Sanak Malin Marajo yth. Saya tidak punya data yang kongkrit, lebih mengandalkan pendekatan relasi dan konteks. Hal ini juga acap digunakan para sejarawan seperti penafsiran Slamet Mulyana tentang Amoghapasa, perlakuan dua putri Melayu di Majapahit, penafsiran Kozok tentang maharajadiraja, dan banyak lagi. Satu hal yang pasti tidak ada data yang meyakinkan tentang asal mula keberadaan Raden Wijaya sejak di Singhasari, dan hal ini mengherankan, mengingat pada umumnya raja-raja Jawa sangat dikenal silsilah latar-belakangnya, malah jauh ke belakang dari era Singhasari. Raden Wijaya baru dikenal ketika telah menempati posisi di Singhasari, yaitu sebagai komandan garnizun, yang bertanggung jawab terhadap pertahanan ibukota. Dalam versi lain juga disebutkan diangkat anak oleh Kertanegara. Posisi ini adalah sangat strategis dan serta merta, tanpa diketahui rentang prestasi untuk sampai ke posisi itu. Jadi tidak diketahui atau tidak dikabarkan oleh sejarah sekurangnya sejak pasca Pamalayu hingga runtuhnya Singhasari (1275-1293). Yang selalu diberitakan biasanya adalah momen-momen kegemilangan. Ini adalah bagian terpenting yang hilang dalam sejarah nasional kita. Kedua, kudeta Jayakatwang menunjukkan suksesi kerajaan hanya beredar di kalangan bangsawan Jawa, di luar itu adalah tidak diperhitungkan. Ketika kudeta ini ditumpas, Raden Wijaya tidak meneruskan dinasti Singhasari, tetapi malah membangun dinasti baru sekaligus juga membangun titik orientasi kekuasaan baru di lokasi baru. Padahal Kutaraja Singhasari masih potensial sebagai ibukota kekuasaan. Ketiga, pemilihan Dara Petak sebagai permaisuri merupakan indikasi berikutnya, walaupun Raden Wijaya kemudiannya mengawini juga ke-4 putri Kertanegara. Ada hal yang ingin saya tanggapi dari analisis sejarah selama ini. Dikatakan bahwa pada waktu kudeta Jayakatwang sebagian besar pasukan Kertanegara berada di Melayu, dan kemudian datang terlambat dengan membawa persembahan kedua putri raja Melayu. Alasan yang umum disampaikan adalah pelayaran Melayu-Singhasari memakan waktu berbulan-bulan malah bertahun-tahun. Bila saya persandingkan dengan pelayaran tentara Mongol yang singgah di Bangka, perjalanan Bangka-Singhasari (Kediri) hanya ditempuh dalam 2 minggu dalam formasi armada besar (1000 kapal). Dari sini saya berpendapat bila kedatangan kedua putri Melayu itu adalah pada awal era Raden Wijaya telah terkuasa di Majapahit. Agar diperhitungkan juga waktu bagi Raden Wijaya mengkonsolidasikan pasukan sampai ke Madura yang butuh waktu berbulan-bulan sebelum memukul Jayakatwang dan memanfaatkan kedatangan Mongol. Ada beberapa argumentasi lain lagi, baik akan saya coba sampaikan lain waktu. Sementara demikian dulu sanak. Wassalam, -datuk endang
--- On Sat, 4/3/10, Malin Marajo <mlnmar...@gmail.com> wrote: Pak Datuk Endang yth Tertarik dg masalah Raden Wijaya dan Malayu. Bisa dijelaskan bagaimana Pak Datuk bisa menyatakan di email2 sebelumnya bahwa Bhayangkara dan Raden Wijaya adalah laskar2 Malayu juga sebenanrnya? Terutama Raden Wijaya yang konon berdarah Sunda dan Jawa, bagaimana bisa Pak Datuk mengatakan kalau dia itu sesungguhnya orang Malayu? Makasih atas penjelasannya wassalam syafroni Pada tanggal 02/04/10, Datuk Endang <datuk_end...@yahoo.com> menulis: > Sanak Kozok, Riri, Roni, Ridha dan peminat sejarah lainnya yth. > Terima kasih untuk unjukan referensi yang diberikan. Mudah-mudahan Kozok > juga sudah memperoleh data di perpustakaan, dan analisisnya tentu > diharapkan. Menurut Ridha, kiprah Adityawarman di Bali dapat dilihat pada: > > > Darta, A.A. Gde, A.A. Gde Geriya, A.A. Gde Alit Geria, (1996), Babad Arya > Tabanan dan Ratu Tabanan, Denpasar: Upada Sastra. > Casparis, J. G. de., (1992), Kerajaan Malayu dan Adityawarman, Seminar > Sejarah Malayu Kuno, Jambi, 7-8 Desember 1992. Jambi: Pemerintah Daerah > Tingkat I Jambi bekerjasama dengan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan > Kebudayaan Jambi, hlm. 235-256. > > Namun selain itu saya pernah melihat tayangan di tivi beberapa tahun yang > lalu tentang eksplorasi sejarah Adityawarman di dalam serat-serat lontar > yang masih tersimpan. > > Memang kesalahan ketik tentang tahun itu, dan sudah dibetulkan. Bila Pabali > 1343, berarti Sumpah Pemuda diucapkan 1342. Yang menarik adalah konsolidasi > kekuatan militer Majapahit sejak Tribhuwanatunggadewi (1328) yang berarti > juga masuknya Gajah Mada dalam elit penentu kebijakan Majapahit > (1342-1328=14 tahun). Bila mengandalkan resources sendiri rasanya mustahil, > apalagi dalam waktu sesingkat itu selain membangun kredibilitas juga harus > membangun kekuatan maritim berikut teknologinya. Dengan kata lain untuk > meniatkan dan mewujudkan Sumpah Palapa, Gajah Mada telah mendapatkan > sokongan dari eksternal Majapahit. > > Sementara demikian dulu. > > Wassalam, > -datuk endang -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe To unsubscribe, reply using "remove me" as the subject.