Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh Kalau dibilang banyak melihat pola pendidikan orang lain, Insya-Alloh kami termasuk orang tua yang beruntung, karena dapat belajar dengan melihat pola pendidikan kakak-kakak terhadap anak-anaknya ... Kalau dilihat dari aktifitas ke-Islaman (Alhamdulillah Agama kami Islam...)... Insya-Alloh kami masih ada kontribusinya (afwan...) walau hanya sedikit dan sangat sedikit...(semoga kami tidak termasuk hamba yang riya'...) Kalau dilihat dari tingkat pendidikan kami... Insya-Allah kami pernah merasakan duduk dibangku 'kuliahan' (afwan..) Tapi ketika Alloh SWT menitipkan anak kepada kami...ternyata 'kalau-kalau' tadi itu tidak ada apa-apanya terbukti kami sampai saat ini belum mampu untuk dapat menunaikan amanah itu dengan sebaik-baiknya... Kami takut Alloh SWT marah kepada kami karena kami telah dzalim dan melalaikan amanah yang Alloh SWT berikan...kalau-lah manusia yang marah mungkin kami masih bisa 'nge-les'...tapi ini Rabb semesta alam ini yang marah, apa jadinya kelak kami ini ??? Kami baru hanya bisa menangisi dan tetap menangisi setiap kami mendiskusikan pola pendidikan yang telah kami terapkan kepada anak kami. Terkadang kami terlampau berlebihan dalam bersikap terhadapnya, padahal kami tahu itu salah. Ternyata kami masih jauh dari sifat ber-keadilan. Tapi Alhamdulillah, walau begitu... kami tidak pernah memperlakukan anak kami secara kasar yang berlebihan, misalnya memukulnya dengan keras hingga habis-habisan. Tapi anak itu sesungguhnya mempunyai perasaan (Bashiroh)... Ia tahu bila kita sedang marah atau kesal. Dan ia-pun tahu jika rasa marah dan kesal itu berubah menjadi rasa benci...dan hal ini yang sering kali dapat membuat ia menjadi dendam dengan kita dan ini bahaya sekali dan ini juga yang sedang saya rasakan sebagai Abi-nya. Beda hal nya jika kita marah atau kesal namun tetap dalam kerangka sayang, maka ia pun dapat merasakan hal itu dan justru hal tsb tidak membuatnya menjadi pendendam, sebagaimana yang dilakukan oleh Ummi-nya. Saya termasuk seorang Abi yang dzalim terhadap anaknya....:( Sudahlah kerja pergi pagi (07.00 wib) pulang malam (19.an wib) tapi giliran dekat sama anak sikapnya justru tidak bagus untuk si anak...Astagfirullahal'adzim. Untuk saat ini saya tidak tahu harus berbuat apa terhadapnya, seringnya saya justru membelikan sesuatu untuknya, entah itu mainan ataupun makanan misalnya. Tapi menurut istri, justru kasih sayang seperti itu yang tidak bagus untuk perkembangan si Anak. Sekarang Ia berusia 2 tahunan, jika Alloh SWT mengizinkan, masih ada waktu untuk dapat merubah ini semua, apalagi sekarang adiknya baru berusia 40 harian, artinya kasih sayang itu jelas tidak seperti ketika belum punya adik...wallahu'alam. Kami mengharapkan taushiah atau masukan dari rekan-rekan semua. Wassalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh @ir Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com -------------------------------------------------------------------------- "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas" Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet