bukan keharusan, sebab makna cincin juga bisa: segala sesuatu yang berbentuk lingkaran (lihat KBBI, 2007). Dan istilah aslinya pun menggunakan "ring" yang terjemahannya memang cincin. Ada juga istilah cincin yang jauh lebih besar daripada ring of fire dipakai dalam menjelaskan suatu massa, yaitu "cincin planet Saturnus" (rings of Saturn, lihat "Cosmos" -Carl Sagan, 1980), dan ensiklopedia astronomi In
Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas
Tambora memang meletus pada tahun 1815, itu bukan diperkirakan tetapi memang disaksikan sebaga letusan yang lebih dasyat daripada Krakatau 1883, dengan jumlah korban yang lebih banyak lagi. - Original Message - From: Biro Kursus IAGI To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, September 20, 2011 10:57 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas Terbayang kalau IAGI mampu melakukan kegiatan itu sambil bekerjasama dengan lembaga lain atau Media TV tentu sangat menarik sekali... Pada 19 September 2011 07:28, Shofiyuddin menulis: Sabtu kemarin iseng iseng beli koran Kompas ... dan waw ... saya dibuatnya surprise sekali dimana harian ini mengulas perjalanan Ekspedisi Cincin Api yang dimulai dari Gunung Tambora di Nusa Tenggara Sana. Ekspedisi akan dilanjutkan ke banyak gunung api lainnya seperti Toba di Sumatra dsb. Ini adalah ekspedisi gabungan yang melibatkan ilmu volkanologi, geologi dan arkeologi. Gunung Tambora dijadikan sebagai titik awal ekspedisi. Cukup mencengangkan ternyata gunung yang satu ini diperkirakan meletus pada April 1815. Kedahsyatan letusannya sanggup mengubah iklim di sebagai belahan dunia dan diperkirakan berada 1 tingkat di bawah letusan super Toba di Sumatra. Saya belum pernah mendengar ini sebelumnya. Diameter kaldera sepanjang 7 km barangkali bisa bercerita kehebatan letusannya dan penemuan sisa sisa gelontoran awan panas membumi hanguskan desa desa di sekitarnya. Diperkirakan dua kerajaan terkubur hidup hidup karena letusan ini dibuktikan dengan penemuan mayat mayat yang terbakar hangus. Tulisan lengkap bisa liat langsung di Kompas edisi sabtu kemarin. Saya tidak tahu apakah ada rekan rekan IAGI yang terlibat ekspedisi ini. Maaf tidak bermaksud promosi, tapi tulisan itu bagus sekali. Dulu harian ini juga melakukan ekspedisi menelusuri sisa sisa kerajaan Majapahit, yang menurut saya luar biasa. Jadi inget novelnya nya Majapahit karangan LKH terbitan Gramedia. Shofi
Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas
Sdr-sdr sekalian: Masalah istilah penerjemahan “ring of fire” rim of fire” . “gordel van smaragd dsb” dsb, itu bukan semata-mata istilah yang lebih tepat secara tatabahasa, tetapi menyangkut arti kiasan atau metaphor dari kata-kata tersebut. Para ahli geologi di masa lampau, sampai ke pertengahan abad ke-20 masih lebih yang berifat naturalis dan berjiwa poetis, yang ingin mengexpressikan kekagumannya terhadap keberaturan proses-proses alam yang berpola begitu indah, bahkan begitu dahsyat sehingga mereka ingin mengutarakan dalam bahasa yang indah dan poetis juga yang penuh dengan kiasan, perumpamaan atau metaphore, bahkan didramatisir. Dalam menterjemahkan kata-kata kiasan ini lah kita harus berhati-hati jangan sampai kita memberikan pengertian atapun yang salah pada orang awam, yang mengharapkan para geoscientists bicara ‘to the point” walaupun dengan menggunakan istilah tekniks. Gordel dalam bahasa Belanda bukanlah sembarang sabuk yang kita pakai sehari, tetapi suatu sabuk yang indah bahkan bertatahkan manikam, sehingga jika secara harfiah diterjemahkan sebagai sabuk saja, nilai poetisnya hilang. Mungkin terjemahan yang tepat adalah sebagai “untaian zamrud yang menghiasi khatulistiwa’. Begitupun katan “ring of fire”, inipun merupakan suatu kata kiasan, kita tidak medeskripkan adanya lingkaran api yang melingkari samudra Pasifik, tetapi adanya suatu jalur volkanik yang melingkari Samudra Pacific yang sewaktu-waktu memuntahkan lava pijar bagaikan api, mungkin disebut “Lingkaran yang membara”. Itulah sebabnya waktu saya dengar mengenai adanya “cincin api” saya ingin segera menanyakannya ke Pak Sudjatmiko, batu mulia apa itu yang menghiasi cincin api itu. Biasanya dalam menggunakan kata-kata kiasan orang menggunakan makhluk2 mythology atau legenda, sehingga menghindari pemahaman yang harfiah. Misalnya saja untuk menamakan kepulauan Indonesia yang rawan bencana mungkin “Nusantara Indah nan dibelit Sang Naga”.( Maaf saya sendiri tidak poetis) Umbgrove adalah satu contohnya yang mengarang buku dengan judul “Symphony of the Earth”, dan“Pulse of the Earth”, Hans Cloos dengan menggunakan judul “Conversation with the Earth”, kalau diterjemahkan secara harfiah dapat menimbulkan kesan yang keliru mengenai proses yang terjadi dimuka bumi ini. Mungkin orang awam akan bertanya “Apakah benar bumi itu berdenyut (Denyutan Bumi)? Berapa kali per menit ya?” “Apakah benar bumi itu mengeluarkan suara seperti suatu Symphony?” “Atau bagaimana caranya kita berbicara dengan bumi itu?”. “Ring of fire” yang dengar pertama kalinya dari Klompe, jadi seorang naturalis yang poetis. Namun demikian pula istilah “andesite line” yang tidak poetis. Ya soal istilah ‘cincin api” yang sifatnya poetis dan kata2 kiasan, saya tidak mau berkomentar lebih lanjut, silahkan saja. Tetapi ini adalah pengalaman pribadi, begitu mendengar “cincin api” langsung saya teringat Pak Sudjatmino, yang mungkin telah menemukan mineral baru yang diberi julukan “cincin api” Wassalam RPK - Original Message - From: To: Sent: Tuesday, September 20, 2011 8:39 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas Saya kira "ring disini adalah yang mengitari samudra Pasifik". Sedangkan Indonesia sebetulnya kalau saya kuliah, selalu mengatakan :merupakan bagian dari "ring of fire". Dan ini sudah sangat lazim dalam tektonik. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: "Hendri Harsian" Date: Tue, 20 Sep 2011 07:37:58 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas Bapak-bapak, Saya sependapat dengan Pak Koesoema, bahasa 'ring of fire' punya Kompas menurut saya adalah bahasa 'tag line' koran. Orang awam akan lebih tertarik mendengar 'ring of fire' karena diambil dari Bahasa Inggris. Karena itu juga mungkin Kompas tidak memakai istilah 'cincin api' dalam Bahasa Indonesia. Kita sebaiknya sih mengembalikan istilah kearti sebenarnya, jalur gunung api di Indonesia kan memang tidak berbentuk cincin (circle) tapi lebih seperti sabuk. Sekalian memberikan edukasi ke masyarakat awam dan tidak menyesatkan. Sekedar pendapat. Salam Hendri On 20 Sep 2011, at 04:37, "koeso...@melsa.net.id" wrote: Hampir saya katakan kepada sang seniman: 'Kalau urusan cincin dengan permata api itu harus ditanyakan kepada Pak Sudjatmiko, ahli batu mulia dan permata', tetapi keburu sadar yg dimaksud. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Awang Satyana Date: Tue, 20 Sep 2011 01:24:36 To: Reply-To: Cc: Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS; Geo Unpad Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas Pak Koesoema dan rekan2, Multatuli (1860) : ”...een gordel van smaragd die zich slingert rond de evenaar...” (sabuk zamrud yang berjajar sepanjang khatulistiwa). Zamrud (smaragd) permata berwarna hijau lumut tentu dimaksudkan Multatuli sebagai busur pulau2 volkanik d