Hampir setiap Umat Islam yang pernah berhaji dan berumrah
pastilah sangat terpesona bahkan terkesima oleh aura Masjidil
Haram di Makkah al-Mukkaramah dan Masjid Nabawi di Madinah
al-Munawarah yang begitu indah, anggun dan berwibawa, dan tidak
sedikit yang setelah pulang ingin kembali lagi ke sana.

Saya malah sering tidak tahan melihat tayangan Masjid Nabawi di
televisi, karena memiliki berbagai kenangan yang tidak akan
terlupakan ketika kami berziarah dan melakukan arbain, sebelum
kembali ke tanah air di Masjid yang dibangun Rasulullah begitu
sampai berhijrah di kota yang dulu disebut Yastrib itu di atas
tanah yang dibeli beliau dari dua orang anak yatim.

Termasuk kenangan indah ketika kami berdua berjalan
berpengangan tangan menyusuri jalan Abi Thar Al Ghiffar di
keremangan pagi di bawah temaram sinar lampu jalanan dari
maktab kami di kawasan Doha menuju Masjid Nabawi untuk shalat
subuh berjamaah. Pulangnya mampir di Depot Pepsi Cola guna
membeli dua pot teh susu panas seharga satu riyal satu pot yang
alamaak nikmatnya, dan menyeruputnya sambil berjalan.

Dan sesekali sambil diam-diaman dengan muka ditekuk :D.


Masjid Raya Baiturrakhman Banda Aceh, secara arsitektur tidak
banyak berbeda dengan masjid-masjid lainnya di Indonesia dan
berbagai tempat di dunia. Tetapi ada pesona khusus dari Masjid
ini yang tidak sepenuhnya saya pahami, mungkin karena berbagai
peristiwa sejarah yang dilewatinya. Di samping Masjid itu dulu
ada pohon beringin. Di bawah pohon beringin itulah Jenderal
Kohler, Panglima balatentara Kolonial Belanda yang mencoba
menaklukkan Aceh untuk pertama kalinya, ditembak mati oleh para
pejuang Aceh. Dan sejarah kemudian mencatat, Perang Aceh
merupakan ekspansi militer yang paling banyak menelan jiwa dan
biaya di pihak serdadu kolonial Belanda.

Ketika terjadi bencana Tsunami tanggal 24 Desember tiga tahun
silam, Masjid itu ditakdirkan banyak menyelamatkan nyawa
orang-orang yang berada di sekitar Masjid itu yang berhasil
mencapai bangunan Masjid, sementara di halamannya penuh dengan
jenazah mereka yang tidak sampai ke sana. Tadinya saya
menyangka masjid itu bertingkat dua, dan mereka yang selamat
adalah yang berhasil naik ke tingkat dua, ternyata tidak. Hanya
lantainya memang agak tinggi, kurang lebih 2 m di atas tanah.
Saya sering shalat di Masjid yang hanya sekitar 500 m dari
tempat kosan saya, tapi sampai hari ini belum tahu kamar
kecilnya di mana :D.

Ketika saya dan rekan-rekan bertugas ke Langsa, di sepanjang
jalan di kawasan Timur Aceh yang relatif makmur itu, saya
melihat sejumlah Masjid yang megah dan indah yang baru/sedang
dibangun. Hal itu mengingatkan saya kepada hal yang sama ketika
pertama kali berkeliling di Sulawesi Selatan tahun 1987. Di
semua ibukota Kabupaten ada Masjid yang besar dan bagus.
Kecuali di Tana Toraja tentunya.

Yang agak "aneh" Masjid-Masjid yang bagus dan mewah justru
sangat jarang saya temui di Sumatera Barat yang sekitar 95%
dihuni oleh masyarakat Minang yang mempunyai filsafah "Adat
bersandi syarak, syarak bersandi Kitabullah". Apakah itu karena
sifat pragmatis atau bahkan "kalkulatif" (kalian menyebutnya
"pelit" :D) orang-orang Minang, tidak tahulah awak.

Beberapa Masjid yang agak bagus yang saya temui merupakan
Masjid wakaf. Di kota kelahiran saya Padang Panjang, di Bukit
Surungan ada Masjid yang lumayan bagus dan dilengkapi
perpustakaan yang merupakan wakaf dari keluarga Mantan Menag Dr
Tarmizi Taher. Tidak seperti di banyak Kota dan Ibukota
Kabupaten di Indonesia, di komplek Kantor Walikota dari kota
yang dijuluki "Serambi Makkah" itu, yang terletak di Silaing,
justru tidak ada Masjid atau Mushola. Pasalnya di seberang
jalan ada Masjid yang lumayan besar yang dibangun oleh
masyarakat. Idem ditto di Batusangkar, Ibukota Kabupaten Tanah
Datar yang dari hasil studi LIPPI tahun 2004, merupakan satu
dari empat Kabupaten/Kota di Indonesia yang paling berhasil
dalam pelaksanaan Otda. Sekitar 300 m dari Kantor Bupati yang
berupa rumah bagonjong yang sederhana itu, ada sebuah Masjid
yang relatif bagus tapi  tidak terlalu besar wakaf seorang
pengusaha yang saya lupa namanya. Saya pernah shalat Jumat di
sana.

Iyalah, yang penting untuk sebuah Masjid tentu bukan besar atau
kecilnya, bagus atau biasa saja. Surau di Minangkabau dulu
hanya bangunan-bangunan yang bersahaja, tetapi tidak hanya
digunakan sebagai tempat mengaji. Rapat-rapat suku juga
dilakukan di sana. Di sana pula anak-anak muda belajar
pasambahan, belajar ilmu bela diri, bahkan belajar "galir",
terkurung nak di luar, terhimpit nak di atas :D.

Kembali ke Aceh, dalam perjalanan ke Langsa, di dekat Bireun
dari kejauhan terlihat sebuah Masjid yang cukup besar, bagus
dan mewah. Eh, setelah dekat ternyata rumah tinggal yang besar
yang dibangun dengan arsitektur Masjid. Menurut Agus pengemudi
kami yang berasal dari sana, rumah itu milik seorang
kontraktor, yang tajir tentu saja. Menurut Agus, arsiteknya pun
didatangkan dari Timur Tengah.

Seperti kebanyakan orang Minang lainnya jika tidak tahu apa
yang mau diomongi, saya hanya bisa mendesis: "Antahlah yuaaang"


Wassalam, Darwin Bahar St Bandaro Kayo (64 tahun)



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
Website: http://www.rantaunet.org 
=============================================================== 
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: 
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
=============================================================== 
Berhenti (unsubscribe), kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount 
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke