Meraih Haji Mabrur

Oleh DR. Amir Faishol Fath | 23 November 2007 @ 10:50 | 13/Dzulqaidah/1428 H

Haji   mabrur   adalah   dambaan  dan  cita-cita  setiap  muslim  yang
melaksanakan  haji.  Tetapi  pertanyaannya apa itu haji mabrur? Banyak
orang  menafsirkan  bahwa haji mabrur adalah haji yang ditandai dengan
kejadian-kejadian  aneh  dan luar biasa saat menjalani ibadah tersebut
di  tanah  suci.  Kejadian ini lalu direkam sebagai pengalaman ruhani,
yang paling berkesan.

Bahkan  kadang  ketika  ia  sering menangis dan terharu dalam berbagai
kesempatan  itu  juga dianggapnya sebagai tanda dari haji mabrur. Imam
Al  Ashfahani  menyebutkan  haji  mabrur  artinya  haji  yang diterima
(maqbul) (lihat mufradat alfadzil Qur an, h. 114).

Tapi apa tanda-tandanya?

Mabrur  diambil dari kata al birru (kebaikan). Dalam sebuah ayat Allah
swt  berfirman:   lantanalul birra hatta tunfiquu mimma tuhibbun. Kamu
tidak  akan  mendapatkan kebajikan sehingga kamu menginfakkan sebagian
apa yang kamu cintai . QS.3:92. Ketika digandeng dengan kata haji maka
ia  menjadi  sifat  yang  mengandung  arti bahwa haji tersebut diikuti
dengan kebajikan.

Dengan  kata  lain haji mabrur adalah haji yang mengantarkan pelakunya
menjadi  lebih  baik  dari masa sebelumnya. Al Qur an juga menggunakan
kata  al  birru  untuk  pengabdian yang terus menerus kepada orang tua
wabarraan  biwalidati.  QS.  19:32.  Orang-orang  yang selalu mentaati
Allah  swt  dan menjauhi segala yang dilarang disebut al abraar, kelak
mereka  dihari  kiamat akan ditempatkan di surga.  Innal abraara lafii
na iem .  QS.82:13.  Bila  digabung  antara  ayat  ini  dengan  hadits
Rasulullah:   Al  hajjul  mabrrur  laisa lahuu jazaa illal jannah.  HR
Bukhari,  nampak  titik temu yang saling melengkapi, bahwa haji mabrur
akan  selalui  ditandai  dengan  perubahan dalam diri pelakunya dengan
mengalirnya amal saleh yang tiada putus-putusnya. Bila setelah berhaji
seseorang  selalu  berbuat  baik,  sampai ia menghadap Allah swt, maka
jelas  ia akan tergolong kelompok al abraar dan pahala yang akan kelak
ia dapatkan adalah surga.

Beradasarkan  pembahasan  di atas bahwa untuk mencapai haji mabrur ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi:

Pertama,  niat yang ikhlas karena Allah swt, bukan karena ingin dipuji
orang  dan  berbangga-bangga  dengan  gelar  haji.  Seorang yang tidak
ikhlas dalam beramal apapun termasuk haji, Allah swt akan menolak amal
tersebut sekalipun di mata manusia ia nampak begitu agung dan mulia.

Kedua,  bekalnya  harus  halal.  Haji yang dibekali dengan harta haram
pasti  Allah  swt  tolak.  Rasulullah saw bersabda:  Sesunguhnya Allah
baik  dan  tidak  menerima  kecuali  yang  baik.  Di  akhir hadits ini
Rasulullah   menggambarkan   seorang  musafir  sedang  berdo a  tetapi
pakaiannya  dan  makanannya  haram, maka Allah tidak akan menerima doa
tersebut.   HR. Muslim. Demikian juga ibadah haji yang dibekali dengan
harta haram.

Ketiga,  Dari  niat yang ikhlas dan bekal yang halal akan lahir syarat
yang  ketiga:  istiqamah.  Istiqamah artinya komitmen yang total untuk
mentaati  Allah  swt  dan  tunduk  kepada-Nya, bukan saja selama haji,
melainkan  kapan  saja  dan  di  mana  saja ia berada. Haji tidak akan
bermakna  jika  sekembalinya  dari tanah suci, seorang tidak menyadari
identitas  kehambaanya  kepada  Allah  swt.  Tuntunan  syetan  kembali
diagungkan.  Merebut  harta haram dan kemaksiatan menjadi kebiasaannya
sehari-hari.  Bila  ini  yang  terjadi,  bisa dipastikan bahwa hajinya
tidak mabrur. Karena haji mabrur akan selalu diikuti dengan kebajikan.
Pribadi  yang  istiqamah  setelah menjalankan ibadah haji, akan selalu
tenang.   Tidak  plin-plan.  Perilakunya  jelas  tidak  berwarna-warni
seperti  bunglon.  Apa  yang Allah swt haramkan senantiasa ia hindari,
dan apa yang diwajibkan selalu ia tegakkan secara sempurna.

Allah  swt  mengajarkan  bahwa  hanya  iman  dan harta halal yang bisa
membuat seseorang selalu istiqamah mentaati-Nya. QS. 2:172, 23:51.

Istiqamah  mempertahankan  nilai-nilai  haji,  dan  menahan  diri dari
segala bentuk kemungkaran sekecil apapun.

Seseorang  yang  naik haji akan di sebut haji mabrur setelah ia nampak
bahwa  hidupnya  lebih  istiqamah  dan  kebajikannya  selalu bertambah
sampai ia menghadap Allah SWT. Wallahu a lam bishshawab.

-------------------------------------------------------------------------------
Artikel dicetak dari situs dakwatuna.com: http://www.dakwatuna.com
URL ke artikel: 
http://www.dakwatuna.com/index.php/editorial/2007/meraih-haji-mabrur/




--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
Website: http://www.rantaunet.org 
=============================================================== 
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: 
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: 
[EMAIL PROTECTED] 

Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
https://www.google.com/accounts/NewAccount
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke