Assalamualaikum w.w. para sanak sapalanta, Sungguh menarik untuk memperhatikan bahwa masih banyak tokoh-tokoh nasional kita dewasa ini yang masih mengingat dan menghargai tokoh-tokoh nasional lainnya yang berasal dari [masa lampau] Minangkabau. Akhir-akhir ini lumayan banyak komentar yang berisi pujian terhadap Muhammad Natsir dan Ibrahim Datuk Tan Malaka. Di bawah ini pujian terhadap Sutan Sjahrir. Pertanyaan saya: mengapa makin sedikit tokoh Minang -- termasuk yang di Rantau -- yang berfikir dan berbicara pada tataran nasional, dan malah semakin asyik 'berminang-minang' belaka ? Bukankah Minangkabau itu adalah bagian dari Indonesia ? Mana tokoh Minang yang memimpin partai politik di tingkat nasional, sebagai wahana legal untuk berkiprah aktif di tingkat nasional ? Benarkah kesan bahwa kita sebagai suatu suku bangsa telah, dan sedang, mengalami penciutan wawasan ? Bisakah suku bangsa Minangkabau sekarang ini -- terutama kaum mudanya -- ikut lebih aktif menjawab tantangan zaman, bersama dengan suku-suku bangsa Indonesia lainnya ? Jika tidak bisa, apakah hambatannya yang masih harus diatasi ? Atau memang keadaan seperti sekarang ini yang 'pas' untuk peran Minangkabau masa kini ?
Wassalam, Saafroedin Bahar (L, masuk 72 th, Jakarta; Tanjuang, Soetan Madjolelo) "Basuku ka Ibu; banasab ka Bapak; basako ka Mamak". Alternate e-mail address: saaf10...@gmail.com; saafroedin.ba...@rantaunet.org Sutan Sjahrir Bebaskan Bangsa dari Feodalisme Kompas, Jumat, 6 Maret 2009 | 04:19 WIB Jakarta, Kompas - Prinsip-prinsip Sutan Sjahrir yang dijalankan dengan konsekuen dan berani masih relevan dengan kondisi di Indonesia saat ini. Salah satunya adalah tujuan supaya bangsa terbebas dari sisa-sisa feodalisme. ”Satu kemurungan kita saat ini adalah penyalahgunaan kekuasaan yang disebabkan masih adanya paham feodalisme dan membuat orang pada posisi ingin dilayani dan bukan untuk melayani. Budaya feodal itu perlu dikikis,” kata Pemimpin Umum Kompas Jakob Oetama dalam sambutannya pada Peringatan 100 Tahun Sutan Sjahrir di Balai Agung DKI Jakarta, Kamis (5/3). Masalah aktual lain yang diekspresikan Sutan Sjahrir, lanjut Jakob, adalah ekonomi pasar sosial yang mengombinasikan peran negara dan peran pasar, tetapi bertujuan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat.Gubernur DKI Fauzi Bowo juga mengatakan, Sutan Sjahrir perlu mendapat perhatian yang lebih besar dari bangsa ini. Penghargaan kepada pahlawan secara lebih proporsional juga harus dimulai. Fauzi juga mengingatkan tentang masih sedikitnya tulisan mengenai Perjanjian Linggarjati. Dalam kenangan Sabam Siagian, disebutkan bahwa perjanjian ini baru ditandatangani 25 Maret 1947 di Istana Rechten, yang sekarang Istana Negara, setelah perdebatan yang panjang. Persetujuan tersebut disebut Sjahrir sebagai langkah pertama untuk membebaskan Indonesia dari suasana sesak, ikhtiar melangkah dari kegelapan, dan mengembalikan suasana yang terang dan jernih. Sementara itu, pengajar filsafat UI, Rocky Gerung, mengatakan, lebih penting untuk memperingati ide Sutan Sjahrir yang disebutnya sebagai sugesti intelektual Sjahrir demi kemanusiaan dan keadilan sosial. Dalam peringatan yang dibuka putra Sutan Sjahrir, Kriya Arsjah Sjahrir, itu juga diluncurkan pula situs tentang Sutan Sjahrir. Hadirin juga menonton film dokumenter Sutan Sjahrir karya Des Alwi. Hadir juga dalam acara itu adalah Prabowo Subianto, Adnan Buyung Nasution, dan Todung Mulya Lubis. (INA) --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned: - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama - DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---