Ondeh, tingginyo angko TBC di Kamupang Awak. Baa ko Angku Dr. Suheimi? Pasti arek juo hubuangannyo jo tukang-tukang marokok nan bukan sajo marusak badannyo sandiri tapi marusak paru-paru urang lain kuliliangnyo.
Ambo kutipkan barito Padang Ekspres ko tanpa izin sakadar untuak dibaco di Lapau. 7.514 Orang di Sumbar Menderita TBC Sabtu, 31 Januari 2009 Active ImagePadang, Padek-- Kasus tuberkulosis pada anak di Sumbar dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2004 Dinas Kesehatan Sumbar menemukan 317 kasus TBC dan meningkat menjadi 359 kasus pada tahun 2007. Data tersebut mengacu kepada jumlah pasien yang berobat ke puskesmas,... ... rumah sakit dan praktik dokter. Namun insiden TBC berdasarkan survei prevalensi diperkirakan kasus BTA positif TBC baru di Sumbar mencapai 7.514 orang atau 160 orang tiap 100 ribu orang penduduk. Jumlah tersebut belum ditemukan secara keseluruhan karena sampai triwulan ketiga tahun 2008 suspek yang diperiksa baru mencapai 25.415 orang dengan BTA positif berjumlah 33,5 persen. Active Image "Artinya baru 33,5 persen kasus TBC yang ditemukan dari perkiraan 7.514 orang. Penemuan kasus dan pengobatan TBC selama ini masih bertumpu pada puskesmas (67 persen) dan BP4 Lubuk Alung (24 persen). Kita berharap peran rumah sakit bisa lebih maksimal," terang Kepala Sub Dinas Bina Pengamatan, Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2P dan PL) Dinas Kesehatan Sumbar Denawati kepada koran ini, kemarin. Menurutnya jika peran rumah sakit bisa ditingkatkan menjadi 30 persen saja, praktik rumah sakit swasta 20 persen maka pencapaian target program (CDR 70 persen) bisa tercapai. Saat ini CDR atau jumlah TB paru BTA (+) per 100 ribu penduduk yang ditemukan baru mencapai 37,3 persen. Daerah yang berhasil mencapai angka CDR tertinggi di antaranya Kabupaten Padangpariaman, Pasaman Barat dan Kota Pariaman. Untuk mengurangi jumlah penderita TB di Sumbar, Dinkes berupaya memantapkan program dan jejaring terapi pengobatan langsung jangka pendek dengan pengawasan atau DOTS di semua UPK baik RS, BP4, Puskesmas, Lapas, tempat kerja dan lainnya. Selain itu, mendorong peran serta masyarakat dalam penemuan penderita dan pengawas minum obat (PMO). Tahun 2008 Dinkes sudah melatih 40 orang PMO yakni masing-masing 10 orang dari Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padang. Tahun ini rencananya 100 orang PMO akan dilatih lagi. Selama ini, penderita TBS tidak kunjung sembuh karena tidak mau minum obat secara teratur. "Nah peran PMO untuk mendorong penderita agar mau minum obat secara teratur," terang Denawati. Dinkes Sumbar juga melakukan pembenahan di bidang sumber daya manusia dan sarana prasarana. Untuk program DOTS misalnya tahun 2008 sudah bisa diales di 260 UPK dari 270 UPK atau 96,3 persen. Sementara dari aspek sumber daya manusia, 90,2 persen dokter, 67,4 persen paramedis dan analis sudah terlatih dalam menangani TB. (geb) --- In rantau...@yahoogroups.com, suheimi ksuheimi <ksuhe...@...> wrote: > > Sanak Muljadi yth > Sebagian Gynacologist mamakai duo lampih latex, wakatu mamareso > pasiennyo. Untuk mencegah keterpaparan akibat bermacam-macam penyakit, terutama virus yg banyak menghinggapi pasien > Para Gynaecoloog ini beresiko tertular . Sebetulnya satu lapis saja cukup, tapi ada yg khawatir akan kebocorannya, lebih -lebih waktu melakukan operasi yg lama > > Salam > > K Suheimi > > > --- Pada Jum, 30/1/09, Muljadi Ali Basjah <mulj...@...> menulis: > > Dari: Muljadi Ali Basjah <mulj...@...> > Topik: Re: Bls: [...@ntau-net] Re: Tukang semir sepatu itu merokok > Kepada: RantauNet@googlegroups.com > Tanggal: Jumat, 30 Januari, 2009, 3:22 PM > > Ass.Wr.Wb Bapak Prof. dr. H. K. Suheimi, jo ummaik RN di Palanta! > > --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned: - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama - DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---