Hahaha..sanak mantari..

Agama memang  menjadi sesuatu yang paling terdesentralisasikan di dunia ini. 
kalau di Indonesia desentralisasi kewenangan hingga tingkat kabupaten/kota maka 
agama harusnya terdesentralisasi hingga tingkat individu. Karena Tuhan pun 
sudah mengakui hal itu bahwa tidak ada paksaan dalam menjalankan syariah agama 
bahkan dalam mempercayaiNya sekalipun.

nah kalau sudah begini maka adat yang sejahiliyah apapun akan bisa diterima 
oleh manusia yang manapun karena toh kalau itu melanggar syariah agama itu 
adalah urusan pribadinya dengan Tuhannya....bukan urusan orang lain..bukan 
begitu Mantari ?

rasa-rasanya kita butuh ujar-ujar yang lebih mendalam dari sanak mantari ini 
supaya didapat pemahaman yang cukup untuk mencerna petuah yang "maha dahsyat" 
ini

silahkan Mantari..

Ben

Mantari Sutan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ini belum bisa disebut data.  
Validitasnya masih sangat rendah.  Apalagi bicara soal akurasi dan presisi. 
Sampel yang saya punya baru sedikit.  Mungkin baru bisa disebut fenomena.

Ini sebuah cerita tentang beberapa laki-laki kawan minang saya.  Bermula dari 
zaman kuliah dulu hingga sampai sekarang.  Beberapa besar di rantau, dan 
beberapa sampai SMA masih di ranah sumatera barat.  Mereka dibesarkan dengan 
tradisi adat minang keluarga dengan pengetahuan agama yang cukup memadai pula.  
Rata-rata mereka menghormati kedua ajaran ini.  Ketika harus memilih, agama 
akan mereka dahulukan.

Masuk ke pembahasan.  Yaitu tentang harta pusaka dan waris.  Ini belum bicara 
soal pusako tinggi,  harta kaum.  Ini lebih kepada pencaharian ayah bunda 
mereka.  Bukan menghendaki mereka meninggalkan dunia dengan segera, tapi lebih 
membahas realita.  Memang tak selamanya tuo-tuo bak upiah, kadang kan mumbang 
jatuah kalapo jatuah juga.  

Ketika saya bertanya, bagaimana nanti pembagian harta orang tua kalian.  
Jawaban yang diberikan relatif hampir sama.  Mereka menginginkan semua harta 
dibagi menurut sistem islam.  Lalu, menyelaraskan dengan sistem adat.  Kami 
sudah meyepakati, harta warisan akan kami hibahkan kepada saudara perempuan 
kami.  Rumah akan menjadi milik uni A, lalu tanah di subarang mungkin menjadi 
milik adiak B.  Dan seterusnya.  Begitu kata mereka, rata-rata.

Barisan kawan-kawan saya penganut sistem ini menjadi bertambah.  Kemaren di 
Jogja, kami bertemu bercerita di hotel tempat saya menginap.  Kurang lebih ia 
dan keluarga akan menganut sistem ini.  Tapi  ada sebuah permasalahan mendasar, 
yang saya tanyakan.  Soal zaman yang sudah berubah.  Ini bukan masa, sumando 
datang dengan buntalan kain.  Lalu punya tanah garapan.  Ini zaman sudah 
kompleks.  Pergeseran kehidupan dan sistem pekerjaan sedang berlangsung.  Satu 
kata saja, materi akan menjadi penting, walaupun tetap bukan segalanya.  
Pertanyaannya, apakah para kawan-kawan laki-laki saya ini menjadi ikhlas.  
Ataukah ini sebuah keterpaksaan hati demi mengikuti pakem-pakem lama?? 
Entahlah..

Bukan juga soal pemenuhan aspek syariat.  Mohon maaf, kalau cuma aspek syariat. 
 Boss saya yang orang Lebanon sering bermain seks dengan para penjaja cinta.  
Ia meyakinkan kepada saya bahwa ia tidak melanggar aturan, toh sebelumnya ia 
berijab qabul dulu.  Dan para penjaja cinta tersebut adalah janda. Katanya 
pula, janda berhak menjadi wali untuk dirinya sendiri.  Lalu mereka pun 
bercerai selepas  hajat tersalurkan.  Katanya lagi, ini memang masih debatable, 
 tapi kita boleh memulai rujukan mahzab yang hendak diikuti.  Sekali lagi, ini 
menurut pendapat boss saya.  Saya tidak dalam posisi menilai syariat boss saya 
ini.  Walaupun bagi saya, esensi spiritualitas adalah apa yang terdapat dalam 
qalbu kita.

Salam




       
---------------------------------
Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
 Play Sims Stories at Yahoo! Games. 
  
 


       
---------------------------------
Pinpoint customers who are looking for what you sell. 
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===============================================================
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==========================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke