Oleh Wisran Hadi
Betapa terkekeh-kekehnya kita membaca berita di halaman 1 Harian Singgalang Selasa 13 Februari 2008 dengan judul “Jam Gadang Ditutup”. Terkekeh bukan karena berita itu ditulis secara lucu dan mengandung seretan humor, tetapi terkekeh-kekeh membayangkan bagaimana arogansi dan kekonyolan cara berpikir pemegang kekuasaan di kota Bukittinggi itu. Beginilah duduk terkekeh-kekehnya kita itu. 1. Sekarang baru bulan Februari 2008. Jam Gadang itu akan ditutup (kalau jadi) nanti pada 31 Desember 2008. Peragaan penutupannya sudah dilakukan sekarang. Hal itu dilakukan Pemko Bukittinggi dan Muspida karena dikhawatirkan, plaza sekitar Jam Gadang akan penuh sesak nanti menyambut tahun baru dan dapat membahayakan keselamatan jiwa. Artinya masih 10 bulan lagi, sebuah perencanaan yang matang sudah disiapkan untuk penutupan sebuah Jam Gadang. Tetapi apakah sematang itu pula Pemko Bukittingi dan Muspidanya di bidang lainnya? Tanah longsor di sekitar panorama, sampah, kemiskinan dan lain sebagainya? 2. Jam Gadang itu akan ditutup dengan bendera Jerman pula (hitam merah kuning), sebagaimana foto yang terpampang pada Harian Singgalang tersebut. Siapa yang dapat mengatakan bahwa bendera yang akan dijadikan penutup Jam Gadang itu bendera kebesaran Minangkabau? Belum ada buku sejarah tentang Minangkabau mengakui dan menemukan bukti bahwa bendera tiga warna itu lambang kebesaran Minangkabau. Boleh-boleh sajalah misalnya beberapa oknum di jajaran Pemko Bukittinggi atau Muspidanya sangat nasionalis dan anti dengan penjajahan Belanda (Jam Gadang kan dibuat oleh Belanda), namun kenapa harus ditutupi dengan bendera Jerman pula. Perilaku seperti yang diperlihatkan Pemko Bukittingi tersebut memberikan indikasi yang jelas sekali, bahwa mereka tidak mengerti sejarah, tidak memahami warna bendera negara-negara di dunia, tidak mengerti arti sebuah monumen, tidak mengerti dengan keindahan, simbol dan lambang, tidak mengerti dengan fungsi jam (penujuk waktu). Apalagi kalau dikaitkan dengan Tahun Kunjungan Wisata, Pemko Bukittinggi dapat dikatakan telah menyabot program pariwisata dengan kebijakan yang akan dilakukannya itu. Bukankah Jam Gadang adalah landmark Kota Bukittinggi yang terkenal di seantero dunia? 3. Keputusan menutup Jam Gadang (dengan bendera apapun atau kain selimut sekalipun) yang dilakukan Pemko Bukittinggi sangat memalukan semua orang Sumatra Barat. Memalukan, karena terbukti Pemko Bukittinggi tidak mampu mengurus rakyatnya sendiri, tidak mampu mencegah dan mengarahkan masyarakatnya. Mereka hanya mampu memperlihatkan arogansi penguasa yang berpikiran picik. Di Ngarai Sianok yang terkenal dengan panoramanya itu, apakah Pemko Bukittinggi juga akan menutupnya, jika terdapat beberapa kondom berserakan di sana? Yang perlu diingat oleh para pejabat yang kini sedang duduk di kursi-kursi empuk Pemko Bukittinggi itu adalah bahwa Jam Gadang itu adalah milik masyarakat Bukittinggi. Mungkin sebelum pejabat-pejabat Pemko Bukittingi ini dilahirkan oleh ibu-ibu mereka, Jam Gadang itu sudah menjadi milik masyarakat di sana. 4. Masyarakat tradisi Minangkabau, terutama di kampung-kampung, setiap menjelang Lebaran, orang memperingatinya dengan berbagai cara. Di masjid orang beriktikaf, berzikir dan malam lebarannya takbir bersama. Sementara di lapau-lapau di sudut-sudut kampung, pada waktu yang sama anak-anak muda sampai kepada anak-anak tua menyambutnya dengan caranya sendiri pula, main domino, kartu remi, dan koa. Taruhannya pun besar-besar pula. Baru semuanya berakhir, setelah hari raya selesai. Namun, tidak seorangpun ulama, walinagari, para penghulu pernah menyepakati bahwa lapau-lapau itu harus ditutup menjelang Lebaran, dengan alasan adanya perjudian di sana. Itu dulu, ketika orang Minang begitu yakin akan kekuatan dirinya, yang salah bukanlah lapau, tapi adalah orang-orang yang mempergunakan lapau itu. Mancik nan mancilok padi, baa kok lumbuang pulo nan dibaka, angku datuk? (5. Khusus kepada Pak Djufri. Jika di sebelah rumah Bapak ada sebuah rumah yang dihuni oleh mahasiswa, lalu mereka membuat maksiat di rumah itu, apakah rumah itu akan Bapak tutup atau Bapak menerapkan sanksi hukum kepada mereka yang berbuat maksiat? Kalau di rumah kost itu ada seratus mahasiswa, ternyata yang membuat maksiat itu hanya 4 pasang, apakah Pak Djufri akan mengorbankan 92 orang lainnya dengan mengusir mereka dari rumah itu? Jika rumah itu Bapak tutup, mahasiswa yang 92 orang itu tentu akan nyeletuk; memangnya rumah kost ini, miliknya Bapak itu? Atau mereka akan mengatakan Bapak tetangga kita itu mungkin baru stres. Supaya masyarakat tidak mentertawakan kekonyolan Pemko Bukittinggi itu, berbuatlah secara wajar saja. Tidak perlu in action pula seperti pejabat-pejabat dalam film-film India. Jika di sekitar Jam Gadang itu nanti disangsikan akan penuh sesak, buatlah beberapa kegiatan lain yang lebih menarik di tempat lain. Pecah konsentrasi keramaian itu pada beberapa pusat kegiatan. Kita yakin, tidak semua masyarakat datang ke Bukittingi hanya mau berekreasi di sekitar Jam Gadang saja. Masa Pemko Bukittinggi dan Muspidanya hanya bisa melarang, menutup dan bongkar-membongkar saja, kan juga harus terampil untuk mempertahankan, memelihara dan menertibkan masyarakatnya. Satpol PP juga ada di Bukittinggi kan? Rencana penutupan Jam Gadang yang akan dilakukan oleh Pemko Bukittingi dan Muspidanya, jangan-jangan menjadi semacam perangkap politik pula untuk mambuluihan pejabat yang kini tengah mamacik . Selamat tahun baru Pak! (walau sepuluh bulan lagi, he, he). o * http://www.hariansinggalang.co.id/komentar.html No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.20.4/1277 - Release Date: 13/02/2008 20:00 --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== Website: http://www.rantaunet.org =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca dan dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet. - Tuliskan Nama, Umur dan Lokasi anda pada setiap posting. - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, DILARANG!!! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. - Anggota yg posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta maaf & menyampaikan komitmen akan mengikuti peratiran yang berlaku. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahul -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---