(saya forward dr Singgalang, kelihatanya terputus di  situs nya).

Ya  memang kita bisa berbangga dgn masa lalu   ttg kiprah niniak mamak
kita,..masalahnya sekarang apakah kita   bisa berkiprah lagi....??   Apakah
sistem perpolitik kan kita meng arah ke "bapakisme",  sehingga  tdk mengarah
kan dan menciptakananaknagari  utk mandiri,..Apakah   elite Sumbar saat
ini   berorientasi ke pusat  kekuasaan,  yg penting  bgmn berprestasi   di
depan mata   pusat.... demi harapan  suguhan    APBD   yg lebih besar,
krn  pendapatan daerah terbatas.
Lihat saja  waktu team sukses  pemilihan Presiden,...  elite  Sumbar   jadi
team sukses  walau masih menjabat sbg Kepala Daerah,    yg belakangan baru
di katakan sedang cuti.  Brp  gelar2  yg telh di suguhkan ke   seberang
sana,   termasuk gelar Honoris causa   oleh univ. di Sumbar..Pola2
kewirausahaan yg di miliki perantau Minang   kemana pergi nya ?We have to
stand up  on our own feet ,,,   berdiri diatas kaki sendiri  dan bekerja
keras   tinggal kenangan...
Antalah sanak,...
Wass, Muzirman Tanjung.-
------------------------------------------------------------------


Senin, 28 September 2009
Minang, Antara Harapan dan Kenyataan

[H. Basril Djabar]

Seminar membangun knowledge base economy yg dilaksanakan di aula Bank
Indonesia (BI) Padang 25 September lalu oleh Fakultas Ekonomi Universitas
Andalas (Unand) dan BI sangatlah menggelitik. Salah seorang narasumber Guru
Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof DR Arief Rachman, Mpd., seperti
sengaja datang untuk membangunkan orang Minang yang tidur siang. Urang awak
yang lupa dengan potensinya yang unggul, jikapun tahu, potensi itu tidak
dipergunakannya secara maksimal.
Ia bicara tentang pendidikan yang seharusnya mendorong manusia, bukan hanya
menjadi cerdas tapi yang lebih penting dari itu, menjadi manusia berakhlak
dan punya karakter yang mulia.
Arief orang dari Jawa Timur (Malang) ternyata pengagum manusia Minang sejak
dari dulu terutama tokoh-tokoh Minang di awal kemerdekaan sampai era 60-an
seperti Bung Hatta, Sjahrir, Natsir, Buya Hamka, H. Agus Salim, M.Yamin dan
banyak lagi tokoh Minang lainnya. Beliau-beliau itu, tampil dengan karakter
yang luar biasa dan menjadi suri tauladan Bangsa Indonesia sepanjang zaman.
Pada seminar itu, Arief Rachman menyampaikan kekecewaannya yang berat dan
mendalam terhadap apa yang terjadi pada orang Minang pada masa-masa terakir
ini. Menurut dia orang Minang kini sangat pragmatis dan potong kompas. Tidak
hanya itu, tapi si Minang benar-benar telah kehilangan jati dirinya. Padahal
dulu karakter mereka amat kuat dan membanggakan. Bahkan kata dia, Minang

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke