Re: [R@ntau-Net] Radio AURI Sangat Membantu Perjuangan

2011-04-09 Terurut Topik Jacky Mardono Tjokrodiredjo
Merdeka sodaraku jang muliah saja menuliskan diboekoe bapa' ini dengan toelisan 
boeroek ini tak dapat lagi saja bitjarakan sama bapa' ini kerna sedih hati saja 
melihat bapa' akan pindah lagi. Tjoema sekianlah dari saja Ramonah di Siaur 
negeri Ampalu tinggi gunung randa harapan saja pada sodara terhormat"
==
Pada waktu PDRI,
"oe" sudah 2 tahun lebih jadi "u".
 
Demikian sekilas info.
Wassalam, Jacky M




--- Pada Sab, 9/4/11, Abraham Ilyas  menulis:


Dari: Abraham Ilyas 
Judul: Re: [R@ntau-Net] Radio AURI Sangat Membantu Perjuangan
Kepada: rantaunet@googlegroups.com
Tanggal: Sabtu, 9 April, 2011, 9:27 AM


Dunsanak di palanta nan ambo hormati.

Iko ambo copaskan baliak kisah cinta seorang perempuan desa kepada seorang 
perwira AURI ketika PDRI di Sumpu Kuduih (pernah ambo lewakan tg. 7 - 2 - 2010, 
dikutip dari buku Pengalaman tak Terlupakan Pejuang Kemerdekaan Sumbar - Riau).

(pengalaman Umar Said Noor, lahir di Banjarnegara 1924)

 Inilah awal suatu percintaan ala desa yang bersih dari gejolak 
nafsu.
Setelah beberapa hari kemudian, Umar Said dikagetkan dengan datangnya sebuah 
bungkusan yang diantarkan oleh dua orang anak.
"Dari siapa ini ?" tanya Umar . Setelah diam sejurus, anak-anak itu menjawab, " 
Dari uni Monah, Ramonah " Anak-anak itu diam lagi, kemudian katanya, " Untuk 
Bapak Umar!"

Hubungan antara Umar Said dan Ramonah berjalan tenang di tengah suasana 
masyarakat yang tenang pula. Keduanya sering terlihat duduk di tepi kolam dan 
bercerita apa saja yang mampu mempererat hubungan mereka.

Suatu waktu Umar Said dan kawan-kawannya diundang makan malam ke rumah Ramonah. 
Umar mangaku sedikit gugup, sehingga tempat air minum disangkanya tempat cuci 
tangan. Kawan-kawan menyindir, "Habis, kamu mikirkan Monah saja ! "

Selesai makan, Umar Said merasa lega karena pada penutup jamuan tidak ada 
pidato atau permintaan agar dia bersedia menikahi Ramonah. Ramonah sendiri 
dengan sedikit malu-malu mengantarkan Umar Said ke pintu dan berkata,"Hati-hati 
di jalan. Dan maaf, tadi aku menumpahkan air di depan Bapak."

"Ah, tentu saja kumaafkan seribu kali. Ini justru kenangan yang tak mungkin 
kulupakan. Akan kutulis dalam buku kenanganku kemudian hari."

Beberapa hari berikutnya masih terjadi pertemuan di tepi kolam antara kedua 
insan itu, sebelum akhirnya rombongan Umar Said harus pindah ke tempat lain 
dalam rangka tugas. Dan tinggallah Desa Siaua dengan kembang setangkai yang 
cantik, halus dan berbudi.

Pada tahun 1991 Umar Said Noor ikut dengan Kepala Staf TNI-AU Marsekal Udara 
Sibun ke Parak Lubang di mana dahulu Umar dan kawan-kawan pernah bermarkas 
beberapa waktu sebelum masuk kota. Di sanalah Umar Said berjumpa dengan 
beberapa penduduk dari Sumpukuduih. Tentu saja dia tidak lupa menanyakan 
tentang gadis Siaua, Sumpukuduih itu.

"0, gadis yang jatuh cinta pada orang radio di Guguak?" Umar Said Noor langsung 
menjawab, "Orang radio itu adalah saya !"

Seluruh rombongan bersorak, kemudian mereka menceritakan bahwa Ramonah sudah 
menikah, dan... telah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.

Pernyataan itu bagaikan palu keras yang menghantam kepala Umar Said.
Dia terdiam sejenak dan kemudian berdoa semoga Ramonah beristirahat dengan 
tenang, diampuni dosa-dosanya serta mendapat tempat yang mulia di sisi Allah 
sesuai dengan amal ibadahnya.

Kemudian pikirannya melayang ke buku hariannya. Di dalam buku itu Ramonah 
pernah menulis dengan tangannya sendiri kata-kata berikut ini:

"Merdeka sodaraku jang muliah saja menuliskan diboekoe bapa' ini dengan 
toelisan boeroek ini tak dapat lagi saja bitjarakan sama bapa' ini kerna sedih 
hati saja melihat bapa' akan pindah lagi. Tjoema sekianlah dari saja Ramonah di 
Siaur negeri Ampalu tinggi gunung randa harapan saja pada sodara terhormat"

Mengenang semuanya itu, Umar Said meneteskan air mata ... 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Pala

Re: [R@ntau-Net] Radio AURI Sangat Membantu Perjuangan

2011-04-09 Terurut Topik Abraham Ilyas
Para perwira markonis radio AURI yang bergabung dalam PDRI di hutan SB pada
tahun 48 - 49, telah berjasa menyambung nafas NKRI dari serbuan pihak
Belanda.

Tapi tidak demikian halnya, pada tahun 1958 - 1961 pesawat pesawat
tempur/Mustang AURI digunakan oleh tentara Pusat untuk menggempur PRRI di
nagari nagari SB, di antaranya nagari ambo.

Pesawat Mustang jenis pemburu
Membawa senjata berisi peluru
Ada sasaran hendak dituju
Kantor Koterketj akan disapu

Koterketj = Komando Teritorial Kecamatan milik PRRI

Kantor menumpang di rumah Dt. Soda
Di kampung Mandahiling sebelah utara
Di situ tersimpan banyak senjata
Diintai musuh sejak lama

Pelurunya besar seempu kaki
Bisa membakar mengeluarkan api
Mengenai tubuh langsung mati
Darah ke luar banyak sekali

..
...
-

Kini pemakaian serangan udara terhadap sasaran sipil sangat dihindari.
Kutiko zaman PRRI ambo acok maliek (dari kampuang ambo) pesawat pesawat
Mustang AURI malakukan akrobatik sambil menembak di nagari nagari di lereng
Merapi.

Alangkah baiknya apabila ada catatan dari nagari yang pernah menjadi objek
sasaran tembakan dan pengeboman pesawat tsb. dengan demikian
catatan sejarah tidak hanya dibuat oleh pemerintah pusat saja.

Salam
http://www.nagari.or.id/?moda=palanta&no=117

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/


Re: [R@ntau-Net] Radio AURI Sangat Membantu Perjuangan

2011-04-09 Terurut Topik Abraham Ilyas
Dunsanak di palanta nan ambo hormati.

Iko ambo copaskan baliak kisah cinta seorang perempuan desa kepada seorang
perwira AURI ketika PDRI di Sumpu Kuduih (pernah ambo lewakan tg. 7 - 2 -
2010, dikutip dari buku Pengalaman tak Terlupakan Pejuang Kemerdekaan Sumbar
- Riau).

(pengalaman Umar Said Noor, lahir di Banjarnegara 1924)

...*. Inilah awal suatu percintaan ala desa yang bersih dari gejolak
nafsu.
Setelah beberapa hari kemudian, Umar Said dikagetkan dengan datangnya sebuah
bungkusan yang diantarkan oleh dua orang anak.
"Dari siapa ini ?" tanya Umar . Setelah diam sejurus, anak-anak itu
menjawab, " Dari uni Monah, Ramonah " Anak-anak itu diam lagi, kemudian
katanya, " Untuk Bapak Umar!"

Hubungan antara Umar Said dan Ramonah berjalan tenang di tengah suasana
masyarakat yang tenang pula. Keduanya sering terlihat duduk di tepi kolam
dan bercerita apa saja yang mampu mempererat hubungan mereka.

Suatu waktu Umar Said dan kawan-kawannya diundang makan malam ke rumah
Ramonah. Umar mangaku sedikit gugup, sehingga tempat air minum disangkanya
tempat cuci tangan. Kawan-kawan menyindir, "Habis, kamu mikirkan Monah saja
! "

Selesai makan, Umar Said merasa lega karena pada penutup jamuan tidak ada
pidato atau permintaan agar dia bersedia menikahi Ramonah. Ramonah sendiri
dengan sedikit malu-malu mengantarkan Umar Said ke pintu dan
berkata,"Hati-hati di jalan. Dan maaf, tadi aku menumpahkan air di depan
Bapak."

"Ah, tentu saja kumaafkan seribu kali. Ini justru kenangan yang tak mungkin
kulupakan. Akan kutulis dalam buku kenanganku kemudian hari."

Beberapa hari berikutnya masih terjadi pertemuan di tepi kolam antara kedua
insan itu, sebelum akhirnya rombongan Umar Said harus pindah ke tempat lain
dalam rangka tugas. Dan tinggallah Desa Siaua dengan kembang setangkai yang
cantik, halus dan berbudi.

**Pada tahun 1991 Umar Said Noor ikut dengan Kepala Staf TNI-AU Marsekal
Udara Sibun ke Parak Lubang di mana dahulu Umar dan kawan-kawan pernah
bermarkas beberapa waktu sebelum masuk kota. Di sanalah Umar Said berjumpa
dengan beberapa penduduk dari Sumpukuduih. Tentu saja dia tidak lupa
menanyakan tentang gadis Siaua, Sumpukuduih itu.
**
"0, gadis yang jatuh cinta pada orang radio di Guguak?" Umar Said Noor
langsung menjawab, "Orang radio itu adalah saya !"

Seluruh rombongan bersorak, kemudian mereka menceritakan bahwa Ramonah sudah
menikah, dan... telah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.

Pernyataan itu bagaikan palu keras yang menghantam kepala Umar Said.
Dia terdiam sejenak dan kemudian berdoa semoga Ramonah beristirahat dengan
tenang, diampuni dosa-dosanya serta mendapat tempat yang mulia di sisi Allah
sesuai dengan amal ibadahnya.

Kemudian pikirannya melayang ke buku hariannya. Di dalam buku itu Ramonah
pernah menulis dengan tangannya sendiri kata-kata berikut ini:

"Merdeka sodaraku jang muliah saja menuliskan diboekoe bapa' ini dengan
toelisan boeroek ini tak dapat lagi saja bitjarakan sama bapa' ini kerna
sedih hati saja melihat bapa' akan pindah lagi. Tjoema sekianlah dari saja
Ramonah di Siaur negeri Ampalu tinggi gunung randa harapan saja pada sodara
terhormat"

Mengenang semuanya itu, Umar Said meneteskan air mata ... *

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/


[R@ntau-Net] Radio AURI Sangat Membantu Perjuangan

2011-04-09 Terurut Topik Nofendri T. Lare
MESTIKA ZED, SEJARAHWAN

SAYA kira AURI termasuk angkatan yang kurang ditonjolkan pada perjuangan.
Tetapi sebenarnya mereka memiliki peran sentral sekali dalam zaman revolusi
kemerdekaan, terutama melalui jaringan hubungan angkatan udara.

Jadi, sebelum Agresi Belanda II, sebelum Jogyakarta diduduki Belanda, ada
skenario besar, bahwa pertempuran dan gerilya masa depan harus terjadi di
Sumatera. Alasannya, hampir semua daerah di Pulau Jawa diduduki Belanda,
kecuali Jogyakarta, Aceh, dan Bukittinggi. Selebihnya di bawah cengkraman
Van Mook.

Ketika Belanda mulai menguasai hampir seluruh Jawa, maka diputuskanlah untuk
mulai mengirim pemimpin sipil dan militer ke Sumatera dan membangun
pemerintahan sementara memperkuat pemerintahan yang ada. Salah satu di dalam
rombongan itu adalah AURI. AURI lah yang membangun lapangan-lapangan terbang
dan persiapan pertahanan udara.

Kemudian ditinggalkan karena tidak punya pesawat. Istilahnya, rumahnya ada,
tapi isinya tidak ada. Maka, muncul ide. Pertama, bagaimana ada pesawat
terbang yang bisa dioperasikan, paling tidak bukan untuk pertempuran, tapi
lalu lintas sipil membawa pejabat dari pusat ke daerah. Idenya dari Wakil
Presiden Muhammad Hatta untuk mengumpulkan sumbangan dari bermacam pihak
masyarakat. Yang paling utama adalah kaum ibu dan amaiamai, yang memberikan
gelang. Kenapa kaum ibu? Karena kaum ibu memiliki investasi emas, kekayaan
lain tidak ada lagi.

Harta kekayaan terakhir kaum ibu yang punya. Maka, dapatlah berkilo-kilo
emas, kalau tidak salah ada 14 kilogram. Terletak di dalam kotak bikuit
(belek). Beli pesawat di Songkhla, Muangthai, pesawatnya dari Inggris. Itu
pesawat pertama yang dibeli oleh republik, baru kemudian diusahakan lagi
oleh kelompok pejuang Aceh. Fakta sejarahnya memang duluan Sumatera atas
inisiatif lokal.

Pesawat ini tidak pernah dijalankan, tapi peranan AURI lainnya yaitu melalui
pesawat radio melalui jaringan komunikasi hutan di Jawa Tengah, PDRI Bidar
Alam, PDRI Koto Tinggi, Aceh, meloncat ke India. Ada sistem komunikasi
teratur dijalani pesawat radio. Itu hampir sepenuhnya keahlian angkatan
udara dan dedikasi perjuangan angkatan udara yang mengoperasikan. Saya kira,
jasa mereka jauh lebih besar dari yang dikenal orang, tapi terlindung begitu
saja. Pesawat radio itu sudah ada sejak sebelumnya, dari radio Bukittinggi.
Banyak sekali suka duka pesawat radio ini. Kalau pergi ke Koto Tinggi, ada
namanya Jembatan Aia Mato Yakuik. Yakuik ini adalah pilot. Ia meninggal
dalam keadaan kurang gizi di rumah gubuknya. Ceritanya, mundurlah dari
negeri Bukittinggi karena Belanda akan masuk. Pesawat radio dipikul enam
sampai tujuh orang dan terjatuh. Ia menangis. Kalau tidak ada komunikasi,
habislah kita. Negeri yang begitu luas, hubungan yang tidak begitu bebas,
tentu pesawat radiolah satu-satunya.

Di udara, pesawat radio berseliweran dengan counter code. Kode-kode itu
bertukar, sebab Belanda terus memantau pesawat radio tersebut. Siapa yang
mampu melakukan itu? Tidak ada yang mampu kecuali Angkatan Udara. Mereka
kaum profesional. (h/adk)

e-paper Harian Haluan SABTU, 9 APRIL 2011

Wassalam
Nofend/34+/M-CKRG

=> MARI KITA RAMaIKAN PALANTA SESUAI DENGAN VISI-NYA!!
Forum komunikasi, diskusi dan silaturahmi menggunakan email ini sangat
dianjurkan selalu dalam koridor topik: yang berhubungan dengan Ranah Minang,
Urang Awak di ranah dan rantau, Adat dan Budaya Minangkabau serta Provinsi
Sumatera Barat.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/