Kelok jalan lai bapangka Kelok lidah sumbarang jadi (sebuah bait lagu Basimpang Jalan, ciptaan Nuskan Syarif)
Begitu mantapnya Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakri berpekik, seakan-akan sangat perduli kepada rakyat, yang kemudian dipertegas oleh sang sekjen bahwa harga BBM bersubsudi tidak perlu naik besok (1 April), sehingga banyak yang berdecak, hebat juga Golkar, berani berseberangan dengan Demokrat. Eh, ternyata pernyataan gagah itu hanya merupakan kata-kata bersayap dan akal-akalan belaka. Di sidang paripurna DPR tadi malam keduanya ternyata segendang sepenarian; kompak dalam mengusung opsi yang menghina akal sehat: menjadikan dua hal yang bertentangan--yang satu dengan tegas melarang tanpa syarat, yang satu membolehkan dengan syarat--dalam satu paket. Bagi Demokrat 'opsi sesat pikir' itu merupakan satu-satunya opsi tersisa agar Pak SBY yang sebelumnya begitu tegas-gas hendak menaikkan harga BBM bersubsidi per 1 April, setelah cukup lama "berpoco-poco" dalam mengambil langkah untuk memangkas subsidi energy yang semakin membengkak dari hari ke hari, tetapi boleh-jadi rupanya --maaf--'mencuru" juga menyaksikan penolakan yang begitu masif dan luas dari buruh, mahasiswa dan berbagai komponen masyarakat lainnya sehingga terpaksa mundur teratur-- tidak kehilangan muka Rasanya orang tidak perlu cerdas-cerdas amat, asal punya akal sehat, untuk sependapat dengan Pak JK, bahwa kenaikan harga BBM bersubsidi merupakan keniscayaan untuk mengamankan APBN 2012. Akan tetapi persoalan yang begitu sederhana seperti 2+2=4, menjadi 2+2=5, alias runyam, karena tadinya subsidi energy yang akan dihemat itu, sebagian besar, alamaak, akan digunakan untuk program BLT bagi rakyat miskin yang terkena dampak kenaikan harga BBM bersubsisi, program akal-akalan yang efektivitas diragukan banyak pihak itu guna mendongkrak citra Pak SBY dan partainya yang belakang ini merosot tajam. Pertanyaan lalu, kenaikan BBM bersubsidi untuk mengamankan APBN atau mengamankan "citra"? Setelah 'dikuliti' rame-rame, anggaran untuk BLT dikurangi, dan sebagian dialokasian untuk pembangunan infrastruktur desa, yang memang bermanfaat apa bila dilaksanakan dengan perencanaan yang baik dan transparan. Akhirnya BBM bersubsidi--untuk sementara--memang tidak jadi naik tanggal 1 April, tetapi berbagai kerusakan sudah terjadi, dan rakyat kecil--yang namanya selalu disebut-sebut dan dimuliakan untuk pemanis kata--sudah mulai tercekik karena kenaikan berbagai harg kebutuhan sehari-hari yang sudah naik duluan, yang hampir diapastikan tidak akan turun kembali ke tingkat semula. BBM bersubsibsidi naik saja belum tentu pelayanan kepada rakyat akan meningkat secara berarti. Apalagi tidak. Apa hendak dikata, kuat tidak kuat, sabar tidak sabar, harus sabar sampai tahun 2014. Asal tidak salah pilih lagi, asal tidak terprosok lagi di lubang yang sama. Tapi siapa pula lah awak ini Wassalam, HDB St Bandaro Kayo (L, 69-), asal Padangpanjang, tinggal di Depok -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/